Home / Pernikahan / MENANTU AMBURADUL / TENTANG MERTUA YANG SEMAKIN NGELUNJAK

Share

TENTANG MERTUA YANG SEMAKIN NGELUNJAK

Author: Vina Achfas
last update Last Updated: 2024-01-27 06:47:21

MENANTU AMBURADUL 111

Dulu sebelum menikah, cinta sangat penting, bahkan ada di urutan pertama untuk menentukan apakah hubungan kalian akan berlanjut ke jenjang pernikahan ataukah tidak. Tapi setelah pernikahan itu sendiri, sifat masing-masing dari pasangan adalah penentu kalian bisa bertahan atau tidak dengan pernikahan yang sudah kalian pilih tersebut.

Menikah itu banyak sekali kejutan. Hal yang dulunya hanya kalian yang rasakan, setelah pernikahan, areanya akan semakin meluas. Ada keluargamu, keluarga pasanganmu, saudaramu, saudara pasanganmu. Temanmu, teman pasanganmu, dan lain sebagainya.

__________

Aku bersyukur memiliki Mas Yusuf yang selalu mengutamakan kepentingannya dengan keluarganya di rumah dari pada kepentingannya dengan teman-temannya di luar rumah. Ia selalu pulang kerja tepat waktu, juga menikmati makanan di rumah yang kusediakan. Itu salah satu nilai plus dari suamiku.

Beda orang beda juga kebiasaan. Meski masih sekandung. Kalau Mas Rama, dulu katanya Mbak Rinu dia
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • MENANTU AMBURADUL   TENTANG IBU MERTUA DAN MENANTUNYA

    MENANTU AMBURADUL 112Satu bulan berlalu. Aku tak kunjung menstruasi. Lagi-lagi sepertinya Aku telat datang bulan. Entah kenapa semakin bertambah umur, bertambah pikiran, bertambah ruwet juga sepertinya jadwal bulanan menstruasiku. Padahal sudah kujaga dengan baik emosi juga kewarasanku setiap harinya. Apalagi saat menghadapi Ibu mertuaku tersayang, kewarasanku harus ku nomor satukan. Jika tidak, mungkin Rumah Sakit Jiwa sudah melambaikan tangannya kepadaku. Hahahahaa.Konyol sih, jika ngomongin tentang mertua. Kalian yang memiliki mertua layaknya orang tua sendiri, patut bersyukur bahkan ngelakuin sujud syukur setiap hari pun enggak bakalan rugi. Nah kami, yang kebetulan ngedapetin mertua yang super super luar biasa ini, memang sepertinya orang-orang pilihan saja dari Allah SWT. Mungkin saja hati kami lebih kuat dari baja.__________Satu bulan berlalu, dengan kegiatan di rumah yang begini-begini saja ternyata membuatku jenuh bin bosan. Kuputuskan untuk utek-utek interior juga ekster

    Last Updated : 2024-01-27
  • MENANTU AMBURADUL   JIWA GEMBEL ANNISA DAN RINI LAHIR DI RUMAH ILYAS

    MENANTU AMBURADUL 113Acara 3 bulanan kehamilan Mia berjalan dengan lancar, meskipun di tengah proses memasak ada perseteruan yang sampai saat ini belum juga usai antara Ibu dan juga Mbak Rini. Juga tadi ada sedikit perdebatan antara Ibu dan Bu Rohmah. Ibu sungguh keren, karena berani melawan siapapun di dunia ini. Tidak ada yang beliau takuti."Ibu mertuamu dibawain sekalian saja oleh-olehnya Rama. Kasihan, nanti ngarepin loh." pinta Ibu dengan berlagak meremehkan.Aku, Mas Yusuf, dan semua yang melihat ekspresi Ibu jadi sedikit merasa kurang nyaman. Apalagi Mbak Rini, pasti peka banget dia masalah beginian."Nggak usah Mas. Bawa satu ini saja. Nanti nggak bakalan ke makan." sahut Mbak Rini."Tapi ditawarin tuh sama ibu, Rin," Mas Rama berusaha mengindahkan tawaran Ibunya."Nggak usah kubilang! Ibumu itu enggak dari hati nawarinnya." jawab Mbak Rini jutek dengan nada bicara yang sudah naik oktaf.Mas Rama yang kurang begitu faham permasalahan istri dan ibunya tersebut memilih untuk

    Last Updated : 2024-01-27
  • MENANTU AMBURADUL   IBU MERTUA KENA BATUNYA

    MENANTU AMBURADUL 114Bersyukur, bisa keluar dari kamar Mia dengan keberhasilan mengucurkan keringat berliter-liter. Ya, keberhasilanku untuk membersihkan kotoran lebih tepatnya.Dengan usaha yang keras Aku menemukan tombol yang seharusnya kupencet. Gila aja nih perempuan, dapet laki yang rumahnya sekelas hotel elit begini. Batinku.Pantas saja Ibu iri melihat kehidupan Mia yang sekarang. Andaikan Mia tahu bahwa maksud Ibu memintanya untuk membangun sebuah istana untuknya juga suaminya adalah karena Ibu ingin hidup bersama Mia. Sayangnya signal itu tidak tertangkap. Aku saja baru tahu itu semua dari Mimi. Sahabat setia pelipur duka lara Ibu. Hahahhaa."Tidur kamu Nis? Lama amat ke toiletnya?" sindir Mbak Rini, yang belum kuceritakan kisah yang sesungguhnya gimana perjuanganku berada di dalam sana. Andaikan kamu tahu Mbak, pasti sudah ketawa sampai perut kaku menertawakan keluguanku. Batinku."Mules banget soalnya." jawabku singkat. Tenagaku sudah hampir habis sepertinya.Sudah hampir

    Last Updated : 2024-01-27
  • MENANTU AMBURADUL   TUKANG PAMER

    MENANTU AMBURADUL 115Jika kamu tidak bahagia melihat kebahagiaan orang lain, atau merasa tidak senang atas kesenangan orang lain, artinya memang ada penyakit di dalam hatimu.Kadang hidup memang dihadapkan dengan orang semacam itu, yang tidak senang melihat kita bahagia yang bahagia melihat kita menderita.********Kulihat sebuah postingan dari story applikasi hijau milik Mbak Rini, dia sepertinya mulai menawarkan sesuatu lewat storynya tersebut. Kali ini tentang makanan. Ada aneka macam kue, cemilan dan lauk yang ia tawarkan. Kubuka kembali story selanjutnya, disana tertera banyaknya pemesan untuk postingan pertamanya."Alhamdulillah laris manis," batinku.Tak lupa Aku juga memesan beberapa lauk dan cemilan untuk Mas Yusuf juga Daffa. Mama juga ikut kutawari agar semakin banyak pembeli di tempat Mbak Rini.Setelah dilihat-lihat story yang lain, ternyata Mbak Rini sudah mendaftarkan dagangannya lewat applikasi yang bisa diantarkan kurir. Aku lebih memilih pesan lewat applikasi ini sa

    Last Updated : 2024-01-27
  • MENANTU AMBURADUL   FITNAH MERTUA YANG TERBANTAHKAN

    MENANTU AMBURADUL 116Hari ini weekend, Aku memutuskan untuk berolah raga dengan Daffa mengelilingi komplek. Setiap weekend jadwal harianku di rumah lebih santai karena Mas Yusuf tidak masuk kantor, jadi segala macam pekerjaan rumah kukerjakan dengan tidak buru-buru."Hallo Bu Amira." sapaku kepada mamanya Ari, teman main si Daffa. Beliau sedang jogging bersama anaknya."Iya Bu Annisa. Pagi amat kalian." balas Bu Amira."Iya Bu, Ari sudah sarapan belum?" tanyaku basa-basi. Sebenernya ada hal penting yang ingin kusampaikan pada Bu Amira."Sudah tadi minum susu tante, sama biskuit. Daffa sudah?""Sudah tadi makan roti sama susu. Hehehe. Oh ya Bu, sudah denger dari Ari belum?""tentang apa ya, Bu Nisa?""Tentang kita yang dikatain pengangguran sama Mamanya Kevin." terangku."Oh iya, kemaren Ari bilang katanya si Kevin mbahas tentang pengangguran.""Iya, betul banget.""Kurang asem banget itu memang si Bu Reina, ya." Bu Amira mulai tersulut emosi."Iya memang songong sekali orangnya, Bu."

    Last Updated : 2024-01-27
  • MENANTU AMBURADUL   IBU MERTUA KESAL DIKOMPLAIN BESAN

    MENANTU AMBURADUL 117Aku, Daffa dan Mas Yusuf mampir ke rumah Mbak Rini dan Mas Rama. Ternyata rumahnya sepi. Sama sekali tidak ada orang di dalam rumah. Entah pergi kemana mereka semua. Kuhubungi nomor Mbak Rini, ternyata sedang berkumpul di rumah Ibunya. Mbak Rini meminta kami untuk mampir ke sana.Akhirnya kami mampir ke rumah orang tua Mbak Rini. Jarak rumah beliau tidak begitu jauh dari rumah Mbak Rini. Hanya sekitar 200 sampai 300 meteran.Aku ingat betul kalau rumah milik Mas Rama dan Mbak Rini ini dulu memang dicarikan oleh almarhum bapaknya Mbak Rini, katanya memang supaya deket dengan orang tua. Akhirnya setelah tawar menawar harganya juga cocok, dibeli juga oleh Mas Rama dan Mbak Rini.________"Assalamu'alaikum." ucap salam kami setelah sampai di rumah Ibunya Mbak Rini."Hai, sini sini." jawab Mbak Rini yang tampak sedang meninabobokan si Sulthan."Kalian tidur di sini Mbak?" tanyaku."Iya Nis, kadang tidur di sini kadang dijemput Mas Rama pulang.""Mas Rama gimana?""Ti

    Last Updated : 2024-01-27
  • MENANTU AMBURADUL   MERTUA MENUAI YANG BELIAU TANAM

    MENANTU AMBURADUL 118Sesuatu yang kita anggap baik-baik saja terkadang tidak sebaik yang kita lihat. Ada kalanya kehidupan itu memberi banyak kita pilihan. Pilihan untuk menjadi apa adanya, atau menjadi sesuai yang orang lain inginkan.Tapi hal yang pasti di dunia ini adalah, bahwa kita akan menuai apa yang sudah kita tanam._____________Acara tujuh bulanan masih berlangsung. Mungkin dari sekian banyak tamu, hanya Ibu seorang yang tampak murung, gundah gulana, galau dan kacau.Kukira, hubungan Bu Anita dengan menantunya baik-baik saja dan jarang ada problem. Ternyata sampai sini Aku faham, bahwa tidak semua yang terlihat baik-baik saja di mata kita, benar-benar baik kenyataannya.Contohnya si Mia, meski dia sudah berusaha menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya, tetap saja ada kekurangan lain yang dia entah sengaja atau tidak melakukannya."Mia, kamu emangnya nggak mau diajarin mertuamu bisnis?"Mia tampak bingung dengan pertanyaan Ibu yang tidak ada basa-basinya itu. Ibu me

    Last Updated : 2024-01-27
  • MENANTU AMBURADUL   SIKAP MASA BODOH ANNISA

    MENANTU AMBURADUL 119Fajarina tidak diperbolehkan di bawa Ibu pulang ke rumah oleh Mia. Meski Ibu bersikeras membawa cucunya tersebut pulang ke rumah. Entah ini hanya sekedar pelampiasan Ibu atau apa, sehingga menjadikan alasan Rina sebagai problemnya dalam masalah ini. Padahal inti permasalahannya bukan seperti ini, dan kukira maksud dari Bu Anita itu bagus.Bukankah saling mengingatkan itu bagus, dan masih untung beliau meminta tolong Ibu untuk memberi tahu anaknya, bukannya menegur langsung atau membuat menantunya menjadi bahan gosip di depan para tetangga, seperti yang sering Ibu lakukan dulu. Mungkin sekarang juga masih berlaku, menjelek-jelekkan menantu atau besan di depan orang lain.Mungkin dengan Ibu menerima kritik dan protes seperti inilah yang lama-lama akan menyadarkan bahwa sikap Ibu yang seperti itu selama ini memang tidak mengenakkan.___________Kali ini Ibu pulang bersama kami. Karena Mimi pulang kampung, Mas Yusuf menawarkan Ibu untuk tidur di rumah kami. Lagian em

    Last Updated : 2024-01-27

Latest chapter

  • MENANTU AMBURADUL   SELAMAT JALAN IBU (ENDING)

    MENANTU AMBURADUL 161 (ENDING)Setiap manusia selalu punya pilihan untuk selalu bersikap baik kepada sesama atau justru sebaliknya.___________Takdir hidup terkadang memang mengejutkan. Apalagi dengan terjadinya pendekatan dan rencana pernikahan antara Mimi dan Raihan. Semua orang bahkan diriku sendiri juga kaget. Apalagi mereka yang baru saja tinggal satu rumah dalam hitungan hari. Mimi dulu sempat ingin diadopsi sebagai anak oleh Ibu setelah kematian Mia, tapi rencana Ibu gagal karena tidak mendapatkan persetujuan dari anak-anak lelaki Ibu, kini Ia malah akan dijadikan istri oleh Raihan. Seseorang yang pernah menjadi menantu Ibu.Herannya si Mimi juga bersedia dengan permintaan Raihan yang ingin mempersuntingnya. Entah apapun itu motifnya yang jelas doa terbaik selalu untuk mereka berdua.Jika dengan menikah dengan Raihan membuat Mimi akan bersikap lebih penyayang kepada Fajarina dan Ibu, sungguh itu ide yang bagus. Karena selama ini Ibu sudah di rawat dengan Mimi dengan sepenuh ha

  • MENANTU AMBURADUL   KEJUTAN DI RUMAH RAIHAN

    MENANTU AMBURADUL 160Kulihat betapa senangnya Daffa diperhatikan oleh Mama dan Papa. Daffa juga sangat bahagia karena Mama dan Papa beberapa hari ini tinggal di rumah kami. Dua orang yang memang sejak Daffa kecil sangat dekat dengan Daffa.Dulu, si Sulungku justru malah sering kutinggalkan bersama kedua orang tuaku karena banyak hal. Itu sebabnya suatu waktu Mama pernah memarahiku karena hal tersebut. Karena kesibukanku di duniaku sendiri sehingga sering meninggalkan anakku di tempat Mama.Sering juga kutinggalkan Daffa karena ulah Ibu mertua. Atau masalah keluarga Mas Yusuf yang tak jarang menyita waktuku. Tentang almarhumah Mia, tentang Ibu, atau masalah lainnya.Dari sebab inilah Daffa menjadi lebih dekat dan intensitas kebersamaannya dengan Grandma dan Grandpanya sangat sering."Lagi pada asyik ngapain?" tanyaku pada Papa dan Daffa yang sedang bercengkerama di ruang Tv."Lagi jawab teka-teki silang nih Mom." jawab Daffa."Siapa yang menang?""Nggak ada yang menang, kami jawab b

  • MENANTU AMBURADUL   TAKJIL DARI MERTUA

    MENANTU AMBURADUL 159Mas Rama, Mbak Rini, Khaity dan Mama Papa berpamitan untuk pulang. Berhubung acara buka bersama telah usai. Sebenarnya ingin tarawih berjamaah juga, tapi takutnya kemalaman.Ibu mengamankan diri di kamar, mungkin sedang menyelesaikan beberes barang-barang. Begitu juga Mimi, dia digaji untuk mengikuti kemanapun Ibu akan tinggal.Mungkin tidak lama lagi Mimi bisa bekerja dengan Ibu, karena umur dia sekarang sudah menunjukkan umur seorang wanita yang pantas untuk menikah. Kedua orang tuanya sudah sering mendesak Mimi untuk segera menikah. Tidak peduli bagaimana senangnya Mimi mencari uang.Mungkin kedua orang tua Mimi takut jika nanti Mimi menikah terlalu tua. Apalagi di kampung pasti banyak yang akan ikut berkomentar jika ada anak gadis salah satu warga yang menikah terlalu tua.Aku berpesan kepada Mimi untuk jangan lebih dulu bilang sama Ibu jika memang sudah mau resign dari pekerjaan ini. Karena tahu sendiri pasti Ibu akan merasa gelisah jika diberi tahu di awal.

  • MENANTU AMBURADUL   PERPISAHAN

    MENANTU AMBURADUL 158Tidak ada yang bisa merubah watak seseorang, kecuali dirinya sendiri yang ingin merubahnya.Betapa sulitnya menuruti semua kemauan Ibu. Dari hal sepele, sampai hal yang paling berat sekalipun. Dari waktu yang bersahabat atau waktu yang sedang tidak bersahabat. Jika si Ibu sudah berkehendak, maka keinginan itu harus terwujud."Ibu jadinya puasa atau enggak, Bu?""Mana kuat Ibu puasa, Ibu kan enggak sahur Nis. Ada-ada aja kamu.""Oooh, gegara menu sahur enggak sesuai keinginan Ibu, Ibu jadi mutusin buat nggak puasa ya.""Ngomong apa sih kamu ini." Elak Ibu. Mungkin si kanjeng ratu malu mau jujur."Ibu minta menu apa buat nanti sahur. Biar bisa puasa bareng kita.""Apa ya, nanti Ibu kasih tahu deh kalau sudah dapat menu yang Ibu pingin.""Sekarang saja Bu. Nggak usah nanti-nanti. Yang mau belanja dan yang masih jualan lauk mentah siapa kalau sudah sore. Ini bentar lagi juga orang sibuk nyari takjil. Bukan sayur mayur atau lauk mentah." cerocosku mendesak Ibu agar me

  • MENANTU AMBURADUL   PERMINTAAN IBU SAAT SAHUR PERTAMA

    MENANTU AMBURADUL 157"Marhaban ya Romadhon. Marhaban Syahrossiyam."Selamat menunaikan Ibadah puasa bagi yang menjalankan. Semoga kita semua diberikan kesehatan sehingga bisa beribadah dengan maksimal di bulan suci ini. Aamiin.____________"Nek, maafkan Rina. Nenek jangan marah." kata Rina di balik pintu kamar neneknya sambil ketok-ketok.Ibu mengunci pintu kamar beliau dari dalam, sehingga tidak ada seorangpun yang bisa masuk, termasuk Mimi."Pergi saja semua. Jangan perdulikan Nenek lagi.""Kami semua masih peduli kok sama Nenek.""Bohong. Buktinya kamu tidak mau tinggal sama Nenek. Kamu malah memilih tinggal bersama Ayahmu.""Nenek boleh ikut sama kami. Kata Ayah, kita akan tinggal bersama."Hening... tidak ada balasan dari dalam ruangan yang pastinya berantakan itu akibat ulah dari Ibu. Segala barang yang ada di dalam selalu dirusak saat Ibu marah. Itu sebabnya kami tidak banyak meletakkan barang-barang berbahan kaca yang mudah pecah. Salah satu alasannya ya karena itu. Tidak i

  • MENANTU AMBURADUL   IBU MENGAMUK MENDENGAR KEPUTUSAN DARI CUCUNYA

    MENANTU AMBURADUL 156Kami masih di Supermarket langganan. Cuman beda posisi saja. Aku, Fateh, Rina, Daffa dan Mbak Karti sedang menunggu Ibu dan Mimi yang masih ada di dalam. Mas Yusuf entah menghilang kemana?Daffa awalnya membantu Neneknya mendorong troli belanjaan, tapi dia antarkan troli tersebut sampai kasir lalu pamit mencari Daddynya agar bisa membantunya membawakan belanjaan si nenek. Sudah Daffa cari kemana-mana, batang hidung Daddynya belum juga nongol, akhirnya Daffa menemukan keberadaan kami dan menunggu Mas Yusuf bersama kami di sini."Loh, kok kalian pada di sini? Ibu dimana?" tanya Mas Yusuf yang mendadak care dengan keberadaan ibunya."Helloooo kemana aja dari tadi Mas?" batinku mengomel.Entah dari mana asalnya Mas Yusuf tiba-tiba muncul begitu saja. Bilangnya sih dari toilet. Entah ngumpet atau ngapain dia sejak tadi di sana? Kami saja sudah duduk di sini sekitar 15 menit. Berarti Mas Yusuf berada di toilet hampir 45 menitan. Hahahaha mustahil sekali Mas. Alasan k

  • MENANTU AMBURADUL   NASIB KURANG BAIK IBU MERTUA

    MENANTU AMBURADUL 155Suara huru-hara orang yang hendak beraktivitas mulai terdengar di luar. Sang embun mulai menampakkan diri, pertanda bahwa pagi ini masih begitu dingin. Kembali kututup pintu rumah, lalu menikmati pekerjaan pagi yang setiap hari kujalani.Mbak Karti sudah memulai pekerjaan rumah lebih dulu, ia tampak serius sedang bergelut dengan cucian dan mesin. Sementara Aku sedang menyiapkan bumbu dan bahan makanan untuk kukupas dan potong-potong.Mas Yusuf dan Fateh masih terlelap tidur. Tadi mereka asyik bercanda dari sebelum subuh, namun akhirnya keduanya tertidur kembali setelah Mas Yusuf melakukan sholat subuh.Daffa dan Fajarina juga kebetulan sedang ada di rumah. Mereka sedang menikmati liburan di rumah menjelang ramadhan dari pesantren. Tidak lama sih, sekitar satu minggu. Itupun sudah membuat mereka berdua merasa senang, karena bisa pulang ke rumah dan berkumpul bersama keluarga. Khaity juga pulang."Boleh Rina bantu, Tante?" sapa seseorang dari belakangku."Eh Rina,

  • MENANTU AMBURADUL   IBU BERHALUSINASI ATAU TAUBAT?

    MENANTU AMBURADUL 154Kudengar bel rumah berbunyi, sepertinya ada seseorang yang datang. Aku berdiri dari posisi awalku yang sedang duduk di samping Fateh untuk menitipkan sementara Fateh, kepada Mbak Karti. Dengan sedikit rasa penasaran Akupun membuka pintu depan."Assalamu'alaikum Mbak Nisa. Saya rindu sekali dengan Mbak Nisa." sapa seorang dokter perempuan cantik di hadapanku. Ia Aisyah, istri dari Ilyas.Kami saling berpelukan. Sudah lama sekali sepertinya kami tidak berjumpa."Alhamdulillah Baik. Tahu rumahku dari Mana, Syah?""Minta sama Mbak Rini. Hehehehe nggak papa kan Mbak? Maaf sudah lancang.""Nggak papa dong. Malahan seneng ada yang datang ke sini jengukin diriku.""Hehehehe Mbak Nisa bisa saja."Setelah bertahun-tahun tidak bertemu, rupanya Aku sedikit pangling padanya. Kini Aisyah tampak lebih subur, sepertinya benar yang dibilang oleh Fajarina, Aisyah terlihat seperti sedang berbadan dua. Wajahnya masih saja cantik, bahkan lebih cantik sekarang dengan aura keibuannya ya

  • MENANTU AMBURADUL   IBU MALU DINASEHATI CUCU

    MENANTU AMBURADUL 153Sudah sekitar 45 menit kami menunggu mobil yang dinaiki oleh Ibu singgah di sini. Kami semua seperti orang hilang di sebuah Pom Bensin ini. Bukan seperti lagi, kami ibarat keluarga yang terdampar tanpa kepastian.Ibu tak kunjung ada kabar. Selain cemas, kami juga sempat berfikiran buruk tentang mereka bertiga yang kebetulan di supiri oleh orang sewaan yang kurang begitu kami kenal. Takutnya mereka bertiga kenapa-napa. Misalnya diculik gitu. Tapi ribet juga sih kalau yang diculik Ibu. Bakalan susah ngerawatnya. Belum lagi pas kena omel si Ibu, bisa-bisa nyerah penculiknya. Angkat tangan beserta kaki. Hahahahaa.Selang berapa lama, Mas Yusuf dan Mas Rama akhirnya berhasil menghubungi si driver lewat sambungan telfon. Saat ditanya oleh Mas Rama kebetulan si driver baru sampai rumah lagi. Tadinya masih di jalan dan susah ambil ponsel di sakunya, makanya tidak kunjung diangkat.Ternyata Ibu melupakan sesuatu, tas beliau ketinggalan di ruang tamu lengkap beserta pons

DMCA.com Protection Status