Beranda / Pernikahan / MENANTU AMBURADUL / PERCEKCOKAN IBU MERTUA DENGAN MANTAN BESAN

Share

PERCEKCOKAN IBU MERTUA DENGAN MANTAN BESAN

Penulis: Vina Achfas
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-26 10:29:37

MENANTU AMBURADUL 138

"Assalamu'alaikum Ibu." sapa lembut Aisyah yang datang berkunjung ke rumah Ibu mertuaku. Dia datang sendiri tanpa Ilyas, ia hanya membawa serta Vano dan juga Rina.

Mungkin maksud Aisyah adalah ingin mengantarkan anak-anak untuk berkunjung ke tempat Neneknya.

"Wa'alaikum salam, eh, Nak Aisyah. Sini masuk." pinta Ibu.

"Hallo Rina, haii Vano. Nenek rindu." sapa Ibu kepada kedua cucunya. Vano dan Rina tampak cuek dan lebih memilih untuk bermain.

"Hallo Aisy ..." sapaanku terpotong.

Baru saja Aku ingin menyapa Aisyah, Ibu sudah lebih dulu mengajaknya masuk ke dalam kamar. Aisyah juga belum mengetahui bahwa Aku ada di rumah Ibu dan sedang mengobrol bersama Mimi. Aku kebetulan sedang mengantarkan amplop gaji bulanan Mimi.

Tanpa buang waktu, Aku sengaja menguping apa yang Ibu bahas dengan Aisyah di balik tembok dan pintu kamar Ibu.

"Aisyah, kamu harus hati-hati ya sama keluarga suamimu. Ibu kemaren waktu acara pernikahanmu mendengar banyak omongan buruk tentang mertuamu.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • MENANTU AMBURADUL   FAJARINA DIPULANGKAN

    MENANTU AMBURADUL 139Mas Rama dan Mbak Rini datang, mereka mencoba menengahi apa yang Ibu dan Ibunda dari Ilyas ributkan."Ada apa ini Tante?" tanya Mas Rama kepada Ibunda Ilyas."Mulut ibu kalian ini memang nggak pantas untuk dihormati, sudah tua tapi ngomongnya masih saja sembarangan. Dia ngatain keluarga saya katanya main pesugihan dan tumbal. Saya ini manusia biasa Rama! Kalau harga diri sudah diinjak begini mana bisa saya diam saja!" jelas Bu Anita dengan emosi yang masih meluap-luap."Bisa diomongin baik-baik nggak Tan, di dalam rumah saja. Malu dilihatin tetangga." Mas Yusuf menimpali."Ibu kalian ini memang nggak punya malu, biarin saja dia menerima apa yang seharusnya. Dia saja gampang sekali menjelek-jelekkan keluarga orang lain di depan semua orang kok. Tanya saja sekarang para tetangga kalian, ada nggak yang belum dikasih cerita sama dia tentang keluarga saya!""Memang begitu kenyataannya kok. Ngapain juga musti saya tutupin." sahut Ibu memperkeruh keadaan."Ibu stop Bu!

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-26
  • MENANTU AMBURADUL   SUASANA BARU

    MENANTU AMBURADUL 140Fajarina sepertinya terlihat kelelahan efek sejak tadi mengamuk, Aku dan Mbak Rini mencoba menenangkan dan merayunya, tapi gagal. Lama-lama kami biarkan saja, membiarkan dia meluapkan semua amarahnya sampai puas. Akhirnya setelah hampir satu jam sejak awal tadi ia berontak dan ngambek, kini dia mulai kehabisan tenaga dan tertidur.Mas Yusuf membopong Rina yang tertidur di lantai, tempat tadi dia mengamuk dan menangis, Rina di tidurkan di kamar Ibu untuk sementara. Selagi kamar satunya lagi dibersihkan.Aku dan Mbak Rini berinisiatif menghias kamar Rina sedemikian rupa, yang awalnya hanya tembok berwarna putih biasa. Kami membeli sprei motif anak-anak, membeli wallpaper untuk hiasan dindingnya dan juga mengisi beberapa boneka dan mainan lain. Setidaknya saat dia bangun nanti dia senang karena sudah memiliki kamar sendiri. Mas Rama dan Mas Yusuf ikut membantu memasang wallpaper dinding yang telah kami beli. Pemasangan done. Tinggal nanti merayu Rina untuk menempati

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-26
  • MENANTU AMBURADUL   TEKANAN DARAH IBU MERTUA NAIK

    MENANTU AMBURADUL 141Aku masih berada di rumah Ibu sejak pagi tadi. Belum ada alasan bagiku untuk pulang. Aku masih setia menemani Rina.Setelah Ac selesai terpasang di kamar baru Rina, Aku melaporkannya kepada Ilyas. Kukirimkan sebuah foto untuknya. Juga untuk group keluarga. Kubersihkan kembali lantai kamar yang kotor, sambil mengajari Rina untuk bersih-bersih kamar. Sayangnya dia tidak mau karena tidak terbiasa bersih-bersih, katanya."Ayo Rin, latihan bersihin kamar sendiri yuk, supaya nanti bisa mandiri." ajakku."Iih jorok, Tante saja yang bersihin." tolaknya saat kusuruh dia latihan membersihkan kamar sendiri. Seperti menyapu dan juga mengepel.Aku masih harus maklum, karena dia belum terbiasa dengan kehidupannya yang baru.Setelah selesai beberes kamar, Aku dan Rina memasukkan sebagian mainan yang di kirim oleh Ilyas tadi pagi. Sepertinya tidak akan muat jika semuanya dimasukkan ke dalam kamar."Memangnya kamar Rina di tempat Oma gede, ya?" tanyaku."Gede sekali Tante, makany

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-27
  • MENANTU AMBURADUL   IBU MERTUA TERKENA STROKE

    MENANTU AMBURADUL 142Malam Ini, kutemani Daffa mengerjakan PR Sekolah di kamarnya. Dengan niat, jika nanti ada soal yang sulit, Daffa bisa menanyakannya kepadaku. Selama ini dia memang mengerjakan sendiri PR dari sekolahnya. Aku malah sibuk dengan duniaku sendiri. Padahal sekarang adalah waktu terpentingku, sebelum akhirnya Daffa sibuk dengan teman-temannya.Kurasa, sudah lama sekali aku kurang memperhatikan Daffa, selama ini Aku sibuk dengan pekerjaanku ketika Aku masih bekerja dulu. Kini tidak akan lagi kusia-siakan waktunya untuk hal-hal yang kurang penting.Mas Yusuf masih mengerjakan pekerjaan kantornya, di saat seperti itu, tidak ada yang bisa mengganggunya. Tak lupa tadi kubuatkan kopi untuk menemaninya, serta kusediakan beberapa cemilan.Sementara Daffa kubuatkan susu putih juga kupotongkan buah kesukaannya, yaitu apel dan pir."Mom, berapa lama lagi dedek bayinya Daffa akan lahir?" tanya Daffa tiba-tiba."Sekitar 4 bulanan lagi Nak.""Berarti nanti Daffa ada temen main donk

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-27
  • MENANTU AMBURADUL   SAKIT IBU ADALAH TEGURAN

    MENANTU AMBURADUL 143"Siapa yang sakit Mommy?" tanya Daffa yang sejak tadi sudah merasa penasaran dengan obrolanku dan Daddynya di telfon."Nenek sakit, Nak.""Ooohhh," jawab Daffa."Kok, cuman ohh?" tanyaku heran."Bukannya Nenek juga sering jawab begitu saat dikasih tahu ada yang lagi sakit, Mom?"Deggh ... Sebuah protes melayang dari mulut anakku. Lagi-lagi tentang Ibu mertua."Emangnya Daffa pernah lihat Nenek begitu?" tanyaku balik."Sering.""Masa sih? Enggak salah denger?""Enggak Mommy, Daffa masih denger dengan jelas." dia ngeyel bahwa apa yang sering didengarnya itu benar.Astaghfirullah, ternyata Daffa diam-diam memperhatikan apa yang dilakukan Neneknya. Perihal seperti ini saja dia hafal, apalagi untuk hal-hal yang lain?"Ya bukan berarti Daffa harus niruin Nenek begitu dong. Bilang Innalillah, kalau sedang terkena musibah,""Innalillah ..." ucap Daffa mengikuti saranku."Good boy,"Aku berniat memberi kabar kepada Mama dan Papa bahwa Ibu sakit. Sayangnya sudah larut mal

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-27
  • MENANTU AMBURADUL   GERTAK MAS RAMA PADA IBU

    MENANTU AMBURADUL 144Ketakutan para cucu untuk mendekat kepada Ibu ternyata membuat Ibu semakin emosi. Ibu semakin sering marah dan ngambek tidak jelas. Apalagi jika nanti kubawa Fajarina pulang ke rumahku, Ibu mungkin akan makin bertambah kesal.Aku meminta Fajarina untuk bilang sendiri kepada Neneknya, bahwa dia sementara ingin tinggal bersama Daffa. Meski aku tahu pasti Aku yang akan Ibu tuduh mengompori Rina, setidaknya itu jauh lebih baik dari pada Aku sendiri yang menyampaikan hal tersebut."Nek, Rina mau menginap di rumah Tante Nisa saja ya, sama kak Daffa."Ibu hanya menatap Rina, tanpa ekspresi. Biasanya Ibu bisa menganggukkan kepala kalau setuju. Ini sama sekali tidak."Rina cium tangan Nenek dulu, kan Nenek baru saja lihat Rina." pintaku"Nggak mau ah, Rina takut. Tante saja yang cium," tolaknyaDaffa juga kusuruh bersalaman dengan Ibu, tapi keduanya malah keluar kamar Ibu sambil berlari berhambur keluar.Rina dan Daffa beneran takut dengan kondisi Neneknya sekarang. Kala

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-27
  • MENANTU AMBURADUL   ANNISA MELAHIRKAN ANAK KEDUANYA

    MENANTU AMBURADUL 145Bukanlah hal yang mudah merawat orang tua yang sakit dalam jangka waktu yang lama. Apalagi dengan sifat temperamennya yang luar biasa. Pastinya butuh kesabaran ekstra dan keikhlasan yang tiada batasnya.Sudah lelah jiwa dan raga, terkadang mereka malah beraksi diluar batas. Membuat emosi semakin bertambah. Bersabarlah... Semoga pengabdian kalian para anak dibalas dengan surga.____________"Selamat siang, therapys datang." panggil seseorang di luar sana.Kupersilahkan anak muda yang tinggi berbadan besar itu untuk masuk ke dalam."Mau therapy Ibu ya, Mas?" tanyaku."Iya Bu, si Nenek sudah siap?" tanyanya balik padaku."Ooh iya. Sudah Mas." jawabku asal.Padahal aku tidak tahu apa saja yang harus dipersiapkan sampai si therapys bilang kalau pasien sudah siap. Hehehehe."Belum siap Mas, lagi disiapin sama Suster." jawab Mbak Rini dari dalam. Sepertinya habis nengok ke kamar Ibu.Hihihihi harap maklum ya Mas. Saya anak baru di sini. Salah-salah jawab nggak papa lah

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-27
  • MENANTU AMBURADUL   ADU MULUT

    MENANTU AMBURADUL 146Aku sedang membuat minuman hangat di dapur, sambil mendengarkan perbincangan Mas Yusuf dan si sulung Daffa di ruang tv."Daffa, Kak Khaity sudah mulai mau masuk pesantren loh, setelah lulus sekolah ini. Kalau kamu maunya gimana?" tanya Daddynya serius."Emm, gimana ya enaknya?" Daffa sepertinya masih bingung."Coba difikirkan matang-matang, gimana maunya Daffa." tutur Daddynya. Rina tampak cuek bebek fokus dengan apa yang ditontonnya."Silahkan di minum, minuman hangatnya." kuletakkan seteko lemon tea hangat untuk mereka bertiga. Aku sudah menuang satu gelas untukku sendiri. Kuteguk pelan sambil menikmati kehangatannya yang merasuki tenggorokan."Makasih de'," ucap suamiku berterimakasih."Iya, sama-sama, Mas."Menurut penuturan Mbak Rini, si Khaity memang sebentar lagi akan dimasukkan ke sebuah pesantren oleh Mas Rama. Itu sudah menjadi cita-cita Mas Rama sejak Khaity kecil, Ia kepingin punya anak yang pandai dalam beragama, sholekhah dan kelak bisa berbakti de

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-27

Bab terbaru

  • MENANTU AMBURADUL   SELAMAT JALAN IBU (ENDING)

    MENANTU AMBURADUL 161 (ENDING)Setiap manusia selalu punya pilihan untuk selalu bersikap baik kepada sesama atau justru sebaliknya.___________Takdir hidup terkadang memang mengejutkan. Apalagi dengan terjadinya pendekatan dan rencana pernikahan antara Mimi dan Raihan. Semua orang bahkan diriku sendiri juga kaget. Apalagi mereka yang baru saja tinggal satu rumah dalam hitungan hari. Mimi dulu sempat ingin diadopsi sebagai anak oleh Ibu setelah kematian Mia, tapi rencana Ibu gagal karena tidak mendapatkan persetujuan dari anak-anak lelaki Ibu, kini Ia malah akan dijadikan istri oleh Raihan. Seseorang yang pernah menjadi menantu Ibu.Herannya si Mimi juga bersedia dengan permintaan Raihan yang ingin mempersuntingnya. Entah apapun itu motifnya yang jelas doa terbaik selalu untuk mereka berdua.Jika dengan menikah dengan Raihan membuat Mimi akan bersikap lebih penyayang kepada Fajarina dan Ibu, sungguh itu ide yang bagus. Karena selama ini Ibu sudah di rawat dengan Mimi dengan sepenuh ha

  • MENANTU AMBURADUL   KEJUTAN DI RUMAH RAIHAN

    MENANTU AMBURADUL 160Kulihat betapa senangnya Daffa diperhatikan oleh Mama dan Papa. Daffa juga sangat bahagia karena Mama dan Papa beberapa hari ini tinggal di rumah kami. Dua orang yang memang sejak Daffa kecil sangat dekat dengan Daffa.Dulu, si Sulungku justru malah sering kutinggalkan bersama kedua orang tuaku karena banyak hal. Itu sebabnya suatu waktu Mama pernah memarahiku karena hal tersebut. Karena kesibukanku di duniaku sendiri sehingga sering meninggalkan anakku di tempat Mama.Sering juga kutinggalkan Daffa karena ulah Ibu mertua. Atau masalah keluarga Mas Yusuf yang tak jarang menyita waktuku. Tentang almarhumah Mia, tentang Ibu, atau masalah lainnya.Dari sebab inilah Daffa menjadi lebih dekat dan intensitas kebersamaannya dengan Grandma dan Grandpanya sangat sering."Lagi pada asyik ngapain?" tanyaku pada Papa dan Daffa yang sedang bercengkerama di ruang Tv."Lagi jawab teka-teki silang nih Mom." jawab Daffa."Siapa yang menang?""Nggak ada yang menang, kami jawab b

  • MENANTU AMBURADUL   TAKJIL DARI MERTUA

    MENANTU AMBURADUL 159Mas Rama, Mbak Rini, Khaity dan Mama Papa berpamitan untuk pulang. Berhubung acara buka bersama telah usai. Sebenarnya ingin tarawih berjamaah juga, tapi takutnya kemalaman.Ibu mengamankan diri di kamar, mungkin sedang menyelesaikan beberes barang-barang. Begitu juga Mimi, dia digaji untuk mengikuti kemanapun Ibu akan tinggal.Mungkin tidak lama lagi Mimi bisa bekerja dengan Ibu, karena umur dia sekarang sudah menunjukkan umur seorang wanita yang pantas untuk menikah. Kedua orang tuanya sudah sering mendesak Mimi untuk segera menikah. Tidak peduli bagaimana senangnya Mimi mencari uang.Mungkin kedua orang tua Mimi takut jika nanti Mimi menikah terlalu tua. Apalagi di kampung pasti banyak yang akan ikut berkomentar jika ada anak gadis salah satu warga yang menikah terlalu tua.Aku berpesan kepada Mimi untuk jangan lebih dulu bilang sama Ibu jika memang sudah mau resign dari pekerjaan ini. Karena tahu sendiri pasti Ibu akan merasa gelisah jika diberi tahu di awal.

  • MENANTU AMBURADUL   PERPISAHAN

    MENANTU AMBURADUL 158Tidak ada yang bisa merubah watak seseorang, kecuali dirinya sendiri yang ingin merubahnya.Betapa sulitnya menuruti semua kemauan Ibu. Dari hal sepele, sampai hal yang paling berat sekalipun. Dari waktu yang bersahabat atau waktu yang sedang tidak bersahabat. Jika si Ibu sudah berkehendak, maka keinginan itu harus terwujud."Ibu jadinya puasa atau enggak, Bu?""Mana kuat Ibu puasa, Ibu kan enggak sahur Nis. Ada-ada aja kamu.""Oooh, gegara menu sahur enggak sesuai keinginan Ibu, Ibu jadi mutusin buat nggak puasa ya.""Ngomong apa sih kamu ini." Elak Ibu. Mungkin si kanjeng ratu malu mau jujur."Ibu minta menu apa buat nanti sahur. Biar bisa puasa bareng kita.""Apa ya, nanti Ibu kasih tahu deh kalau sudah dapat menu yang Ibu pingin.""Sekarang saja Bu. Nggak usah nanti-nanti. Yang mau belanja dan yang masih jualan lauk mentah siapa kalau sudah sore. Ini bentar lagi juga orang sibuk nyari takjil. Bukan sayur mayur atau lauk mentah." cerocosku mendesak Ibu agar me

  • MENANTU AMBURADUL   PERMINTAAN IBU SAAT SAHUR PERTAMA

    MENANTU AMBURADUL 157"Marhaban ya Romadhon. Marhaban Syahrossiyam."Selamat menunaikan Ibadah puasa bagi yang menjalankan. Semoga kita semua diberikan kesehatan sehingga bisa beribadah dengan maksimal di bulan suci ini. Aamiin.____________"Nek, maafkan Rina. Nenek jangan marah." kata Rina di balik pintu kamar neneknya sambil ketok-ketok.Ibu mengunci pintu kamar beliau dari dalam, sehingga tidak ada seorangpun yang bisa masuk, termasuk Mimi."Pergi saja semua. Jangan perdulikan Nenek lagi.""Kami semua masih peduli kok sama Nenek.""Bohong. Buktinya kamu tidak mau tinggal sama Nenek. Kamu malah memilih tinggal bersama Ayahmu.""Nenek boleh ikut sama kami. Kata Ayah, kita akan tinggal bersama."Hening... tidak ada balasan dari dalam ruangan yang pastinya berantakan itu akibat ulah dari Ibu. Segala barang yang ada di dalam selalu dirusak saat Ibu marah. Itu sebabnya kami tidak banyak meletakkan barang-barang berbahan kaca yang mudah pecah. Salah satu alasannya ya karena itu. Tidak i

  • MENANTU AMBURADUL   IBU MENGAMUK MENDENGAR KEPUTUSAN DARI CUCUNYA

    MENANTU AMBURADUL 156Kami masih di Supermarket langganan. Cuman beda posisi saja. Aku, Fateh, Rina, Daffa dan Mbak Karti sedang menunggu Ibu dan Mimi yang masih ada di dalam. Mas Yusuf entah menghilang kemana?Daffa awalnya membantu Neneknya mendorong troli belanjaan, tapi dia antarkan troli tersebut sampai kasir lalu pamit mencari Daddynya agar bisa membantunya membawakan belanjaan si nenek. Sudah Daffa cari kemana-mana, batang hidung Daddynya belum juga nongol, akhirnya Daffa menemukan keberadaan kami dan menunggu Mas Yusuf bersama kami di sini."Loh, kok kalian pada di sini? Ibu dimana?" tanya Mas Yusuf yang mendadak care dengan keberadaan ibunya."Helloooo kemana aja dari tadi Mas?" batinku mengomel.Entah dari mana asalnya Mas Yusuf tiba-tiba muncul begitu saja. Bilangnya sih dari toilet. Entah ngumpet atau ngapain dia sejak tadi di sana? Kami saja sudah duduk di sini sekitar 15 menit. Berarti Mas Yusuf berada di toilet hampir 45 menitan. Hahahaha mustahil sekali Mas. Alasan k

  • MENANTU AMBURADUL   NASIB KURANG BAIK IBU MERTUA

    MENANTU AMBURADUL 155Suara huru-hara orang yang hendak beraktivitas mulai terdengar di luar. Sang embun mulai menampakkan diri, pertanda bahwa pagi ini masih begitu dingin. Kembali kututup pintu rumah, lalu menikmati pekerjaan pagi yang setiap hari kujalani.Mbak Karti sudah memulai pekerjaan rumah lebih dulu, ia tampak serius sedang bergelut dengan cucian dan mesin. Sementara Aku sedang menyiapkan bumbu dan bahan makanan untuk kukupas dan potong-potong.Mas Yusuf dan Fateh masih terlelap tidur. Tadi mereka asyik bercanda dari sebelum subuh, namun akhirnya keduanya tertidur kembali setelah Mas Yusuf melakukan sholat subuh.Daffa dan Fajarina juga kebetulan sedang ada di rumah. Mereka sedang menikmati liburan di rumah menjelang ramadhan dari pesantren. Tidak lama sih, sekitar satu minggu. Itupun sudah membuat mereka berdua merasa senang, karena bisa pulang ke rumah dan berkumpul bersama keluarga. Khaity juga pulang."Boleh Rina bantu, Tante?" sapa seseorang dari belakangku."Eh Rina,

  • MENANTU AMBURADUL   IBU BERHALUSINASI ATAU TAUBAT?

    MENANTU AMBURADUL 154Kudengar bel rumah berbunyi, sepertinya ada seseorang yang datang. Aku berdiri dari posisi awalku yang sedang duduk di samping Fateh untuk menitipkan sementara Fateh, kepada Mbak Karti. Dengan sedikit rasa penasaran Akupun membuka pintu depan."Assalamu'alaikum Mbak Nisa. Saya rindu sekali dengan Mbak Nisa." sapa seorang dokter perempuan cantik di hadapanku. Ia Aisyah, istri dari Ilyas.Kami saling berpelukan. Sudah lama sekali sepertinya kami tidak berjumpa."Alhamdulillah Baik. Tahu rumahku dari Mana, Syah?""Minta sama Mbak Rini. Hehehehe nggak papa kan Mbak? Maaf sudah lancang.""Nggak papa dong. Malahan seneng ada yang datang ke sini jengukin diriku.""Hehehehe Mbak Nisa bisa saja."Setelah bertahun-tahun tidak bertemu, rupanya Aku sedikit pangling padanya. Kini Aisyah tampak lebih subur, sepertinya benar yang dibilang oleh Fajarina, Aisyah terlihat seperti sedang berbadan dua. Wajahnya masih saja cantik, bahkan lebih cantik sekarang dengan aura keibuannya ya

  • MENANTU AMBURADUL   IBU MALU DINASEHATI CUCU

    MENANTU AMBURADUL 153Sudah sekitar 45 menit kami menunggu mobil yang dinaiki oleh Ibu singgah di sini. Kami semua seperti orang hilang di sebuah Pom Bensin ini. Bukan seperti lagi, kami ibarat keluarga yang terdampar tanpa kepastian.Ibu tak kunjung ada kabar. Selain cemas, kami juga sempat berfikiran buruk tentang mereka bertiga yang kebetulan di supiri oleh orang sewaan yang kurang begitu kami kenal. Takutnya mereka bertiga kenapa-napa. Misalnya diculik gitu. Tapi ribet juga sih kalau yang diculik Ibu. Bakalan susah ngerawatnya. Belum lagi pas kena omel si Ibu, bisa-bisa nyerah penculiknya. Angkat tangan beserta kaki. Hahahahaa.Selang berapa lama, Mas Yusuf dan Mas Rama akhirnya berhasil menghubungi si driver lewat sambungan telfon. Saat ditanya oleh Mas Rama kebetulan si driver baru sampai rumah lagi. Tadinya masih di jalan dan susah ambil ponsel di sakunya, makanya tidak kunjung diangkat.Ternyata Ibu melupakan sesuatu, tas beliau ketinggalan di ruang tamu lengkap beserta pons

DMCA.com Protection Status