Home / Romansa / MENAKLUKKAN BOS AROGAN / SURAT PENGUNDURAN DIRI

Share

SURAT PENGUNDURAN DIRI

last update Last Updated: 2023-12-27 01:43:50

Usai makan siang bersama Tasya, Shiera kembali ke ruangannya.

"Shiera." Suara Dave memanggil dari interkom.

Shiera berdiri dengan malas, berjalan masuk.

"Tolong reschedule jadwalku sore nanti, karena aku harus sampai di rumah pukul 18.00."

"Maaf, Tuan. Tapi jadwal nanti sore adalah pertemuan dengan tim dokter Ishaac yang akan mempresentasikan kerjasama kita di ...."

"Reschedule!"

Shiera diam, menatap kesal pada bos besar di hadapannya. Pertemuan ini begitu penting dan Dokter Ishaac adalah orang penting nomor dua di negaranya. Bagaimana mungkin pria gila di depannya ini dengan seenaknya mereschedule jadwal pertemuan mereka secara mendadak.

"Kau mendengarku?" tanya Dave dingin.

"Ya, Tuan. Akan saya lakukan," jawab Shiera tak kalah dingin, kemudian melangkah keluar.

"Dasar pria bo*oh! Bagaimana mungkin dia membatalkan acara pertemuan dengan orang sepenting ini. Apa dia tidak tahu siapa Dokter Ishaac Broom? Konyol sekali dia." Shiera menggerutu, meraih gagang telepon dan mulai menghubungi seseorang.

"Selamat malam, Tuan. Saya Shiera dari Perusahaan Hitechnology."

"Selamat siang, Non Shiera. Ada yang dapat kami bantu?" jawab suara pria di seberang dengan ramah.

"Tuan Joke, sebelumnya kami meminta maaf atas rencana pertemuan malam nanti dengan Direktur Utama kami, Tuan David Hale. Dengan sangat terpaksa kami harus membatalkan janji temu malam ini, karena Tuan Hale mengalami sedikit masalah yang tidak dapat ditunda untuk segera diselesaikan, Tuan. Maafkan kami."

"Membatalkan jadwal pertemuan?" tanya suara di seberang dengan kaget. "Nona, tetapi Tuan kami bukan orang sembarangan yang bisa dengan mudah ditemui. Bisakah Anda mengaturnya agar Tuan Hale dapat melakukan pertemuan malam ini?"

"Tuan Joke, saya meminta maaf sekali lagi, karena Tuan Hale malam ini benar-benar tidak dapat menghadiri pertemuan itu. Dia sedang berada dalam masalah, Tuan."

"Apakah kami bisa menawarkan bantuan?"

"Aah, terima kasih atas perhatian Anda, Tuan. Tetapi Tuan Hale Junior sedikit berbeda dengan Tuan Jordan Greek Hale. Tuan muda Hale, tidak mudah menerima bantuan tanpa alasan yang kuat."

"Hmm baiklah, Nona. Saya akan membatalkan acara pertemuan ini, tetapi kami tidak berjanji kesempatan ini akan bisa diulang lagi, karena jadwal Dokter Ishaac terlalu padat, Nona."

"Baik, Tuan Joke. Saya akan menyampaikan hasil pembicaraan kita kepada Pak Direktur Utama. Sekali lagi saya mewakili perusahaan, memohon maaf atas pembatalan pertemuan penting ini. "

Shiera mengetuk pintu, berjalan masuk ke ruangan Dave.

"Tuan, Asisten Dokter Ishaac mengatakan, mereka hanya bisa membatalkan acara pertemuan hari ini tetapi tidak dapat menjadwalkan ulang dalam waktu dekat karena jadwal Dokter Ishaac sangat padat."

"Hm."

Shiera mengertakkan gigi menahan kesal. Hanya Hm dan tanpa mengangkat kepala untuk melihat lawan bicaranya. Dasar laki-laki paling tidak sopan sedunia!

Shiera berbalik, menarik daun pintu hingga terbuka.

"Pulanglah sekarang dan bersiap menemaniku malam nanti, Forest Party."

"Hah?!" Shiera berbalik, menatap kaget. "Forest Party?"

"Apakah berbicara denganmu memang harus selalu diulang lagi?"

"Tidak. Tetapi, apakah itu acara pertemuan dengan kolega?"

"Tidak."

"Maaf, saya hanya menemani Anda untuk urusan pekerjaan, Tuan. Terima kasih." Shiera berjalan keluar tanpa menunggu jawaban Dave.

Bibir Dave terangkat membentuk senyuman, matanya menatap tajam pintu yang baru saja tertutup tepat di hadapannya.

"Menarik. Jinak-jinak merpati," gumamnya pelan. Ada rasa penasaran yang semakin tinggi di dalam hatinya, tentang Shiera. Mengingat bagaimana Shiera tiba-tiba menerobos masuk ke dalam mobilnya dan menciumnya beberapa hari lalu, seolah Shiera adalah seorang wanita nakal murahan yang biasa dijamah laki-laki liar. Tetapi melihat sikap Shiera yang begitu dingin, membuat rasa penasaran Dave meronta.

Sepuluh menit berselang, Dave berjalan keluar ruangan, mendekati meja Shiera.

"Berangkat, atau tanda tangani surat pengunduran dirimu sekarang juga," kata Dave, melempar map berisi lembar surat pernyataan tepat di depan wajah Shiera.

Shiera membelalak menatap lembaran surat yang sudah di tempel materai yang di lempar Dave ke hadapannya.

"Dan apa maksudnya ini?!" tanya Shiera, berdiri membelalak menantang Dave.

"Tentukan pilihanmu. Berangkat, atau ucapkan selamat tinggal pada pekerjaanmu."

"Tapi ...."

"Ku hitung sampai lima."

Dengan amarah yang sudah mencapai ubun-ubun, Shiera membuka laci meja dengan kasar dan mengambil pena. Tangannya bergetar hebat saat jari jemarinya yang lentik menggenggam pena yang ia gunakan untuk membubuhkan tanda tangan di atas materai pada lembar pengunduran diri yang Dave berikan padanya. Air matanya nyaris tumpah, tetapi Shiera menahannya dengan sekuat tenaga agar jangan sampai jatuh di depan pria arogan itu.

Brak!

Shiera membanting pena yang usai ia gunakan menandatangani surat pengunduran dirinya. Matanya menatap tajam Dave dengan penuh rasa benci, sementara tangan kirinya meraih tas di atas kursi.

"Puas?!" kata Shiera, membelalak marah, kemudian berjalan melewati Dave dengan langkah kasar. Menghilang di balik pintu lift, air mata Shiera membanjir di pipinya membentuk aliran basah yang menetes ke atas sepatunya. Beberapa barang pribadinya masih di sana, tetapi Shiera tidak memiliki kekuatan untuk kembali dan membereskannya. Biarlah Tasya nanti yang membawakannya untuknya. Ia bisa meminta bantuan Budi untuk mengemasnya, agar Tasya lebih mudah membawanya.

Keluar dari pintu lift, Shiera berjalan cepat dengan wajah tertunduk, basah.

"Bu Shiera ...." Satpam menyapa sambil membuka pintu untuknya, menatap bingung melihat Shiera yang bersimbah air mata.

"Tidak apa-apa, Pak. Terima kasih," jawab Shiera cepat.

"Baik, Bu. Hati-hati di jalan saat berkendara."

"Ya. Terima kasih." Shiera memaksakan seberkas senyum untuk pak satpam sebelum berjalan cepat meninggalkan pria itu yang masih menatap kebingungan.

"Ada apa dengannya?" Seorang wanita berjalan mendekati pak satpam, matanya menatap tajam tubuh Shiera yang berlari menjauh.

Satpam muda itu menoleh. "Ada keluarganya yang sakit," jawab pria itu, menatap Vania.

"Oh, ku kira dipecat dari perusahaan," jawab Vania sinis.

Satpam tersenyum, membungkuk sopan.

Sementara itu ... Shiera berkendara dengan linangan air mata yang tak terbendung. Hatinya sakit, sekaligus sangat marah kepada Dave, bos barunya. Pria itu begitu semena-mena dan jauh sekali dari sosok ayahnya, Tuan Jordan Greek Hale. Tuan Jordan sangat baik, ramah, pengertian dan sabar. Cara kepemimpinannya juga sangat berbeda jauh dengan Dave yang arogan dan semena-mena.

Sampai di apartemen, Shiera menghambur masuk lalu menangis sejadi-jadinya di atas sofa di depan televisi. Kakinya bahkan tak sanggup untuk berjalan ke kamarnya dan mengganti baju. Seluruh tubuhnya serasa hancur bersama segala kekecewaan yang meremukkan hatinya. Lima belas tahun pengabdiannya di perusahaan itu sebagai sekretaris Tuan Jordan, seolah sama sekali tak dihargai oleh Dave. Shiera benar-benar kecewa pada pria itu, hingga di dalam kepalanya membentuk gambaran-gambaran penyiksaan terhadap Dave dengan berbagai cara, meski Shiera yakin itu tidak akan terjadi. Hanya sekedar untuk memuaskan hatinya saja, bahwa ia mampu membalas dendam dengan sangat kejam kepada Dave.

Tok tok tok ....

Shiera membuka mata, cepat-cepat ia duduk mengatur kesadarannya. Rupanya kesedihan dan kekecewaan yang teramat dalam membuatnya menangis hingga tertidur kelelahan.

Tok tok tok ....

Bunyi ketukan di pintu kembali terdengar, Shiera melirik jam. Pukul 16.20 WIB. Pasti Tasya sudah tahu tentang apa yang terjadi padanya di kantor. Pasti pria gila itu sudah menunjuk seseorang untuk menggantikan Shiera, dan Tasya pati tahu Shiera telah mengundurkan diri, atau dipaksa untuk mengundurkan diri.

Shiera bangkit berdiri, berjalan menuju pintu depan. Matanya terasa berat dan buram karena bengkak. Tidur sambil menangis, tentu membuat matanya berubah seperti mata katak yang bengkak dan besar.

Tok tok tok ....

"Iya, sabar Tasya. Masih jalan," teriak Shiera berjalan lebih cepat dan menarik daun pintu hingga terbuka lebar.

"K-kau!" Shiera membelalak kaget melihat seseorang yang berdiri di depan pintu apartemennya. Tanpa menunggu, Shiera kembali mendorong daun pintu hingga menutup, tetapi kaki Dave lebih cepat mengganjal pintu.

"Pergi dari rumahku!" teriak Shiera tertahan.

Dave diam, mendorong pintu kembali terbuka, sementara Shiera mati-matian menahannya dari dalam.

"Mau apa lagi kau, hah?!" tanya Shiera kasar, Saat Dave berhasil mendorong pintu dan memaksa masuk.

"Menunggumu mandi dan mengganti baju. Dan jangan lupa untuk mengompres matamu yang bengkak itu," jawab Dave dingin, sembari melangkah duduk tanpa dipersilahkan.

"Tidak ada yang menyuruhmu masuk apa lagi duduk! Silahkan keluar dari rumahku, atau aku akan berteriak." Shiera mencoba mengancam.

Dave tersenyum sinis. "Teriak saja kalau kau juga ingin keluar dengan tidak hormat dari apartemen ini," jawab Dave, bersandar santai di sofa sambil menyilangkan kaki.

"Ini apartemenku dan aku sudah membayar sewaku, jadi silahkan angkat kaki dari sini sekarang juga!"

"Sayangnya kau membayar sewa apartemen ini padaku, Nona Shiera yang galak. Dan aku bisa saja mengusirmu dari sini secara tidak hormat, kalau kau tidak lebih sopan padaku."

Shiera mengerutkan kening, menatap marah Dave.

"Silahkan berteriak dan memanggil kemanan, lalu kita lihat siapa yang masih akan berdiri di dalam rumah kecil ini dengan senyum kemenangan. Silahkan Atau perlu aku batu?"

Shiera menelan ludah dengan kasar. Ada rasa takut yang seketika menyelimuti dirinya mendengar ancaman Dave. Mungkinkah apartemen ini milik Dave, seperti yang ia katakan. Selama ini Shiera tidak pernah merasa perlu untuk mencari tahu siapa pemilik bangunan 25 lantai ini, karena ia telah membayar kewajibannya sebagai penyewa dan tidak pernah terlambat sekali pun. Tetapi sekarang, setelah Dave mengatakannya, Shiera menjadi penasaran sebenarnya siapa pemilik apartemen mewah yang banyak ditinggali oleh karyawan perusahaan Dave ini. Hampir 50% karyawan perusahaan Hitechnology memang tinggal di tempat ini dengan alasan dekat dan harganya terjangkau untuk seorang karyawan, termasuk Shiera. Tetapi siapa tahu kepemilikan apartemen ini berada di tangan yang sama dengan perusahaan tempat Shiera bekerja hingga beberapa jam yang lalu.

"Baik, kalau begitu silahkan duduk. Dan tolong katakan apa maumu dan dari mana kau tahu aku tinggal di sini?" tanya Shiera menurunkan nada suaranya, meski tidak dapat mengurangi sedikit pun nada kesinisan di dalamnya.

"Seperti yang sudah aku katakan, aku menunggumu bersiap."

"Aku sudah memilih mengundurkan diri, jadi bukan kewajibanku lagi menemanimu ke sebuah pesta," jawab Shiera dingin.

"Sayangnya pihak HRD tidak menerima surat pengunduran dirimu hingga detik ini."

Shiera mengerut kesal. "Itu karena kau tidak memberikannya pada HRD!" katanya, nada suaranya kembali meninggi.

"Aku? Kenapa harus aku?" tanya Dave tenang.

"Tentu saja kau! Bukankah kau yang membawa surat pengunduran diriku yang sudah aku tanda tangani di atas materai?!" teriak Shiera, tidak mampu lagi menahan emosinya yang kembali meluap.

"Tidak. Kau bahkan tidak menandatangani surat pengunduran dirimu untukku."

"Apa perlu kita lihat rekaman cctv saat aku menandatangani surat yang kau sodorkan padaku siang tadi?!"

Dave mengangkat sudut bibirnya, tersenyum sinis.

"Apa yang kau maksud surat pernyataan ini?!" tanya Dave, mengeluarkan surat pernyataan yang tadi ditandatangani Shiera dan melemparnya ke atas meja. "Makanya biasakan membaca sebelum membubuhkan tanda tangan berharga mu di atas materai!" lanjut Dave sinis.

Shiera menatap bingung, perlahan kakinya berjalan mendekat dan membungkuk di atas kertas yang tergeletak di atas meja.

"Baca!" perintah Dave galak.

Shiera mengukurkan tangan meraih lembaran berjudul surat pernyataan dan mulai membacanya. Semakin ke bawah matanya menatap, maka semakin lebar juga Shiera membelalak.

"K-kau ...." katanya terbata, menatap takut pada Dave yang tersenyum jahat di tempatnya, menatap Shiera dengan tenang.

"Cepat bersiap dan jangan membuatku malu," katanya dingin di balik wajah iblis yang ingin sekali rasanya Shiera bakar hidup-hidup di tempatnya.

Related chapters

  • MENAKLUKKAN BOS AROGAN   PESTA

    Shiera menimbang, beranikah ia melakukan apa yang telah terbentuk di dalam kepalanya. Shiera mengukur seberapa cepat langkahnya bisa mencapai pintu yang terbuka, jika Dave murka.Setelah yakin dirinya bisa selamat dari kemurkaan Dave, Shiera segera mengangkat kertas di tangannya dan dengan kecepatan kilat merobeknya menjadi dua lalu empat bagian.Dave menatap dingin, tidak bergerak di tempatnya.Shiera balas menatap Dave, jantungnya berdegup empat kali lebih cepat, menunggu saat-saat kapan Dave akan menerkamnya dengan buas karena ia telah merobek surat perjanjian yang telah ditandatanganinya di atas materai."Tidak ada perjanjian, tidak ada pesta." Shiera mengatakan dengan sisa-sisa keberaniannya yang sudah sangat tipis.Dave kembali menampilkan senyum iblis di sudut bibirnya. "Tidak masalah. Untungnya aku bukan pria naif yang tidak mempertimbangkan segala kemungkinan yang akan kau lakukan dengan kertas salinan itu, Shiera. Sekarang cepatlah bersiap sebelum aku berubah pikiran. Kau te

    Last Updated : 2023-12-29
  • MENAKLUKKAN BOS AROGAN   TANTANGAN RON

    Shiera berjalan beriringan dengan Dave, sengaja menahan sedikit langkahnya agar tidak berada tepat di sisi Dave. Shiera tidak ingin seseorang menganggapnya wanita murahan karena berjalan dengan atasannya terlalu dekat. Mereka datang hanya sebagai atasan dan sekrrtaris pada umumnya, bukan sebagai apa pun."Kenapa? Malu berjalan denganku?" tanya Dave dingin, saat langkah kaki Shiera semakin melambat.Shiera mendongak. "Tidak.""Kalau begitu kenapa menjauh?""Saya tidak menjauh. Hanya saja langkah kaki Tuan terlalu lebar," jawab Shiera datar."Kalau begitu pegang lenganku agar aku bisa menahan langkahku dan menyamakannya dengan langkahmu yang pendek."Shiera menatap belakang kepala Dave, senyumnya mencibir. Dalam hati ia berteriak, "Ogah!""Kalau tidak mau, maka kau yang harus menyamakan langkahmu denganku, jangan berjalan di belakangku seperti seorang gundik!"Shiera menelan ludah, menatap kesal Dave sembari memperlebar pangkah kakinya untuk menjajari pria itu."Jangan membuatku malu sa

    Last Updated : 2024-01-02
  • MENAKLUKKAN BOS AROGAN   DEWA PENYELAMAT

    "Tidak!" teriak Shiera, seketika berdiri."Hei, hei, hei ... jangan coba-coba membantah, gadis manis. Kau ikuti permainan kami, atau bersiap angkat kaki dari perusahaan." Vania memicing keji, menatap Shiera penuh benci."Aku lebih baik keluar dari tempat laknat itu dari pada harus berurusan dengan kalian semua!""Aaah ... begitu rupanya. Baiklah, kalau begitu aku menyerah. Sekarang duduklah kembali, Shiera," kata Ron lembut, mendorong gelas dan botol gin menjauh dari mereka.Shiera menatap curiga."Aah, Shiera. Jangan menatapku seperti itu, sayang. Pak Dave menitipkan mu di meja kami, tentu kami tidak akan berani menyakitimu, bukan."Shiera tahu itu hanya jebakan belaka, namun ia tetap duduk perlahan, karena Shiera ingat bahwa Dave melarangnya pergi kemana pun.Sret! Cuup ...."Urgh!"Cekrek!Shiera mendorong kuat tubuh Ron, mengumpat marah."Stop mengumpat dan melarikan diri, Shiera, atau foto ini akan menyebar ke seluruh dunia!" Vania mengancam, menunjukkan layar ponselnya yang mena

    Last Updated : 2024-01-04
  • MENAKLUKKAN BOS AROGAN   PENGAKUAN DAVE

    "Sudah sampai, Pak." Shiera mendudukkan Dave di atas sofa. Meski hanya memegangi pria itu, tapi rasanya berat sekali.Dave menahan tubuh Shiera saat Shiera beranjak pergi, menariknya hingga Shiera terjatuh ke pangkuan Dave."Oh, maafkan saya, Pak. Maaf. Sebentar, saya buatkan minuman hangat untuk Anda." Shiera kembali berdiri dan segera berlari ke dapur."Shiera! Toilet.""Hanya ada stau di kamar saya, Pak. Gunakan saja, tidak apa-apa."Dave segera berdiri, berjalan sempoyongan menuju kamar Shiera dan langsung menghambur ke toilet. Dari dapur, Shiera bisa mendengar Dave memuntahkan kembali seluruh isi perutnya.Shiera menyeduh jahe hangat yang ia tahu dapat mengurangi gejala mual akibat terlalu banyak minum. Shiera menemukan ilmunya di internet, saat Ron dalam keadaan mabuk berat hingga tak mampu berdiri.Shiera membawa cangkir jahe ke dalam kamar, menemukan Dave masih berada di dalam kamar mandi."Aaagrh! Sialan!" teriak Dave murka. Shiera meletakkan

    Last Updated : 2024-01-04
  • MENAKLUKKAN BOS AROGAN   AKU MEMAKSA

    Shiera menutup tubuhnya dengan selimut, menangis tersedu. Dave memeluknya dengan erat, tak henti-hentinya ia mengucap maaf pada Shiera."Shiera, jangan diam saja. Pukul aku, Shiera. Pukul aku. Marah saja padaku, tetapi jangan siksa aku dengan diam mu."Shiera menggeleng lemah."Aku berjanji akan menikahi mu, Shiera. Aku berjanji. Aku akan bertanggung jawab padamu. Sudah ku katakan padamu, aku mencintaimu."Shiera masih diam, terisak."Aku benar-benar minta maaf, Shiera. Pengaruh minuman itu membuatku gila. Aku sudah menahannya, tetapi aku tak tahu itu benar-benar aku lakukan dan tanpa pengaman. Tapi kau bisa yakin aku bersih, Shiera."Perlahan Shiera mendongak. "Apa maksudnya?" tanya Shiera terbata.Dave menatap wajah bengkak Shiera yang basah oleh air mata, mengusapnya dengan kedua ibu jarinya perlahan."Maaf telah merusakmu. Aku berjanji akan bertanggung jawab penuh padamu. Kalau pun kau hamil, jangan pernah kau singkirkan anak kita, Shiera. Kau har

    Last Updated : 2024-01-05
  • MENAKLUKKAN BOS AROGAN   APARTEMEN BARU

    "Dave! Aku tidak mau. Aku mau berpakaian dulu! Ini menjijikkan."Dave terbahak, urung membuka pintu dan berjalan kembali. Dave menurunkan Shiera di depan almari pakaiannya."Ganti baju!""Aku mau mandi dulu.""Ganti bajumu!""Tapi kau juga harus memakai baju!" Shiera balas memerintah."Kenapa?""Aku ngeri melihat itu!"Dave kembali tertawa. "Baiklah, tapi dengan satu syarat."Shiera mengerutkan kening, menatap curiga."Kau tidak bisa lepas dari pangkuanku.""Sudah ku duga! Pasti hanya menguntungkan mu semata," gerutu Shiera, memilah pakaiannya dan mulai mengenakannya."Kau terlihat sangat cantik dan semakin seksi," kata Dave, meraih pinggang Shiera yang mengenakan kaus over size dan celana hot pantas."Tapi aku tidak menyukai celana mu ini. Lepaskan saja.""Terus?""Kaus ini sudah cukup panjang. Toh celana mu juga tidak terlihat. Lepaskan!""Tidak mau!" Shiera melangkah pergi, meninggalkan Dave yang masih mematung menatap kemolekan tubuh kekasih barunya.Shiera langsung ke dapur, memb

    Last Updated : 2024-01-13
  • MENAKLUKKAN BOS AROGAN   TAWA LEPAS

    "A-aku tidak mau, Dave. Budaya kita mungkin budaya bebas, tetapi aku tetap orang Timur yang menjaga budaya kesopanan. Kau bisa melakukan apa pun sekehendak mu, tetapi tidak dengan menjatuhkan harga diriku!" desis Shiera marah.Dave tersenyum sinis. "Hah! Baiklah wanita keras kepala. Toh aku pun tidak sudi tinggal di apartemen kecil seperti ini. Kau bisa mengubah satu ruang kamarmu untuk ruang kerja pribadimu. Aku tahu kau bekerja paruh waktu dari rumah, kan."Shiera diam. Meski kaget Dave mengetahui pekerjaan sampingan yang diambilnya, tetapi Shiera tidak heran. Dave pasti sudah mencari tahu apa pun tentang dirinya, termasuk hal terkecil seperti pekerjaan freelance sekali pun."Terima kasih, sudah memberiku fasilitas semewah ini," kata Shiera saat Dave berjalan tenang mendekati pintu. Tanpa menjawab, pria dingin itu membuka pintu dan keluar begitu saja.Shiera mendengus kasar. Ia berjalan ke arah dapur, menyeduh secangkir teh madu untuk menenangkan saraf-sarafnya yang tegang."Haah! D

    Last Updated : 2024-01-17
  • MENAKLUKKAN BOS AROGAN   MENIKAHIMU

    "Aku akan menikahimu, Shiera," kata Dave, begitu pagutan hangat keduanya terlepas."T-tunggu! Kenapa harus secepat itu?" tanya Shiera terkejut."Karena aku tidak ingin kau berubah pikiran. Ku anggap kau telah menerimaku hari ini, dengan menciumku.""Tapi ... aku belum siap.""Apa yang perlu kau siapkan? Harta aku punya banyak, kekuasaan juga tak kurang, cinta pun aku memiliki sepenuhnya untukmu.""Tidak, bukan itu. Aku ... belum siap menyandang gelar nyonya, itu yang pertama.""Dan kedua?""Dan yang kedua ... aku ...." Shiera menunduk."Shiera, katakan Sayang. Katakan padaku apa pun yang menjadi beban di dalam hatimu." Dave mengangkat wajah Shiera, namun tatapan Shiera tetap tertunduk, kepalanya menggeleng ringan."Shiera, please.""Dave ... ku pikir, kedua orang tuamu tidak akan setuju denganku."Dave mengulum senyum, lega mendengar alasan Shiera berada di pihaknya."Dengar, Shiera. Aku tidak membutuhkan wali untuk menikahimu. Jadi, setuju atau pun tidak orang tuaku padamu, aku berja

    Last Updated : 2024-01-21

Latest chapter

  • MENAKLUKKAN BOS AROGAN   MAKAN SIANG

    Dave terbahak melihat wajah kesal Shiera. Baru pertama kalinya dia berhasil membuat Shiera begitu kesal."Aku senang sekali melihatmu begitu kesal. Wajahmu yang cemberut itu sangat manis sekali."Plak! Shiera memukul tangan Dave yang berusaha mencubit dagunya yang lancip."Nah, begitu lebih manis, Sayang. Semakin kau sulit ditaklukkan, kau semakin menarik."Shiera menatap marah pada Dave sebelum kembali menatap keluar jendela.Dave mengemudi dengan senyum lebar, beberapa kali matanya melirik ke arah Shiera yang masih cemberut kesal.Lima puluh menit, mobil keluar dari pintu tol."Di mana ini?""Kota Milea.""Kau membawaku keluar kota hanya untuk makan siang?""Kau tidak mau seseorang menemukan kita, kan?"Shiera kembali cemberut."Ada kedai mie yang sangat aku sukai di rest area.""Rest area? Tapi ini sudah keluar tol.""Hmm. Kita akan berputar dan masuk kembali, karena rest area yang akan kita tuju berada di sisi perjalanan pulang.""Astaga ...!" Shiera menepuk dahinya.Dave tertawa

  • MENAKLUKKAN BOS AROGAN   MAKAN SIANG

    "Pak Dave, tolong ijinkan saya mengikuti presentasi itu sekali ini saja. Saya berjanji akan memberikan yang terbaik untuk perusahaan, dan saya akan membuat Anda memenangkan tender itu." Vania mengiba di depan Dave, saat pria itu berjalan keluar ruangan.Tiba-tiba saja Dave mendadak tuli. Pria itu berjalan menjauh dari Vania, diikuti Shiera."Dave, kau bilang tender itu untuk perusahaan pribadimu, kan?" tanya Shiera, begitu keduanya berada di dalam lift dan bebas dari jangkauan telinga panjang Vania."Hm," jawab Dave singkat."Tetapi kau maju menggunakan nama perusahaan ini?""Tidak. Aku mengatasnamakan perusahaan cabang.""Bodoh!" umpat Shiera.Dave membelalak kaget, menatap Shiera tidak setuju."Kau ini Direktur Tinggi Perusahaan, tetapi begitu bodoh.""Kenapa kau mengatakan itu?""Apa perusahaan itu masih membuka kesempatan untuk tender lain?""Ya. Waktunya masih dua hari lagi.""Kalau begitu biarkan Vania melakukan presentasinya untuk perusahaan ini, atau perusahaan cabang mana pun

  • MENAKLUKKAN BOS AROGAN   KEMBALI KE KANTOR

    Shiera berjalan memasuki gedung kantor yang sudah satu minggu ia tinggalkan. Rasanya agak asing, datang ke tempat ini sebagai orang lain."Shiera! Kau ke mana saja, hah? Ku pikir kau benar-benar mengundurkan diri."Shiera tersenyum menatap sahabatnya."Bukankah sudah aku katakan aku sakit, waktu mengunjungi kakak ku?""Ya, sih.""Nah, kalau begitu ayo sekarang kembali bekerja sebelum bos galak kita datang.""Kau tahu, Shie, satu minggu ini dia begitu uring-uringan seperti buaya kelaparan.""Oh, ya?" tanya Shiera, menatap ingin tahu."Hm. Karena dia memintaku menggantikanmu sebagai sekretaris, tetapi pak Steve memberinya Vania, dengan alasan aku terlalu vital untuk dikeluarkan dari bagian keuangan.""Jadi Vania menempati ruanganku?""Oh, tidak. Aku juga bertanya-tanya soal itu. Pak Dave memintanya tetap bekerja dari tempatnya. Mungkin karena pak Dave malas berada dekat-dekat dengan Vania," jelas Tasya, sahabat Shiera.Shiera nyengir puas. "Baguslah," katanya.Shiera kembali pada pekerja

  • MENAKLUKKAN BOS AROGAN   PERNIKAHAN

    Pagi menjelang acara pernikahan. Sebuah acara pernikahan tertutup dan tersembunyi, hanya dihadiri beberapa tokoh pernikahan dan tiga saksi yang tak lain adalah orang kepercayaan Dave sendiri. Bahkan kakak Shiera tidak bisa hadir karena pekerjaannya tidak dapat ditinggalkan sama sekali. Pria itu hanya menjadi saksi virtual menggunakan ponsel."Selamat atas pernikahan kalian."Shiera dan Dave menoleh kaget, saat keduanya bersiap memasuki mobil dan pulang."Papa?!"Pria tua beruban itu berjalan mendekat, mengangguk lemah."Tuan." Shiera menyapa takut, pria yang juga merupakan mantan bosnya di perusahaan itu."Maaf aku datang terlambat.""Tidak apa. Semuanya sudah selesai," jawab Dave dingin."Aku hanya ingin menyampaikan ini padamu, Dave. Mungkin bisa berguna kalau suatu saat nanti ibumu mengetahui perihal pernikahan kalian." Ayah Dave mengeluarkan amplop coklat lebar dan menyerahkannya pada Dave."Apa ini?" tanya Dave, menerimanya."Jangan di buka sekarang. Nanti saja kalau sudah di ruma

  • MENAKLUKKAN BOS AROGAN   HASRAT CINTA

    Perlahan Dave menarik dagu Shiera hingga wajah manis itu mendongak menatapnya, lalu dengan lembut ia menempelkan bibirnya pada bibir ranum Shiera."Aku mencintaimu, Shiera. Apa pun yang terjadi, aku akan tetap mencintaimu," bisik Dave di antara lumatan bibirnya yang tak pernah ingin dia lepaskan."Dave ....""Hm."Tidak ada lagi kata yang mereka ucapkan, hanya hati mereka yang saling berbicara. Tanpa Shiera mengatakannya pun, Dave tahu Shiera telah jatuh cinta padanya, sama seperti dirinya."Shiera. Aku akan menikahimu," bisik Dave, melepas pagutan mereka dan menghapus sisa basah pada bibir Shiera."Bagaimana dengan orang tuamu, Dave? Apa mereka setuju?"Dave diam."Dave?"Dave kembali menatap Shiera. Tanpa pria itu mengucapkan kalimatnya, Shiera mengangguk. Tatapan mata Dave sudah cukup berbicara dan membuat Shiera mengerti."Aku tidak tahu, Dave. Apakah baik menikah tanpa persetujuan orang tuamu.""Aku sudah dewasa, Shiera. Di sini, pria

  • MENAKLUKKAN BOS AROGAN   JANGAN PERGI DARIKU

    Dave membeku di kursinya, mendengar penolakan keras kedua orang tuanya tentang wanita pilihannya."Kau ini putra pengusaha terpandang, Dave. Pemilik perusahaan terbesar di kota. Apa kata orang kalau kau menikah dengan wanita murahan seperti dia," cerca ibu Dave dengan wajah kesal."Mama! Shiera bukan wanita murahan, Ma. Dia wanita baik-baik.""Dan berasal dari golongan rendah. Memangnya kamu tahu latar belakang orang tuanya? Bukankah dia tinggal sendirian di sini?""Shiera memiliki kakek, Ma.""Pria pembersih kaca gedung itu?"Dave menghela nafas panjang."Dave, Dave ... kau itu sudah mama jodohkan dengan Vania. Itu kenapa papa kamu memberikan perusahaan itu padamu, supaya kau bisa lebih dekat dengan Vania.""Tapi aku tidak menyukai dia, Mama. Dia gadis manja yang tidak bisa apa-apa. Sangat berbeda dengan Shiera.""Aah! Memang seharusnya Papa mengganti posisi wanita itu sebelum kau masuk. Papa juga begitu, sih. Jelas-jelas Vania memiliki pendidikan yang lebih baik dan lebih tinggi, ke

  • MENAKLUKKAN BOS AROGAN   MENIKAHIMU

    "Aku akan menikahimu, Shiera," kata Dave, begitu pagutan hangat keduanya terlepas."T-tunggu! Kenapa harus secepat itu?" tanya Shiera terkejut."Karena aku tidak ingin kau berubah pikiran. Ku anggap kau telah menerimaku hari ini, dengan menciumku.""Tapi ... aku belum siap.""Apa yang perlu kau siapkan? Harta aku punya banyak, kekuasaan juga tak kurang, cinta pun aku memiliki sepenuhnya untukmu.""Tidak, bukan itu. Aku ... belum siap menyandang gelar nyonya, itu yang pertama.""Dan kedua?""Dan yang kedua ... aku ...." Shiera menunduk."Shiera, katakan Sayang. Katakan padaku apa pun yang menjadi beban di dalam hatimu." Dave mengangkat wajah Shiera, namun tatapan Shiera tetap tertunduk, kepalanya menggeleng ringan."Shiera, please.""Dave ... ku pikir, kedua orang tuamu tidak akan setuju denganku."Dave mengulum senyum, lega mendengar alasan Shiera berada di pihaknya."Dengar, Shiera. Aku tidak membutuhkan wali untuk menikahimu. Jadi, setuju atau pun tidak orang tuaku padamu, aku berja

  • MENAKLUKKAN BOS AROGAN   TAWA LEPAS

    "A-aku tidak mau, Dave. Budaya kita mungkin budaya bebas, tetapi aku tetap orang Timur yang menjaga budaya kesopanan. Kau bisa melakukan apa pun sekehendak mu, tetapi tidak dengan menjatuhkan harga diriku!" desis Shiera marah.Dave tersenyum sinis. "Hah! Baiklah wanita keras kepala. Toh aku pun tidak sudi tinggal di apartemen kecil seperti ini. Kau bisa mengubah satu ruang kamarmu untuk ruang kerja pribadimu. Aku tahu kau bekerja paruh waktu dari rumah, kan."Shiera diam. Meski kaget Dave mengetahui pekerjaan sampingan yang diambilnya, tetapi Shiera tidak heran. Dave pasti sudah mencari tahu apa pun tentang dirinya, termasuk hal terkecil seperti pekerjaan freelance sekali pun."Terima kasih, sudah memberiku fasilitas semewah ini," kata Shiera saat Dave berjalan tenang mendekati pintu. Tanpa menjawab, pria dingin itu membuka pintu dan keluar begitu saja.Shiera mendengus kasar. Ia berjalan ke arah dapur, menyeduh secangkir teh madu untuk menenangkan saraf-sarafnya yang tegang."Haah! D

  • MENAKLUKKAN BOS AROGAN   APARTEMEN BARU

    "Dave! Aku tidak mau. Aku mau berpakaian dulu! Ini menjijikkan."Dave terbahak, urung membuka pintu dan berjalan kembali. Dave menurunkan Shiera di depan almari pakaiannya."Ganti baju!""Aku mau mandi dulu.""Ganti bajumu!""Tapi kau juga harus memakai baju!" Shiera balas memerintah."Kenapa?""Aku ngeri melihat itu!"Dave kembali tertawa. "Baiklah, tapi dengan satu syarat."Shiera mengerutkan kening, menatap curiga."Kau tidak bisa lepas dari pangkuanku.""Sudah ku duga! Pasti hanya menguntungkan mu semata," gerutu Shiera, memilah pakaiannya dan mulai mengenakannya."Kau terlihat sangat cantik dan semakin seksi," kata Dave, meraih pinggang Shiera yang mengenakan kaus over size dan celana hot pantas."Tapi aku tidak menyukai celana mu ini. Lepaskan saja.""Terus?""Kaus ini sudah cukup panjang. Toh celana mu juga tidak terlihat. Lepaskan!""Tidak mau!" Shiera melangkah pergi, meninggalkan Dave yang masih mematung menatap kemolekan tubuh kekasih barunya.Shiera langsung ke dapur, memb

DMCA.com Protection Status