Beranda / Pernikahan / MENANTU AMBURADUL / CUCU KESAYANGAN MERTUA DIRAWAT

Share

CUCU KESAYANGAN MERTUA DIRAWAT

Penulis: Vina Achfas
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-22 23:45:56

MENANTU AMBURADUL

Bab 46

"Nisa? Denger-denger si nenek lampir tinggal di rumah kamu sekarang?” tanya Mama lewat sambungan telfon.

“Nenek lampir siapa sih, Ma?” tanyaku balik.

“Mertuamulah. Siapa lagi? Mama dengar dari Papa katanya dia tinggal serumah sama kamu sekarang? Apa bener?” seru Mama penasaran.

Ini sih bukan mau memastikan lagi, karena Papa pasti sudah mengungkap semuanya sama istri tercintanya itu. Lebih tepatnya adalah Mama sedang memvalidasi tentang bagaimana si Ratu Kalajengking ini bisa berada dalam satu atap bersama kami?

“Hehehehe Oooh Ibu, iya, Ma. Mertuaku tinggal di sini," ungkapku jujur.

Please Mama jangan kenceng-kenceng manggil lampirnya, nanti kedengeran Ibu malah makin runyam acaranya.Aku ngebatin.

“Kenapa kamu enggak cerita sama Mama sih, Nis? Mama kan bisa jaga kamu dan Daffa di situ setiap harinya, dari pada nganggur di rumah? Mama bisa melindungi kalian dari manusia beracun seperti mertuamu itu!” sahut mama kecewa.

“Iiih enggak perlu Mama, Nisa bisa ja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Jee Esmael
Hahahahaha
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • MENANTU AMBURADUL   MERTUA TUKANG ADU DOMBA

    MENANTU AMBURADUL Bab 47Rasanya cepat sekali sudah pagi, setelah hampir semalaman aku begadang karena tidak bisa tidur. Aku membangunkan Mas Yusuf untuk siap-siap berangkat bekerja, karena waktu sudah menunjukkan pukul 06.15 menit. Daffa sudah selesai ku mandikan dan ku suapi. Aku juga sudah mandi, hari ini tidak ada jadwal mencuci baju karena pakaian kotor kami baru sedikit. Ibu terlihat mondar-mandir sejak tadi. Sepertinya sedang menunggu anak lelakinya bangun. Mungkin sudah disediakan makanan spesial untuk sarapannya? Rupanya kini diriku sudah mulai terbiasa, melihat pemandangan mertua yang setiap hari menyiapkan makanan dan melayani suamiku makan. Mungkin inu cara Allah untuk lebih meringankan tugasku saat ini, meski bentuk cibiran juga sering ku dengar sekarang. Aku dan Daffa keluar rumah untuk berjemur sinar matahari. Sekalian sambil jalan-jalan pagi dan bertatap muka dengan para tetangga yang sedang jogging atau menjemur bayinya. Sekaligus menghilangkan suntuk karena setiap

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-23
  • MENANTU AMBURADUL   IBU MERTUA MOGOK PULANG KE RUMAHNYA

    MENANTU AMBURADUL Bab 48Aku membuka sedikit bagian pintu depan, tidak begitu lebar sih, karena ini masih pagi banget. Niatnya agar udara pagi yang fresh bisa masuk ke dalam rumah, menggantikan segerombolan hawa di dalam tiap sudut ruang di rumah ini yang sudah beradu selama semalaman. Langit masih terlihat agak gelap. Embun pun berlomba menampakkan diri. Suara langkah kaki orang sekitar komplek yang lalu-lalang pulang setelah salat berjamaah subuh di Mushola terdengar samar. Di perumahan ini memang ada satu Mushola yang lumayan dekat dengan rumahku. Tempat di mana Mas Yusuf setiap kali ada waktu luang di rumaj, menyempatkan diri untuk pergi berjamaah ke sana. Kini aku juga sedang menunggu sang pujaan hati yang belum kunjung pulang dari tempat ibadah tersebut. Tak begitu lama, akhirnya nongol juga batang hidung Mas Yusuf di hadapanku. “Mas,” “Iya, De’, ngapain kamu nunggu di sini?” ucapnya penasaran.“Nungguin Mas, lah.”“Tumben. Ayo masuk kamar, di sini dingin!” ajak Mas Yusuf.

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-25
  • MENANTU AMBURADUL   TENTANG RAIHAN DAN IBU TIRINYA

    MENANTU AMBURADUL Bab 49Temanku Dinda dan Sinta mampir ke rumah. Kebetulan mereka ada acara di dekat kediamanku dan keduanya mampir katanya rindu denganku. Alia tidak bisa ikut karena hari ini dia sedang ada acara 3 bulanan di rumahnya. Harusnya kami datang ke tempat Alia? Bukan malah berkumpul di rumahku. “Sudah lama ya, kita enggak ke rumah kamu, Nis.” Dinda mulai mengawali obrolan.“Hehehe iya nih. Kalian sok sibuk sih, temennya dilupain,” sindirku. “Bukannya lupa, tapi kami susah cari waktu libur yang bareng soalnya, kadang jadwal kita bertolak-belakang. Jadinya ya, begitu deh,” ungkap Sinta. Padahal sebenarnya aku sudah paham kalau itu masalahnya. Cuma ingin memperjelas saja. Hehehe. “Iya... iya, percaya.” “Eh Nis, emak mertua kamu tinggal di sini?” tanya Sinta penasaran. “Soalnya tadi yang bukain pintu sepertinya bukan Mama, tapi emak mertua lu?” Dinda nimbrung. “Iyaaaa... tinggal di sini beliau. Sudah lumayan lama sih?” jawabku. “Idiiihh seram amat tinggal sama mertua?

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-26
  • MENANTU AMBURADUL   IBU MERTUA DIPAKSA PULANG

    MENANTU AMBURADUL Bab 50Hari ini jadwal kontrol Rina ke rumah sakit tempat dia pernah dirawat. Mia kebetulan baru beberapa hari masuk kerja, jadi tidak bisa izin untuk menemani anaknya pergi ke dokter. Akupun tak mungkin bisa membawanya dan meninggalkan Daffa sendirian selama berjam-jam, tahu sendiri bukan kalau jadwal dokter bisa maju mundur. Bisa lebih awal dan bisa juga molor panjang. Mama sedang tidak enak badan soalnya, tak mungkin aku menitipkan Daffa di sana. Dititipkan Ibu juga tidak mungkin, Ibu saja kurang dekat dengan Daffa. Ngemong anakku saja jarang banget, kecuali pas ada Mas Yusuf, jiwa aktingnya langsung menggebu. Saat kami hanya bertiga saja di rumah dengan Daffa, boro-boro mau ajak main bareng, ngelirik saja enggak. Justru ibu mertua sibuk di dunia sendiri lebih tepatnya. “Jadi siapa yang bawa periksa si Rina hari ini, Nis?” tanya Ibu saat Aku sedang membuatkan makanan Daffa pagi ini. “Raihan paling, Bu. Nisa juga enggak begitu paham.” “Ibu juga lagi pusing seka

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-28
  • MENANTU AMBURADUL   TEKA-TEKI MULAI TERUNGKAP

    MENANTU AMBURADUL Bab 51Sudah pukul 23.30 bukannya istirahat lalu tidur, malam ini pikiranku malah bercabang kemana-mana. Memikirkan Mama yang sedang sakit, juga memikirkan adik ipar dan Ibu mertua. Seharusnya bukan Aku, tapi Mas Yusuf atau Mas Rama yang harusnya mengetahui ini semua. Mas Yusuf sudah terlelap sejak tadi, mungkin dia kelelahan setelah seharian tadi bekerja. Daffa juga tidur nyenyak sekali. Sesekali terbangun hanya untuk meminta minum. Aku masih sibuk menyentuh layar handphone, kuletakkan lagi, kuambil lagi. Begitu saja terus selama berjam-jam. Kepalaku pusing sekali, rasanya letih dan ingin tidur, tapi mata masih enggan untuk terpejam. Begini rasanya jika mata dan tubuh tidak sinkron. Ibaratnya kayak anak remaja yang sedang mulai jatuh cinta. Setiap malam terngiang-ngiang wajah sang pujaan hati sampai tak bisa tidur. Ini Aku malah terngiang-ngiang wajah salah satu emak-emak yang judes dan ngeselin. Apakah mungkin benar, antara benci dan cinta itu tidak ada bedanya?

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-28
  • MENANTU AMBURADUL   BERTEMU MANTAN ISTRI RAIHAN

    MENANTU AMBURADUL Bab 52(Non, kata Mama, Non Nisa tidak usah datang saja hari ini, soalnya ada papa di rumah, juga kondisi mama sudah agak mendingan)(Oh Baik kalau begitu Mbak. Saya tidak ke sana hari ini) (Iya Non. Itu pesan Mama)Pagi ini Mbak dira, seorang assisten rumah tangga baru Mama memberitahu bahwa kondisi kesehata. Mama sudah berangsur membaik. Jadi kupikir benar katanya bahwa diriku tidak perlu datang ke sana sekarang. Kebetulan sekali cucianku sedang lumayan banyak hari ini, karena sudah dua hari ini Aku tidak mencuci. Belum lagi setrikaan yang menggunung, pokoknya banyak yang harus ku kerjakan di rumah ini. Ku coba selesaikan semua pekerjaan rumah sebelum Mas Yusuf dan Daffa bangun, karena jika dua bayiku itu terbangun yaitu bayi besar dan kecil, maka pekerjaan rumah ini jelas bakalan terbengkalai. Belum lagi permintaan ini dan itu dari Mas Yusuf, suka panggil panggil emaknya terus setiap kali suruh bergantian jaga Daffa. Yang rewel, yang apa? Jadi lebih baik untuk

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-31
  • MENANTU AMBURADUL   ULTAH PERTAMA FAJARINA

    MENANTU AMBURADUL Bab 53Baru kali ini ada cerita anak dan cucu main ke rumah orang tua malah diusir di suruh pulang lagi ke rumah hanya karena sedang pergi bersenang-senang. Memangnya kedatangan kami ini bukan merupakan sebuah kebahagiaan bagi beliau? Heran Aku sampe pengen menjeburkan diri ke kolam ikan. Entah apakah Aku hidup kurang lama di dunia ini sehingga belum pernah tahu tentang kisah yang seperti ini? Ataukah ini karma dari kehidupanku yang sebelumnya, seperti dongeng kisah film Lee Min Hoo yang berjudul The Legend Of Blue Sea? Hahahha pikiran konyol apalagi ini yang memenuhi benakku?Sungguh amburadul keluarga Mas Yusuf ini, memang. Enggak emaknya, enggak anaknya, bahkan menantunya juga sudah terkontaminasi kadar amburadulnya.Aku, Mas Yusuf, Mbak Rini dan Mas Rama akhirnya pamit pulang kepada Bu Rohmah. Mungkin kali ini ada niatan pindah KK menjadi bagian dari keluarga Bu Rohmah di hati Mas Rama dan Mas Yusuf. Karena datang dan pergi malah berpamitan dengan tetangga kami

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-31
  • MENANTU AMBURADUL   MANUSIA SONGONG

    MENANTU AMBURADULBab 54“Mbak Rini tadi tumpahin kopi di baju Raihan?” tanya Mia serius. “Iya, enggak sengaja Mia, sama si Nisa juga, Maaf ya,” jawab Mbak Rini ngeles. "Kasihan loh Mas Raihan Mbak, jadi ganti kostum kan gara-gara kalian kurang berhati-hati!" protes Mia. Sebenarnya kamu sendiri itu yang kurang berhati-hai menjaga suamimu dari kelakuan mesuumnya di sini, Mia. Bukan kami yang salah. Aku ngebatin. “Kamu itu ngerusak acara saja sih Rini. Bisa nggak kalau kalian berdua ini enggak jahil sama adiknya? Kalau iri bilang aja? Mau bikin kacau acara ultah yang megah ini, kan?” Ibu tiba-tiba maen nyerobot percakapan kami saja. "Apa? Iri dengan acara model begini? Ya Ampun Ibu, cuman begini doang aja dibangga-banggain?" Gerutuku. “Siapa sih yang iri dengki, Bu? Ngaco saja,” sahut Mbak Rini sewot. “Kalianlah. Pasti iri makanya cari gara-gara!” Ibu balas lagi dengan rasa percaya dirinya “Ya sudah, sudah ku keringkan juga baju Mas Raihan. Tidak masalah.” jelas Mia. Andai saja

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-31

Bab terbaru

  • MENANTU AMBURADUL   SELAMAT JALAN IBU (ENDING)

    MENANTU AMBURADUL 161 (ENDING)Setiap manusia selalu punya pilihan untuk selalu bersikap baik kepada sesama atau justru sebaliknya.___________Takdir hidup terkadang memang mengejutkan. Apalagi dengan terjadinya pendekatan dan rencana pernikahan antara Mimi dan Raihan. Semua orang bahkan diriku sendiri juga kaget. Apalagi mereka yang baru saja tinggal satu rumah dalam hitungan hari. Mimi dulu sempat ingin diadopsi sebagai anak oleh Ibu setelah kematian Mia, tapi rencana Ibu gagal karena tidak mendapatkan persetujuan dari anak-anak lelaki Ibu, kini Ia malah akan dijadikan istri oleh Raihan. Seseorang yang pernah menjadi menantu Ibu.Herannya si Mimi juga bersedia dengan permintaan Raihan yang ingin mempersuntingnya. Entah apapun itu motifnya yang jelas doa terbaik selalu untuk mereka berdua.Jika dengan menikah dengan Raihan membuat Mimi akan bersikap lebih penyayang kepada Fajarina dan Ibu, sungguh itu ide yang bagus. Karena selama ini Ibu sudah di rawat dengan Mimi dengan sepenuh ha

  • MENANTU AMBURADUL   KEJUTAN DI RUMAH RAIHAN

    MENANTU AMBURADUL 160Kulihat betapa senangnya Daffa diperhatikan oleh Mama dan Papa. Daffa juga sangat bahagia karena Mama dan Papa beberapa hari ini tinggal di rumah kami. Dua orang yang memang sejak Daffa kecil sangat dekat dengan Daffa.Dulu, si Sulungku justru malah sering kutinggalkan bersama kedua orang tuaku karena banyak hal. Itu sebabnya suatu waktu Mama pernah memarahiku karena hal tersebut. Karena kesibukanku di duniaku sendiri sehingga sering meninggalkan anakku di tempat Mama.Sering juga kutinggalkan Daffa karena ulah Ibu mertua. Atau masalah keluarga Mas Yusuf yang tak jarang menyita waktuku. Tentang almarhumah Mia, tentang Ibu, atau masalah lainnya.Dari sebab inilah Daffa menjadi lebih dekat dan intensitas kebersamaannya dengan Grandma dan Grandpanya sangat sering."Lagi pada asyik ngapain?" tanyaku pada Papa dan Daffa yang sedang bercengkerama di ruang Tv."Lagi jawab teka-teki silang nih Mom." jawab Daffa."Siapa yang menang?""Nggak ada yang menang, kami jawab b

  • MENANTU AMBURADUL   TAKJIL DARI MERTUA

    MENANTU AMBURADUL 159Mas Rama, Mbak Rini, Khaity dan Mama Papa berpamitan untuk pulang. Berhubung acara buka bersama telah usai. Sebenarnya ingin tarawih berjamaah juga, tapi takutnya kemalaman.Ibu mengamankan diri di kamar, mungkin sedang menyelesaikan beberes barang-barang. Begitu juga Mimi, dia digaji untuk mengikuti kemanapun Ibu akan tinggal.Mungkin tidak lama lagi Mimi bisa bekerja dengan Ibu, karena umur dia sekarang sudah menunjukkan umur seorang wanita yang pantas untuk menikah. Kedua orang tuanya sudah sering mendesak Mimi untuk segera menikah. Tidak peduli bagaimana senangnya Mimi mencari uang.Mungkin kedua orang tua Mimi takut jika nanti Mimi menikah terlalu tua. Apalagi di kampung pasti banyak yang akan ikut berkomentar jika ada anak gadis salah satu warga yang menikah terlalu tua.Aku berpesan kepada Mimi untuk jangan lebih dulu bilang sama Ibu jika memang sudah mau resign dari pekerjaan ini. Karena tahu sendiri pasti Ibu akan merasa gelisah jika diberi tahu di awal.

  • MENANTU AMBURADUL   PERPISAHAN

    MENANTU AMBURADUL 158Tidak ada yang bisa merubah watak seseorang, kecuali dirinya sendiri yang ingin merubahnya.Betapa sulitnya menuruti semua kemauan Ibu. Dari hal sepele, sampai hal yang paling berat sekalipun. Dari waktu yang bersahabat atau waktu yang sedang tidak bersahabat. Jika si Ibu sudah berkehendak, maka keinginan itu harus terwujud."Ibu jadinya puasa atau enggak, Bu?""Mana kuat Ibu puasa, Ibu kan enggak sahur Nis. Ada-ada aja kamu.""Oooh, gegara menu sahur enggak sesuai keinginan Ibu, Ibu jadi mutusin buat nggak puasa ya.""Ngomong apa sih kamu ini." Elak Ibu. Mungkin si kanjeng ratu malu mau jujur."Ibu minta menu apa buat nanti sahur. Biar bisa puasa bareng kita.""Apa ya, nanti Ibu kasih tahu deh kalau sudah dapat menu yang Ibu pingin.""Sekarang saja Bu. Nggak usah nanti-nanti. Yang mau belanja dan yang masih jualan lauk mentah siapa kalau sudah sore. Ini bentar lagi juga orang sibuk nyari takjil. Bukan sayur mayur atau lauk mentah." cerocosku mendesak Ibu agar me

  • MENANTU AMBURADUL   PERMINTAAN IBU SAAT SAHUR PERTAMA

    MENANTU AMBURADUL 157"Marhaban ya Romadhon. Marhaban Syahrossiyam."Selamat menunaikan Ibadah puasa bagi yang menjalankan. Semoga kita semua diberikan kesehatan sehingga bisa beribadah dengan maksimal di bulan suci ini. Aamiin.____________"Nek, maafkan Rina. Nenek jangan marah." kata Rina di balik pintu kamar neneknya sambil ketok-ketok.Ibu mengunci pintu kamar beliau dari dalam, sehingga tidak ada seorangpun yang bisa masuk, termasuk Mimi."Pergi saja semua. Jangan perdulikan Nenek lagi.""Kami semua masih peduli kok sama Nenek.""Bohong. Buktinya kamu tidak mau tinggal sama Nenek. Kamu malah memilih tinggal bersama Ayahmu.""Nenek boleh ikut sama kami. Kata Ayah, kita akan tinggal bersama."Hening... tidak ada balasan dari dalam ruangan yang pastinya berantakan itu akibat ulah dari Ibu. Segala barang yang ada di dalam selalu dirusak saat Ibu marah. Itu sebabnya kami tidak banyak meletakkan barang-barang berbahan kaca yang mudah pecah. Salah satu alasannya ya karena itu. Tidak i

  • MENANTU AMBURADUL   IBU MENGAMUK MENDENGAR KEPUTUSAN DARI CUCUNYA

    MENANTU AMBURADUL 156Kami masih di Supermarket langganan. Cuman beda posisi saja. Aku, Fateh, Rina, Daffa dan Mbak Karti sedang menunggu Ibu dan Mimi yang masih ada di dalam. Mas Yusuf entah menghilang kemana?Daffa awalnya membantu Neneknya mendorong troli belanjaan, tapi dia antarkan troli tersebut sampai kasir lalu pamit mencari Daddynya agar bisa membantunya membawakan belanjaan si nenek. Sudah Daffa cari kemana-mana, batang hidung Daddynya belum juga nongol, akhirnya Daffa menemukan keberadaan kami dan menunggu Mas Yusuf bersama kami di sini."Loh, kok kalian pada di sini? Ibu dimana?" tanya Mas Yusuf yang mendadak care dengan keberadaan ibunya."Helloooo kemana aja dari tadi Mas?" batinku mengomel.Entah dari mana asalnya Mas Yusuf tiba-tiba muncul begitu saja. Bilangnya sih dari toilet. Entah ngumpet atau ngapain dia sejak tadi di sana? Kami saja sudah duduk di sini sekitar 15 menit. Berarti Mas Yusuf berada di toilet hampir 45 menitan. Hahahaha mustahil sekali Mas. Alasan k

  • MENANTU AMBURADUL   NASIB KURANG BAIK IBU MERTUA

    MENANTU AMBURADUL 155Suara huru-hara orang yang hendak beraktivitas mulai terdengar di luar. Sang embun mulai menampakkan diri, pertanda bahwa pagi ini masih begitu dingin. Kembali kututup pintu rumah, lalu menikmati pekerjaan pagi yang setiap hari kujalani.Mbak Karti sudah memulai pekerjaan rumah lebih dulu, ia tampak serius sedang bergelut dengan cucian dan mesin. Sementara Aku sedang menyiapkan bumbu dan bahan makanan untuk kukupas dan potong-potong.Mas Yusuf dan Fateh masih terlelap tidur. Tadi mereka asyik bercanda dari sebelum subuh, namun akhirnya keduanya tertidur kembali setelah Mas Yusuf melakukan sholat subuh.Daffa dan Fajarina juga kebetulan sedang ada di rumah. Mereka sedang menikmati liburan di rumah menjelang ramadhan dari pesantren. Tidak lama sih, sekitar satu minggu. Itupun sudah membuat mereka berdua merasa senang, karena bisa pulang ke rumah dan berkumpul bersama keluarga. Khaity juga pulang."Boleh Rina bantu, Tante?" sapa seseorang dari belakangku."Eh Rina,

  • MENANTU AMBURADUL   IBU BERHALUSINASI ATAU TAUBAT?

    MENANTU AMBURADUL 154Kudengar bel rumah berbunyi, sepertinya ada seseorang yang datang. Aku berdiri dari posisi awalku yang sedang duduk di samping Fateh untuk menitipkan sementara Fateh, kepada Mbak Karti. Dengan sedikit rasa penasaran Akupun membuka pintu depan."Assalamu'alaikum Mbak Nisa. Saya rindu sekali dengan Mbak Nisa." sapa seorang dokter perempuan cantik di hadapanku. Ia Aisyah, istri dari Ilyas.Kami saling berpelukan. Sudah lama sekali sepertinya kami tidak berjumpa."Alhamdulillah Baik. Tahu rumahku dari Mana, Syah?""Minta sama Mbak Rini. Hehehehe nggak papa kan Mbak? Maaf sudah lancang.""Nggak papa dong. Malahan seneng ada yang datang ke sini jengukin diriku.""Hehehehe Mbak Nisa bisa saja."Setelah bertahun-tahun tidak bertemu, rupanya Aku sedikit pangling padanya. Kini Aisyah tampak lebih subur, sepertinya benar yang dibilang oleh Fajarina, Aisyah terlihat seperti sedang berbadan dua. Wajahnya masih saja cantik, bahkan lebih cantik sekarang dengan aura keibuannya ya

  • MENANTU AMBURADUL   IBU MALU DINASEHATI CUCU

    MENANTU AMBURADUL 153Sudah sekitar 45 menit kami menunggu mobil yang dinaiki oleh Ibu singgah di sini. Kami semua seperti orang hilang di sebuah Pom Bensin ini. Bukan seperti lagi, kami ibarat keluarga yang terdampar tanpa kepastian.Ibu tak kunjung ada kabar. Selain cemas, kami juga sempat berfikiran buruk tentang mereka bertiga yang kebetulan di supiri oleh orang sewaan yang kurang begitu kami kenal. Takutnya mereka bertiga kenapa-napa. Misalnya diculik gitu. Tapi ribet juga sih kalau yang diculik Ibu. Bakalan susah ngerawatnya. Belum lagi pas kena omel si Ibu, bisa-bisa nyerah penculiknya. Angkat tangan beserta kaki. Hahahahaa.Selang berapa lama, Mas Yusuf dan Mas Rama akhirnya berhasil menghubungi si driver lewat sambungan telfon. Saat ditanya oleh Mas Rama kebetulan si driver baru sampai rumah lagi. Tadinya masih di jalan dan susah ambil ponsel di sakunya, makanya tidak kunjung diangkat.Ternyata Ibu melupakan sesuatu, tas beliau ketinggalan di ruang tamu lengkap beserta pons

DMCA.com Protection Status