MENANTU AMBURADUL Bab 55Ada hawa yang tak biasa dengan kehadiran beberapa orang yang merubah mood pagiku. Aku mencium gelagat aneh yang sedang diperbuat oleh keluarga Mas Yusuf. Entah kenapa pagi buta begini ada Ibu, Raihan dan Mia tiba-tiba saja mampir ke rumah kami membawa serta Fajarina yang katanya mau pergi rekreasi. Sebenarnya mau pamer? Atau sekedar kasih informasi atas kehidupan yang bahagia menurut versi mereka saat ini? Entah apa motif mereka? Sampai detik ini masih terus kuselidiki dan kuduga-duga. “Mbak, Mas Yusuf di mana?” tanya Mia. Dia seperti saudara yang tak mengenali kebiasaan saudaranya yang lain. Padahal sudah hidup puluhan tahun bersama Mas Yusuf. Harusnya dia tahu bagaimana kakaknya pada jam segini. “Masih tidurlah, ini kan masih pagi banget. Coba tengok jarum jam di dinding itu, Mia," pintaku. “Hehehe iya, baru pukul 05.15 Wib sekarang.” jawab Mia.Emangnya mereka enggak sholat subuh apa? Jam segini sudah nongol aja ke sini. Udah rapi pula, tinggal nunggu s
MENANTU AMBURADUL Bab 56Pagi ini sudah pukul 09.00 Wib, Mas Yusuf jelas sudah ada di kantor. Entah kenapa si Daffa meminta tidur lagi di jam segini, mungkin karena tadi dia bangun lebih pagi dari biasanya, jadi sekarang matamya sudah mengantuk. Kerjaan rumah yang sudah beres memberiku kesempatan untuk lebih banyak melamun dan mengandai-andai banyak hal. Tentang kehidupan yang penuh teka-teki dan kejutan ini. Sampai rasanya pikiran ini penuh dan sesak, diisi oleh pikiran tentang banyak hal. Umur Daffa sudah lebih dari satu tahun. Sudah bisalah ya, kubawa dia jalan-jalan agak jauhan sedikit begitu misalnya. Itupun kalau seandainya disetujui oleh bapak kandungnya. Hahahaha.Ada satu janji manis Mas Yusuf yang masih menggantung di dalam angan-angan. Inget ya, masih ngegantung dan belum terealisasi dalam kehidupan nyata. Ada rasa ingin yang menggebu dalam harapan yang hampir punah. Sudah sekian tahun Aku menunggu momen tersebut. Tanpa ada sedikitpun kepastian yang memberi nyawa pada j
MENANTU AMBURADUL Bab 57Semakin Aku cuek, makin penasaran ternyata dengan apa yang kulihat tadi. Kucoba pastikan kepada Mia, sebenarnya di mana sekarang keberadaan suami tercintanya. Masa iya Raihan pergi ke tempat yang jauh secara diam-diam? Rasanya kan mustahil jika tanpa izin dari istrinya. Pikiranku bercabang, rasanya pusing sekali karena diharuskan untuk berpikir tentang permasalahan rumah tangga adik ipark, namun tak bisa kuungkap secepatnya karena butuh banyak bukti valid supaya meyakinkan sang korban. Mas Yusuf tampak sedang memikirkan sesuatu. Mungkin firasat dia enggak baik tentang ibu tiri Raihan tadi. Ditambah lagi Mas Yusuf seperti melihat Raihan di sisi ibu tirinya. Makin kepikiran pasti dia? Aku saja yang hanya sebagai kakak ipar Mia, merasa sangat kasihan kepadanya seandainya terjadi hal-hal buruk menimpanya, apalagi kakak kandungnya sendiri? Pasti jauh lebih patah hati. Setelah kupikir-pikir, sebaiknya Aku tanya langsung kepada Mia lewat sebuah pesan. Tidak mungki
MENANTU AMBURADUL Bab 58Pagi sekali Aku dan Mas Yusuf mengantarkan ART baru untuk tinggal di rumah Ibu. Semoga saja kali ini dia betah. Minimal beberapa bulan lah ya, jangan hitungan minggu. Rasanya lelah sekali untuk mencarikan pengganti secara terus menerus. Meski seleksi sudah dilakukan dengan ketat, tetap saja kami tidak bisa mengelabuhi jiwa pemilih yang ibu miliki. Calon Assisten ibu mertua kali ini namanya Mimi. Masih lumayan muda, tepatnya usianya jauh lebih muda dariku. Aku cukup memanggilnya dengan sebutan nama saja, karena dia yang meminta. Mana mungkin juga ibu dipilihkan ART yang usianya sepuh, karena beliau orangnya paling susah diatur, mendengarkan pendapat anak atau tetangga saja ogah, apalagi pendapat seorang pembantu rumah tangga meski usianya lebih tua dari ibu. Itu sebabnya usia sangat berpengaruh sebagai syarat memilihkan siapa orang yang akan berada di dekat ibu ini. Setidaknya jika usiamya lenih muda, lebih mudah mencerna apa yang ibu pinta. Jika dinasehati
MENANTU AMBURADUL Bab 59Aku membiarkan Mia untuk tidur lebih lama, supaya nanti saat bangun dia sudah fresh kembali. Sedari tadi handphone miliknya tak berhenti bergetar, ku jauhkan dari keberadaannya, supaya dia tidak terganggu. Sepertinya hari ini Mia membolos kerja? Atau memang sedang libur? Entahlah. Aku menebak saja. Ada panggilan telpon di handphone milik Mia berkali-kali dari kontak yang diberi nama “Ibu” dan “Suami”, jelas ini telfon dari mertuaku dan Raihan. Sengaja tidak kuangkat karena Aku tahu Mia sedang ingin menyendiri, itu sebabnya dia lari ke sini. Jika kuberi tahu keduanya tentang posisi Mia sekarang berada, sama artinya diriku tidak mengerti kondisi psikis dan mentalnya. Setelah rahasia besar apa yang dia ketahui.Kupandangi wajah lelah Mia yang sedsng terlelap dalam tidurnya. Kasihan juga dia, setelah apa yang sudah dia jalani selama ini. Kebohongannya, pencitraan, memaksakan diri, ingin menjadi yang paling hebat diantara yang lainnya. Walau kadang kelakuannya se
MENANTU AMBURADULBab 60Dalam pernikahan, Jika rasa hormat, kasih dan sayang sudah lenyap dalam sebuah hubungan rumah tangga, artinya nyawa dalam hubungan tersebut sudah mati. Jika hati sudah kehilangan rasa cinta, maka hanya ada kebersamaan raga saja yang tersisa. Kebersamaan yang sudah tidak memiliki arti apa-apa. Hanya saling membersamai saja setiap hari. Kamu ya kamu, Aku ya aku. Hubungan suami istri jika sudah ada sang buah hati, bukanlah lagi hanya sekedar hubungan romantisme seperti saat pengantin baru, hubungan ini akan berbeda. Hubungan kalian itu layaknya seorang patner hidup, yang berjalan searah dan satu tujuan persinggahan demi sesuatu yang bernama masa depan. Masa depan pernikahan kalian, dan masa depan buah hati kalian. Jika salah satu diantaranya sudah memiliki arah dan tujuan yang berbeda, akan sulit bagi kalian untuk mengarungi hubungan tersebut. Apalagi jika salah satu dari pasangan sudah memiliki tempat persinggahan lain yang bisa lebih membuatnya nyaman, hanya
MENANTU AMBURADUL Bab 61(Gimana kondisi orang rumah Mi? Aman?) tanyaku pada Mimi lewat sebuah pesan. (Sementara aman Mbak, hanya saja Mas Raihan belum ada datang ke sini) balasnya. (Raihan enggak pulang dari semalam?) cecarku. (Enggak Mbak)(Oke, makasih ya infonya)(Sama-sama Mbak) Aku berniat mengajak Mia untuk bertemu dengan Maya, tapi ajakanku ditolak olehnya. Padahal niatku baik, entah kenapa Mia seperti manusia dengan beberapa kepribadian labilnya. Kadang A dan kadang menjadi B. Bahkan bisa juga berubah menjadi C. Entahlah? _____________Pagi-pagi, Mama dan Papa datang untuk menjemput Daffa. Seperti biasa setiap weekend Mama dan Papa mengajak Daffa untuk pergi jalan-jalan atau berkunjung ke tempat wisata. Daffa sudah cukup besar untuk pergi tanpa Mommynya. Lagian dia juga sudah minum susu formula, bukan lagi Asi. Asiku sudah tidak begitu banyak keluar, itu sebabnya Aku memberinya susu formula sebagai pengganti. Itu yang membuat kedua orang tuaku semakin leluasa menguasai
MENANTU AMBURADUL Bab 62Aku dan Mas Yusuf pergi ke rumah Mas Rama untuk menjelaskan tentang yang diceritakan oleh Maya kemarin. Mas Rama dan Mbak Rini mulai memahami ceritaku. Dari sini sudah bisa ditarik kesimpulan tentang siapa sosok dari Tante Zia ini. Bagaimana kehidupan dan masa lalunya. Kulihat betapa hebohnya Mbak Rini mengurus kedua anaknya secara bersamaan. Dia kurang fokus mendengarkan obrolan kami berempat ini, karena fokuanya harus terbagi-bagi. “Khaity sakit Mbak?” tanyaku. “Hangat gitu badannya De’, kebanyakan maen sih!” tukas Mbak Rini penuh kekecewaan. Setiap orang tua pasti sedih ketika anaknya sudah memperlihatkan tanda-tanda dia sedang tidak enak badan. Maunya sih kita saja yang sakit sebagai orang tua, tapi ribet juga sih kakau sebagai emak harus sakit, karena enggak boleh dirasa juga soalnya masih harus standby menjaga sang buah hati. “Si kecil gimana? Anget juga badannya?" “Sulthan enggak sih. Dia biasa aja suhunya normal.” “Tidurnya bareng kah, Mbak?”“E