Home / Romansa / MEMBALAS SUAMI DAN MADUKU / 28. MENYANDERA KELUARGA ARYA

Share

28. MENYANDERA KELUARGA ARYA

last update Last Updated: 2021-10-14 12:10:19

  1. MENYANDERA KELUARGA ARYA

.

“Lestari, mana putriku?!” tanya kakek dengan kesal. Wajahnya tak bersahabat.

“Mana aku tahu. Aku-aku juga baru datang.” Jawab nenek terlihat gugup. Kulihat stefani dan tante Nia duduk di pojok. Mereka menundukkan kepala seperti ketakutan.

‘Jawab pertanyaanku atau ku bunuh kau?!” kakek menodongkan senjata api kepada nenek. Kulihat nenek sangat ketakutan. Begitu juga tante Nia dan juga stefani.

“Kakek, sabar. Mereka pasti tidak tahu. Mereka saja di sandera di gudang ini, bagaimana mereka tahu para perampok membawa mamah kemana?” Amir mencoba menahan kemarahan kakek. Dia tidak ingin tindakan kakek membahayakn diri dan orang lain.

“Perampok terus yang kalian bicarakan! Jangan bodoh. Mereka pelaku yang berniat menyingkirkan mamahmu!”

“Tapi kek,”

“Cepat katakan lestari! Atau aku terpaksa membunuhmu!”k

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ris Nadeak Laoly
ada y anak bodohnya kebangetan ......
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • MEMBALAS SUAMI DAN MADUKU   29. PENGORBANAN FAJAR

    29 PENGORBANAN FAJARPOV FAJARMobil yang membawa Miranti telah tiba. Beberapa orang yang membantunya telah mempersiapkan liang lahat. Penggalian makam telah selesai. Apa mungkin Mawar jelekku benar-benar telah pergi. Tidak, ini tak boleh terjadi.Kulayangkan pandangan ke area sekitar makam. Tak terlihat ada mobil yang datang, baik itu mobil anak buahku, mobil umar ataupun pihak kepolisian. Kenapa bisa selambat ini. Nyawa Miranti sedang dalam bahaya. Aku tak bisa berdiam diri.“Pak, saya akan mendatangi mereka. Bapak di sini saja dan ini ponsel saya. Cepat minta bantuan kalau saya sudah terdesak!” Aku memberikan ponsel pada sopir pribadiku.“Jangan, pak. Jumlah mereka banyak, sekitar delapan orang. Sedangkan bapak seorang diri. Sangat berbahaya. Kita tunggu bantuan datang.” Jawab sopirku. Ucapannya membuat tensi darahku naik.“Jadi saya harus berdiam diri, melihat sahabat sedang bertaruh nyawa? Bagaimana k

    Last Updated : 2021-10-14
  • MEMBALAS SUAMI DAN MADUKU   3O. FAJAR BABAK BELUR

    3O. FAJAR BABAK BELUR“Kau sudah membuat habis kesabaranku!”“Menyerahlah! Sebentar lagi, polisi akan datang dan menangkapmu. Serahkan Miranti kepadaku, kau akan kuampuni!” aku mencoba bernegosiasi dengan Arya. Siapa tahu dia berubah pikiran dan mau menyerahkan Miranti tanpa perlu kekerasan.“Tidak semuah itu bodoh! Kau harus pastikan bisa selamat dari sini. Baru kau bisa membawa Miranti!”“Baiklah, ayo hadapi aku, Arya!”“Bukan aku. Tapi mereka. Ha ...ha ...ha ...” Arya menunjuk kepada anak buahnya yang berbadan besar.“Apa benar polisi mau datang ke sini, bang?” tanya salah seorang anak buah Arya kepada ipar Arya.“Tenang saja. Dia hanya menggertak kita.” Jawabnya.Rupanya mereka gentar. Baguslah, artinya nyali mereka mulai berkurang. Kuharap seperti itu.Aku pandangi wajah bengis mereka satu persatu. Wajah yang tak punya perasaan. Mere

    Last Updated : 2021-10-14
  • MEMBALAS SUAMI DAN MADUKU   31. ANAK DAN AYAH BERHADAPAN SEBAGAI MUSUH

    ANAK DAN AYAH BERHADAPAN SEBAGAI MUSUHPOV FAJAR“Jangan kurangajar kamu sama orangtua, Amir! Hormati papah!” jawab Arya tegas. Dia masih berusaha menampilkan sosoknya sebagai orang tua yang ingin dihormati.“Kau tidak pantas untuk dihormati sebagai orang tua, Arya!” ucapku dengan senyum penuh penghinaan.“Jangan mencampuri urusanku, Fajar!” teriak Arya dengan lantang kepadaku. Enak aja, dia pikir kupingku budek apa, ngomong keras banget.“Apa pantas, Amir memanggil papah setelah apa yang papah lakukan kepada mamah?”Kulihat bibir Amir gemetar. Anak itu memang lebih melow daripada kakaknya. Dia tak tahan melihat mamahnya yang sering disakiti oleh papahnya. Bahkan orang yang telah mengandung dan melahirkannya selama sembilan bulan telah dianiaya dan terbujur lemas.Umar melangkah menuju mamahnya. Namun dihalangi oleh Arya.“Jangan menghalangi, atau aku a

    Last Updated : 2021-10-15
  • MEMBALAS SUAMI DAN MADUKU   32. KEGILAAN ARYA

    KEGILAAN ARYA“Amir! Lagi-lagi kau menghancurkan rencana papah!” teriakan Arya membuatku kesal.“Gak waras kamu Arya! Anakmu bisa mati kalau cangkul tadi mengenainya! Kau ingin membunuh Umar? Dia itu darah dagingmu! Lo yang bikin!” aku berteriak kencang. Rasanya tak percaya ada seorang ayah yang tega menyuruh orang lain untuk membunuh putranya.“Aku tak peduli! Siapapun yang menghalangi rencanaku, harus bersiap untuk mati!” Arya berteriak seperti kesetanan.“Benar-benar gila kamu! apa sebenarnya yang membuatmu jadi buta seperti ini? Kau tak bisa membedakan mana musuh. mana istri dan juga anak-anakmu!” teriakku dengan kesal. Aku kembali menunjuknya dengan kasar.“Itu karena Miranti sudah menantangku! Dia juga sudah mempermalukanku di depan karyawanku. Kalau aku menghabisinya, dia tak akan menggangguku lagi. Semua harta kekayaannya akan jatub ke tanganku!” jawab Arya

    Last Updated : 2021-10-15
  • MEMBALAS SUAMI DAN MADUKU   33. MEMOMPA KEBERANIAN AMIR

    MEMOMPA KEBERANIAN AMIRPOV UMARKulihat tangan Amir gemetar. Adikku yang satu itu pasti tak berani melakukannya. Dia orang yang sangat ngeri dengan perkelahian. Pernah suatu hari aku memaksanya untuk ikut latihan ilmu beladiri, dia menolak mentah-mentah tawaranku. Kami memang kembar, tapi bukan berati punya keinginan yang sama.Amir lebih pandai dalam pelajaran di sekolah. Dia sangat cerdas. Otaknya selalu bekerja sempurna, sangat berbeda denganku yang hanya mengandalkan fisik semata tapi agak keteter di sekolah. Makanya adikku lebih memilih untuk latihan memanah, berkuda dan juga menembak.“Amir! Cepat kau pukul mereka! Ayo, tunggu apalagi!” aku berteriak kencang. Kalau saja aku tak menahan tubuh mamah dalam gendonganku, sudah kupatahkan leher orang yang mengunci tubuhku dan juga Om Fajar.“Ayo, Amir. Lawan papah!” papah berdiri di hadapanku. Dia membusungkan dada dan menepuk-nepuknya. Papah sangat

    Last Updated : 2021-10-15
  • MEMBALAS SUAMI DAN MADUKU   34. AMIR MULAI MENENTUKAN SIKAP

    AMIR MULAI MENENTUKAN SIKAP“Amir, jangan dengarkan kakakmu. Kau tidak boleh durhaka kepada papah. Itu sangat berdosa!” Seru papah mencoba menggoyahkan keteguhan adikku.“Tahu apa papah tentang dosa. Mencoba membunuh mamah itu lebih berdosa daripada tak berbakti kepadamu!”“Diam Umar! Jangan pengaruhi adikmu untuk jadi penentang sepertimu!” papah menunjuk ke arahku. Ingin aku patahkan jari yang dengan seenak hati menunjukku.“Amir, dengerin kakak. Saat ini kita berada di medan yang harus kita menangkan. Kalau kita kalah, kita akan meninggalkan orang-orang yang kita cintai. Tapi kalau kita menang, kita hanya akan kehilangan papah yang tidak berguna! Lihat mamah, dia harus segera mendapatkan pertolongan. Kalau terlambat, mamah dan juga calon adik kita bisa meninggal!” Kucoba terus untuk memompa semangatnya.“Dengerin Om, kau tak harus membunuhnya. Kau hanya perlu melumpuhka

    Last Updated : 2021-10-15
  • MEMBALAS SUAMI DAN MADUKU   35. BALAS DENDAM

    BALAS DENDAMPOV UMARAku masih memejamkan mata dan belum berani menatap ke arah papah. Jauh dari lubuk hati, aku merasakan sakit yang teramat sangat. Walau bagaimanapun, dia tetap orangtua yang harus dihormati dan di jaga keselamatannya, bukan sebaliknya. Aku juga bersalah dan ikut andil dalam keberanian amir untuk melesatkan timah panas ke arah papah.Oh Tuhan, maafkan aku. Sangat sulit untuk memilih. Keadaan yang memaksa kami untuk memilih salah satu di antara mereka. Kalau saja papah tak sekejam itu, kami pasti akan menjaga seumur hidupnya. Tanpa terasa buliran bening mengalir di pipiku. Jemariku tak bisa mengusap. Mungkin mamah juga tak terima kalau kami melakukan hal ini. Percayalan, kami melakukan ini demi keadilan untuk mamah.“Ha ... ha ... ha .... Lihat papahmu Umar, lucu sekali.” Om fajar terus tertawa.Aku merasa terganggu dengan tertawanya. Tega sekali dia tertawa di atas penderitaanku dan adik-adikk

    Last Updated : 2021-10-15
  • MEMBALAS SUAMI DAN MADUKU   36. MEMBALAS SATU PER SATU

    MEMBALAS SATU PER SATU“Dasar anak bodoh dan tak berguna. Kau pasti akan kalah. Papahmu dan Om baron sangat mudah memusnahkanmu. Dengan menjentikkan jari mereka, kau sudah pasti lenyap!” seru nenek. Dasar nenek lampir, bisanya cuma ngomporin doang.“Nenek lihat saja kemampuan cucu pertamamu ini! Pertarungan akan selesai kalau bukan aku mereka yang akan mati, termasuk kau papah!” aku menunjuk ke arah papah.“Dasar anak kurangajar. Kau pasti akan aku hajar sampai mampus!” seru papah.“Baiklah. Kalau memang kalian terlalu percaya diri, katakanlah siapa yang telah menjambak rambut dan menarik tubuh mamah, dan yang berniat mengubur mamah hidup-hidup supaya aku tidak penasaran menghadapi kematianku!” seruku kembali.“Biar nenek yang jawab! Yang menjambak dan menarik tubuh mamahmu dengan berani adalah stefani. Bahkan dia dengan gagah berani menendang perut mamahmu supaya tak per

    Last Updated : 2021-10-16

Latest chapter

  • MEMBALAS SUAMI DAN MADUKU   9O. HIDUP DAMAI

    9O. HIDUP DAMAIMIRANTI“Sayang, kenapa berhenti?” aku bertanya kepada suamiku saat menghentikan mobil secara mendadak.‘Itu di depan banyak kerumunan orang. Mobil tidak bisa lewat. Sepertinya ada sesuatu yang terjadi. Itu ada mobil polisi.” Jawab suamiku sembari menunjuk mobil polisi yang terparkir tak jauh dari hadapan..“Iya.” Aku melihat ke arah depan. Ternyata fajar menghentikan mobil tak jauh dari gedung tua yang menyebabkan trauma pada diriku. Dimana aku hampir saja kehilangan kehormatan dan juga kehilangan orang-orang yang aku sayangi. Semua ini gara-gara Handoyo dan Stefani. Kemana aku harus mencari perempuan hina itu untuk membalas dendam kepadanya.“Maaf numpang tanya, pak. Ada apa ya, kok kelihatannya ramai sekali. Apa ada kecelakaan?” tanya fajar kepada salah satu orang yang berlalu lalang.“Ada korban pembunuhan. Korbannya perempuan. Katanya korban pemerkosaan la

  • MEMBALAS SUAMI DAN MADUKU   89. KEMATIAN TRAGIS STEFANI

    KEMATIAN TRAGIS STEFANIMIRANTIPalu hakim sudah di ketuk. Hukuman untuk putra sulungku sudah ditentukan. Meremas dada yang terasa sesak. Tubuh terasa lemas. Sepuluh tahun bukan waktu yang pendek. Umar akan menghabiskan masa mudanya di dalam penjara.Aku sangat menyesal. Semua terjadi karena aku yang tak bisa mengendalikan emosi. Kalau saja saat itu aku menuruti apa kata suamiku untuk tidak bertindak gegabah, mungkin saat ini aku masih bisa memeluk putraku setiap detik.Fajar beserta tim sudah mengusahakan secara maksimal. Namun kasus yang menimpa putraku tidak ringan. Keluarga Handoyo juga menuntut keadilan. Seandainya saja waktu bisa di putar, aku ingin melihat Handoyo yang duduk di kursi pesakitan. Rasanya bagai mimpi ketika melihat anakkulah yang duduk di sana. Dada terasa bagai di himpit batu besar. Sesak dan sakit tak terkira.“Yang sabar, Mir.” Fajar memelukku erat. Kutumpahkan segala kesedihan pada dadany

  • MEMBALAS SUAMI DAN MADUKU   88. KEMATIAN HANDOYO

    KEMATIAN HANDOYOSeorang wanita yang sangat kubenci menghadang langkah. Dia bertepuk tangan dengan suka cita di hadapan.“Kasihan sekali, kamu Miranti. Kau harus kehilangan dua orang yang sangat kau sayangi.”Stefani. Wanita itu benar-benar membuatku kesal.Plaak. Satu tamparan mengenai rahangnya. Plaak, satu tamparan lagi kembali kuhadiahkan kepada stefani. Menjambak rambutnya dengan keras hingga kepalanya terangkat dan meludahi wajahnya.“Lakukan apa yang membuatmu senang. Setidaknya, akulah pemenangnya. Akulah yang melempar batu hingga mengenai tangan Arya dan membuatnya terjatuh. Aku juga yang sudah merencanakan untuk menodaimu beramai-ramai. Itulah sederet dosa yang sangat membuatku bahagia. Walaupun kau berhasil lolos dari berandalan itu, aku tetap puas karena kematian Arya dan anakmu!”“Jadi kau yang melakukannya?!”“Iya! Ha ... ha ... ha ....”Bugg.

  • MEMBALAS SUAMI DAN MADUKU   87. KEMATIAN ARYA DAN YUSUF

    KEMATIAN ARYA DAN YUSUF“Pergi kalian atau aku habisi anak ini!” terdengar suara Handoyo dengan nada mengancam dibarengi oleh suara tangisan Yusuf. Serentak kami menoleh dan terkejut melihat Handoyo yang sedang menyandera Yusuf dengan belati di leher. Ayah juga berdiri dengan nafas naik turun tak jauh dari Handoyo. Sepertinya, Ayah baru saja mengejar musuh bebuyutannya itu. Saat posisi terdesak, Handoyo menyandera putraku.“Lepaskan putraku, handoyo! Aku berniat untuk mendekat, tapi Fajar memegangi lenganku.“Jangan gegabah, Mir. Kau bisa membahayakan nyawa Yusuf!” Fajar memegangi tubuhku dengan erat. Aku berusaha melepaskan diri, tapi sayangnya tenagaku kalah kuat dari suamiku.“Lepaskan cucuku Handoyo! Atau kau akan ....”“Akan apa?! Kau akan membunuhku?! Kau bisa lakukan itu setelah kematian cucumu ini!” Handoyo menekan leher Yusuf dengan keras hingga putraku itu menan

  • MEMBALAS SUAMI DAN MADUKU   86. UMAR SALAH PAHAM

    UMAR SALAH PAHAM“Yusuf? Dia tadi bersama Arya.” Jawabku sembari menyapu pandangan di seluruh ruangan. Namun tak nampak keduanya. Kemana para penjahat itu membawa mereka.“Arya! Teganya dia menculik darah dagingnya sendiri! Awas akan aku habisi kau!” Fajar mengepalkan tangannya. Matanya memerah dan memancarkan amarah yang membara. Dia pasti mengira Arya yang sudah menculik yusuf. Aku tak boleh membiarkan kesalahpahaman ini.“Fajar. Arya tidak bersalah. Dia tidak menculik Yusuf. Justru dia malah membantuku.”“Diam Mir! Jangan membela manatn suamimu itu! Sudah jelas dia yang bersalah dengan mengumpankan darah dagingnya sendiri tanpa memikirkan dampaknya!”“Fajar aku tidak bohong. Arya memang ....”“Cukup Mir! Ayo aku akan membawamu kepada ayahmu. Setelah itu aku akan mencari Yusuf. Kau pulanglah bersama ayahmu!”‘Tidak, fajar aku....&rd

  • MEMBALAS SUAMI DAN MADUKU   85. BANTUAN DATANG

    BANTUAN DATANG“Jadi ini wanita yang akan membuat kami senang, Tuan?”‘Iya. Kalian aku bayar mahal untuk bersenang-senang. Bagaimana, aku orang yang sangat baik’kan?”“Sangat baik ha ... ha ....”“Dia bahkan masih menggunakan gaun pengantin yang sangat sexy. Bagian dadanya yang sedikit menyembul sangat menggiurkan. Membuatku segera ingin menyentuhnya. Ha ... ha ....”“Suaminya pasti akan menangis darah setelah melihat malam pertama istrinya bukan bersamanya, melainkan dengan kami bersepuluh. Ha ... ha ....”“Itu yang kuinginkan. Kalau kalian bisa melakukan tugas dengan baik dan memastikan suami dari wanita itu akan menangis darah, aku akan memberikan bonus untuk kalian ha ... ha ....”Aku berusaha menutup kedua telinga. Namun tetap saja percakapan mereka yang sangat mengerikan terdengar oleh kupingku hingga membuat tubuh menggigil. Wa

  • MEMBALAS SUAMI DAN MADUKU   84. BANTUAN ARYA

    BANTUAN ARYA“Aw.” Aku mengaduh saat tanpa sengaja menendang sesuatu yang membuat lutut sakit. Pada saat masih kesakitan sembari memegangi lutut, tiba-tiba ada yang menarik kayu di tangan dengan keras hingga membuatku kembali mengaduh.“Aw. Sakit.”“Miranti?! Benar itu dirimu?!”Aku menegakkan kepala. Arya sudah mengetahui keberadaanku. Gigi gemerutuk menahan amarah melihat pria yang tak pantas menyandang sebutan ayah. Tak mungkin hanya berdiam diri. Arya harus merasakan akibat dari perbuatannya.Mundur beberapa langkah sembari tangan menggapai apapun yang bisa kujadikan alat untuk melindungi diri.Krompyang. Suara benda yang berjatuhan saat tanganku berusaha menggapai sesuatu yang ada di sana. Sialnya aku tak tahu kalau di belakang terdapat banyak tumpukan benda. Tempat yang begitu gelap, benar-benar membuatku kesulitan.“Miranti! Kau tidak apa-apa’kan? hati-hati

  • MEMBALAS SUAMI DAN MADUKU   83. MASUK KANDANG MACAN

    masuk kandang macanARYAPlaak. Satu tamparan keras mendarat di pipi saat aku memohon untuk membatalkan rencana jahat Handoyo. Aku bahkan sudah berusaha merendahkan diri dengan mencium kaki Handoyo dan juga istriku. Kalau saja bukan karena keselamatan putraku dan mantan istri yang pernah kusakiti, aku tak sudi untuk mencium kaki manusia tak berperasaan dan juga istri yang tak punya harga diri. Menyesal aku sudah meninggalkan istri sebaik Miranti.“Asal kau tahu, Arya. Aku juga sudah muak denganmu! Kau sudah tidak aku butuhkan lagi! Kini balas dendamku akan terbalaskan. Saat anak dari musuh terbesar sudah berada di genggaman, kau akan kuhabisi setelah mereka! Tapi terlebih dahulu, kau harus menyaksikan penderitaan anak dan mantan istrimu! Mereka semua akan aku habisi di depan matamu! Ha ... ha ....” Handoyo menendang tubuhku. Rasa sakit di sekujur tubuh berusaha kutahan, aku harus tetap memohon kepada iblis yang ada di hadapan.

  • MEMBALAS SUAMI DAN MADUKU   82. KENA JEBAKAN

    KENA JEBAKAN“Kejutan.”Tiba-tiba aku dikejutkan oleh mamah, ibu, ayah mertua dan juga anak-anak Miranti. Mereka muncul dari arah dapur.“Apa-apaan sih. Gak lucu tahu’gak” sungutku.“Hey anak nakal. Jangan begitu. Yang sopan sama orangtua!” mamah menjewer kuping hingga aku mengaduh kesakitan.“Lepasin. Mamah nih bikin malu aja.” Aku tak berani melepas tangan Mamah. Seperti inilah kebiasaannya. Mungkin dalam pikirannya aku ini masih bocah ingusan yang suka pipis di celana. Huch. Menyebalkan.“Aku sekarang’kan sudah jadi ayah. Malu sama mereka.” Bisikku di telinga mamah.Wanita yang melahirkanku tersenyum mengejek, lalu mengacak rambutku. Untungnya tanpa harus memintanya lagi, tangannya kini berpindah ke pundak dan mengelus dengan lembut.“Mamah bahagia kalian pulang tepat waktu.” Mengecup keninng dengan lembut. Terlu

DMCA.com Protection Status