공유

bab 14

작가: Lotus putih
last update 최신 업데이트: 2024-11-15 14:05:08

Waktu berlalu begitu cepat…

Kata-kata itu membuat Mei Yan semakin curiga. Apakah informasi yang diberikan Xu Li memiliki kaitan dengan keselamatan Zhao? Ia ingin bertanya lebih jauh, namun Xu Li berbalik dan menatapnya tajam. "Kau tahu, Mei Yan, bukan hanya para prajurit yang berperang di medan tempur. Kadang, orang-orang di belakang layar juga memainkan peran penting. Itu saja yang perlu kau ketahui."

Merasa tak mendapatkan jawaban yang memuaskan, Mei Yan memutuskan untuk tidak memaksa. Ia mengucapkan terima kasih kepada Xu Li dan berpamitan. Namun, perasaannya saat meninggalkan rumah itu semakin tak menentu. Mungkinkah Xu Li memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap keberangkatan Zhao daripada yang ia bayangkan?

Beberapa hari kemudian, Zhao kembali ke rumah lebih awal dari biasanya. Kali ini, ia tampak lebih tenang dan tidak terburu-buru seperti biasanya. Setelah makan malam, mereka duduk di ruang tengah, dan Mei Yan merasa ini adalah saat yang tepat
잠긴 챕터
GoodNovel에서 계속 읽으려면
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

관련 챕터

  • MENAWAR TAKDIR    bab 15

    Dengan restu dari keluarga Zhao, Mey Yan segera mempersiapkan perjalanannya. Ia tidak tahu apa yang akan ia temukan di kamp militer, atau bagaimana Zhao XiJin akan menyambutnya. Tapi satu hal yang ia tahu, ia akan berada di sisinya. Meskipun Zhao XiJin mungkin tidak mengharapkan kehadirannya, Mey Yan telah memutuskan bahwa inilah saatnya ia berjuang untuk suaminya, sebagaimana suaminya berjuang di medan perang.Perjalanan ke kamp militer bukanlah perjalanan yang mudah. Mey Yan harus melewati jalan-jalan berbatu dan medan yang sulit. Namun, di sepanjang perjalanan, ia merasa hatinya semakin kuat. Ia tidak lagi hanya istri yang diam di rumah, melainkan seorang wanita yang siap menghadapi segala kemungkinan demi orang yang ia sayangi.Ketika ia tiba di kamp, suasana yang muram menyambutnya. Pasukan yang lelah dan luka-luka terlihat di mana-mana. Mey Yan segera menuju tenda perawatan di mana Zhao XiJin dirawat. Saat ia memasuki tenda, ia melihat Zhao XiJin sedang berbaring dengan mata ter

    최신 업데이트 : 2024-11-15
  • MENAWAR TAKDIR    bab 16

    Suatu sore, saat Zhao XiJin merasa cukup kuat untuk duduk di kursi di luar tenda, ia meminta Mey Yan menemaninya. Angin sejuk berhembus, membawa aroma khas hutan dan tanah. Mereka duduk berdua dalam diam, menikmati ketenangan yang jarang mereka rasakan di tengah kekacauan.“Bagaimana perasaanmu?” tanya Mey Yan sambil menatap ke arah pepohonan yang bergerak lembut tertiup angin.“Lebih baik,” jawab Zhao XiJin singkat. “Tapi, aku belum bisa kembali bertugas sepenuhnya.”Mey Yan menoleh padanya, matanya lembut namun tegas. “Tidak apa-apa. Yang terpenting, kau pulih dengan baik.”Zhao XiJin mengangguk. "Kau tahu, aku belum pernah melihatmu seperti ini sebelumnya," ujarnya tiba-tiba. "Aku kira kau tidak akan bisa menahan diri dalam situasi seperti ini."Mey Yan tersenyum tipis. “Mungkin karena kau tidak pernah benar-benar melihatku, XiJin.” Ia mengucapkan kata-kata itu dengan nada ringan, tetapi dalam hatinya ada rasa perih yang terselip. Selama ini, ia tahu dirinya seperti bayangan dalam

    최신 업데이트 : 2024-11-15
  • MENAWAR TAKDIR    bab 17

    Kata-kata itu membuat hati Mey Yan bergetar. Ia tidak pernah membayangkan Zhao XiJin akan berbicara seperti itu tentang dirinya. Ia selalu merasa bahwa kehadirannya tidak begitu berarti bagi suaminya, namun kini ia menyadari bahwa mungkin ia telah meremehkan betapa pentingnya dirinya dalam hidup Zhao XiJin.Minggu-minggu berlalu, dan akhirnya, setelah hampir setahun menunggu, kabar datang bahwa pasukan Zhao XiJin akan segera kembali. Mereka telah memenangkan pertempuran terakhir dan sekarang dalam perjalanan pulang. Mey Yan merasa hatinya berdegup kencang ketika mendengar kabar itu. Ia bergegas mempersiapkan segala sesuatunya untuk menyambut suaminya.Hari itu tiba dengan penuh harapan. Di bawah langit cerah, barisan prajurit yang lelah namun penuh kemenangan berjalan memasuki gerbang kamp. Mey Yan berdiri di tepi kerumunan, matanya terus mencari sosok yang ia rindukan. Detik-detik terasa begitu lambat saat ia memindai wajah-wajah yang berlalu.Dan akhirnya, ia melihatnya—Zhao XiJin,

    최신 업데이트 : 2024-11-30
  • MENAWAR TAKDIR    bab 18

    Surat itu berasal dari kamp militer tempat Zhao berada. Isinya singkat, namun penuh arti. Mereka memberitahu bahwa Zhao telah berhasil menyelesaikan tugasnya, tetapi ia mengalami cedera dan masih berada di bawah perawatan. Meskipun luka-lukanya tidak mengancam nyawa, pihak militer menyarankan agar ia tetap berada di kamp untuk pemulihan hingga beberapa bulan ke depan.Mey Yan merasa lega, namun juga sedih. Ada harapan baru dalam dirinya, namun ia juga tahu bahwa perjuangan mereka belum berakhir. Zhao mungkin tidak dalam bahaya lagi, tapi jalan untuk kembali bersama masih panjang. Dan di saat seperti ini, hanya kesabaran yang bisa menjadi teman sejatinya.Ia menulis balasan untuk Zhao, berusaha menyampaikan semua perasaan yang tertahan selama ini. Ia ingin Zhao tahu bahwa meski jarak memisahkan mereka, hatinya akan selalu menunggu."Aku akan tetap menunggumu, sampai kapan pun," tulisnya di akhir surat.Malam itu, untuk pertama kalinya sejak Zhao pergi, Mey Yan bisa tidur dengan sedikit

    최신 업데이트 : 2024-11-30
  • MENAWAR TAKDIR    bab 19

    Di siang hari, Mey Yan membantu ibunya di kebun. Mereka menanam sayuran dan merawat bunga, sambil sesekali bercanda untuk menghilangkan rasa sepi. Namun, di dalam hati, Mey Yan selalu menunggu dengan harapan bahwa suatu saat, Zhao akan kembali ke pelukannya.Suatu hari, saat sedang memetik sayuran, Mey Yan mendengar suara gaduh di luar desa. Ia menghentikan aktivitasnya dan melangkah ke arah suara tersebut. Ketika tiba di tepi desa, ia melihat sekelompok prajurit memasuki desa dengan wajah tegang. Di antara mereka, Mey Yan mengenali salah satu wajah yang tampak familiar—itu Rina, teman Zhao dari kamp."Mey Yan!" seru Rina ketika melihatnya. "Kami mencari tahu tentang Zhao."Perasaan cemas menghimpit dada Mey Yan. "Ada apa? Apa yang terjadi padanya?" tanyanya dengan suara bergetar."Zhao mengalami insiden di kamp. Dia terluka parah dan harus dibawa kembali ke sini untuk dirawat," Rina menjelaskan, napasnya terengah-engah. "Kami butuh bantuanmu. Dia sangat ingin melihatmu."Dunia Mey Ya

    최신 업데이트 : 2024-12-10
  • MENAWAR TAKDIR    bab 20

    Hari-hari setelah kepergian Zhao, Mey Yan mencoba menyesuaikan diri dengan kehidupan yang tenang di desa. Setiap pagi, ia bangun lebih awal, menyiapkan peralatan berkebun, dan pergi membantu ibunya di ladang, persis seperti saat ia pertama kali menunggu Zhao kembali. Bunga-bunga yang ia tanam mulai mekar, seakan menjadi tanda kehadiran Zhao di hatinya—harapan yang tak pernah padam.Namun, seiring berjalannya waktu, rasa rindu semakin dalam. Mey Yan sering kali menatap ke arah jalan desa, berharap Zhao akan muncul di kejauhan, membawa senyum dan harapan baru seperti yang ia janjikan. Namun, setiap malam, ketika hanya ada kesunyian yang menemani, ia harus berjuang untuk tetap tegar, mengingat kata-kata dan janji Zhao sebelum pergi.Suatu hari, ketika ia sedang beristirahat di tepi ladang bersama ibunya, seorang kurir dari istana tiba. Pria itu membawa pesan dari kamp militer. Mey Yan menahan napas, tangan gemetar saat menerima gulungan pesan. Pesan itu mengabarkan bahwa Zhao sedang bera

    최신 업데이트 : 2024-12-18
  • MENAWAR TAKDIR    bab 21

    Seiring waktu, desas-desus mengenai Duke Zhao dan seorang wanita bangsawan lain dari keluarga tetangga menyebar di kalangan desa. Orang-orang mulai membicarakan bagaimana wanita itu tampak sering datang ke kamp militer, membawa hadiah dan makanan bagi para prajurit, terutama untuk Duke Zhao.Mey Yan mendengar kabar ini pertama kali dari seorang pelayan yang tidak sengaja menyebutkan nama wanita itu, Lady Lin, saat membantu Mey Yan di taman. Meski ragu untuk mempercayainya, Mey Yan merasakan gejolak dalam hatinya. Bayangan Duke Zhao bersama wanita lain menimbulkan rasa gelisah yang sulit ia kendalikan.Di malam hari, Mey Yan menulis surat untuk Duke Zhao. Namun, alih-alih menanyakan kebenaran rumor, ia menumpahkan kerinduan dan kecemasannya tanpa menyinggung hal tersebut, berharap Zhao akan menjelaskan jika ada sesuatu yang perlu ia ketahui.Beberapa minggu kemudian, surat balasan datang dari Zhao. Namun, surat itu singkat dan datar, hanya membahas kondisi di kamp tanpa sedikit pun men

    최신 업데이트 : 2024-12-18
  • MENAWAR TAKDIR    bab 22

    Duke Zhao berdiri diam di hadapan Mey Yan, masih mencoba meresapi kata-kata istrinya. Keheningan yang menyelimuti mereka kini terasa berbeda, dipenuhi ketegangan yang menggantung di udara.Mey Yan mengusap wajahnya, mengambil napas dalam-dalam untuk menenangkan diri. Ia menatap ke arah Zhao, tatapannya menunjukkan kejujuran dan keberanian yang selama ini mungkin tak pernah diperlihatkannya di hadapan suaminya. "Aku tidak tahu seberapa berat beban yang kau tanggung, Zhao," suaranya terdengar lembut namun tegas. "Tapi aku ingin menjadi seseorang yang bisa kau percaya, seseorang yang bisa kau ajak berbagi."Zhao memejamkan mata sejenak, seolah berjuang dengan dirinya sendiri. "Ini bukan hanya tentang kepercayaan, Mey Yan. Aku telah terbiasa memikul tanggung jawab ini sendirian, menjaga martabat dan posisiku sebagai pemimpin di depan para prajurit."Mey Yan menghela napas, mencoba memahami. "Aku mengerti, tetapi sebagai istrimu, aku juga memiliki peran dalam hidupmu. Aku tidak ingin menja

    최신 업데이트 : 2024-12-19

최신 챕터

  • MENAWAR TAKDIR    bab 44

    Mey Yan menghela napas panjang. Malam yang seharusnya memberi ketenangan justru menjadi saksi atas perasaannya yang bergejolak. Kata-kata Zhao terdengar tulus, tapi bayangan Lady Lin masih terukir jelas dalam benaknya. Apakah benar tidak ada yang terjadi di antara mereka? Ataukah ia hanya terlalu takut menerima kenyataan?Zhao menggenggam tangannya lebih erat, seolah tak ingin kehilangan kesempatan untuk meyakinkannya. “Aku tahu sulit bagimu untuk mempercayaiku sekarang, tapi aku ingin kamu melihat hatiku, Nyonya. Aku tidak akan pernah melukai perasaanmu dengan sengaja.”Mey Yan menatapnya, mencari sesuatu dalam sorot mata Zhao—kejujuran, ketulusan, atau mungkin hanya jawaban yang bisa menenangkan pikirannya. Namun, pikirannya tetap dipenuhi pertanyaan yang tak kunjung menemukan kepastian.“Aku ingin percaya, Tuan,” katanya lirih, suaranya nyaris tenggelam oleh hembusan angin malam. “Tapi hatiku masih takut.”Zhao terdiam, lalu mengangguk pelan. “Aku tidak akan memaksamu untuk memperc

  • MENAWAR TAKDIR    bab 43

    Setelah beberapa hari di ibu kota, Mey Yan mulai merasakan betapa beratnya beban yang harus ia pikul. Setiap langkah yang diambilnya terasa lebih berat dari sebelumnya, seperti ada banyak mata yang mengawasi, menilai, dan mungkin saja menunggunya untuk gagal. Istana yang dulu terasa begitu nyaman kini menjadi penjara bagi hatinya. Rasa cemas yang menggerogoti dirinya terus mengganggu, terutama setelah ia mendapatkan kabar bahwa ada kelompok yang berusaha menggulingkan kekuasaan kerajaan. Hal itu membuat situasi semakin tidak menentu, dan Mey Yan merasa seperti berada di tengah badai yang tak bisa ia hindari.Malam itu, setelah berhari-hari sibuk dengan berbagai urusan kerajaan, Mey Yan memutuskan untuk berjalan di sekitar taman istana. Angin malam yang sejuk berhembus, membawa aroma bunga-bunga yang masih mekar, namun tidak mampu mengusir kegelisahan yang menggelayuti pikirannya. Setiap bayangan di sekitar taman seolah menjadi sesuatu yang asing dan menakutkan. Tiba-tiba, langkahnya t

  • MENAWAR TAKDIR    bab 42

    Zhao masih memeluk Mey Yan dengan erat, seolah ingin menyatukan dua jiwa yang terpisah oleh jarak dan waktu. Mey Yan bisa merasakan detak jantungnya yang semakin cepat, begitu jelas di telinganya. Ada sesuatu dalam pelukan itu yang membuat hatinya sedikit lebih tenang, namun keraguan yang masih mengendap tak bisa diabaikan begitu saja.“Mey Yan…” suara Zhao terdengar lagi, lebih lembut, namun ada penekanan dalam kata-katanya. “Aku tahu, ini tidak mudah. Aku tahu aku telah membuatmu merasa sepi dan terabaikan, dan itu adalah salahku. Tapi percayalah, tidak ada satu pun hal yang lebih penting bagiku selain dirimu.”Mey Yan menatap ke lantai, matanya mulai buram oleh air mata yang menunggu untuk jatuh. Ia ingin percaya, ia ingin sekali mempercayai kata-kata itu. Tapi hatinya terlalu rapuh untuk itu. Rasa takut yang tiba-tiba datang, keraguan yang begitu dalam, semua itu seakan-akan meruntuhkan segala usaha yang telah dilakukan Zhao untuk meyakinkannya.“Dan Lady Lin, Tuan?” Suaranya hamp

  • MENAWAR TAKDIR    bab 41

    Zhao berdiri di depan Mey Yan, memandangnya dengan tatapan penuh makna. Meski ia mencoba mengendalikan diri, ada perasaan cemas yang terpendam dalam hatinya. Ia tahu betapa berat perasaan Mey Yan saat ini, betapa banyak yang harus ia hadapi dan jelaskan. Namun, kata-kata tak selalu cukup untuk menyembuhkan luka yang ada.Mey Yan menunduk, matanya menyentuh tanah seakan mencoba menghindari tatapan Zhao. Beberapa saat yang lalu, saat pertama kali datang ke kamp, semuanya terasa jauh lebih sederhana. Perasaan yang ia miliki untuk Zhao begitu kuat, bahkan sebelum mereka menikah, tapi kenyataan ini terasa berbeda. Begitu banyak yang mengganggu pikirannya, termasuk kehadiran Lady Lin yang sering datang membawa hadiah dan makanan untuk para prajurit. Hatinya terasa tercabik-cabik, tak tahu apa yang harus ia percayai lagi.Zhao menghela napas panjang, mendekat sedikit, dan meraih tangan Mey Yan yang terkulai di sampingnya. “Aku tahu kau terluka, Mey Yan. Aku juga merasakannya. Tapi kita harus

  • MENAWAR TAKDIR    bab 40

    Mey Yan berdiri di balik pepohonan, tangannya mengepal erat di sisi tubuhnya. Jantungnya berdebar kencang, tapi bukan karena perjalanan panjang yang baru saja ia tempuh. Apa yang dilihatnya kini—Zhao dan Lady Lin berdiri berdekatan, berbincang dalam suasana yang tampak akrab—membuat dadanya terasa sesak.Lady Lin tersenyum lembut, tatapannya tertuju pada Zhao dengan cara yang membuat hati Mey Yan bergejolak. Ia tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan, tetapi cukup melihat gerak-gerik keduanya untuk merasakan sesuatu yang asing di dalam hatinya.Ragu, Mey Yan menggigit bibir bawahnya. Apakah ia harus maju dan memanggil Zhao? Atau haruskah ia tetap di tempatnya dan menunggu hingga mereka berpisah?Liang Hui yang berdiri di sampingnya tampak gelisah. “Nyonya…” bisiknya pelan, seolah ikut merasakan kebimbangan yang sama.Mey Yan menghela napas panjang. Ia tidak ingin berpikiran buruk, tetapi bagaimana mungkin ia bisa mengabaikan apa yang ada di depan matanya?Namun, sebelum ia semp

  • MENAWAR TAKDIR    bab 39

    Malam itu, Mey Yan duduk di beranda dengan segelas teh yang sudah mulai dingin di tangannya. Angin berembus pelan, membawa aroma bunga dari taman belakang. Biasanya, suasana seperti ini akan membuatnya tenang, tapi kali ini pikirannya terlalu penuh.Sejak mendengar tentang kedatangan Lady Lin yang semakin sering ke kamp militer, ia tidak bisa berhenti berpikir. Apakah benar semua ini hanya kebetulan? Atau ada sesuatu yang lebih dalam yang belum ia pahami?Liang Hui sudah kembali ke kamarnya setelah melaporkan hasil penyelidikan awalnya. Masih banyak yang belum jelas, tapi satu hal yang pasti—Lady Lin bukan sekadar wanita bangsawan yang gemar memberikan hadiah kepada para prajurit. Ia memiliki tujuan lain.Mey Yan menghela napas panjang. Ia mengangkat pandangannya ke langit yang gelap. Di kejauhan, bintang-bintang bertaburan, berkelap-kelip seperti harapan yang masih menggantung.“Tuan… apa kau baik-baik saja di sana?” gumamnya pelan.Ia merindukan Zhao. Sudah berbulan-bulan mereka ber

  • MENAWAR TAKDIR    bab 38

    Malam semakin larut, tetapi Nyonya Mey Yan masih terjaga di ruang kerjanya. Surat yang baru saja ia baca masih tergenggam erat di tangannya. Jika ia benar-benar pergi ke kuil tua di luar kota, ia harus memastikan segalanya dipersiapkan dengan matang.Ia tidak bisa membawa banyak orang, apalagi membuat pergerakannya terlalu mencolok. Jika ini jebakan, maka ia harus bisa keluar dari sana dengan selamat. Namun, jika ini adalah kesempatan untuk mengetahui siapa pengkhianat di dalam istana, maka ia tidak boleh menyia-nyiakannya.Mey Yan menatap ke luar jendela, menimbang berbagai kemungkinan.Liang Hui masuk ke dalam ruangan setelah mengetuk pintu dengan sopan. “Nyonya, apa yang ingin Anda lakukan?”Mey Yan menyerahkan surat itu kepadanya. Liang Hui membacanya dengan seksama, lalu mengerutkan kening.“Ini terlalu berisiko,” katanya tegas. “Tidak ada jaminan bahwa ini bukan jebakan.”“Aku tahu,” Mey Yan mengakui. “Tapi jika kita tidak bergerak sekarang, kita bisa kehilangan jejak pengkhiana

  • MENAWAR TAKDIR    bab 37

    Malam semakin larut, tetapi pikiran Nyonya Mey Yan tak kunjung tenang. Setelah pertemuan dengan Li Shen, semuanya terasa semakin berat. Konspirasi yang mereka ketahui bukan hanya mengkhawatirkan, tetapi juga membuktikan bahwa bahaya bisa datang dari berbagai arah.Pagi itu, Tuan Zhao bersiap kembali ke markas militer. Ia ingin memastikan semua persiapan matang jika sewaktu-waktu mereka harus bergerak cepat. Nyonya Mey Yan, meskipun khawatir, tidak berusaha menghalanginya. Ia tahu tanggung jawab Tuan Zhao jauh lebih besar dari sekadar berada di sisinya."Berhati-hatilah," ucap Nyonya Mey Yan lirih saat membantu membetulkan kerah jubah suaminya. Jemarinya sedikit gemetar, seolah takut ini adalah pertemuan terakhir mereka.Tuan Zhao menatapnya dalam, lalu menggenggam tangannya. “Aku akan baik-baik saja. Kau juga, jangan bertindak gegabah. Jika ada sesuatu yang mencurigakan, segera beri tahu aku.”Nyonya Mey Yan mengangguk. Namun, hatinya dipenuhi kecemasan. Saat melihat sosok suaminya pe

  • MENAWAR TAKDIR    bab 36

    Malam semakin larut, tetapi pikiran Mey Yan terus berkecamuk. Setelah pertemuan mereka dengan Li Shen, semua yang terjadi terasa semakin berat. Informasi tentang konspirasi besar itu tidak hanya mengkhawatirkan, tetapi juga membuka mata mereka akan bahaya yang mengintai dari segala arah.Pagi itu, Zhao memutuskan untuk berangkat lebih dulu ke markas militer. Ia ingin memastikan semua persiapan sudah matang jika mereka harus bergerak cepat. Mey Yan tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya, tetapi ia tahu bahwa tanggung jawab Zhao jauh lebih besar daripada sekadar menjaga dirinya.“Berhati-hatilah,” ujar Mey Yan saat Zhao mengenakan jubahnya. Tangannya sedikit gemetar ketika membetulkan kerah Zhao, seolah takut ini adalah pertemuan terakhir mereka.Zhao tersenyum tipis, menggenggam tangan istrinya. “Aku akan baik-baik saja. Kau juga, jangan mengambil risiko terlalu besar. Jika ada sesuatu yang mencurigakan, beri tahu aku.”Mey Yan mengangguk, tetapi hatinya dipenuhi rasa cemas. Ketika

앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status