Share

PESTA

last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-29 20:19:16

Shiera menimbang, beranikah ia melakukan apa yang telah terbentuk di dalam kepalanya. Shiera mengukur seberapa cepat langkahnya bisa mencapai pintu yang terbuka, jika Dave murka.

Setelah yakin dirinya bisa selamat dari kemurkaan Dave, Shiera segera mengangkat kertas di tangannya dan dengan kecepatan kilat merobeknya menjadi dua lalu empat bagian.

Dave menatap dingin, tidak bergerak di tempatnya.

Shiera balas menatap Dave, jantungnya berdegup empat kali lebih cepat, menunggu saat-saat kapan Dave akan menerkamnya dengan buas karena ia telah merobek surat perjanjian yang telah ditandatanganinya di atas materai.

"Tidak ada perjanjian, tidak ada pesta." Shiera mengatakan dengan sisa-sisa keberaniannya yang sudah sangat tipis.

Dave kembali menampilkan senyum iblis di sudut bibirnya. "Tidak masalah. Untungnya aku bukan pria naif yang tidak mempertimbangkan segala kemungkinan yang akan kau lakukan dengan kertas salinan itu, Shiera. Sekarang cepatlah bersiap sebelum aku berubah pikiran. Kau telah menguji kesabaran ku di luar batas kemampuanku biasanya," kata Dave dingin, dan terdengar jelas nada ancaman di dalamnya.

Shiera membeku, kembali menelan ludah dengan kasar. Tentu saja. Bodoh sekali Shiera karen tidak berpikir Dave telah menyimpan salinannya atau bahkan yang asli. Pria selicik Dave tentu sudah memikirkan segala kemungkinan untuk menghindari kesalahan sekecil apa pun terjadi.

Shiera menarik nafas panjang, memejamkan mata sejenak untuk menenangkan diri. Bagaimana pun, dirinya tidak akan pernah menang dari Dave, jadi sebaiknya ia mengalah saja sambil memikirkan cara bagaimana ia bisa terlepas dari cengkeraman pria iblis di depannya ini.

"Baik, tunggu sebentar aku akan bersiap." Shiera akhirnya mengalah.

"Nah, begitu lebih baik, anak manis. Cepatlah, aku tidak suka menunggu terlalu lama," jawab Dave tenang.

"Pakaian apa yang harus kukenakan?"

"Mini dress."

"Aku tidak punya yang seperti itu!"

"Kalau begitu kenakan yang kau punya."

Shiera melangkah memasuki kamar, memilah-milah baju apa kiranya yang cocok ia gunakan bersanding dengan Dave di sebuah pesta, tetapi ia menghindari warna hitam agar tidak terkesan couple dengan pria itu. Akhirnya Shiera memilih slip dress seksi berbahan satin silky berwarna beige, di padu dengan stiletto cream setinggi 8cm.

Dave menelan ludah saat melihat Shiera muncul dari balik pintu kamar mengenakan gaun di bawah lutut yang menggantung jatuh di pundaknya yang terbuka. Warna beige membawa kelembutan alami di kulitnya yang putih bersih. Rambut panjangnya yang di sanggul rendah menyisakan dua larik anak rambut menggantung di sisi wajahnya, membuatnya terlihat dewasa sekaligus mempesona. Gadis sekretaris itu begitu cantik dan seksi, membuat hati Dave berdesir gelisah.

"Ada yang salah?" tanya Shiera saat melihat tatapan Dave yang tak berkedip.

"Ya."

"Baiklah, aku akan ...."

"Tidak ada waktu. Ayo!" Dave berdiri, melangkah keluar mendahului Shiera sebelum otaknya tak dapat lagi dikendalikan.

Shiera mendesah lemah, menatap bajunya dengan salah tingkah. Tetapi Dave sudah keluar, tidak mungkin baginya untuk mengganti baju dengan yang lain, kecuali ia ingin di damprat habis oleh Dave.

Shiera melangkah keluar dengan canggung. Dalam hati ia terus berpikir, apa yang salah degan pakaiannya. Kenapa Dave manatapnya seperti itu.

Shiera masuk ke dalam mobil, duduk dengan canggung di sisi Dave yang selalu mengemudikan sendiri mobilnya. Pria itu menatap jalan dengan diam, rahangnya mengetat. Shiera semakin merasa salah tingkah melihat Dave yang berusaha kuat menahan kemarahan di wajahnya yang tegang dan dingin.

"Pak Dave ...." Shiera ingin meminta maaf, tetapi nyalinya sudah lebih dulu terpuruk melihat lirikan tajan mata hazel Dave padanya. Shiera menunduk, menelan kembali seluruh permintaan maafnya yang tidak jadi terlontar keluar.

"Ada apa?" tanya Dave dingin.

Shiera cepat-cepat menggeleng. "Tidak, tidak ada," jawabnya.

Dave menarik nafas panjang, jelas sekali pria itu sedang berusaha mengendalikan diri dengan sangat kuat.

Dave memarkir mobil di depan sebuah butik. Shiera menelan ludah dengan kasar. Mungkin pakaian yang ia kenakan terlalu murahan di mata pria pengusaha itu, dan akan membuatnya malu. Itu kenapa Dave membawanya ke butik, pasti untuk membelu baju yang lebih pantas.

Dave turun. Shiera menatap pria itu, tetapi Dave sama sekali tidak menoleh pada Shiera yang masih diam di dalam mobil. Gadis itu pun tak berani bergerak, diam mematung di dalam mobil sementara Dave menghilang ke dalam butik.

Empat puluh kenit menunggu dengan rasa gerah karena ac mobil dimatikan, Dave muncul dari balik pintu kaca. Shiera membelalak melihat penampilan Dave yang sudah berubah. Pria itu mengenakan setelan jas dengan warna senada dengan gaun Shiera, berjalan mantap kembali ke mobil dengan wajah angkuhnya yang sudah lebih ramah dari sebelumnya.

Shiera melirik Dave dengan sembunyi-sembunyi, saat pria itu duduk di balik kemudi. Ada senyum yang ia tahan mati-matian melihat penampilan Dave yang begitu mencolok. Selama menjadi pimpinannya, belum pernah sekalipun Shiera melihat Dave mengenakan baju selain hitam dan biru gelap. Melihat Dave berada di balik warna beige, membuat aura seram di wajahnya memudar, menjadi aura tampan yang luar biasa menyolok mata.

"Ada yang salah?" tanya Dave, tanpa memalingkan wajah dari keramaian jalan.

"T-tidak," jawab Shiera cepat, kepalanya seketika tertunduk sambil menggeleng tegas.

"Bodoh, Shiera .... Bodoh!" teriak Shiera merutuki dirinya sendiri di dalam hati.

"Apa aku tampak aneh?" tanya Dave sekali lagi.

Shiera melirik sekilas dengan takut-takut, lalu kembali menggeleng. "Tidak. Sama sekali tidak," katanya lirih.

"Jangan membohongiku. Tatapanmu padaku, seolah kau sedang melihat badut sirkus."

"Tidak!" pekik Shiera, menoleh cepat dengan ketakutan. "Saya sama sekali tidak berpikir seperti itu."

"Kalau begitu katakan yang kau pikirkan."

"Saya hanya ...." Shiera kembali terdiam.

"Nah, kalau kau tidak mau mengatakannya, maka jangan salahkan aku kalau menyimpulkannya sendiri."

"Tidak, Tuan Dave. Sungguh. Saya hanya berpikir, maaf, tapi selama saya menjadi sekretaris Tuan, baru kali ini saya melihat Tuan mengenakan pakaian dengan warna sedikit lebih terang."

"Dan apa itu menjadikan aku terlihat aneh di matamu?"

Shiera kembali menggeleng cepat. "Tidak. Sama sekali tidak."

"Jadi?"

"Tidak apa-apa."

"Baiklah. Aku akan menyimpulkan sendiri arti tatapanmu."

"Tidak, Tuan. Sungguh. Saya tidak berbohong. Tuan hanya terlihat ... lebih ramah."

Dave menarik satu ujung bibirnya ke atas, tersenyum miring. "Jadi selama ini aku terlihat kejam dan tidak ramah?"

Shiera kembali menundukkan pandangan. "Sejujurnya ya, Tuan."

"Berhenti memanggilku Tuan."

Shiera menoleh, mengerutkan kening.

"Panggil aku Dave saja."

"Mana mungkin, Tuan. Anda bos di tempat saya bekerja."

"Apa pun, yang penting tidak Tuan. Itu terkesan bahwa aku sudah sangat tua."

Shiera tak sengaja terkikik, karena ia pun selama ini berpikiran Dave sama sekali tidak pantas dipanggil Tuan seperti ayahnya, karena Dave masih terlalu muda. Ia lebih pantas dipanggil Bos seperti di film-film mafia yang sering dilihatnya.

"Kau tidak akan bersamaku terus saat di pesta nanti, jadi jaga dirimu baik-baik. Jangan mempermalukan aku dengan tingkahmu yang murahan terhadap pria lain."

Shiera membelalak kaget. "Tapi, Pak Dave ... saya tidak mengenal siapa pun di pesta. Bagaimana saya ...."

"Kalau kau tidak mengenal siapa pun, maka duduk saja dengan baik di tempatmu, saat aku meninggalkanmu, jangan kemana-mana."

Shiera menarik nafas panjang. "Baik," katanya pelan. Sungguh ini akan menjadi sebuah pesta yang melelahkan dan memuakkan, Shiera yakin. Bagaimana mungkin seorang laki-laki membawanya ke sebuah pesta, tetapi kemudian meninggalkannya seorang diri di sana. Sia*an!

Bab terkait

  • MENAKLUKKAN BOS AROGAN   TANTANGAN RON

    Shiera berjalan beriringan dengan Dave, sengaja menahan sedikit langkahnya agar tidak berada tepat di sisi Dave. Shiera tidak ingin seseorang menganggapnya wanita murahan karena berjalan dengan atasannya terlalu dekat. Mereka datang hanya sebagai atasan dan sekrrtaris pada umumnya, bukan sebagai apa pun."Kenapa? Malu berjalan denganku?" tanya Dave dingin, saat langkah kaki Shiera semakin melambat.Shiera mendongak. "Tidak.""Kalau begitu kenapa menjauh?""Saya tidak menjauh. Hanya saja langkah kaki Tuan terlalu lebar," jawab Shiera datar."Kalau begitu pegang lenganku agar aku bisa menahan langkahku dan menyamakannya dengan langkahmu yang pendek."Shiera menatap belakang kepala Dave, senyumnya mencibir. Dalam hati ia berteriak, "Ogah!""Kalau tidak mau, maka kau yang harus menyamakan langkahmu denganku, jangan berjalan di belakangku seperti seorang gundik!"Shiera menelan ludah, menatap kesal Dave sembari memperlebar pangkah kakinya untuk menjajari pria itu."Jangan membuatku malu sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-02
  • MENAKLUKKAN BOS AROGAN   DEWA PENYELAMAT

    "Tidak!" teriak Shiera, seketika berdiri."Hei, hei, hei ... jangan coba-coba membantah, gadis manis. Kau ikuti permainan kami, atau bersiap angkat kaki dari perusahaan." Vania memicing keji, menatap Shiera penuh benci."Aku lebih baik keluar dari tempat laknat itu dari pada harus berurusan dengan kalian semua!""Aaah ... begitu rupanya. Baiklah, kalau begitu aku menyerah. Sekarang duduklah kembali, Shiera," kata Ron lembut, mendorong gelas dan botol gin menjauh dari mereka.Shiera menatap curiga."Aah, Shiera. Jangan menatapku seperti itu, sayang. Pak Dave menitipkan mu di meja kami, tentu kami tidak akan berani menyakitimu, bukan."Shiera tahu itu hanya jebakan belaka, namun ia tetap duduk perlahan, karena Shiera ingat bahwa Dave melarangnya pergi kemana pun.Sret! Cuup ...."Urgh!"Cekrek!Shiera mendorong kuat tubuh Ron, mengumpat marah."Stop mengumpat dan melarikan diri, Shiera, atau foto ini akan menyebar ke seluruh dunia!" Vania mengancam, menunjukkan layar ponselnya yang mena

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-04
  • MENAKLUKKAN BOS AROGAN   PENGAKUAN DAVE

    "Sudah sampai, Pak." Shiera mendudukkan Dave di atas sofa. Meski hanya memegangi pria itu, tapi rasanya berat sekali.Dave menahan tubuh Shiera saat Shiera beranjak pergi, menariknya hingga Shiera terjatuh ke pangkuan Dave."Oh, maafkan saya, Pak. Maaf. Sebentar, saya buatkan minuman hangat untuk Anda." Shiera kembali berdiri dan segera berlari ke dapur."Shiera! Toilet.""Hanya ada stau di kamar saya, Pak. Gunakan saja, tidak apa-apa."Dave segera berdiri, berjalan sempoyongan menuju kamar Shiera dan langsung menghambur ke toilet. Dari dapur, Shiera bisa mendengar Dave memuntahkan kembali seluruh isi perutnya.Shiera menyeduh jahe hangat yang ia tahu dapat mengurangi gejala mual akibat terlalu banyak minum. Shiera menemukan ilmunya di internet, saat Ron dalam keadaan mabuk berat hingga tak mampu berdiri.Shiera membawa cangkir jahe ke dalam kamar, menemukan Dave masih berada di dalam kamar mandi."Aaagrh! Sialan!" teriak Dave murka. Shiera meletakkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-04
  • MENAKLUKKAN BOS AROGAN   AKU MEMAKSA

    Shiera menutup tubuhnya dengan selimut, menangis tersedu. Dave memeluknya dengan erat, tak henti-hentinya ia mengucap maaf pada Shiera."Shiera, jangan diam saja. Pukul aku, Shiera. Pukul aku. Marah saja padaku, tetapi jangan siksa aku dengan diam mu."Shiera menggeleng lemah."Aku berjanji akan menikahi mu, Shiera. Aku berjanji. Aku akan bertanggung jawab padamu. Sudah ku katakan padamu, aku mencintaimu."Shiera masih diam, terisak."Aku benar-benar minta maaf, Shiera. Pengaruh minuman itu membuatku gila. Aku sudah menahannya, tetapi aku tak tahu itu benar-benar aku lakukan dan tanpa pengaman. Tapi kau bisa yakin aku bersih, Shiera."Perlahan Shiera mendongak. "Apa maksudnya?" tanya Shiera terbata.Dave menatap wajah bengkak Shiera yang basah oleh air mata, mengusapnya dengan kedua ibu jarinya perlahan."Maaf telah merusakmu. Aku berjanji akan bertanggung jawab penuh padamu. Kalau pun kau hamil, jangan pernah kau singkirkan anak kita, Shiera. Kau har

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-05
  • MENAKLUKKAN BOS AROGAN   APARTEMEN BARU

    "Dave! Aku tidak mau. Aku mau berpakaian dulu! Ini menjijikkan."Dave terbahak, urung membuka pintu dan berjalan kembali. Dave menurunkan Shiera di depan almari pakaiannya."Ganti baju!""Aku mau mandi dulu.""Ganti bajumu!""Tapi kau juga harus memakai baju!" Shiera balas memerintah."Kenapa?""Aku ngeri melihat itu!"Dave kembali tertawa. "Baiklah, tapi dengan satu syarat."Shiera mengerutkan kening, menatap curiga."Kau tidak bisa lepas dari pangkuanku.""Sudah ku duga! Pasti hanya menguntungkan mu semata," gerutu Shiera, memilah pakaiannya dan mulai mengenakannya."Kau terlihat sangat cantik dan semakin seksi," kata Dave, meraih pinggang Shiera yang mengenakan kaus over size dan celana hot pantas."Tapi aku tidak menyukai celana mu ini. Lepaskan saja.""Terus?""Kaus ini sudah cukup panjang. Toh celana mu juga tidak terlihat. Lepaskan!""Tidak mau!" Shiera melangkah pergi, meninggalkan Dave yang masih mematung menatap kemolekan tubuh kekasih barunya.Shiera langsung ke dapur, memb

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-13
  • MENAKLUKKAN BOS AROGAN   TAWA LEPAS

    "A-aku tidak mau, Dave. Budaya kita mungkin budaya bebas, tetapi aku tetap orang Timur yang menjaga budaya kesopanan. Kau bisa melakukan apa pun sekehendak mu, tetapi tidak dengan menjatuhkan harga diriku!" desis Shiera marah.Dave tersenyum sinis. "Hah! Baiklah wanita keras kepala. Toh aku pun tidak sudi tinggal di apartemen kecil seperti ini. Kau bisa mengubah satu ruang kamarmu untuk ruang kerja pribadimu. Aku tahu kau bekerja paruh waktu dari rumah, kan."Shiera diam. Meski kaget Dave mengetahui pekerjaan sampingan yang diambilnya, tetapi Shiera tidak heran. Dave pasti sudah mencari tahu apa pun tentang dirinya, termasuk hal terkecil seperti pekerjaan freelance sekali pun."Terima kasih, sudah memberiku fasilitas semewah ini," kata Shiera saat Dave berjalan tenang mendekati pintu. Tanpa menjawab, pria dingin itu membuka pintu dan keluar begitu saja.Shiera mendengus kasar. Ia berjalan ke arah dapur, menyeduh secangkir teh madu untuk menenangkan saraf-sarafnya yang tegang."Haah! D

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-17
  • MENAKLUKKAN BOS AROGAN   MENIKAHIMU

    "Aku akan menikahimu, Shiera," kata Dave, begitu pagutan hangat keduanya terlepas."T-tunggu! Kenapa harus secepat itu?" tanya Shiera terkejut."Karena aku tidak ingin kau berubah pikiran. Ku anggap kau telah menerimaku hari ini, dengan menciumku.""Tapi ... aku belum siap.""Apa yang perlu kau siapkan? Harta aku punya banyak, kekuasaan juga tak kurang, cinta pun aku memiliki sepenuhnya untukmu.""Tidak, bukan itu. Aku ... belum siap menyandang gelar nyonya, itu yang pertama.""Dan kedua?""Dan yang kedua ... aku ...." Shiera menunduk."Shiera, katakan Sayang. Katakan padaku apa pun yang menjadi beban di dalam hatimu." Dave mengangkat wajah Shiera, namun tatapan Shiera tetap tertunduk, kepalanya menggeleng ringan."Shiera, please.""Dave ... ku pikir, kedua orang tuamu tidak akan setuju denganku."Dave mengulum senyum, lega mendengar alasan Shiera berada di pihaknya."Dengar, Shiera. Aku tidak membutuhkan wali untuk menikahimu. Jadi, setuju atau pun tidak orang tuaku padamu, aku berja

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-21
  • MENAKLUKKAN BOS AROGAN   JANGAN PERGI DARIKU

    Dave membeku di kursinya, mendengar penolakan keras kedua orang tuanya tentang wanita pilihannya."Kau ini putra pengusaha terpandang, Dave. Pemilik perusahaan terbesar di kota. Apa kata orang kalau kau menikah dengan wanita murahan seperti dia," cerca ibu Dave dengan wajah kesal."Mama! Shiera bukan wanita murahan, Ma. Dia wanita baik-baik.""Dan berasal dari golongan rendah. Memangnya kamu tahu latar belakang orang tuanya? Bukankah dia tinggal sendirian di sini?""Shiera memiliki kakek, Ma.""Pria pembersih kaca gedung itu?"Dave menghela nafas panjang."Dave, Dave ... kau itu sudah mama jodohkan dengan Vania. Itu kenapa papa kamu memberikan perusahaan itu padamu, supaya kau bisa lebih dekat dengan Vania.""Tapi aku tidak menyukai dia, Mama. Dia gadis manja yang tidak bisa apa-apa. Sangat berbeda dengan Shiera.""Aah! Memang seharusnya Papa mengganti posisi wanita itu sebelum kau masuk. Papa juga begitu, sih. Jelas-jelas Vania memiliki pendidikan yang lebih baik dan lebih tinggi, ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-24

Bab terbaru

  • MENAKLUKKAN BOS AROGAN   MAKAN SIANG

    Dave terbahak melihat wajah kesal Shiera. Baru pertama kalinya dia berhasil membuat Shiera begitu kesal."Aku senang sekali melihatmu begitu kesal. Wajahmu yang cemberut itu sangat manis sekali."Plak! Shiera memukul tangan Dave yang berusaha mencubit dagunya yang lancip."Nah, begitu lebih manis, Sayang. Semakin kau sulit ditaklukkan, kau semakin menarik."Shiera menatap marah pada Dave sebelum kembali menatap keluar jendela.Dave mengemudi dengan senyum lebar, beberapa kali matanya melirik ke arah Shiera yang masih cemberut kesal.Lima puluh menit, mobil keluar dari pintu tol."Di mana ini?""Kota Milea.""Kau membawaku keluar kota hanya untuk makan siang?""Kau tidak mau seseorang menemukan kita, kan?"Shiera kembali cemberut."Ada kedai mie yang sangat aku sukai di rest area.""Rest area? Tapi ini sudah keluar tol.""Hmm. Kita akan berputar dan masuk kembali, karena rest area yang akan kita tuju berada di sisi perjalanan pulang.""Astaga ...!" Shiera menepuk dahinya.Dave tertawa

  • MENAKLUKKAN BOS AROGAN   MAKAN SIANG

    "Pak Dave, tolong ijinkan saya mengikuti presentasi itu sekali ini saja. Saya berjanji akan memberikan yang terbaik untuk perusahaan, dan saya akan membuat Anda memenangkan tender itu." Vania mengiba di depan Dave, saat pria itu berjalan keluar ruangan.Tiba-tiba saja Dave mendadak tuli. Pria itu berjalan menjauh dari Vania, diikuti Shiera."Dave, kau bilang tender itu untuk perusahaan pribadimu, kan?" tanya Shiera, begitu keduanya berada di dalam lift dan bebas dari jangkauan telinga panjang Vania."Hm," jawab Dave singkat."Tetapi kau maju menggunakan nama perusahaan ini?""Tidak. Aku mengatasnamakan perusahaan cabang.""Bodoh!" umpat Shiera.Dave membelalak kaget, menatap Shiera tidak setuju."Kau ini Direktur Tinggi Perusahaan, tetapi begitu bodoh.""Kenapa kau mengatakan itu?""Apa perusahaan itu masih membuka kesempatan untuk tender lain?""Ya. Waktunya masih dua hari lagi.""Kalau begitu biarkan Vania melakukan presentasinya untuk perusahaan ini, atau perusahaan cabang mana pun

  • MENAKLUKKAN BOS AROGAN   KEMBALI KE KANTOR

    Shiera berjalan memasuki gedung kantor yang sudah satu minggu ia tinggalkan. Rasanya agak asing, datang ke tempat ini sebagai orang lain."Shiera! Kau ke mana saja, hah? Ku pikir kau benar-benar mengundurkan diri."Shiera tersenyum menatap sahabatnya."Bukankah sudah aku katakan aku sakit, waktu mengunjungi kakak ku?""Ya, sih.""Nah, kalau begitu ayo sekarang kembali bekerja sebelum bos galak kita datang.""Kau tahu, Shie, satu minggu ini dia begitu uring-uringan seperti buaya kelaparan.""Oh, ya?" tanya Shiera, menatap ingin tahu."Hm. Karena dia memintaku menggantikanmu sebagai sekretaris, tetapi pak Steve memberinya Vania, dengan alasan aku terlalu vital untuk dikeluarkan dari bagian keuangan.""Jadi Vania menempati ruanganku?""Oh, tidak. Aku juga bertanya-tanya soal itu. Pak Dave memintanya tetap bekerja dari tempatnya. Mungkin karena pak Dave malas berada dekat-dekat dengan Vania," jelas Tasya, sahabat Shiera.Shiera nyengir puas. "Baguslah," katanya.Shiera kembali pada pekerja

  • MENAKLUKKAN BOS AROGAN   PERNIKAHAN

    Pagi menjelang acara pernikahan. Sebuah acara pernikahan tertutup dan tersembunyi, hanya dihadiri beberapa tokoh pernikahan dan tiga saksi yang tak lain adalah orang kepercayaan Dave sendiri. Bahkan kakak Shiera tidak bisa hadir karena pekerjaannya tidak dapat ditinggalkan sama sekali. Pria itu hanya menjadi saksi virtual menggunakan ponsel."Selamat atas pernikahan kalian."Shiera dan Dave menoleh kaget, saat keduanya bersiap memasuki mobil dan pulang."Papa?!"Pria tua beruban itu berjalan mendekat, mengangguk lemah."Tuan." Shiera menyapa takut, pria yang juga merupakan mantan bosnya di perusahaan itu."Maaf aku datang terlambat.""Tidak apa. Semuanya sudah selesai," jawab Dave dingin."Aku hanya ingin menyampaikan ini padamu, Dave. Mungkin bisa berguna kalau suatu saat nanti ibumu mengetahui perihal pernikahan kalian." Ayah Dave mengeluarkan amplop coklat lebar dan menyerahkannya pada Dave."Apa ini?" tanya Dave, menerimanya."Jangan di buka sekarang. Nanti saja kalau sudah di ruma

  • MENAKLUKKAN BOS AROGAN   HASRAT CINTA

    Perlahan Dave menarik dagu Shiera hingga wajah manis itu mendongak menatapnya, lalu dengan lembut ia menempelkan bibirnya pada bibir ranum Shiera."Aku mencintaimu, Shiera. Apa pun yang terjadi, aku akan tetap mencintaimu," bisik Dave di antara lumatan bibirnya yang tak pernah ingin dia lepaskan."Dave ....""Hm."Tidak ada lagi kata yang mereka ucapkan, hanya hati mereka yang saling berbicara. Tanpa Shiera mengatakannya pun, Dave tahu Shiera telah jatuh cinta padanya, sama seperti dirinya."Shiera. Aku akan menikahimu," bisik Dave, melepas pagutan mereka dan menghapus sisa basah pada bibir Shiera."Bagaimana dengan orang tuamu, Dave? Apa mereka setuju?"Dave diam."Dave?"Dave kembali menatap Shiera. Tanpa pria itu mengucapkan kalimatnya, Shiera mengangguk. Tatapan mata Dave sudah cukup berbicara dan membuat Shiera mengerti."Aku tidak tahu, Dave. Apakah baik menikah tanpa persetujuan orang tuamu.""Aku sudah dewasa, Shiera. Di sini, pria

  • MENAKLUKKAN BOS AROGAN   JANGAN PERGI DARIKU

    Dave membeku di kursinya, mendengar penolakan keras kedua orang tuanya tentang wanita pilihannya."Kau ini putra pengusaha terpandang, Dave. Pemilik perusahaan terbesar di kota. Apa kata orang kalau kau menikah dengan wanita murahan seperti dia," cerca ibu Dave dengan wajah kesal."Mama! Shiera bukan wanita murahan, Ma. Dia wanita baik-baik.""Dan berasal dari golongan rendah. Memangnya kamu tahu latar belakang orang tuanya? Bukankah dia tinggal sendirian di sini?""Shiera memiliki kakek, Ma.""Pria pembersih kaca gedung itu?"Dave menghela nafas panjang."Dave, Dave ... kau itu sudah mama jodohkan dengan Vania. Itu kenapa papa kamu memberikan perusahaan itu padamu, supaya kau bisa lebih dekat dengan Vania.""Tapi aku tidak menyukai dia, Mama. Dia gadis manja yang tidak bisa apa-apa. Sangat berbeda dengan Shiera.""Aah! Memang seharusnya Papa mengganti posisi wanita itu sebelum kau masuk. Papa juga begitu, sih. Jelas-jelas Vania memiliki pendidikan yang lebih baik dan lebih tinggi, ke

  • MENAKLUKKAN BOS AROGAN   MENIKAHIMU

    "Aku akan menikahimu, Shiera," kata Dave, begitu pagutan hangat keduanya terlepas."T-tunggu! Kenapa harus secepat itu?" tanya Shiera terkejut."Karena aku tidak ingin kau berubah pikiran. Ku anggap kau telah menerimaku hari ini, dengan menciumku.""Tapi ... aku belum siap.""Apa yang perlu kau siapkan? Harta aku punya banyak, kekuasaan juga tak kurang, cinta pun aku memiliki sepenuhnya untukmu.""Tidak, bukan itu. Aku ... belum siap menyandang gelar nyonya, itu yang pertama.""Dan kedua?""Dan yang kedua ... aku ...." Shiera menunduk."Shiera, katakan Sayang. Katakan padaku apa pun yang menjadi beban di dalam hatimu." Dave mengangkat wajah Shiera, namun tatapan Shiera tetap tertunduk, kepalanya menggeleng ringan."Shiera, please.""Dave ... ku pikir, kedua orang tuamu tidak akan setuju denganku."Dave mengulum senyum, lega mendengar alasan Shiera berada di pihaknya."Dengar, Shiera. Aku tidak membutuhkan wali untuk menikahimu. Jadi, setuju atau pun tidak orang tuaku padamu, aku berja

  • MENAKLUKKAN BOS AROGAN   TAWA LEPAS

    "A-aku tidak mau, Dave. Budaya kita mungkin budaya bebas, tetapi aku tetap orang Timur yang menjaga budaya kesopanan. Kau bisa melakukan apa pun sekehendak mu, tetapi tidak dengan menjatuhkan harga diriku!" desis Shiera marah.Dave tersenyum sinis. "Hah! Baiklah wanita keras kepala. Toh aku pun tidak sudi tinggal di apartemen kecil seperti ini. Kau bisa mengubah satu ruang kamarmu untuk ruang kerja pribadimu. Aku tahu kau bekerja paruh waktu dari rumah, kan."Shiera diam. Meski kaget Dave mengetahui pekerjaan sampingan yang diambilnya, tetapi Shiera tidak heran. Dave pasti sudah mencari tahu apa pun tentang dirinya, termasuk hal terkecil seperti pekerjaan freelance sekali pun."Terima kasih, sudah memberiku fasilitas semewah ini," kata Shiera saat Dave berjalan tenang mendekati pintu. Tanpa menjawab, pria dingin itu membuka pintu dan keluar begitu saja.Shiera mendengus kasar. Ia berjalan ke arah dapur, menyeduh secangkir teh madu untuk menenangkan saraf-sarafnya yang tegang."Haah! D

  • MENAKLUKKAN BOS AROGAN   APARTEMEN BARU

    "Dave! Aku tidak mau. Aku mau berpakaian dulu! Ini menjijikkan."Dave terbahak, urung membuka pintu dan berjalan kembali. Dave menurunkan Shiera di depan almari pakaiannya."Ganti baju!""Aku mau mandi dulu.""Ganti bajumu!""Tapi kau juga harus memakai baju!" Shiera balas memerintah."Kenapa?""Aku ngeri melihat itu!"Dave kembali tertawa. "Baiklah, tapi dengan satu syarat."Shiera mengerutkan kening, menatap curiga."Kau tidak bisa lepas dari pangkuanku.""Sudah ku duga! Pasti hanya menguntungkan mu semata," gerutu Shiera, memilah pakaiannya dan mulai mengenakannya."Kau terlihat sangat cantik dan semakin seksi," kata Dave, meraih pinggang Shiera yang mengenakan kaus over size dan celana hot pantas."Tapi aku tidak menyukai celana mu ini. Lepaskan saja.""Terus?""Kaus ini sudah cukup panjang. Toh celana mu juga tidak terlihat. Lepaskan!""Tidak mau!" Shiera melangkah pergi, meninggalkan Dave yang masih mematung menatap kemolekan tubuh kekasih barunya.Shiera langsung ke dapur, memb

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status