MENANTU AMBURADUL Bab 65Sepanjang perjalanan kami bertiga pulang dari rumah Alia, Aku, Dinda juga Sinta tak bisa berhenti membicarakan tentang Alia dan suaminya. Alia yang kelihatannya bahagia dengan hidupnya, justru malah sebaliknya. Di rumah megahnya itu, tersimpan rasa sakit yang tak bisa Ia sembunyikan dari kami para sahabatnya. Ada rahasia besar yang mungkin selama ini ia sembunyikan dari sahabat-sahabatnya. Pantas saja, setiap kali kami izin untuk main ke rumahnya, selalu saja ada alasan untuk Alia menolak kedatangan kami. Bahkan ketika dia pindah rumah baru waktu setelah acara resepsi itu, kami juga tidak diperbolehkan ikut serta menyaksikan kemegahan rumah barunya dengan suaminya. Awalnya kami tidak mencurigai ada yang aneh dari sikap Alia selama ini, semua perubahannya kami terima mentah-mentah tanpa rasa curiga sedikitpun, tapi sekarang kami baru sadar, bahwa masa lalu Jojo ternyata masih membayangi kehidupannya dengan Jojo dan Alia. Bagaimana bisa,seorang mantan istri m
MENANTU AMBURADUL 66Tidak perlu merubah siapa dirimu agar terlihat cantik di mata orang lain, cukup kamu jadi dirimu sendiri dan biarkan orang lain menilai sesuai persepsi mereka, maka hidupmu akan terasa ringan. __________Sudah hampir dua minggu ini Mia adik iparku tidak lagi bekerja, proses perceraiannya kini sedang berlangsung, tinggal menunggu keputusan akhir dari pengadilan. Kata Mimi, aktivitas Mia di rumah sekarang hanyalah makan, tidur dan sesekali menjaga Rina. Mas Yusuf dan Mas Rama mulai menjamin kebutuhan Mia lagi seperti dahulu sebelum ia menikah. Juga menjamin kebutuhan untuk Ibu juga gaji ART yang melayani Ibu dan Mia. Bisa bayangkan betapa bengkak pengeluaran kami untuk menanggung kebutuhan keluarga suami?Saking seringnya Ibu berantem dengan Mia di rumah, Mas Yusuf berniat mengajak Mia dan Fajarina untuk tinggal dengan kami seperti keputusan awal kami berdiskusi. Entah apa yang diributkan keduanya? Yang jelas topiknya ada saja, tentang banyak hal. Apalagi setiap
MENANTU AMBURADULBab 67 Pukul 01.30 Wib, kudengar suara Rina terus-terusan menangis. Aku keluar kamar untuk mengecek sebenarnya apa yang menjadi sebab dia menangis? Kulihat Mia sedang mau membuatkan anaknya susu di dapur. Oooh, ternyata Rina lapar minta minum susu. Batinku. Kuperhatikan lagi dengan jelas, ku kira Aku salah lihat, karena mataku baru saja terbuka, ku kucek-kucek kedua mataku perlahan, tapi ternyata ini benar adanya, bahwa Mia baru saja membuka kemasan susu kaleng besar yang merupakan salah satu stok susu milik Daffa. Berani sekali dia tidak izin kepadaku terlebih dahulu? Pikirku. Aku heran, padahal Aku meletakkannya di tempat yang paling aman. Di dalam lemari kitchen set yang kumiliki. Ternyata Mia masih bisa menemukannya. Dia membawa serta satu kaleng susu tersebut ke dalam kamar yang dia tempati sekarang. Aku hanya menatapnya dari kejauhan, sengaja tidak ku sapa agar dia tidak tahu bahwa Aku sedang mengawasinya. Tidak masalah bagiku, karena itu hanyalah sebuah
MENANTU AMBURADUL 68Mia tampak syock melihat kami bertiga berkumpul. Ibu juga tiba-tiba memukul Mia tanpa penjelasan terlebih dahulu. “Dari mana kamu!” tanya Ibu kasar. “Pergi sama temen, Bu.”“Temen siapa? Ingat nggak, kalau kamu itu punya anak! Bukannya cari kerja malah ngeluyur melulu!” “Kan, Rina sudah Mia titipkan sama Ibu dan Mimi,” jawab Mia enteng. “Memangnya ibunya siapa? Seenak jidatnya aja kamu lama-lama, kelakuan model begitu di pakai!” Ibu masih meluapkan amarahnya. Tidak ada kesempatan buatku untuk berbicara dengan Mia. Entah Ibu sengaja melampiaskan kekesalannya karena malu padaku atau entah kenapa? Semua masih menjadi praduga. “Itu tas milik siapa, Mia?” kini Aku yang gantian bertanya. “Milik Mbak Nisa, tadi Mia pinjem.”“Pinjem ke siapa? Bilang minjam ke orangnya nggak?” cecarku penuh desakan. “Enggak. Tadi langsung ambil saja. Biasanya kan, Mbak Nisa ngebolehin!" ungkapnya tanpa dosa. “Kata siapa saya ngebolehin peminjam yang berlaku kayak maling? Saya dar
MENANTU AMBURADUL 69Memahami perasaan sakit hati seseorang tidak harus dengan cara membenarkan apapun yang dia lakukan meski hal tersebut adalah suatu kesalahan. Masih banyak lagi sikap yang benar selain cara tersebut. Yang jelas, tidak melukai perasaan orang lain apalagi hati pasangan. Pasanganmu tidak butuh pembelaan, dia hanya butuh keadilan sebagai mana kamu bisa bersikap dengan adil dan penuh pertimbangan. Jangan sampai hal yang fatal terjadi dalam pernikahanmu karena kamu sendiri yang membawa masalah lain masuk ke dalam rumahmu.___________Langit sudah petang. Mas Yusuf tak kunjung sampai rumah. Entah pergi kemana dia sehingga pulang se-telat ini. Bukankah dia sudah berjanji kepada Ibu akan mengantarkan Ibu dan Mimi pulang ke rumah? Apakah dia juga lupa bahwa malam ini adalah acara pernikahan Dinda sahabatku? Padahal semua sudah kupersiapkan. Suara bel rumah berbunyi, Aku meminta tolong Mimi untuk membukakan pintu. “Suster dari Mas Raihan datang Mbak.” Mimi memberitahuku t
MENANTU AMBURADUL 70Terkadang memang gampang sekali membuat anak sendiri terkecoh dengan kalimat-kalimat ibunya yang curang. Semua disajikan dengan penghayatan yang maksimal. semakin mendramatisir keadaan, semakin baguslah emosi yang terluapkan. Seolah-olah seorang wanita yang dianggap hanya sebagai pendatang baru dalam hidupnya adalah orang yang jahat. Dengan memanfaatkan situasi yang sekarang, mungkin lebih layaklh jika Aku mulai tersisihkan dan kurang didengar. Tapi bukan diriku jika tidak memenangkan apa yang Aku perjuangkan. Silahkan mundur jika terus berjalan bersamaku membuatmu kelelahan dan lebih tak terarah. Kuikhlaskan kalau memang kamu tak bisa berlaku Adil dan semestinya dalam menghakimi. _____________Aku menemani Daffa bermain, setiap hari pertumbuh kembangannya semakin cepat. Rasanya baru kemaren Aku berada di meja operasi. Sekarang Daffa sudah besar. Usianya beberapa bulan lagi hampir 2 tahun. Semakin dia cepat tumbuh, semakin khawatir Aku akan diabaikan dan posisi
MENANTU AMBURADUL 71 Entah tidur jam berapa aku semalam, hingga pagi ini aku tidur kembali pulas setelah sholat subuh. Mama sengaja tidak membangunkanku. Sekarang sudah pukul 07.00 pagi. Papa sepertinya sudah berangkat ke kantor. Daffa sedang main di luar bersama Mama. Aku menikmati sarapan pagiku yang nikmat, hari ini seperti ratu saja, semua sudah disiapkan oleh Mama. Kadang rindu sekali moment seperti ini. Apalagi moment saat menjadi wanita karir, dengan prestasi yang cemerlang. Suami terkadang memang ingin memberikan yang terbaik, dengan tidak menyuruh istrinya untuk bekerja seperti saat gadis dulu, tapi yang perlu para suami ingat adalah, istrimu juga manusia, terkadang dia butuh sekali dimengerti akan kerinduannya dengan dunia karir. Jadi tidak melulu, hanya dirimu yang butuh pengertian itu. Terserah Mas Yusuf mau makan di mana pagi ini. Di tempat orang tuanya lagi juga tak masalah. Kemaren masakan pagiku tidak dijamah sama sekali, juga masakanku semalam tidak ia makan, dan
MENANTU AMBURADUL 72 Jika tulang rusukmu susah untuk kau luruskan, maka janganlah kamu paksa untuk meluruskannya sehingga membuatnya patah. Wanita tidak akan pernah mau disikapi dengan kasar, Ia hanya mau dan bisa mendengarkan sesuatu yang disampaikan dari hati ke hati. _____________Entah keberanian apa yang merasuki Mas Yusuf, sehingga dia berani mencariku langsung ke rumah Papa Mama. Bukankah dia sudah puas meluapkan emosinya malam itu kepadaku? Apakah mungkin ada hal lain yang belum dia keluarkan dari benaknya? Bukan maksudku untuk menghindari kedatangannya, tapi menatap wajahnya saja rasanya sudah malas. Mood baikku hangus seketika berganti dengan emosi. Bagaimana bisa dia hidup puluhan tahun bersama keluarganya sampai tidak hafal tabiat dan watak keluarganya? Bagaimana bisa Aku yang disalahkan atas semua kesalahan yang dilakukan oleh keluarganya. Untung saja Allah masih sisakan satu orang baik di keluarga Mas Yusuf, yaitu Mas Rama. Kurang apa Aku sebagai istri, yang sudah