MENANTU AMBURADUL Bab 57Semakin Aku cuek, makin penasaran ternyata dengan apa yang kulihat tadi. Kucoba pastikan kepada Mia, sebenarnya di mana sekarang keberadaan suami tercintanya. Masa iya Raihan pergi ke tempat yang jauh secara diam-diam? Rasanya kan mustahil jika tanpa izin dari istrinya. Pikiranku bercabang, rasanya pusing sekali karena diharuskan untuk berpikir tentang permasalahan rumah tangga adik ipark, namun tak bisa kuungkap secepatnya karena butuh banyak bukti valid supaya meyakinkan sang korban. Mas Yusuf tampak sedang memikirkan sesuatu. Mungkin firasat dia enggak baik tentang ibu tiri Raihan tadi. Ditambah lagi Mas Yusuf seperti melihat Raihan di sisi ibu tirinya. Makin kepikiran pasti dia? Aku saja yang hanya sebagai kakak ipar Mia, merasa sangat kasihan kepadanya seandainya terjadi hal-hal buruk menimpanya, apalagi kakak kandungnya sendiri? Pasti jauh lebih patah hati. Setelah kupikir-pikir, sebaiknya Aku tanya langsung kepada Mia lewat sebuah pesan. Tidak mungki
MENANTU AMBURADUL Bab 58Pagi sekali Aku dan Mas Yusuf mengantarkan ART baru untuk tinggal di rumah Ibu. Semoga saja kali ini dia betah. Minimal beberapa bulan lah ya, jangan hitungan minggu. Rasanya lelah sekali untuk mencarikan pengganti secara terus menerus. Meski seleksi sudah dilakukan dengan ketat, tetap saja kami tidak bisa mengelabuhi jiwa pemilih yang ibu miliki. Calon Assisten ibu mertua kali ini namanya Mimi. Masih lumayan muda, tepatnya usianya jauh lebih muda dariku. Aku cukup memanggilnya dengan sebutan nama saja, karena dia yang meminta. Mana mungkin juga ibu dipilihkan ART yang usianya sepuh, karena beliau orangnya paling susah diatur, mendengarkan pendapat anak atau tetangga saja ogah, apalagi pendapat seorang pembantu rumah tangga meski usianya lebih tua dari ibu. Itu sebabnya usia sangat berpengaruh sebagai syarat memilihkan siapa orang yang akan berada di dekat ibu ini. Setidaknya jika usiamya lenih muda, lebih mudah mencerna apa yang ibu pinta. Jika dinasehati
MENANTU AMBURADUL Bab 59Aku membiarkan Mia untuk tidur lebih lama, supaya nanti saat bangun dia sudah fresh kembali. Sedari tadi handphone miliknya tak berhenti bergetar, ku jauhkan dari keberadaannya, supaya dia tidak terganggu. Sepertinya hari ini Mia membolos kerja? Atau memang sedang libur? Entahlah. Aku menebak saja. Ada panggilan telpon di handphone milik Mia berkali-kali dari kontak yang diberi nama “Ibu” dan “Suami”, jelas ini telfon dari mertuaku dan Raihan. Sengaja tidak kuangkat karena Aku tahu Mia sedang ingin menyendiri, itu sebabnya dia lari ke sini. Jika kuberi tahu keduanya tentang posisi Mia sekarang berada, sama artinya diriku tidak mengerti kondisi psikis dan mentalnya. Setelah rahasia besar apa yang dia ketahui.Kupandangi wajah lelah Mia yang sedsng terlelap dalam tidurnya. Kasihan juga dia, setelah apa yang sudah dia jalani selama ini. Kebohongannya, pencitraan, memaksakan diri, ingin menjadi yang paling hebat diantara yang lainnya. Walau kadang kelakuannya se
MENANTU AMBURADULBab 60Dalam pernikahan, Jika rasa hormat, kasih dan sayang sudah lenyap dalam sebuah hubungan rumah tangga, artinya nyawa dalam hubungan tersebut sudah mati. Jika hati sudah kehilangan rasa cinta, maka hanya ada kebersamaan raga saja yang tersisa. Kebersamaan yang sudah tidak memiliki arti apa-apa. Hanya saling membersamai saja setiap hari. Kamu ya kamu, Aku ya aku. Hubungan suami istri jika sudah ada sang buah hati, bukanlah lagi hanya sekedar hubungan romantisme seperti saat pengantin baru, hubungan ini akan berbeda. Hubungan kalian itu layaknya seorang patner hidup, yang berjalan searah dan satu tujuan persinggahan demi sesuatu yang bernama masa depan. Masa depan pernikahan kalian, dan masa depan buah hati kalian. Jika salah satu diantaranya sudah memiliki arah dan tujuan yang berbeda, akan sulit bagi kalian untuk mengarungi hubungan tersebut. Apalagi jika salah satu dari pasangan sudah memiliki tempat persinggahan lain yang bisa lebih membuatnya nyaman, hanya
MENANTU AMBURADUL Bab 61(Gimana kondisi orang rumah Mi? Aman?) tanyaku pada Mimi lewat sebuah pesan. (Sementara aman Mbak, hanya saja Mas Raihan belum ada datang ke sini) balasnya. (Raihan enggak pulang dari semalam?) cecarku. (Enggak Mbak)(Oke, makasih ya infonya)(Sama-sama Mbak) Aku berniat mengajak Mia untuk bertemu dengan Maya, tapi ajakanku ditolak olehnya. Padahal niatku baik, entah kenapa Mia seperti manusia dengan beberapa kepribadian labilnya. Kadang A dan kadang menjadi B. Bahkan bisa juga berubah menjadi C. Entahlah? _____________Pagi-pagi, Mama dan Papa datang untuk menjemput Daffa. Seperti biasa setiap weekend Mama dan Papa mengajak Daffa untuk pergi jalan-jalan atau berkunjung ke tempat wisata. Daffa sudah cukup besar untuk pergi tanpa Mommynya. Lagian dia juga sudah minum susu formula, bukan lagi Asi. Asiku sudah tidak begitu banyak keluar, itu sebabnya Aku memberinya susu formula sebagai pengganti. Itu yang membuat kedua orang tuaku semakin leluasa menguasai
MENANTU AMBURADUL Bab 62Aku dan Mas Yusuf pergi ke rumah Mas Rama untuk menjelaskan tentang yang diceritakan oleh Maya kemarin. Mas Rama dan Mbak Rini mulai memahami ceritaku. Dari sini sudah bisa ditarik kesimpulan tentang siapa sosok dari Tante Zia ini. Bagaimana kehidupan dan masa lalunya. Kulihat betapa hebohnya Mbak Rini mengurus kedua anaknya secara bersamaan. Dia kurang fokus mendengarkan obrolan kami berempat ini, karena fokuanya harus terbagi-bagi. “Khaity sakit Mbak?” tanyaku. “Hangat gitu badannya De’, kebanyakan maen sih!” tukas Mbak Rini penuh kekecewaan. Setiap orang tua pasti sedih ketika anaknya sudah memperlihatkan tanda-tanda dia sedang tidak enak badan. Maunya sih kita saja yang sakit sebagai orang tua, tapi ribet juga sih kakau sebagai emak harus sakit, karena enggak boleh dirasa juga soalnya masih harus standby menjaga sang buah hati. “Si kecil gimana? Anget juga badannya?" “Sulthan enggak sih. Dia biasa aja suhunya normal.” “Tidurnya bareng kah, Mbak?”“E
MENANTU AMBURADUL Bab 63Baru kali ini Aku melihat Ibu begitu terpuruk, menyaksikan sendiri anak perempuan kesayangannya disia-siakan oleh seorang laki-laki. Lelaki yang sudah menikahinya selama beberapa tahun dan dikaruniai seorang anak ini. Padahal biasanya beliau selalu memperlihatkan sifat songongnya kepada semua orang. Tidak pernah mau memperlihatkan kesedihannya kecuali jika sedang berdrama di hadapan anak-anak lelaki dan menantunya. Entah apa yang Ibu pikirkan atau Ibu sesali kali ini? Mbak Rini yang sedari tadi ingin melihat ekspresi Ibu kuperlihatkan lewat sebuah video. Kurekam dengan hati-hati sosok Ibu yang kini sedang merebahkan tubuhnya dengan hati yang merasa penuh kekecewaan di sini. Menantikan hasil akhir dari keputusan anak dan menantunya. Mimi berusaha menenangkan Ibu dengan memijat-mijat beliau. Mukanya tampak murung entah karena lelah, lapar, atau apa? Mungkin lelah menghadapu drama rumah tangga yang ada di keluarga ini. Namanya juga hidup, Mi, pasti ada bumbuny
MENANTU AMBURADUL Bab 64Hal terberat dalam hidup ini adalah, merelakan seseorang yang dulunya belum ada, menjadi ada, lalu kembali menjadi tidak ada lagi di sisi kita. Itulah kehilangan paling mendalam yang mungkin sedang Mia rasakan. Fisik Mia kini sedang sakit. Badannya demam, juga tidak ada nafsu makan. Dia sudah membolos kerja selama beberapa hari ini. Entah bagaimana nasib pwkerjaannya setelah ini, tetap diperbolehkan bekerja atau malah di pecat? Masalahnya adalah dia anak baru, yang belum lama dipekerjakan di tempat tersebut. Lalu absensinya terlalu banyak tidak hadir, sudah ku tebak di awal bagaimana akhirnya nanti. Kami sudah setia menasehatinya setiap waktu, tapi fisiknya sepertinya tidak mau melakukan apa yang kami sarankan. Hatinya yang patah mendominasi dirinya untuk menjadi sehancur sekarang. Entah kapan ia akan bangkit? Hanya Mia yang tahu dan bisa mengendalijan dirinya sendiri. Meski bagaimanapun kelakuan Raihan, Mia sebenarnya masih bisa memaafkannya, hanya saja R
MENANTU AMBURADUL 161 (ENDING)Setiap manusia selalu punya pilihan untuk selalu bersikap baik kepada sesama atau justru sebaliknya.___________Takdir hidup terkadang memang mengejutkan. Apalagi dengan terjadinya pendekatan dan rencana pernikahan antara Mimi dan Raihan. Semua orang bahkan diriku sendiri juga kaget. Apalagi mereka yang baru saja tinggal satu rumah dalam hitungan hari. Mimi dulu sempat ingin diadopsi sebagai anak oleh Ibu setelah kematian Mia, tapi rencana Ibu gagal karena tidak mendapatkan persetujuan dari anak-anak lelaki Ibu, kini Ia malah akan dijadikan istri oleh Raihan. Seseorang yang pernah menjadi menantu Ibu.Herannya si Mimi juga bersedia dengan permintaan Raihan yang ingin mempersuntingnya. Entah apapun itu motifnya yang jelas doa terbaik selalu untuk mereka berdua.Jika dengan menikah dengan Raihan membuat Mimi akan bersikap lebih penyayang kepada Fajarina dan Ibu, sungguh itu ide yang bagus. Karena selama ini Ibu sudah di rawat dengan Mimi dengan sepenuh ha
MENANTU AMBURADUL 160Kulihat betapa senangnya Daffa diperhatikan oleh Mama dan Papa. Daffa juga sangat bahagia karena Mama dan Papa beberapa hari ini tinggal di rumah kami. Dua orang yang memang sejak Daffa kecil sangat dekat dengan Daffa.Dulu, si Sulungku justru malah sering kutinggalkan bersama kedua orang tuaku karena banyak hal. Itu sebabnya suatu waktu Mama pernah memarahiku karena hal tersebut. Karena kesibukanku di duniaku sendiri sehingga sering meninggalkan anakku di tempat Mama.Sering juga kutinggalkan Daffa karena ulah Ibu mertua. Atau masalah keluarga Mas Yusuf yang tak jarang menyita waktuku. Tentang almarhumah Mia, tentang Ibu, atau masalah lainnya.Dari sebab inilah Daffa menjadi lebih dekat dan intensitas kebersamaannya dengan Grandma dan Grandpanya sangat sering."Lagi pada asyik ngapain?" tanyaku pada Papa dan Daffa yang sedang bercengkerama di ruang Tv."Lagi jawab teka-teki silang nih Mom." jawab Daffa."Siapa yang menang?""Nggak ada yang menang, kami jawab b
MENANTU AMBURADUL 159Mas Rama, Mbak Rini, Khaity dan Mama Papa berpamitan untuk pulang. Berhubung acara buka bersama telah usai. Sebenarnya ingin tarawih berjamaah juga, tapi takutnya kemalaman.Ibu mengamankan diri di kamar, mungkin sedang menyelesaikan beberes barang-barang. Begitu juga Mimi, dia digaji untuk mengikuti kemanapun Ibu akan tinggal.Mungkin tidak lama lagi Mimi bisa bekerja dengan Ibu, karena umur dia sekarang sudah menunjukkan umur seorang wanita yang pantas untuk menikah. Kedua orang tuanya sudah sering mendesak Mimi untuk segera menikah. Tidak peduli bagaimana senangnya Mimi mencari uang.Mungkin kedua orang tua Mimi takut jika nanti Mimi menikah terlalu tua. Apalagi di kampung pasti banyak yang akan ikut berkomentar jika ada anak gadis salah satu warga yang menikah terlalu tua.Aku berpesan kepada Mimi untuk jangan lebih dulu bilang sama Ibu jika memang sudah mau resign dari pekerjaan ini. Karena tahu sendiri pasti Ibu akan merasa gelisah jika diberi tahu di awal.
MENANTU AMBURADUL 158Tidak ada yang bisa merubah watak seseorang, kecuali dirinya sendiri yang ingin merubahnya.Betapa sulitnya menuruti semua kemauan Ibu. Dari hal sepele, sampai hal yang paling berat sekalipun. Dari waktu yang bersahabat atau waktu yang sedang tidak bersahabat. Jika si Ibu sudah berkehendak, maka keinginan itu harus terwujud."Ibu jadinya puasa atau enggak, Bu?""Mana kuat Ibu puasa, Ibu kan enggak sahur Nis. Ada-ada aja kamu.""Oooh, gegara menu sahur enggak sesuai keinginan Ibu, Ibu jadi mutusin buat nggak puasa ya.""Ngomong apa sih kamu ini." Elak Ibu. Mungkin si kanjeng ratu malu mau jujur."Ibu minta menu apa buat nanti sahur. Biar bisa puasa bareng kita.""Apa ya, nanti Ibu kasih tahu deh kalau sudah dapat menu yang Ibu pingin.""Sekarang saja Bu. Nggak usah nanti-nanti. Yang mau belanja dan yang masih jualan lauk mentah siapa kalau sudah sore. Ini bentar lagi juga orang sibuk nyari takjil. Bukan sayur mayur atau lauk mentah." cerocosku mendesak Ibu agar me
MENANTU AMBURADUL 157"Marhaban ya Romadhon. Marhaban Syahrossiyam."Selamat menunaikan Ibadah puasa bagi yang menjalankan. Semoga kita semua diberikan kesehatan sehingga bisa beribadah dengan maksimal di bulan suci ini. Aamiin.____________"Nek, maafkan Rina. Nenek jangan marah." kata Rina di balik pintu kamar neneknya sambil ketok-ketok.Ibu mengunci pintu kamar beliau dari dalam, sehingga tidak ada seorangpun yang bisa masuk, termasuk Mimi."Pergi saja semua. Jangan perdulikan Nenek lagi.""Kami semua masih peduli kok sama Nenek.""Bohong. Buktinya kamu tidak mau tinggal sama Nenek. Kamu malah memilih tinggal bersama Ayahmu.""Nenek boleh ikut sama kami. Kata Ayah, kita akan tinggal bersama."Hening... tidak ada balasan dari dalam ruangan yang pastinya berantakan itu akibat ulah dari Ibu. Segala barang yang ada di dalam selalu dirusak saat Ibu marah. Itu sebabnya kami tidak banyak meletakkan barang-barang berbahan kaca yang mudah pecah. Salah satu alasannya ya karena itu. Tidak i
MENANTU AMBURADUL 156Kami masih di Supermarket langganan. Cuman beda posisi saja. Aku, Fateh, Rina, Daffa dan Mbak Karti sedang menunggu Ibu dan Mimi yang masih ada di dalam. Mas Yusuf entah menghilang kemana?Daffa awalnya membantu Neneknya mendorong troli belanjaan, tapi dia antarkan troli tersebut sampai kasir lalu pamit mencari Daddynya agar bisa membantunya membawakan belanjaan si nenek. Sudah Daffa cari kemana-mana, batang hidung Daddynya belum juga nongol, akhirnya Daffa menemukan keberadaan kami dan menunggu Mas Yusuf bersama kami di sini."Loh, kok kalian pada di sini? Ibu dimana?" tanya Mas Yusuf yang mendadak care dengan keberadaan ibunya."Helloooo kemana aja dari tadi Mas?" batinku mengomel.Entah dari mana asalnya Mas Yusuf tiba-tiba muncul begitu saja. Bilangnya sih dari toilet. Entah ngumpet atau ngapain dia sejak tadi di sana? Kami saja sudah duduk di sini sekitar 15 menit. Berarti Mas Yusuf berada di toilet hampir 45 menitan. Hahahaha mustahil sekali Mas. Alasan k
MENANTU AMBURADUL 155Suara huru-hara orang yang hendak beraktivitas mulai terdengar di luar. Sang embun mulai menampakkan diri, pertanda bahwa pagi ini masih begitu dingin. Kembali kututup pintu rumah, lalu menikmati pekerjaan pagi yang setiap hari kujalani.Mbak Karti sudah memulai pekerjaan rumah lebih dulu, ia tampak serius sedang bergelut dengan cucian dan mesin. Sementara Aku sedang menyiapkan bumbu dan bahan makanan untuk kukupas dan potong-potong.Mas Yusuf dan Fateh masih terlelap tidur. Tadi mereka asyik bercanda dari sebelum subuh, namun akhirnya keduanya tertidur kembali setelah Mas Yusuf melakukan sholat subuh.Daffa dan Fajarina juga kebetulan sedang ada di rumah. Mereka sedang menikmati liburan di rumah menjelang ramadhan dari pesantren. Tidak lama sih, sekitar satu minggu. Itupun sudah membuat mereka berdua merasa senang, karena bisa pulang ke rumah dan berkumpul bersama keluarga. Khaity juga pulang."Boleh Rina bantu, Tante?" sapa seseorang dari belakangku."Eh Rina,
MENANTU AMBURADUL 154Kudengar bel rumah berbunyi, sepertinya ada seseorang yang datang. Aku berdiri dari posisi awalku yang sedang duduk di samping Fateh untuk menitipkan sementara Fateh, kepada Mbak Karti. Dengan sedikit rasa penasaran Akupun membuka pintu depan."Assalamu'alaikum Mbak Nisa. Saya rindu sekali dengan Mbak Nisa." sapa seorang dokter perempuan cantik di hadapanku. Ia Aisyah, istri dari Ilyas.Kami saling berpelukan. Sudah lama sekali sepertinya kami tidak berjumpa."Alhamdulillah Baik. Tahu rumahku dari Mana, Syah?""Minta sama Mbak Rini. Hehehehe nggak papa kan Mbak? Maaf sudah lancang.""Nggak papa dong. Malahan seneng ada yang datang ke sini jengukin diriku.""Hehehehe Mbak Nisa bisa saja."Setelah bertahun-tahun tidak bertemu, rupanya Aku sedikit pangling padanya. Kini Aisyah tampak lebih subur, sepertinya benar yang dibilang oleh Fajarina, Aisyah terlihat seperti sedang berbadan dua. Wajahnya masih saja cantik, bahkan lebih cantik sekarang dengan aura keibuannya ya
MENANTU AMBURADUL 153Sudah sekitar 45 menit kami menunggu mobil yang dinaiki oleh Ibu singgah di sini. Kami semua seperti orang hilang di sebuah Pom Bensin ini. Bukan seperti lagi, kami ibarat keluarga yang terdampar tanpa kepastian.Ibu tak kunjung ada kabar. Selain cemas, kami juga sempat berfikiran buruk tentang mereka bertiga yang kebetulan di supiri oleh orang sewaan yang kurang begitu kami kenal. Takutnya mereka bertiga kenapa-napa. Misalnya diculik gitu. Tapi ribet juga sih kalau yang diculik Ibu. Bakalan susah ngerawatnya. Belum lagi pas kena omel si Ibu, bisa-bisa nyerah penculiknya. Angkat tangan beserta kaki. Hahahahaa.Selang berapa lama, Mas Yusuf dan Mas Rama akhirnya berhasil menghubungi si driver lewat sambungan telfon. Saat ditanya oleh Mas Rama kebetulan si driver baru sampai rumah lagi. Tadinya masih di jalan dan susah ambil ponsel di sakunya, makanya tidak kunjung diangkat.Ternyata Ibu melupakan sesuatu, tas beliau ketinggalan di ruang tamu lengkap beserta pons