Home / Romansa / MENANTI KEPASTIAN / BAB 5 RAHASIA BESAR

Share

BAB 5 RAHASIA BESAR

last update Last Updated: 2021-10-06 05:51:53

Tomi berbaring dikasur bututnya. Baru saja ia akan memejamkan matanya. Tiba-tiba Tiara datang mengejutkannya. Dia benar-benar mirip hantu. Datang dan pergi sesuka hati.

"Tomi ... temenin aku ngobrol dong!" sapa Tiara dengan nada manjanya.

"Kamu ... ngapain kamu masih berkeliaran. Aku mohon kembali pada ragamu. Aku ingin lihat kamu sembuh seperti dulu," Tomi memohon dengan mata yang berkaca-kaca.

"Aku sudah berusaha kembali ketubuh ku. Tapi tidak bisa. Mungkin karena aku tahu. Sekalipun aku sembuh, kita tidak bisa bersama. Ibu sangat keras. Jadi lebih baik aku tidak hidup."

Mereka menghabiskan malam berdua dikamar Tomi yang sangat sempit. Namun Tiara bahagia. Setidaknya impiannya bisa keluar malam dan bersama Tomi memandang bintang dimalam hari sudah terwujud.

Tiara bercerita satu hal rahasia besar pada Tomi. Yang selama belasan tahun ini ia pendam. Mengenai ibu Tiara. Ibu yang selama ini ia hormati, ternyata bukan ibu kandung Tiara. Tentu saja penjelasan ini membuat Tomi terkejut.

Tomi pun menanyakan keberadaan ibu kandungnya. Mungkin ia bisa membantu membuat Tiara sembuh. 

Pertanyaan Tomi justru memancing Tiara untuk bercerita panjang lebar tentang keluarganya.

***

Waktu Tiara berusia 5 tahun. Perceraian itu terjadi. Tiara tidak tahu sebabnya. Mungkin karena ia masih terlalu kecil. Dia bahkan tidak boleh berkomunikasi dengan ibu kandungnya. Apalagi menemuinya.

Kejadiannya begitu singkat. Tiba-tiba ayah menikah lagi dengan primadona desa. Perawan. Cantik jelita. Gadis mana yang tidak mau bersanding dengan pengusaha furnitur kaya raya seperti ayah. 

Beberapa hari kemudian. Tiara dibawa oleh ayah dan tinggal dengan ibu tirinya. Dia sangat tertekan sekali dari kecil. Untung Tuhan mempertemukan Tomi dengan Tiara. Jadi hidupnya yang sial, terasa berwarna karena kehadiran Tomi.

Tiara tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya bisa menuruti semua keinginan ayahnya. Ayah sangat nurut dengan ibu tiri itu. Jadi Tiaara seperti kesulitan untuk berbicara empat mata dengan ayahnya sendiri.

Tiara hanya bisa diam dan selalu nurut.

"Sekarang kesempatanku untuk mencari tahu yang sebenarnya terjadi. Kenapa ibu selalu melarang hubungan kita? kenapa ayah selalu nurut dengan ucapan ibu. Kenapa aku selalu kesulitan berbicara dengan ayah? Banyak hal yang ingin aku selidiki," jelas Tiara pada Tomi.

"Baiklah. Aku akan bantu jika kamu memerlukan bantuan ku. Semoga masa sulit ini cepat terlewati dan kita bisa cepat bersama," pinta Tomi penuh harap.

***

Rindu sekali rasanya. Ingin sekali Tiara memeluk Tomi dan mengecup pipinya. Namun tidak bisa. Jemarinya malah menembus tubuh Tomi. Sulit disentuh. Jadi mereka hanya saling pandang dan mengingat bersama masa-masa indah itu.

"Kamu ingat tidak, waktu pertama kali kita berenang bersama? waktu praktik ujian akhir di sekolah SMP dulu?" Tiara bertanya untuk memulai bernostalgia.

"Ia aku ingat. Kamu ngambek minta dikecup bibirnya. Padahal kita kan masih anak ingusan haha haha," Tomi tertawa puas. Namun sesaat sedih kembali karena ia sadar semua kenangan itu akan berakhir.

Waktu itu hampir saja Tomi tidak ikut parktik renang karena tidak ada uang. Untungnya Tiara berbaik hati, membayar tiket masuknya. Tomi selalu saja berhutang budi padanya. Sedihnya, sampai sekarang Tomi belum mampu membalasnya. Tomi hanya seorang marbot masjid yang sedang menunggu panggilan kerja.

Tomi sudah berusaha melamar kesana sini. Namun belum juga dapat panggilan kerja. Jaman sekarang mencari kerja dengan cepat harus ada orang dalam dan uang. Jadi Tomi berusaha saja semampunya.

Beda dengan Tiara. Yang sudah bekerja diperusahaan ayahnya menjadi sekertaris. 

***

"Ada rahasia besar lainnya yang kamu tidak tahu."

"Apa?" tanya Tomi.

"Dulu waktu SMP, setelah kamu mengajariku main gitar. Aku langsung ciptain lagu untuk kamu."

"Oh itu rahasia besarnya? hehe lucu juga," jawab Tomi dengan senyuman manisnya.

***

Nostalgia waktu SMP.

Jam istirahat. Semua teman-teman saling berjabat tangan dan berkenalan. Masih dengan seragam merah putihnya, Tiara sangat bahagia bisa sekolah di SMP Negri yang elit. 

Tiara melihat kearah bangku belakang. Memperhatikan Tomi yang menyendiri. Dia menghampirinya dan mengulurkan tangan. "Kamu baik-baik saja kah?"

Tomi membalas uluran tangan Tiara dan menjabat tangannya.  "Ya ... aku baik-baik saja." 

Tangannya sangat dingin, seperti gugup. Ini sentuhan tangan mereka dengan mesra untuk yang pertama kalinya. Tiara dan Tomi saling pandang dan lupa melepaskan tangan mereka. 

Putri temen sebagku Tiara, Langsung bersorak "cie cie" dan itu membuat kelas heboh. Tiara melepaskan jabat tangannya dan mengajak Putri ke kantin. 

Tiara bahagia sekali, bisa menyentuh tangan Tomi. Dia belum mengenal Tomi lebih dekat. Namun Tomi nampak seperti cowok cool yang cuek. Yang tidak suka bergaul dan kumpul-kumpul dengan cewek, seperti cowok lainya. 

Bagi Tiara, dia berbeda. Bagi Tiara,  dia adalah inspirasinya. Baru bertemu beberapa hari saja, otaknya encer bisa nyiptain lagu. 

Sejak Tomi mengajarinya main gitar. Dia langsung beli gitar dan berlatih tiah hari dirumah. Dia mulai suka musik. Terutama gitar. Jadilah dia petik gitarnya dan bikin lagu untuk Tomi. 

Ini lagu pertamanya, judulnya "Jatuh Cinta". Murni karya anak putih biru. Tiara berharap, suatu hari nanti bakalan ada produser atau artis band yang mau membeli lagu ciptaannya itu. Walau masih amatiran. hehe

Tapi Tiara selalu ingin bisa mendapatkan uang dari karyanya itu. Impian dan cita-citanya dari kecil ingin jadi artis, jadi orang terkenal, bisa di kenal oleh banyak orang dan punya banyak uang. Biar bisa bahagiain orang-orang yang dia sayang.

***

Lagu karya Tiara untuk Candra dengan judul "Jatuh Cinta".

"Semua sesal dalam hatiku,

Kini menghilang karena kehadiranmu,

Entah mengapa terjadi padaku,

Mungkin ku jatuh cinta padamu,

Sa'atku berada didekatmu,

Berdebar-debar rasa jantungku,

Betapa bahagianya hatiku,

Disa'at berdua bersama kamu...

Reff: 

ku akui, ku jatuh cinta padamu

Ku sadari, cintaku hanyalah untukmu

Aku ingin menjadi kekasih dirimu

Aku sangat mencintai dirimu

Kekasih ku

Ho... ho... ho...

Kalau orangtuanya tau tentang lirik lagu ini dan tentang perasaan anaknya ini. Pasti bakalan geram dan kecewa. 

Bagaimana tidak? Anak ingusan seperti Tiara sudah berani-beraninya jatuh cinta. Harusnya fokus belajar dan berbakti pada orang tua. Kalau inget ini, Tiara suka berdoa semoga anaknya kelak tidak seperti dirinya yang mengalami jatuh cinta prematur.

Anak ingusan seperti Tiara hanya menulis apa adanya sesuai perasaannya. Jadi waktu itu, memang Tomi membuat dirinya berdebar, semua kesal sesal yang Tiara alamin hilang begitu saja setelah kenal Tomi.

Tiara ngerasa nyaman dan selalu berbuga-bunga tiap dekat Tomi. Lihat dari kejauhan saja jantungnya berdebar-debar, apalagi kalau deket-deketan.

Tiara suka lebay bilang ke Putri, "ya ampun ... Putri coba deh pegang dadaku. Ini jantung ku berdebar karena lihat Tomi senyum dari kejauhan." 

Putri langsung bilang, "kalau ngga berdebar kamu ngga hiduplah Tiara," ucapan Putri ada benarnya juga, karena setiap manusia yang hidup pasti jantungnya berdebar.

***

Related chapters

  • MENANTI KEPASTIAN   Bab 6 Penyelidikan

    "Kenapa ibu selalu melarang hubungan kita? kenapa ayah selalu nurut dengan ucapan ibu? Kenapa aku selalu kesulitan berbicara dengan ayah? aku akan cari tahu sendiri."***Tiara masih belum bisa kembali pada tubuhnya. Dia masih sibuk berkeliaran memecahkan permasalahannya selama ini. Malam ini dia pulang kerumahnya. Melewati gerbang kokoh yang tergembok rapat. Menembus dinding istana megahnya. Dia bisa melewatinya tanpa harus meminta satpam membukakan pintu.Diruang keluarga ayah dan ibunya sedang berdiskusi membicarakan Tiara."Sampai kapanpun ibu tidak mau punya mantu miskin! si Tomi itu nanti akan menjadi parasit bagi kita. Ibu tidak mau harta ayah nantinya dirampas dia," protes ibu pada ayah Tiara."Ya sudah. Ayah nurut saja apa kata ibu."Tiara kesal sekali menyaksikan drama ini. Rupanya dalam keadaan sekaratpun, ibu tirinya tidak peduli perasaan Tiara.Setelah ayah pergi menuju kamar dan meninggalkan ibu

    Last Updated : 2021-10-28
  • MENANTI KEPASTIAN   Bab 7 Santet Gagak Hitam

    "Saya akan mencoba santet gagak hitam sekali lagi kii! Yang kemarin belum berhasil. Tiara belum meninggal. Malah sekarang dia sudah siuman dari komanya. Saya mohon bantu saya lagi aki siliwangi!!!"***Ibu tiri mulai geram dan sangat murka melihat Tiara siuman. Usahanya menyewa jasa santet ternyata gagal. Dia mencari jasa santet terampuh melalui media sosial. Secara online dia berkomunikasi dan bernegosiasi masalah harga.Dia tidak bodoh. Banyak penipuan di media sosial baru-baru ini yang viral terjadi. Salah satunya saat ibu tiri menyewa jasa pelet online minggu lalu. Uang sudah ia transfer, Namun nomor HPnya malah diblokir. Pelet tidak dilaksanakan dan uangpun hilang.Namun kasus teetipunya ibu tiri ini tidak membuatnya kapok. Malah dia membuatnya pelajaran. Agar lebih pintar dan berhati-hati lagi. Kali ini dia akan menyewa jasa santet lagi di aki siliwangi. Dia sangat percaya pada aki karena dia sudah tahu tempatnya.Wala

    Last Updated : 2021-10-28
  • MENANTI KEPASTIAN   Bab 8 Mencari Ibu Kandung Tiara

    Tomi terpaksa meninggalkan motor bututnya di rumah. Dia harus pergi ke Majalengka mencari ibu kandung Tiara. Berbekal tabungannya yang tidak seberapa, itupun hasil bobok celengan ayamnya yang sudah hampir 2 tahun ia kumpulkan. Tanpa minta belas kasih dan balas budi. Dia pergi niat ibadah dan membantu permasalahan kekasih hatinya.Tomi harus menaiki beberapa tranaportasi untuk menuju alamat itu. Dari rumah meuju jalan raya, ia diantar ayahnya menggunakan motor butut milik Tomi. Kemudian dia menunggu bus datang. Ia berdiri di halte bus seorang diri. Tidak menunggu lama, bus pun datang. Ini bukan pertama kalinya dia berpergian.Bisa dibilang Tomi pemuda yang aktif. Dia sering ikut acara tour keagamaan. Karena profesi dia kan sebagai marbot masjid. Selain tugas utamanya membersihkan masjid. Dia juga Sering membantu Pak Ustad dalam mempersiapkan acara-acara dimasjid dan acara tour ibu jamiyahan.Setelah sampai dia harus naik angkot jurusan yang berbeda

    Last Updated : 2021-10-28
  • MENANTI KEPASTIAN   Bab 9 Permintaan Terakhir

    "Aku talak kamu sekarang juga!" ucap ayah Tiara penuh kesal."Silahkan. Tapi serahkan dulu semua harta kamu. Kalau tidak! aku akan membuat putri kamu lebih menderita lagi!" ancam Anita, istri mudanya.***Tiara hanya bisa berbaring di kasurnya. Dia lumpuh. Dia hanya bisa meneteskan air mata. Namun, semangatnya untuk sembuh begitu kuat. Dia berusaha menggerakan bibirnya agar dapat bicara.Tomi pun datang. Langsung menangis meminta maaf. Harusnya dia turuti semua keinginan Tiara. Tomi janji kalau nanti Tiara sembuh. Dia akan turuti semua kemauan Tiara. Tidak akan menolaknya lagi. Sekali pun Tiara meminta untuk nikah lari. Tomi akan laksanakan."Kamu pasti sembuh! aku akan bacakan ayat-ayat suci untuk kamu."Tomi fokus mengaji. Sementara ayah di rumah sedang bertengkar dengan istri mudanya."Aku talak kamu sekarang juga!" ucap ayah Tiara penuh kesal."Silahkan. Tapi serahkan dulu semua harta kamu. Kalau tid

    Last Updated : 2021-10-28
  • MENANTI KEPASTIAN   Bab 10 Balas Dendam

    Masih suasana duka. Hujan deras pun turun menyelimuti kota. Tiara sudah kembali pulang pada Tuhannya di usianya yang genap 26 Tahun. Keegoisan orang tua membuatnya pergi sebelum merasakan bahagianya pernikahan. Penantian panjang Tomi pun sia-sia.Tomi membelai rambut Tiara untuk yang terakhir kalinya. Selimut putih pun mulai dokter tutupkan keseluruh tubuh Tiara. Dokter membawa Tiara pergi dari ruang rawat itu dan mulai memandikannya. Benar-benar Kisah yang sangat pilu.Tomi menuju musholah rumah sakit. Dia datang pada Tuhannya dan memohon ampun. Atas kekhilafannya selama ini. Atas yang mereka lakukan selama ini. Harusnya mereka tidak berlarut-larut dalam zinah selama belasan tahun. Akhirnya mereka tidak bisa bersama.Tomi yang selaku marbot masjid dan paham tentang agama. Selalu menutup mata dan hatinya. Padahal dia tahu pacaran itu adalah perbuatan dosa besar. Karena dalam agamanya, haram hukuknya laki-laki dan perempuan yang belum ma

    Last Updated : 2021-10-28
  • MENANTI KEPASTIAN   Bab 11 Reinkarnasi

    Suara adzan subuh terdengar sangat merdu. Tomi pun terbangun dari tidurnya. Hari ini dia tampak bersemangat sekali. Tentu saja, dia mulai bekerja hari ini. Dia menyiapkan baju putih dan celana kulot hitamnya. Setelah itu, dia pergi menuju kamar mandi. Membersihkan diri dan mengambil wudhu.Seperti biasanya. Tomi melakukan sholat subuh qobliyah 2 rokaat sebelum melaksanakan sholat wajib subuh. Selalu konsisten karena dirinya tahu pahala yang sangat besar yang akan didapat. Pahalanya melakukan sholat qobliyah subuh yaitu kebaikannya melebihi dunia dan seisinya.Setelah selesai melakasanakan sholat. Ibu memerintah Tomi untuk sarapan terlebih dahulu. Agar kerjanya fokus. Sarapan itu penting untuk memulai aktifitas. Tomi makan dengan lahap, ibu bahagia sekali. Anak semata wayangnya itu sudah lagi tidak terlihat murung. Sudah mau makan dan mau membuka lembaran baru."Assalamualaikum, Tomi pamit bu. Doain agar kerjaan Tomi lancar dan berkah ya bu!" pinta To

    Last Updated : 2021-10-28
  • MENANTI KEPASTIAN   Bab 12 Rumah Sakit Jiwa

    "Kenapa Rara begitu akrab dengan bapak HRD itu. Aku jadi cemburu!" keluh Tomi dalam hatinya.***lima jam berlalu Tomi bekerja. Belum juga Tomi menjawab pertanyaan Rara, waktu istirahat pun tiba. Rara pamit untuk makan siang dan begitu saja meninggalkan Tomi."Kok dia ngga ngajak aku makan siang bareng?" Tomi masih berhalusinasi kalau Rara itu adalah Tiara, pacarnya yang sudah meninggal beberapa minggu lalu.Sakit seperti menyayat hati. Biasanya Tiara sangat perhatian sekali, melayani Tomi makan siang seperti raja. Tomi masih belum bisa melupakan kenangan manis bersama kekasihnya itu. Jelas saja. Sebelas tahun mereka bersama. Mengukir indah kenangan manis. Pasti terasa amat sulit dilupakan.Tomi berjalan seorang diri menuju kantin. Dia benar-benar sangat membutuhkan sosok Tiara disampingnya. Belum juga lukanya pulih. Dia harus menyaksikan drama yang membuatnya membakar hati. Di kantin. Tidak sengajaTomi melihat Rara sedang makan siang berdua bersam

    Last Updated : 2021-10-28
  • MENANTI KEPASTIAN   Bab 13 Terbitlah Kekasih Hidupku

    Terbitlah kekasih hidupku. Datang!!! Seperti matahari yang terbit dan menyinari bumi ini. Jadilah kekasih hidupku dan warnailah hari-hariku dengan cinta kasihmu. *** Rara berhasil membawa Tomi pulang dari rumah sakit Jiwa. Mereka berdiskusi di rumah orang tua Tomi. Rara menjelaskan pada orang tua Tomi. Kalau dirinya tidak bisa menikah dengan Tomi. Karena dia sudah bertunangan dengan bapak HRD. "Mohon maaf pak, bu. Saya sudah punya tunangan. Jadi saya tidak bisa menikah dengan Tomi. Tapi saya akan menemani hari-hari Tomi sampai dia sembuh." "Tidak apa-apa nak. Justru kami yang meminta maaf karena sudah lancang meminta kamu untuk menikah dengan Tomi. Terimakasih atas kebaikanmu." Sejak kejadian itu. Tomi dan Rara mulai akrab. Mereka menelpon satu sama lain. Memberikan semangat pada Tomi dan memberikan perhatian. Tomi mulai bangkit kembali. Hari-harinya mulai berwarna lagi. Tiara yang sudah lama mati seakan hidup kembali dalam sos

    Last Updated : 2021-10-28

Latest chapter

  • MENANTI KEPASTIAN   TAMAT

    Rangga ingin sekali mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari Rara, karena Rangga tahu kalau Rara adalah gadis yang baik. Baginya, Rara adalah gadis spesial beda dari gadis-gadis lainnya. Rara gadis yang sopan terutama dalam perpakaian, sangat sederhana. Tidak seperti Lita, mantan kekasihnya dulu, selalu saja tampil seksi di depan umum. Di kampus, Rangga menjadi cowok populer karena ketampanannya dan ketahirannya. Banyak mahasiswi jatuh hati pada dirinya, tapi tidak dengan Rara. Rara sepertinya tidak jatuh hati pada Rangga. Sekata pun bahkan Rangga tidak pernah mendengar Rara memuji kepopulerannya. Bagi Rara, Rangga biasa saja. Ini yang membuat Rangga jatuh cinta padanya, Rara begitu cuek bahkan tidak peduli kalau Rangga menjadi orang nomor satu di kampus. Setelah pertengkaran itu, Rara pergi meninggalkan Rangga sendiri di depan gedung administrasi. Rasa benci Rara semakin menjadi-jadi karena tahu kalau Rangga benar-benar tidak punya hati, seenaknya saja menuduh Rara s

  • MENANTI KEPASTIAN   Perjuangan

    Dini pergi meninggalkan Rara dan Rara mulai berjalan kaki menuju cafe di sebrang jalan yang sedang membutuhkan pelayan. Rara berharap akan mendapatkan hasil yang baik kali ini.Setelah sampai di depan cafe, Rara membaca papan pengumuman di depan pintu cafe yang bertuliskan "Dibutuhkan!!! pelayan wanita". Pikirnya ternyata Dini benar memang ada lowongan kerja di cafe ini. Melihat gerak gerik Rara yang mencurigakan akhirnya pemilik cafe keluar dan menegur Rara."Permisi, ada yang bisa saya bantu?" tanya Ibu paruh baya dengan setelah baju tuniknya."Maaf mengganggu bu, sebetulnya saya sedang butuh pekerjaan," jawab Rara sopan."Kebetulan sekali, saya sedang mencari pelayan wanita kalau kamu mau, kamu bisa kerja membantu saya di cafe ini.""Tentu saja bu, saya mau," jawab Rara penuh semangat dan senyum bahagia."Perkenalkan Saya Anisa, Saya pemilik cafe ini. Mulai besok kamu boleh bekerja," kata Ibu Anisa sambil menjabat tangan Rara."Say

  • MENANTI KEPASTIAN   Karyaku

    "Stop Pak!" kata Rara menyuruh supir angkutan umum untuk menurunkannya di depan kampus negeri. Rara turun dari angkutan umum dan memberikan ongkos kepada supir. Kemudian Rara berlari menuju ruang ujian seleksi penerima beasiswa di kampus negeri. Macetnya jalanan membuat dirinya terlambat datang, sehingga dia harus berlari dan terburu-buru menuju ruang ujian. Saat sampai parkiran kampus, Rara tidak sengaja menabrak cowok sombong dan emosional sehingga terjadi keributan. BRAK!!! "Kamu buta yah?! kalau jalan lihat-lihat dong!" teriak cowok emosional itu. "Maaf kak, saya sedang terburu-buru karena ingin ikut ujian," jawab Rara. "Oh ujian beasiswa bidik misi khusus untuk orang miskin itu? haha dasar gembel yah kamu! Pantas sih kelihatan dari pakaian yang kamu kenakan, kumuh!" ucapnya sambil tertawa terbahak meledek penampilan Rara. Rara kesal sekali dengan perlakuan cowok tengil itu. Rara berjanji di dalam hati untuk tidak akan memaafkannya

  • MENANTI KEPASTIAN   Nikah

    Sekuat apapun Dini menyembunyikan. Akhirnya orantuanya tahu juga kalau tentang keberadaan Candra. Sejak Candra kerja di sini, Dini merasa hidupnya jadi penuh mata-mata. Karena setiap Dini jalan dengan Candra pasti saja orangtua nya tahu.Waktu itu misalnya. Orangtua Dini tidak sengaja mampir ke tempat les dan ternyata motor Dini tidak ada. Sejak saat itu orangtuanya selalu curiga dan menyuruh orang-orang kepercayaannya unutk memata-matai anak gadisnya itu.Dini benar-benar merasa risih. Bahkan orangtuanya lupa kalau umur anaknya sudah 26 tahun. Masih saja seperti anak kecil selalu dikekang.Akhirnya saat liburan sekolah tiba. Dini memutuskan untuk pergi dari rumah mencari kebebasan. Dia menuliskan surat di secarik kertas yang bertuliskan,"Maaf yah Mamih Papih. Aku benar-benar sudah tidak sanggup dikekang seperti ini. Tidak apa kalau kalian tidak akan menganggapku anak lagi. Aku akan pergi. Dan jangan pernah salahkan Candra karena dia pun tidak akan tahu

  • MENANTI KEPASTIAN   Pengalaman

    Beda sekolah beda cerita. Di sekolah SMK swasta Dini terkenal paling sukses karirnya. Karena hanya dia yang nyabang di tiga sekolah dan beberapa bulan lalu, dia mendapat tawaran mengajar les bahasa inggris di suatu lembaga. Tentu saja Dini terima.Semua guru melihat Dini selalu banyak penghasilannya. Apalagi ngajar di tempat les honor selalu cair tiap bulan, tidak seperti di sekolah yang cairnya tiga bulan sekali. Mengandalkan dana bos.Waktu awal gajihan pun Dini sempat nangis, karena Di MA hanya dapat upah enam puluh ribu rupiah sebulan dan itu cairnya lama sekali."Mih sedih banget, Dini kuliah mahal-mahal masa honornya segini. Untuk bensin saja mana cukup belum lagi untuk jajan dan beli make up," keluh Dini sambil memamerkan tiga amplop honor dari berbagai sekolah."Dari MA dapet enam puluh ribu, dari SMP dapet seratus lima puluh ribu, dan dari SMK seratus dua puluh ribu," ucap Mamih sambil menghitung hasil kerja keras anaknya.Jelas saja Dini

  • MENANTI KEPASTIAN   Tidak mendukung

    Entahlah. Orangtuanya sangat tidak mendukung bakat menulis Dini. Katanya, untuk apa menulis seperti orang yang tidak punya masadepan. Dan selalu marah kalau Dini membaca novel. Katanya tidak penting, tidak berkualitas. Lebih baik baca berita.Orangtuanya hanya ingin Dini selalu patuh terhadap semua keputusan mereka. Sedikitpun Dini tidak pernah dikasih kebebasan untuk memilih apa yang dia suka.Hidupnya benar-benar terkekang. Hal apapun yang disukai Dini selalu salah dan tidak pernah didukung. Hati kecilnya selalu berteriak. Ingin menjadi penulis hebat dan karyanya akan ada ditoko buku ini, bahkan di toko buku sedunia.Selama satu jam setengah Dini mematikan ponselnya agar tidak dihubungi Aldi dan dia fokus membaca novel-novel kesukaannya."Rasanya aku ingin mengoleksi semua novel-novel yang aku suka dan aku akan membuat perpustakaan mini dirumah pribadiku nanti. Semoga Candra bisa membantuku untuk mewujudkan semua impianku kelak," rintih Dini pada diriny

  • MENANTI KEPASTIAN   Nurut

    Beruntungnya Dini, karena memiliki orangtua yang sangat peduli terhadapnya. Baru sehari dia jadi pengangguran, dia langsung dapat kerjaan baru. Mother tidak sengaja keceplosan bilang kalau jadi guru honor harus pake uang pelicin. Jadilah Papih meminta Dini untuk menemui kepala sekolah yang bisa bantu Dini untuk menjadi seorang guru honorer."Ayo siap-siap Din, Papih mau ketemu kepala sekolahnya!" perintahnya."Ngga usah Pih, lagian kita kerja itu untuk cari uang, bukan malah buang-buang uang Pih. Sayang uangnya kalau untuk nyogok Pih.""Ngga apa-apa, yang penting kamu bisa jadi guru!"Dini tidak bisa berbuat apa-apa, jadi dia menurut saja, seperti biasanya. Setelah Dini selesai menyiapkan berkas-berkas lamaran, Dini dan Papihnya menuju sekolah yang dituju untuk melamar.Setelah sampai sekolah ternyata Ibu Kepsek tidak ada, jadi Dini meminta nomor ponselnya pada security sekolah dan menghubunginya."Asslamaualaikum bu. Saya Dini bu mahasiswi

  • MENANTI KEPASTIAN   Resign

    Dini menghela nafas panjang, dia yakin dia bisa melewati ujian demi ujian dalam hidupnya. Hampir saja dia ingin berhenti kerja gara-gara tidak nyaman. Tapi sebentar lagi akan gajian, jadi dia tidak ingin kerja kerasnya sia-sia hanya gara-gara gosip-gosip murahan.Gosip Dini sebagai wanita penggoda HRD pun menyebar ke seluruh penjuru gedung-gedung pabrik. Dini seperti artis yang sedang viral. Tiap dirinya berjalan kaki seorang diri, pasti siapapun yang melihatnya mencibir dan mengata-ngatainya."Oh jadi dia cewek yang sok cantik, yang menggoda HRD biar bisa naik jabatan? haha," ledek Ani karyawati pabrik bagian gudang.Semua teman-teman Ani pun tertawa sinis meledek Dini, Tapi Dini tidak peduli dan menganggapnya angin lalu saja.Di tengah kesendiriannya, Dini mulai menulis lagi. Dia ingin sekali menjadi penulis terkenal. Namun orangtuanya tidak pernah mendukungnya. Hanya Candra yang selalu mengerti bakat dan minat Dini. Candra bilang, buat saja dulu novel

  • MENANTI KEPASTIAN   Pasrah

    Pikiran Rangga mulai liar. Dia berniat untuk melampiaskan hasratnya pada Caca, mumpung dia seorang diri di kosan. Kebetulan cuaca sedang hujan saat itu. Jadi Rangga meminta ijin untuk berteduh sebentar di kosannya."Haduh hujan!!! Ca aku numpang neduh dulu ya disini, bolehkan?""Boleh banget dong. Yuk masuk!" sambut Caca penuh kebahagiaan."Kamu ngekos sama siapa disini?""Sendiri.""Udah laha?""Baru 2 minggu lalu. Sejak aku pindah kerja kesini, jadi aku ngekos. Dulukan aku kerja di pabrik kaos kaki Bandung."Hujan bertambah besar. Rangga makin senang, dengan begitu dia bisa berlama-lama bersama Caca. Caca sibuk mempersiapkan minum dan mengambilkan beberapa cemilan untuk Rangga.Kosan Caca hanya ada satu kamar, Jadi Caca tidur dan masak disatu tempat. Hanya ada satu toilet mini berukuran 1 meter di kamar kosannya. Kosannya lumayan bebas, di pinggir jalan.Di dalam ruangan hanya ada satu kasur busa kecil berukuran 120cm

DMCA.com Protection Status