Beranda / Pernikahan / MENANTU PILIHAN (TAMAT) / BAB 21: (POV RAIHAN) PULANG KE SURABAYA

Share

BAB 21: (POV RAIHAN) PULANG KE SURABAYA

Penulis: Andri Lestari
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-16 01:14:54

(POV RAIHAN)

"Istri Pak Raihan?" Omar membelalakkan mata tak percaya.

Aduh, asli gawat!

Seharusnya aku tidak keceplosan sehingga membongkar semua. Lalu, tidak ada angin tidak ada hujan, kenapa pula Omar ingin melamar Aira?

"Iya. Dia istriku."

"Tapi, bapak bilang sepupu. Trus bapak sama Mbak Safia?"

"Aku dan Aira dijodohkan. Kami ngga saling cinta."

"Astaghfirullah, Pak. Kasian Aira, eh Mbak Aira ... duh, Buk Aira kalau bapak bersikap begitu. Cinta itu akan tumbuh dengan sendirinya. Ikhlas, terima dan jangan tutup mata serta hati untuk orang yang ada di samping kita."

"Kamu nikah aja belum, sok nasehatin," ucapku sambil tertawa. Masih tak habis pikir kenapa Omar bisa tertarik dengan Aira. Sementara dia bertemu hanya beberapa kali saja.

"Serius, Pak. Apalagi bapak bilang Buk Aira itu sepupu bapak, hatinya pasti sedih dan sakit. Saran saya, Pak. Sebelum bapak memperlakukan istri bapak begitu, coba posisi ditukar. Buk Aira berada di posisi bapak dan bapak berada di posisi Buk Aira, apa ya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • MENANTU PILIHAN (TAMAT)    BAB 22: (POV RAIHAN) MENGGODA AIRA

    (POV RAIHAN)"Sebelum kita benar-benar berpisah setelah lebaran, selama satu bulan ini perlakukanlah aku layaknya istrimu. Hanya satu bulan. Setelah itu aku akan pergi."Aku menatapnya lekat. Sementara ia menundukkan pandangannya. Lagi-lagi Aira mengucurkan air mata. Aku merasa kasihan padanya. Juga merasa bersalah karena telah menyakitinya. Namun, sungguh, aku sudah mewanti-wanti jauh-jauh hari sejak aku membawanya ke Malang, agar ia tidak memainkan perasaannya. Aku sudah mengatakan jika dia bisa mencari orang lain, aku tidak menghalangi. Namu, ia bersikeras untuk mencoba membuatku untuk jatuh cinta. Lihat saja sekarang, siapa yang kesulitan?"Sudah berapa kali kamu menangis hari ini, Ra?" tanyaku sembari mengangkat dagunya. Air mata di wajahnya merembes tanpa henti. Sesedih itukah? Ah!"Jangan larang aku, Mas.""Iya. Aku ngga larang. Hanya aku heran aja, apa yang sedang kamu sedihkan?""Kamu itu benar-benar ngga tau atau ngga mau tau, sih, Mas?""Ah! Sudahlah. Aku menyanggupi persya

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-16
  • MENANTU PILIHAN (TAMAT)    BAB 23: BERDAMAI UNTUK SATU BULAN

    Walau dengan siapa pun Allah menjodohkan kita, bersyukurlah dengan kelebihannya dan bersabarlah dengan kekurangannya. (Quote by someone)***"Kalau mau ikutan mandi juga ngga apa-apa, Mas," ujar Aira sambil menaikkan kedua alisnya.Kali ini justru Raihan yang terdiam. Malah Aira yang balik menggoda. Raihan baru ingat jika Aira memang lebih jago dalam hal itu dari pada dirinya.Ditantang begitu, Raihan memilih berlalu. Ia berjalan melewati Aira."Eh! Ke mana? Ngga jadi?" Aira tak henti menggoda Raihan.Gegas Raihan melarikan diri.Aira pun berjalan ke kamar mandi sambil tak henti tersenyum melihat tingkah Raihan."Apakah akan ada pertanda baik, Tuhan?" lirih Aira pelan.Di teras rumah, Raihan duduk seorang diri. Lelaki itu memegang ponsel rahasia yang sengaja ia bawa dari Malang. Ingatan akan Safia kembali muncul, padahal sudah beberapa saat terlupa. Dia kembali membuka foto-foto wanita itu di dalam galeri ponselnya. Ada puluhan foto Safia yang tersimpan. Raihan sengaja melakukannya.S

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-16
  • MENANTU PILIHAN (TAMAT)    BAB 24: (POV RAIHAN) MALAM PERTAMA

    (POV RAIHAN)Pagi ini adalah hari pertama puasa. Sahur tadi Aira membangunkanku dan kami makan sahur bersama. Ibu telah menyiapkan semuanya dibantu Aira. Semakin aku sering memperhatikan gadis itu, semakin banyak keistimewaan yang kulihat dari dalam dirinya. Gadis sederhana dan tak banyak tingkah itu terlihat semakin bertambah dewasa saja. Setelah melaksanakan salat Shubuh, aku mengajak Aira berjalan kaki menikmati suasana pagi di kompleks perumahan yang kami tempati. Dulu sewaktu kecil, aku beserta teman-teman kecilku hampir setiap malam menjelang sahur berkeliling kompleks membangunkan warga. Setelah itu dilanjut jamaah di masjid dan diakhiri dengan asmara subuh bersama. Masa-masa kecil yang penuh warna."Ra, dulu kamu kenapa, sih, suka sekali pinjam sepedaku pada Ibu?"Aira kecil hampir saban hari berkunjung ke rumahku bersama ibunya. Jika dia di rumah, maka Ibu akan meminjamkan sepedaku padanya. Aira kecil akan berkeliling kompleks menggunakan sepeda tersebut. Tak peduli teriknya

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-16
  • MENANTU PILIHAN (TAMAT)    BAB 25: (POV RAIHAN) ISTRI YANG BAIK ADALAH YANG BISA MENJADI PAKAIAN BAGI SUAMINYA

    (POV RAIHAN)Aku menepuk jidat. Malah mau dikerokin, terkadang Aira ada juga aneh-anehnya. "Di kamar aja, Ra. Ngga enak dilihat Ibu."Gadis itu mengangguk. Aku berjalan ke kamar, sedangkan Aira berbelok ke arah dapur. Tak lama ia pun masuk kamar sambil memegang sebuah piring kecil di tanganya."Apa itu, Ra?" tanyaku penasaran."Minyak urut.""Minyak urut?""Iya. Minyak goreng dicampur bawang.""Apa? Kamu itu mau ngerokin atau mau bikin aku jadi dendeng?""Bikin dendeng pakai minyak bawang rupanya, Mas?""Ah! Aira ...! Yang bener, dong, Sayang.""Iya. Ini udah bener. Sini punggungnya."Kubalikkan punggungku dengan ragu. Masa iya pakai minyak goreng plus bawang? Kenapa tidak sekalian pecahin telur dan potongan cabai merahnya, biar jadi telur dadar.Ah! Aira!***Tiga hari sudah kami menghabiskan waktu di rumah Ibu. Sesuai janji, aku dan Aira akan berkunjung ke rumah Mak dan Abah. Namun, hari ini pula Safia tiba di Surabaya. Otomatis aku harus mengundur waktu ke rumah Abah agar bisa ber

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-16
  • MENANTU PILIHAN (TAMAT)    BAB 26: (POV RAIHAN) MENGUNGKAPKAN PERASAAN PADA SAFIA

    (POV RAIHAN)Istri yang baik itu, apabila diberi ia akan bersyukur. Apabila tidak diberi maka ia akan bersabar.***Kembali ke Malang setelah menghabiskan waktu selama dua minggu lebih di Surabaya. Kedekatan di antara kami semakin terbangun selama berada di sana. Ditambah lagi karena adanya perjanjian satu bulan yang sedang kami jalani, maka hubungan kami pun tampak seperti pasangan suami-istri normal pada umumnya.Aira tetap melayaniku dengan baik. Segala keperluanku dia yang mengurusnya. Ditambah Mbak Ayu sedang cuti selama bulan puasa, otomatis, Aira-lah yang menghandel semua pekerjaan rumah. Dia terlihat gesit dan senang melakukan semuanya.Pagi ini seperti biasa, aku harus mengunjungi tempat kerja. Sebenarnya hal yang paling penting adalah ingin bertemu dengan Safia. Sudah kuputuskan jika aku akan mengungkapkan perasaanku padanya. Semakin lama dipendam kurasa semakin tidak baik. Pun sebentar lagi aku dan Aira akan berpisah.Aku telah menghubungi Safia tadi malam. Kami akan bertem

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-16
  • MENANTU PILIHAN (TAMAT)    BAB 27: (POV AIRA) AIRA MENYERAH

    (POV AIRA)Sengaja aku meminta kunci ruang kerja Mas Raihan. Aku ingin tahu apa yang ia simpan di sana. Menurut informasi dari Mbak Ayu, aku bisa menemukan sesuatu di kamar itu. Saat kutanyakan lebih jelas, Mbak Ayu malah menyuruhku untuk melihatnya sendiri.Setelah mengunci pintu depan, aku bergegas menaiki tangga menuju ruang kerja Mas Raihan. Setiba di depan pintu ruangan tersebut, dengan tangan gemetar dan perasaan berkecamuk, aku memutar kunci dan segera menekan handel pintu.Kondisi ruangan remang-remang. Gorden lebar masih tertutup rapat. Aku menacari saklar lampu dan segera menghidupkannya. Tidak ada sesuatu yang mencurigakan. Ruangan terlihat bersih. Begitu juga meja kerjanya. Ada beberapa bundelan kertas yang tersusun rapi di atasnya.Aku mendekat saat mataku melihat sebuah foto di dalam bingkai berukuran sedang."Wanita itu."Aku tercekat. Betapa istimewanya Safia, fotonya saja terpajang rapi di atas meja kerja Mas Raihan. Sementara aku? Jangankan fotoku sendiri, foto perni

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-16
  • MENANTU PILIHAN (TAMAT)    BAB 28: (POV SAFIA) SIAPA SAFIA?

    (POV SAFIA)Aku mencintai Omar sudah sangat lama. Dia adalah abang kelas sekaligus tetangga baru di kompleks perumahan yang kami tempati dulu. Pembawaannya seperti kulkas dua pintu, cool dan jarang senyum. Walaupun begitu, aku sudah menyukainya sejak pertama kali melihatnya tiba di kompleks perumahan kami.Siapa sangka, selain bertetangga, ternyata aku dan Omar juga bersekolah di sekolah yang sama. Dan yang lebih mengejutkan, rupanya bukan aku saja yang mengharapkan cinta darinya. Para kaum hawa di sekolah pun juga sibuk mencuri-curi perhatian lelaki yang gantengnya selangit tersebut. Tiada hari tanpa memikirkan Omar. Lelaki tampan juga terkenal shaleh itu membuatku tak bisa tidur siang malam. Aku sibuk mencari tahu informasi tentangnya. Perlahan mencoba berubah sesuai apa yang ia sukai. Termasuk memakai jilbab. Aku memutuskan untuk hijrah karena lelaki itu."Mar. Demi lu, nih, gue pakai jilbab. Masa lu masih ngga mau sama gue," serangku padanya dulu saat ia menolak mentah-mentah ung

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-16
  • MENANTU PILIHAN (TAMAT)    BAB 29: AIRA PERGI

    Raihan terlihat sangat kesal. Bahkan ia tidak lagi memedulikan Safia saat keluar dari ruangannya."Permisi, Mas. Assalamu'alaikum."Alih-alih menjawab salam dari Safia, Raihan malah membalikkan badan. Napasnya menderu dan dadanya naik turun dengan cepat."Omar, Omar, Omar. Dia lagi, dia lagi."Raihan mengepalkan tangannya. Ada perasaan malu dan kecewa karena penolakan Safia, juga tak suka pada orang yang selama ini sudah menjadi kaki tangannya.Raihan menekan nomor di telepon seluler di atas meja. Menghubungi Omar agar segera menjumpainya.Tanpa menunggu lama, lelaki bernetra cokelat itu sudah berdiri di depan pintu ruangan Raihan. Ada perasaan was- was di dalam hatinya. Omar sudah bisa menebak kenapa dia dipanggil oleh atasannya."Assalamu'alaikum," ucap Omar.Tak ada jawaban, akan tetapi Omar tetap melangkah masuk."Kenapa beberapa hari lalu berniat melamar Aira, lalu sekarang melamar Safia?" Tanpa basa-basi, Raihan memberondong Omar dengan pertanyaan.Omar tampak tenang. Dia sudah

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-16

Bab terbaru

  • MENANTU PILIHAN (TAMAT)    BAB 50: (POV RAIHAN) (TAMAT)

    "Menuruti emosi dan keras kepala hanya akan merugikan, dan penyesalan adalah hadiah yang tepat untuk diterima."***Aku duduk termenung di depan gundukan tanah Merah yang masih basah. Aroma khas dari tanah yang disiram rintik hujan menyapa lembut di indra penciuman. Para pelayat yang lain sudah meninggalkan tanah pekuburan. Hanya aku, Abah, Mak, Ibu serta beberapa tetangga dekat yang masih bertahan.Kami masih khusyu dengan doa masing-masing. Terutama aku, banyak hal yang masih kupertanyakan pada Tuhan, juga banyak hal yang akan kupinta pada-Nya. "Raihan, sudah. Kita pulang. Sebentar lagi hujan lebat," ujar Abah. Sebelah tangannya berada di pundakku. Aku bergeming. Hanya menggeleng saja tanpa menoleh ke arah Abah. "Besok dilanjut lagi, Nak Raihan. Kamu juga harus istirahat. Semalam kamu belum tidur." Kudengar suara Mak ikut menimpali. "Aku masih ingin ngobrol dengan Aira, Mak, Bah. Aku masih mau di sini.""Ya sudah. Kami pergi terlebih dahulu, ya. Ibu tunggu di rumah mertuamu."Aku

  • MENANTU PILIHAN (TAMAT)    BAB 49: (POV RAIHAN)

    "Aira....!"Aku berteriak nyalang. Bungkusan rujak di dalam kantong lepas di tangan. Mak dan Abah berbalik badan. Tangis keduanya semakin menjadi saat melihatku masih berdiri di belakang mereka.Aku menubruk tubuh Aira dan segera mengangkatnya sambil berlari ke luar rumah. Darah segar masih saja tampak mengalir menyentuh telapak kaki wanita yang sudah sangat pucat ini. Panik dan bingung membuatku tak bisa berpikir jernih. Di belakangku Mak dan Abah masih menangis sambil ikut berlari mengikutiku. "Aira. Bangun, Sayang. Ini Mas datang. Mas bawa rujak pesananmu, Sayang."Aku menunggu Abah dan Mak masuk di bangku belakang. Kemudian aku meletakkan Aira perlahan di atas pangkuan mereka. "Raihan. Cepat, Nak. Aira sudah sangat lemah."Tanganku gemetar saat memasukkan kunci ke dalam lubangnya. Tubuhku pun telah basah oleh keringat dingin. "Bah, ajak Aira bicara. Buat dia selalu sadar."Entah ilmu dari mana itu, yang ada di pikiranku adalah Aira harus sadar. Jangan sampai dia tertidur selama

  • MENANTU PILIHAN (TAMAT)    BAB 48: (POV RAIHAN)

    POV RAIHAN***Setelah menghabiskan waktu satu jam menelepon Aira setelah subuh tadi, pagi ini aku berkemas dengan semangat. Tak sabar ingin menyelesaikan pekerjaan dan segera menjemput Aira di Surabaya. Aku ingin memeluknya dan bersimpuh di kaki wanita itu. Kesalahanku padanya sudah menggunung. Kuhadapi meja makan seorang diri. Biasanya selalu ada Aira menemani. Kali ini aku sarapan tanpa ditemani tatapan penuh cinta istriku. Aku sungguh menyesal telah menyia-nyiakannya beberapa hari ini. Mendiamkan Aira tanpa mempedulikannya sama sekali. Ponsel bergetar di atas meja. Sebuah pesan masuk dan segera kubuka. Aku berharap itu adalah Aira. Benar saja, sebuah pesan masuk dari istriku. [Apa Mas masih menyimpan rasa untuk Safia?]Apakah dia masih belum percaya dengan penjelasanku kemarin? Yang dilihat oleh Aira di dekat lampu lalu lintas itu bukanlah sebuah kesengajaan. Lagi pula Safia telah menjadi istri orang. Dia adalah masa lalu yang sudah kukubur dalam-dalam. Jika pun sekarang aku be

  • MENANTU PILIHAN (TAMAT)    BAB 47: (POV RAIHAN)

    "Pak, para klien sudah berkumpul di restoran, bapak di mana?" tanya Omar di seberang telepon. Aku menancap gas agar tak terlambat. Masih tersisa setengah jam lagi."Iya. 15 menit lagi. Minta mereka untuk menunggu sebentar lagi.""Bu Aira bagaimana?""Mereka sudah pergi. Kami selisih di jalan."Aku baru saja dari kafe yang disebutkan Aira tadi malam. Namun, setiba di sana, menurut karyawan kafe, mereka baru saja keluar dari tempat tersebut. Aku tidak menemukan siapa pun. Bermaksud menelepon Aira, ponselku pun tertinggal di dalam mobil. Begitu berada di dalam mobil, aku malah lupa menghubungi Aira karena panik mengejar waktu agar tak terlambat. Benar saja, ternyata para klien telah menunggu di restoran bersama Omar."Pak, saya boleh minta tolong? Safia di dalam taksi sekarang hendak menemuiku. Menurut Safia, sopir taksi tersebut sedang terburu-buru. Anaknya meninggal. Bisa Pak Raihan menunggu Safia sebentar. Posisinya ngga jauh dari posisi bapak sekarang.""Wah, kenapa dia ngga menumpa

  • MENANTU PILIHAN (TAMAT)    BAB 46

    Berulang kali Aira menghubungi suaminya, akan tetapi Raihan tidak memberikan respon apa-apa. Aira merasa khawatir, karena sebentar lagi mereka akan tiba di lokasi tempat yang telah ditentukan. Adit juga telah mengirim pesan di IG sejak tadi, lelaki itu memberitahukan pada Aira jika ia telah tiba sejak tadi dan sedang menunggu kedatangan Aira. "Lu yakin, Ai, mau jumpa Adit tanpa suami lu?" tanya Lita. Wanita itu telah melambankan laju mobilnya. Aira tak menjawab. Ia hanya menaikkan bahu pertanda bimbang. "Ngga pa-pa, deh! Kalau suami lu memang ngga bisa datang, kami saja yang akan menghandel semuanya," ucap Sania kemudian. Aira merasa tak mungkin membatalkan pertemuan dengan Adit. Ini adalah kesempatannya untuk berbicara dengan lelaki itu. Padahal sudah sejak tadi malam Aira memberitahukan pada Raihan, agar lelaki itu bisa meluangkan sedikit waktu untuk pertemuan yang telah direncanakan. Namun, dia malah tak bisa dihubungi. Aira memantapkan diri untuk keluar dan segera menemui Adi

  • MENANTU PILIHAN (TAMAT)    BAB 45: (POV AIRA)

    POV AIRA***Mas Raihan meneleponku. Dia marah karena Lita serta Sania menghubunginya. Dua sahabatku itu memang keras kepala. Sudah kukatakan agar jangan menghubungi Mas Raihan, tapi mereka tetap melakukannya. Percuma menelepon Mas Raihan, apa lagi menjelaskan semuanya tanpa bukti yang akurat. Mas Raihan tidak akan percaya karena dia mengira jika aku dan kedua sahabatku pasti bersekongkol. Aku tetap menghubungi Adit dan menetapkan jadwal pertemuan kami besok. Dari cara-cara lelaki membalas pesanku, dia terlihat sangat antusias. [Wow! Akhirnya aku bisa melepaskan rindu bersamamu, Cantik!]Muak aku membaca pesan balasan dari Adit. Kita lihat saja besok apa yang akan terjadi. [Kamu memang jahat, Dit. Tega sekali mau merusak rumah tanggaku.]Aku membalas pesan lelaki itu. [Lho! Aku ngga suka lihat suamimu, Ai!]Terserah juga dia mau bilang apa, aku akan menyelesaikan semuanya besok. Mas Raihan juga telah kuajak untuk ikut serta. Lelah rasanya berlarut-larut dalam masalah ini. Ditambah

  • MENANTU PILIHAN (TAMAT)    BAB 44: (POV RAIHAN) TEROR

    POV RAIHAN***Sebenarnya aku tidak tega bersikap terlalu keras pada Aira. Apalagi kondisinya sedang hamil. Melihat dia menangis saja, hatiku sudah ketar-ketir. Namun, entah dari mana saja datangnya, emosi kian tersulut saat foto-foto tak senonoh yang diperlihatkan oleh lelaki keparat itu bermain di pikiranku. Hati siapa yang sanggup menerima jika pasangannya pernah ditiduri oleh orang lain? Kurasa tidak ada yang mau menerima kenyataan itu. Apakah aku harus lebih mempercayai Aira dari pada Adit? Siapa di antara mereka yang berbohong? Aku meraih ponsel dan membuka galeri. Mencoba melihat lagi foto tersebut. Tampak wajah Aira tersenyum semringah, ia terlihat seperti sangat menikmati suasana. Berada di sisi sang lelaki yang sedang memeluknya. Emosiku kembali bergejolak. Bagaimana tidak, Aku merasa ditipu mentah-mentah. Aira telah membohongiku sejak awal. Dia tidak jujur dan terkesan menutup-nutupi kejadian yang telah dialami. Apakah ini adalah salah satu trik agar rencana pernikahan ta

  • MENANTU PILIHAN (TAMAT)    BAB 42: (POV RAIHAN) SIAPA DIA?

    "Lu tau ngga kalau gue dan istri lu saling mencintai?"Aku kaget saat mendengar penjelasan Adit. Lelaki yang tadi malam telah membuat Aira menangis. Kami tidak bertemu di kafe seperti yang kusampaikan pada Aira. Ya, aku membohonginya agar ia tidak khawatir. Aku mengajak lelaki itu bertemu di tempat kerjaku. Di ruanganku. Awalnya kukira ia akan menolak, ternyata dia datang dan menunjukkan keberaniannya. "Tapi istri gue ngga ngomong gitu, Bro! Ngarang lu!" Aku tidak setuju dengan ucapannya. Aira adalah orang yang jujur, aku yakin itu. "Wih! Cinta banget lu sama Aira? Sama! Gue apalagi!"Hatiku terbakar dibuatnya. Bisa-bisanya dia berbicara seperti itu di depanku, suami Aira. "Dia cantik, bukan?"Seringain Adit membuat tanganku mengepal. Dia seperti sengaja mempermainkan emosiku, tapi tetap kutahan dan mencoba tersenyum. Aku menebak jika lelaki yang duduk di depanku ini sedang berusaha membuatku cemburu. "Tentu, kalau tidak mana mungkin gue nikahin!""Sayangnya dia sudah tutup wajahn

  • MENANTU PILIHAN (TAMAT)    BAB 43: (POV AIRA) ACUH

    POV AIRA***Sakit sekali rasanya ketika Mas Raihan tidak mempercayaiku sama sekali. Padahal aku tidak berbohong. Justru dialah yang sedang dibohongi oleh Adit, lelaki pecundang yang tak henti-hentinya mengangguku. Tidak ada cara lain untuk membuktikan kebenaran. Menghubungi Lita dan Sania adalah satu-satunya jalan keluar. Sudah beberapa bulan ini aku memang belum pernah menghubungi mereka berdua. Mereka harus segera tahu kejadian yang menimpaku. Membantuku mencari kebenaran informasi mengenao foto yang dipermasalahkan oleh Mas Raihan. Foto seperti apa yang telah diperlihatkan oleh Adit sehingga membuat Mas Raihan sangat murka? Pagi ini badanku terasa berat untuk diajak bangun cepat. Aku memilih kembali tiduran setelah mengerjakan salat subuh. Sedangkan Mas Raihan sudah bersiap-siap hendak pergi bekerja."Mas, aku ngga temenin sarapan, ya. Rasanya malas banget bangun."Tak ada jawaban.Hmm! Masih pagi, tapi suasana sudah panas. Mas Raihan masih tak menggubrisku, akan tetapi aku tak m

DMCA.com Protection Status