"Ooh, kirain lagi mikirin aku, kalau mau mikirin aku juga boleh kok, nggak apa-apa," katanya sambil tertawa, dan terus mengajak bercanda."Ehh," aku jadi gugup dan mungkin pipiku bersemu merah mendengar candaannya."Kak Dewa ge er an deh," jawabku gugup.Kak Dewa malah tertawa seolah-olah aku sudah membuat sebuah lelucon."Hallo Dewi, wangi apa ini? Gurih banget, bikin perut gue laper, kayaknya gue familiar banget nih sama aroma masakan ini," sapa Shella dari jauh sambil mendekat ke arah meja makan.Sesampainya di meja makan dan memperhatikan menu masakan Shella tertawa kecil.Aldo berlari lambat di belakang Mamanya dan duduk di sebelah Kak Danu yang langsung menciumi pipi gembulnya dengan gemas."Hmm, Oh My God, kesukaan gue semua ini, thanks Dewi, I love you emmuah," ucap Shella lebay sambil memberiku kiss bay jarak jauh."Ayo di makan Kak Dewa, rasanya endulita, nggak kalah sama restoran, dijamin, kebanyakan makan masakan ini, bakal jatuh cinta loh sama juru masaknya hehehe," goda
Namaku Danu Syaputra, anak kedua dari dua bersaudara, kakak pertamaku lelaki juga, bernama Rizal Syaputra, ayahku sudah lama meninggal, hanya Ibu yang membesarkan kami sendirian, Ibuku tipe orang penyabar dan pendiam, sebesar apapun kesalahan kami anak-anaknya, tak pernah beliau marah atau mengomel.Pernah waktu remaja dulu, saat nakal-nakalnya kami jaman sekolah, Abangku pulang diantar beberapa warga hanya memakai celana dalam saja karena terciduk saat balapan liar malam hari, juga mengkonsumsi miras.Aku juga pernah dilabrak orang tua dari salah satu kekasihku, karena meninggalkan anaknya dan tak mau bertanggung jawab atas kehamilannya. Namun aku masih mampu berkelit dan memberi alasan, aku meninggalkannya karena dirinya ketahuan berganti ganti pasangan juga, saat itu aku ada bukti berupa foto-foto, aku beralasan, selalu cemburu dan emosi, bila dipaksakan bersamanya, rumah tangga tak akan bahagia. Akhirnya orang tuanya pasrah dan tak menuntutku lagi Bagaimana Ibuku? Dia hanya men
PoV DanuAku geram dan ingin menghajar Putraku lagi untuk memberi efek jera agar dia lebih punya sopan santun kepada orang yang lebih tua. Namun teriakan Ibuku menghentikan niatku."Cukup Danu!! Jangan teruskan! itu anakmu! Anak kandungmu! Kalau sampai babak belur kamu juga yang repot Nak, tenaganya tetap kalah melawan kamu," teriak Ibuku sambil terisak dan mengelus dada, menyandarkan dirinya."Pukul saja Aku yah ...! Belum puas 'kan?! Ayo pukul sampai aku berd4r4h-da rah lagi, bukankah Ayah sangat puas bila memukuliku," tantang Ardi.Aku geram sendiri mendengar ucapannya, entahlah kenapa anak ini begitu pembangkang, aku sering memukulinya agar dia jera, tapi dia makin jadi pembangkang, ini semua pasti hasil didikan Dewi, agar anak-anak membenciku.Aku pernah memukuli punggung Ardi dengan hanger besi untuk menjemur pakaian karena pulang larut malam, dia lebih mementingkan main game di warnet, tapi Ibunya malah membela dan melawanku, bahkan berani memukulku saat aku menghajar Ardi. B
Namaku Dewa Hamijoyo, aku anak angkat seorang pengusaha di Jakarta, aku dibesarkan beliau sejak balita, sebelumnya aku tinggal di panti asuhan yang aku tidak tahu siapa orang tuaku dan keluargaku, akhirnya sepasang suami istri mengadopsiku.Baru satu bulan mereka merawatku ternyata Mama hamil, usaha Papa juga makin lancar, selalu menang tender, mereka makin menyayangiku, mereka bilang aku pembawa rezeky.Hingga Adikku Shella (anak kandung Papa dan Mama Angkatku) lahir, Orang Tua kami membesarkan dan menyayangi kami tanpa pilih kasih.Aku bersyukur mendapatkan keluarga yang penuh kasih sayang ini.Namun kebahagiaan sempet hilang saat Shella marah dan pergi dari rumah karena merasa diabaikan, adikku marah karena Papa dan Mama lebih sering di luar Negeri daripada di rumah, sementara Shella yang masih SMP lebih senang di Indonesia.Selama Shella pergi aku menyewa seseorang untuk mencarinya dan mengikutinya, bahkan melindunginya bila terjadi sesuatu, karena yang Papa dan Mama tau Shella
"Baik Suster," jawab Dewi, tak ada banyak barang, hanya tas dan beberapa pakaian milik Ardi saja.Tak lama kemudian, datang dua perawat pria membantu Ardi menuju ruang rawat VIP dan kami mengikutinya, juga, teman-teman Ardi yang masih setia menunggu dengan mengandeng tangan Aisyah.Alhamdulillah Ya Allah, di saat diri ini tertimpa masalah dan musibah ada keluarga baru dan baik hati di pertemukan denganku, yang dengan senang hati membantu.Di ruang inap VIP kelas 1 ini, ada AC, tivi, toilet dalam, dan sofa untuk duduk keluarga, juga tambahan 1 tempat tidur untuk penunggu pasien. Semua Mama Laura yang mengurus.Aku sendiri panik saat mendengar berita kecelakaan Ardi hingga tak membawa barang-barangku yang ada di rumah Shella, aku hanya membawa ponsel saja. Lalu meminta tolong pada Shella untuk membawakan barang milikku dan milik Aisyah saat datang menjenguk.Aisyah masuk bersama Mama Laura dan Kak Dewa dan 4 orang teman Ardi, di tangan mereka ada kantong kresek bertuliskan Indo april,
Sindiran itu berasal dari Bang Rizal ternyata, di calon mantan Kakak Ipar, sambil menatap ke arahku, disambut senyum sinis Renita, dan wajah jengkel Bang Danu.Ibu Mertua dan Mb Ria hanya diam saja, Mb Ria meletakkan bawaannya untu Ardi di meja.Aku abaikan dan tak merespon ucapannya, walau heran, aku lagi malas menghadapi manusia nggak ada akhlak macam dia, aku juga malu berdebat di depan Kak Dewa dan Ardi."Gitu kok nuduh Danu selingkuh, sendirinya malah sudah berduaan sama laki-laki, dandanan sampai berubah, pas sama Danu dandanan dekil terus," lanjut Bang Rizal, karena aku tak merespon ucapannya yang tadi.Ternyata Bang Rizal terang-terangan menuduh. diri ini, dikiranya Kak Dewa selingkuhanku, walau sudah tertebak, sindirannya ditujukan untukku.Aku tertawa, merasa lucu mendengar tuduhan Bang Rizal, sepertinya menghadapi mereka tidak harus dengan emosi, justru aku yang akan mengaduk-aduk emosi mereka.Aku tertawa sambil memandang Ardi dan Kak Dewa yang keheranan, namun tak mau ber
Bang Danu tersenyum senang melihat kedatangan Aisyah, dia merentangkan tangannya ingin memeluk putrinya, namun Aisyah melangkah mundur saat melihat Renita ada di samping Ayahnya, merangkulnya dengan mesra.Aisyah menoleh mencari keberadaanku, saat melihatku dengan wajah sembab habis menangis di samping Kakaknya, wajahnya langsung memerah, menggigit bibirnya agar tak menangis juga. Lalu Aisyah berlari memeluk dan menciumi pipiku dan mengusap sisa-sisa air mataku.Tak lama kemudian menyusul Mama Laura masuk juga, sambil menenteng dua kantong kresek belanjaan, beliau terlihat terkejut saat melihat banyak orang di dalam, wajahnya tersenyum kecil menyapa semua yang ada di dalam ruangan, lalu pandangannya berhenti, menatap ke arahku. Mama Laura begitu terkejut, melihat wajahku yang terlihat sembab habis menangis."Hai! kenapa Putri dan Cucu Mama menangis? Apa ada sesuatu dengan cucuku Ardi?" tanyanya khawatir, sambil berjalan Anggun menghampiriku, meletakkan barang bawaannya di dalam lema
"Dewi ...!" Seseorang memanggilku dari arah belakang, dan suara itu sudah sangat aku hapal, suara milik Bang Danu.Diri ini membalikkan badan, menatap dan menunggu di pemanggil yang berjalan semakin mendekat ke arahku.Rupanya Dia dan Renita keluar juga dari ruangan tempat Ardi di rawat.Mau apa mereka menyusul? Bukankah tadi menolak keluar? Apa ingin makan bersama? Atau ingin mencari keributan dengan diri ini?Aku urungkan langkah kaki yang ingin menuju ke bangku kantin yang diduduki Aisyah. tetap menunggu dua manusia mesum itu mendekatiku."Mau apa mereka? Apa perlu Kakak temani? Atau kakak tunggu di meja sama Aisyah?" tanya Kak Dewa."Entahlah, mau apa mereka, temani Aisyah aja deh Kaka, kasian itu sendirian," jawabku tersenyum sambil menatap ke arah Aisyah yang sudah melihat gambar-gambar menu di buku pemesanan.Kak Dewa pun berlalu meninggalkan aku, berlalu untuk menemani Aisyah.Bang Danu dengan Renita, semakin mendekatiku, jantung ini mulai deg-degan. Apakah dia akan mengajak
Happy ending Bab terakhir Orang-orang yang ada di ruangan semua terdiam. Menunggu, kata-kata apalagi yang akan mereka dengar dari Danu dan Pisca, yang mereka tau selama ini mereka hanya teman kerja, tidak pernah lihat mereka berdua aneh-aneh dan terlihat seperti orang jatuh cinta."Tidakkkk! Kita harus menikah Danu, aku sudah tinggalkan suami aku demi kamu, jadi kamu tidak boleh menikah dengan yang lain, kamu hanya menikah dengan aku, sekarang juga aku akan datang ke rumah yang kamu tinggali, kamu dimana sayang? Kamu harus pergi bersamaku," teriak Renita panik.Pisca yang sudah menahan jengkel dari tadi, langsung mengambil alih ponsel di tangan Danu."Hai, Tante cantik, apa kabar?Lama nggak jumpa kita ya, kok masih suka marah-marah aja sih?" ledek Pisca terkekeh mendengar nada Renita yang emosi.Yang lain justru mendengarkan dengan tegang dan penasaran."Heh, siapa kamu? Gadis ingusan? Nggak usah suka ikut campur urusan orang," hardik Renita."Loh, kalau urusan orang lain aku nggak s
Di Apartemen Renita.Renita menjatuhkan bobot tubuhnya di sofa, kepalanya terasa pening karena terlalu banyak menangis.Wanita itu memejamkan mata sambil bersandar di sofa, menarik dan membuang nafas berkali-kali untuk menenangkan hatinya.Yang sudah terjadi ya sudahlah, pikirnya, kalau Hendra tidak memaafkan dan tak mencintai dirinya lagi, masih ada Danu yang selalu mengejarnya, sekarang fokus bagaimana cara menghubungi Danu lagi dan menjauhkannya dari Pisca.Renita mencari ponselnya untuk menghubungi Amel, menanyakan apakah sudah berhasil menjalankan perintah."Argh," teriak Renita gusar."Mati lagi baterainya." Renita segera meraih ponselnya untuk di cash.Beberapa menit menunggu dengan tak sabar wanita itu segera membuka layar ponselnya."Hah, akhirnya," pekik Renita senang setelah membaca chat masuk dari putrinya, Amel.Di rumah sakit, Dewi tersenyum bahagia memandang putri kembarnya, Dewa menyuapinya makan dengan penuh perhatian dan sayang, sedari tadi pria itu sibuk mengurus
Pisca akhirnya memberikan nomor ponsel dia, Pak Satpam juga Danu, dia merasa pria itu juga pasti tak mau berdiam diri selama tinggal di rumah ini walau statusnya bukan lagi sebagai pekerja.Danu pasti tetap merawat bunga-bunga di taman yang sudah bertahun-tahun dirawatnya bila keluarga Pak Bahtiar sedang di luar negeri, siapa tahu cincinnya ditemukan oleh lelaki itu, pikir Pisca.Dengan senang hati Amel kembali bergabung ke temen-temennya, ternyata tidak susah juga melakukan permintaan Mamanya, lumayan dapat 10 juta, bisiknya dalam hati, namun ada juga rasa heran di hati, untuk apa Mamanya meminta nomor ponsel Ayah kandung Ardi, apa mereka saling mengenal? Tanya Amel dalam hati.Amel membuka layar ponselnya ingin segera mengabarkan pada sang Mama, bahwa misinya berhasil.Namun nomor ponsel Renita tak tersambung juga, berkali-kali dicoba tetap saja tidak tersambung.--++++terimakasih readers, besok bab terakhir, tamatAmel tidak tahu bila orang tuanya bertengkar hebat dan ponsel Reni
"Mm-mas Hen dra," ujar Renita tergagap karena masih diliputi rasa terkejut."Kenapa gugup? Kenapa langsung pucat kaya maling tertangkep begitu? Apa video ini rupanya yang bikin kamu gelisah dari tadi?" Hendra bertanya pelan namun tatapan matanya tajam.Hendra mengarahkan ponsel yang dia pegang ke wajah Istrinya, menampakan video status Amel."Ada Danu rupanya, kamu rindu sekali dengan kekasih gelapmu itu? Sampai sebegitu bingungnya, hingga nekad menyuap banyak uang pada putrimu untuk mendapatkan keinginanmu," sindir Hendra, menegur istrinya tajam."Tenang Mas Hendra, semuanya bisa dibicarakan baik-baik, jangan salah paham dulu ya, aku bisa jelaskan," bujuk Renita dengan lembut dan manja berusaha meluluhkan kemarahan suaminya.Namun Hendra menepis tangan Renita yang berusaha merengkuhnya, lelaki yang merasa tersakiti itu, hatinya tak lagi sama seperti yang dulu. Sosok seorang suami yang manis, mengalah dan penyayang kini berubah menjadi sosok sadis dan penuh kebencian.Wajah Renita ya
Keluarga Hendra yang awalnya begitu menyayangi Renita karena masih ada ikatan saudara, kini berbalik jadi membenci istrinya setelah mengetahui perbuatannya mampu menyakiti hati Hendra, mereka hanya membenci kelakuannya yang berselingkuh dengan beberapa pria dan bersenang-senang dengan pria-pria itu dari hasil kerja keras suaminya. Padahal selama ini Hendra memuliakan Renita bak ratu, menuruti dan mencukupi semua kebutuhan dan keinginan Istri juga anak-anak nya, mereka adalah dunia dan kebahagiaan Hendra.Setelah mengetahui perselingkuhan Renita dengan berganti-ganti lelaki bahkan sampai menghidupi dan mencukupi pria yang bersamanya, membuat hati Hendra tercabik cabik, sementara dirimya banting tulang mencari nafkah demi untuk membahagiakannya, istrinya malah membahagiakan pria lain.Keluarga Hendra yang tak terima, mereka terus mengirim beberapa bukti berupa foto-foto Renita yang terciduk diam-diam oleh keluarga atau tetangga dan teman-teman Hendra yang melihat istrinya sedang jala
Begitu pun Dewa, Dewi dan keluarga yang lain juga fokus melihat ke arah sang pengantin putri, dengan penasaran yang sama seperti Danu.Tiara memandang wajah Pak Danu lekat, lalu berkata."Ayah Danu Syaputra, aku Tiara Bahtiar, aku sekarang anakmu juga, sekarang boleh 'kan aku memanggilmu Papa Danu? Atau Ayah Danu?" tanya Tiara dengan mengulas senyum di wajah bening dan cantiknya.Danu masih diam, terpukau tak percaya dengan pendengarannya."Terimakasih, Papa Danu, sudah menghadirkan Kak Ardi ke dunia ini dan menjadi penjaga serta imamku di dunia dan akhirat, Ayahku sekarang ada tiga, Ayah Bahtiar, Ayah Dewa dan tambah lagi Ayah Danu, jadi bertambah lagi orang yang akan menyayangi aku," ujar Tiara, lalu membungkukkan badan sambil mengambil tangan Danu dan mencium punggung tangan lelaki itu dengan takzim."Masya Allah," terdengar beberapa suara yang memuji apa yang Tiara lakukan, putri seorang pengusaha sukses, tidak malu mengakui mantan supir pribadinya selama ini sebagai Ayah Mertu
Sebesar apa pun sakit yang diberikan sang Ayah, namun kerinduan sebagai seorang anak masih lebih berat di hati Aisyah pada lelaki bergelar 'Ayah' itu.Melihat Kakaknya berjalan menghampiri lelaki yang memakai kacamata dan topi, Aisyah juga ikut mendekati."Ayah!" panggil Aisyah lembut.Danu yang mendengar suara putri kesayangannya yang kini sudah beranjak gadis, langsung membalikkan badan, kerinduannya tak terbendung lagi, ingin rasa hati memeluk dan dipeluk buah hatinya.Ditatapnya wajah cantik nan anggun itu, air mata Danu meluncur di balik kacamatanya, namun Danu tak mau membukanya, pria itu masih malu menghadapi pandangan orang dengan keadaannya saat ini, terutama Dewi dan Shella."Ayah ...ini ayah Danu?" tanya Aisyah dengan lembut dan suara bergetar menahan haru, sambil perlahan melangkah mendekat.Danu terharu, pria itu segera membentangkan kedua tangan, untuk menerima pelukan putrinya, walau ada ragu, takut Aisyah menolak dipeluk sang Ayah, saat ini hanya Aisyah yang mampu
Ardi memandang Ayah Dewa dan Ibunya dengan prustasi, tiba-tiba hatinya berdebar dan diliputi kecemasan luar biasa, takut membayangkan dan menghadapi reaksi orangtua Tiara bila tahu, supir pribadinya selama ini adalah Ayah kandung menantunya, besannya."Ada apa sih Kak, kok tegang seperti ini?" tanya Tiara menatap lekat mata Ardi, gadis itu mrmunggu jawaban yang jujur dari suaminya.Ardi balas memandang wajah Tiara, diraihnya kedua tangan sang Istri dan mengecupnya berkali-kali."Maafkan aku ya, kalau aku belum banyak bercerita tentang keluarga aku, tapi sebelumnya kamu tahu kan? Ayah Dewa adalah ayah sambung aku, suami kedua Ibu aku." tutur Ardi lembut, yang dibalas Anggukan kepala Tiara tanda mengerti."Sebelum ada Ayah Dewa, aku punya Ayah kandung yang menghilang tak ada kabar selama ini, dan aku tak pernah mengingat Ayah kandungku lagi." Ardi menghela napas sejenak."Lalu? Sekarang apa kamu mendengar kabarnya? Apakah itu yang membuatmu cemas sekarang ini?" tanya Tiara."Iya Saya
Wajah tampan yang Aldo miliki menurun dari kecantikan Mamanya Shella dan Ayahnya Aldi yang memang keturunan bule."Aldo, kenalin ini teman-teman aku, yang waktu itu aku cerita, yang itu mulai dari kanan Mia, Maya, Yuli, Nia."Aisyah memperkenalkan teman-temannya."Yang para cowok dari Panti Asuhan Ayah Dewa loh, udah kenal belum? Sudah pernah ke Panti?" tanya Aisyah sambil menatap Aldo.Aldo menggelengkan kepala, tanda belum pernah di ajak ke Panti oleh Om Dewa."Okey, kenalin dari yang kiri namanya Bima, Dimas, Sultan, Angga," ujar Aisyah menyebut satu persatu temannya."Hai salam kenal ya, aku Aldo," sapa Aldo melambaikan tangan pada semua teman Aisyah sambil mengulas senyum yang begitu manis hingga menampilkan lesung pipit di wajahnya.Tak ada yang membalas sapaan Aldo, karena para gadis itu terkesima juga terpesona dengan sosok Aldo yang tampil beda, pemuda itu memakai kemeja dan rompi dibalut jas tuxedo, celana panjang dan sepatu yang berkilat menunjukkan kualitas Harga mahalnya