Share

MEMBALAS HINAAN SUAMI DAN MERTUA
MEMBALAS HINAAN SUAMI DAN MERTUA
Author: Aura_Aziiz16

Bab 1

Author: Aura_Aziiz16
last update Last Updated: 2022-07-31 19:21:26

MEMBALAS HINAAN SUAMI DAN MERTUA (1)

"Ra, kamu di belakang aja, cuci piring sama nyiapin makanan buat tamu yang datang. Yang di depan biar Inggrid sama Maya saja. Kamu sama anak-anak kamu di belakang aja, takut bikin malu tamu mama. Tapi ingat jangan dihabisin makanannya ya, yang lain masih belum kebagian soalnya!" seru Bu Rahmi, mama mertuaku dari sekat ruang tengah menuju dapur dengan nada keras.

Mendengar seruan itu, aku menghentikan gerakanku menata gelas bersih ke atas rak piring lalu menatapnya dengan dada bergemuruh.

Ini bukan kali pertama mama memperlakukanku dan Dino serta Dini, dua buah hatiku seperti ini. Bahkan sudah menjadi makanan sehari-hari. 

Ingin rasanya melawan, tapi kalau hanya dengan mulut saja aku pasti akan kalah. Mbak Inggrid dan Mbak Maya juga Dahlia, adik bungsu Mas Indra, suamiku pasti akan memberondongku habis-habisan hingga aku tak bisa berkutik lagi karena bagaimanapun juga saat ini aku memang terpaksa tinggal menumpang di rumah milik mertua ini karena Mas Indra belum mampu membangun rumah sendiri yang bisa kami tinggali.

Jadi mungkin aku harus bersabar untuk beberapa waktu ke depan sampai usaha mengumpulkan uang yang diam-diam kulakukan saat ini membuahkan hasil. Dengan begitu aku dapat membuka mata mertuaku ini, kalau aku bukanlah menantunya yang miskin dan tidak bisa berbuat apa-apa.

Saat ini boleh saja aku dan dua buah hatiku tinggal menumpang di rumah mertua ini, tapi tunggu saja nanti jika usahaku telah berhasil, menjadi seorang penulis platform online yang sukses, aku pasti akan secepatnya pindah dari rumah ini dan memulai hidup baru sendiri, karena mengandalkan Mas Indra untuk bisa membangun rumah sendiri juga rasanya mustahil. Aku sudah capek dan lelah sebab suamiku itu sepertinya tak memiliki niat ke arah itu.

Kami sudah sering membicarakan itu dan selalu berakhir dalam sebuah pertengkaran karena Mas Indra tak menjadikan membangun rumah sendiri menjadi prioritas dalam hidupnya.

Sementara ibu mertua dan ipar yang lain menjadikan hal itu sebagai bukti kesuksesanku dalam membangun rumah tangga bersama Mas Indra.

Dengan mata tajamnya, Bu Rahmi kemudian menyapu dingin wajah Dino dan Dini, dua buah hatiku yang seketika mengkeret dan merapat ke tubuhku saat neneknya yang sudah terbiasa marah-marah itu, menyebut nama mereka dengan nada tak suka.

Aku sendiri hanya bisa mematung diam meski hati bergolak kencang merasa tidak terima atas perlakuan beliau padaku dan anak-anak, menganggapku serta kedua cucunya adalah orang-orang miskin yang hanya akan menghabiskan makanan di rumah ini.

Di mata beliau, aku memang bukan siapa-siapa jika dibandingkan dengan Mbak Inggrid dan Mbak Maya, dua menantu beliau yang berprofesi sebagai pegawai negeri sipil di instansi pemerintah dengan jabatan lumayan tinggi. 

Aku hanya Aira, seorang ibu rumah tangga biasa yang sehari-hari bekerja mengurus suami dan anak-anak serta mengurus rumah mertua ini dengan nafkah bulanan tidak seberapa yang kudapatkan dari Mas Indra karena uang gajinya sebagian besar memang diberikan pada mama dan dipegang sendiri untuk membiayai keperluannya sendiri sehingga jangankan bisa hidup enak dan berkecukupan, untuk makan sehari-hari saja aku seolah harus mengemis pada mertua supaya aku dan anak-anak bisa makan.

Hanya saja sudah tiga bulan ini diam-diam aku bekerja menjadi seorang penulis platform online dan meskipun belum banyak mendapatkan uang dan tabungan, tetapi sudah cukup lumayan bagiku untuk diam-diam bisa memenuhi kebutuhan hidupku sendiri dan anak-anak. Juga terkadang aku menggunakan uangku untuk membeli gula dan teh untuk kebutuhan di rumah ini.

Sayang, semua itu tampaknya tak ada artinya di mata mama mertuaku ini. Dalam pandangan beliau aku tetaplah menantunya yang miskin dan tak punya apa-apa, sehingga pantas diperlakukan hina seperti ini. 

Beda dengan menantu-menantu beliau yang lain itu yang membuat beliau merasa bangga karena keduanya memiliki pekerjaan mapan dan penghasilan yang besar sehingga bisa membantu suami-suami mereka mencukupi perekonomian keluarga dan membantu mertua.

Apalagi dengan gaji yang mereka peroleh dari bekerja, Mbak Inggrid dan Mbak Maya bisa membelikan mama barang-barang kesukaan beliau dari gaji mereka sendiri, jadilah mama merasa begitu bangga dan semakin mengecilkanku, menantu yang beliau anggap tidak berguna ini.

"Anak-anakmu juga jangan boleh main ke depan ya, malu sama tamu yang datang, kok cucu mama yang ini lain sendiri. Lusuh sendiri. Kamu kan tahu, tamu mama itu orang kaya semua, mama nggak mau mereka menghina mama karena anak-anak kamu yang kelihatan susah dan nggak punya sopan santun di depan tamu. Oke! Ya, sudah, mama mau ke depan lagi!"

Lalu tanpa menghiraukan reaksiku atas segala ucapannya, mama mertua langsung membalikkan badannya kembali ke ruang tamu sementara aku hanya mampu mengelus dada menahan rasa perih dan terluka yang seketika menyelusup masuk ke dalam dada mendengar ucapan beliau mengenai dua buah hatiku yang menurut mama tak memiliki attitude yang baik itu.

Padahal kalau mau jujur, justru anak-anak Mbak Inggrid dan Mbak Maya-lah yang kurang punya sopan santun di depan orang lain. Selalu bicara kasar dan bersikap arogan terhadap teman-teman sepermainannya.

Tapi, sudahlah. Biarlah mama dengan semua anggapannya itu. Yang penting aku yakin Dino dan Dini, tidaklah seperti yang diucapkan neneknya. Mereka justru anak-anak baik yang selalu mampu menjaga sikap di depan orang lain.

Dan yang paling penting lagi, biarlah sementara waktu ini mama mertua tak tahu jika saat ini diam-diam aku sudah punya pekerjaan sambilan yang meski baru tiga bulan kutekuni, tetapi alhamdulilah sudah mulai menghasilkan walaupun belum begitu banyak. Namun, cukuplah untuk membiayai kebutuhan hidupku saat kepepet uang.

Ya, siapa tahu pekerjaan sambilan yang kulakukan dari rumah ini bisa mengantarkan aku menjadi seorang penulis sukses dengan penghasilan puluhan juta rupiah nantinya.

Ya, asalkan punya niat dan tekad kuat, aku yakin semua keinginanku itu akan bisa tercapai. Saat ini aku sendiri tengah fokus menulis cerita bersambung yang kuunggah di beberapa platform menulis dan membaca novel online dan meski pun belum begitu banyak memiliki pembaca, tetapi alhamdulillah dua bulan ini aku sudah mulai bisa menikmati dan mencicipi rupiah, hasil dari karya-karyaku itu.

*****

    

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Yusra Enriva
hadapi dengan kesabaran
goodnovel comment avatar
atisafrina prasetya
mertua dzolim itu namanya.
goodnovel comment avatar
Febi Febrianto
punya suami ga ada prinsif & mertu julid harus punya stok kesabaran tingkat dewa sabar
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • MEMBALAS HINAAN SUAMI DAN MERTUA    Bab 2

    MEMBALAS HINAAN SUAMI DAN MERTUA (2)"Jeng Rahmi enak ya. Mantunya PNS semua. Baik-baik lagi sama mertua. Kapan ya aku punya mantu kayak Inggrid sama Maya, jadi iri deh sama Jeng Rahmi."Satu suara terdengar saat aku sedang menuju ruang tamu dengan baki air minum di tangan, hendak menyuguhkannya pada tamu mama mertua yang tak lepas berkunjung sedari tadi.Mendengar celetukan itu, sesaat langkahku terhenti. Ingin rasanya mendengar apa saja isi perbincangan mertua dan tamunya itu, juga ingin mendengar jawaban apa yang akan beliau berikan pada tamunya, tetapi mendengar jawaban mama mertua, dadaku makin pedih saja rasanya."Iya, kalau Inggrid sama Maya sih sudah pasti bisa dibanggakan. Tapi yang satu itu ... Si Aira ... Aduh! Kesel saya dibuatnya. Jadi perempuan kok gak ada inisiatifnya sama sekali. Tahu suami susah, bukannya dibantu tapi dibiarin aja. Bisanya ngandalin suami doang. Kalau nggak ada suami nggak bisa makan. Memang benar, nyari makan itu tugas suami. Tapi kalau dia istri yan

    Last Updated : 2022-07-31
  • MEMBALAS HINAAN SUAMI DAN MERTUA    Bab 3

    MEMBALAS HINAAN SUAMI DAN MERTUA (3)Dengan mengendarai armada mobil online, kami bertiga segera menuju sebuah mall yang di hari pertama lebaran ini buka dan lebih ramai dari biasanya.Mas Indra sendiri pagi tadi sehabis shalat Ied langsung menuju rumah teman kantor dan atasannya tanpa mengajakku ikut serta lagi.Mas Indra memang begitu. Dari setahun pernikahan kami berjalan, lelaki itu memang mulai menunjukkan watak aslinya yang acuh tak acuh padaku.Pun saat Dino dan Dini lahir, tak ada sedikit pun perhatian lelaki itu untuk kedua buah hati kami.Kadang sakit dan sesak hati ini rasanya mengingat perlakuannya, tapi mau bagaimana lagi. Mungkin sudah nasibku pula harus bertemu dan menjadi pendamping hidup Mas Indra yang tak punya rasa memiliki pada istri dan anaknya.Sebisa mungkin aku mencoba bertahan hingga Tuhan menentukan lain jalan pernikahan kami berdua kelak."Ma, Mama melamun? Ayok turun, kita sudah sampai, Ma," tegur Dini menghentikan lamunanku.Kulihat di depan kami memang te

    Last Updated : 2022-07-31
  • MEMBALAS HINAAN SUAMI DAN MERTUA    Bab 4

    MEMBALAS HINAAN SUAMI DAN MERTUA (4)"Heh, Aira! Kamu dari mana aja sih! Sudah tahu ini hari pertama lebaran, bukannya ngurus kerjaan di dapur, malah kelayapan nggak jelas! Ke mana aja kamu tadi! Kamu nggak tahu ya kita semua jadi kerepotan karena gak ada yang ngelayani tamu! Dasar mantu pemalas, bisanya cuma bikin susah aja! Sana, cuci bersih semua piring kotor! Jangan berhenti sebelum semuanya selesai!" Gerutu ibu mertua saat aku dan anak-anak akhirnya pulang ke rumah.Setelah hampir dua jam berkeliling mall, akhirnya Dino dan Dini pun mengajak pulang. Namun, baru saja masuk ke dalam rumah, mama mertua sudah menghardik habis-habisan."Maaf, Ma. Tadi Dino dan Dini kelaparan, sementara Mama melarang kami makan, jadi saya ajak anak-anak ke luar sebentar mencari makanan supaya nggak mengganggu makanan untuk tamu lagi," sahutku jujur apa adanya. Kupikir untuk hal seperti ini tak ada gunanya juga aku berbohong, toh hanya soal makan. Tapi reaksi mama mertua sungguh di luar dugaan. Beliau

    Last Updated : 2022-07-31
  • MEMBALAS HINAAN SUAMI DAN MERTUA    Bab 5

    MEMBALAS HINAAN SUAMI DAN MERTUA (5)"Ra, kenalkan ini calon adik madu kamu, namanya Selvi. Selvi, ini Aira, istri mas. Dan itu Dino sama Dini, anak-anak mas. Ayo pada kenalan semua. Cantika, sini Sayang ... kenalin ini anak Om, namanya Dini," ucap Mas Indra padaku dan anak-anak. Diraihnya pergelangan tangan anak perempuan kecil yang tadi kulihat jalan bareng bersama calon istri mudanya itu di mall dan saat ini tengah menggelayut manja di sisi tubuh ibunya, lalu didekatkannya pada tangan Dini, menyuruh mereka berkenalan.Namun, sebelum Dini menyambut uluran tangan anak perempuan yang tadi dipeluk-peluk penuh kasih sayang oleh Mas Indra seperti anak sendiri itu, buru-buru kutarik tangan gadis kecilku itu dan mendekapnya erat."Maaf, Mas. Aku dan anak-anak mau ke dalam dulu. Kalian silahkan teruskan acaranya. Aku permisi dulu," ujarku sambil menggandeng tangan Dini dan Dino lalu mengajak mereka berdua masuk ke dalam kamar.Tak kupedulikan tatapan tidak terima dan tak suka dari Mas Indr

    Last Updated : 2022-07-31
  • MEMBALAS HINAAN SUAMI DAN MERTUA    Bab 6

    MEMBALAS HINAAN SUAMI DAN MERTUA (6)Kugandeng tangan Dino dan Dini erat-erat lalu menghela langkah hendak pergi, tetapi baru saja melangkahkan kaki, tiba-tiba Mas Indra menarik tanganku dan memaksaku menghentikan langkah."Aira, apa-apaan kamu? Ngapain kamu mau pergi segala? Pergi ke mana? Jangan konyol kamu! Mau tinggal di mana dan mau makan apa kalau kamu pergi dari rumah ini? Sudah g*la kamu ya!" kata Mas Indra sambil menatapku marah.Kutepis dengan kasar pegangan tangan lelaki tak punya martabat itu lalu menatapnya tajam dan dingin. "Lepaskan aku, Mas! Jangan sentuh aku lagi! Aku pergi ke mana, nggak usah kamu pikirkan! Pikirkan aja Selvi dan putrinya serta pernikahan kalian! Nggak usah pikirin aku dan anak-anak karena aku bisa sendiri!" jawabku tak kalah keras.Kulangkahkan kaki kembali tapi lagi-lagi Mas Indra menahanku."Kamu bener-bener sudah gila ya! Mau pergi dari rumah ini tanpa punya modal apa-apa! Apa kamu pikir aku mau ngurus kalian kalau kalian pergi dari sini! Jangan

    Last Updated : 2022-08-03
  • MEMBALAS HINAAN SUAMI DAN MERTUA    Bab 7

    MEMBALAS HINAAN SUAMI DAN MERTUA (7)Setelah meminta sopir mengantarkan aku dan anak-anak menuju sebuah penginapan, kami pun turun dan langsung memesan kamar.Penginapan yang kupilih ini meskipun harga sewa kamarnya tidak mahal, tetapi bersih dan rapi. Ada air conditioner, televisi, lemari pakaian, sofa santai serta kamar mandi yang bersih dan wangi. Aku bersyukur anak-anak kelihatan suka saat kubawa mereka masuk kamar tadi."Ma, kita beneran bakalan tinggal di sini? Kamarnya enak, pasti mahal ya, Ma," ujar Dino sambil membaringkan tubuhnya menghadap AC. Baru kali ini memang sulungku itu merasakan enaknya rebahan di ruangan ber-AC. Di rumah mama mertua biasanya kami cuma pakai kipas angin biasa.Kalau udara sedang panas, kami pun terpaksa tidur berkeringat karena kipas angin itu tak bisa menetralkan suhu udara di kota ini yang relatif lebih panas dari kota-kota lainnya, sebab kota ini termasuk kota padat penduduk sementara hutan dan pepohonan mulai berkurang akibat pembangunan infras

    Last Updated : 2022-08-03
  • MEMBALAS HINAAN SUAMI DAN MERTUA    Bab 8

    MEMBALAS HINAAN SUAMI DAN MERTUA (8)POV AUTHOR"Kenapa sih, Ndra, kamu keberatan mama mengusir Aira dari rumah ini tadi? Apa kamu nggak sadar, Selvi itu jelas jauh lebih baik untuk jadi pendamping hidup kamu timbang Aira?" tanya Bu Rahmi pada Indra saat lelaki itu telah kembali dari mengantar Selvi dan putrinya pulang ke rumah perempuan itu.Indra menghela napas demi mendengar perkataan ibunya itu. Benar-benar ibunya ternyata sudah lupa alasan awal kenapa ia memboyong Aira dan kedua anaknya tinggal di rumah beliau ini.Dulu ibunya sering meminta padanya untuk dicarikan seorang asisten rumah tangga yang bisa disuruh-suruh dan bisa diperintah untuk menghandle semua pekerjaan rumah tangga di rumah ibunya itu dengan baik. Tetapi karena tak cukup punya uang sebab gajinya sebagai seorang karyawan biasa sebuah perusahaan terbilang kecil, maka Indra pun akhirnya memutuskan untuk memboyong istri dan anaknya itu untuk tinggal di rumah ibunya agar selain bisa membantu ibunya melakukan pekerja

    Last Updated : 2022-08-03
  • MEMBALAS HINAAN SUAMI DAN MERTUA    Bab 9

    MEMBALAS HINAAN SUAMI DAN MERTUA (9)POV AIRAAku membuka aplikasi biru dan masuk ke grup literasi di mana beberapa jam lalu aku baru saja mempromosikan cerita baru yang tadi malam aku unggah di aplikasi membaca novel online dan terkejut sendiri saat menemukan ternyata cerita baruku itu sangat diminati pembaca.Terbukti banyak sekali like dan komen yang mampir di unggahan ceritaku itu. Komentar pembaca menginginkan supaya aku sesegera mungkin melanjutkan cerita.Sebagian besar pembaca yang lain juga mengatakan kalau mereka sudah mampir dan berlangganan cerita baruku itu di aplikasi berbayar yang kuikuti.Aku sangat terharu karena ternyata cerita baru yang aku tulis, disukai pembaca. Kalau melihat responnya, aku merasa jika cerita baruku itu bisa jadi viral dan mendulang banyak cuan. Aku pun segera menulis kelanjutan ceritanya hingga akhirnya dalam waktu sebentar, sudah terkumpul tiga ribu kata yang siap aku posting untuk mengisi bab selanjutnya.Setelah selesai memposting bab baru, a

    Last Updated : 2022-08-05

Latest chapter

  • MEMBALAS HINAAN SUAMI DAN MERTUA    Bab 83 (Ending Sesion 2)

    POV DONNYSetelah diperintahkan hakim untuk melakukan mediasi, kami berdua pun akhirnya menghadap hakim mediasi di ruangan kerjanya.Kulihat Nisa menatap garang saat aku berjalan lebih dulu menuju ruangan tersebut. Aku memang berharap hakim mediasi dapat menyatukan kami berdua kembali. "Jadi, Pak Hakim, saya ingin rujuk lagi dengan istri saya ini. Saya memang sudah melakukan kesalahan fatal dengan mengkhianati perkawinan kami, tapi saya sangat menyesali hal itu, Pak Hakim.""Saya juga kasihan sama Nisa, istri saya ini. Kalau dia jadi janda, pasti namanya akan buruk di mata masyarakat. Dia akan jadi bahan gunjingan tetangga. Orang-orang akan takut kalau Nisa merebut suami mereka. Lagi pula, zaman begini banyak laki-laki suka seenaknya saja. Mereka berpikir janda itu perempuan yang mudah digoda dan diajak berbuat yang tidak-tidak.""Makanya saya ingin mengajak Nisa rujuk. Apalagi, Nisa ini hanya ibu rumah tangga biasa. Tidak punya banyak pilihan. Hanya laki-laki yang benar-benar baik s

  • MEMBALAS HINAAN SUAMI DAN MERTUA    Bab 82

    POV DONNY"Saudari Nisa, Saudari yakin hendak melanjutkan gugatan perceraian pada suami Saudari, yakni Saudara Donny ini? Sudah dipertimbangkan masak-masak? Kami masih memberikan kesempatan bila mana Saudari hendak membatalkannya," ucap salah seorang hakim pada Nisa yang kemudian mengangguk yakin sebagai jawaban."Yakin, Yang Mulia. Sudah saya pertimbangkan masak-masak, saya akan tetap melanjutkan gugatan saya ini," jawab Nisa dengan nada tegas."Baik." Hakim mengangguk-anggukkan kepalanya lalu meneruskan pertanyaan kembali."Apa alasan dan dasar hingga Saudari memutuskan untuk menggugat cerai suami Saudari?" lanjut hakim pula."Karena suami saya sudah menikah lagi tanpa izin dari saya maupun izin atasan tempat ia bekerja sehingga saat ini status kepegawaian suami saya pun terancam dipecat dan berakhir. Bukan itu saja, saat ini suami saya juga sudah memiliki seorang putri dari pernikahan keduanya itu, Yang Mulia dan sebagai seorang istri, rasanya saya tidak bisa menerima dan mentoleri

  • MEMBALAS HINAAN SUAMI DAN MERTUA    Bab 81

    POV DONNYSetelah dengan terpaksa meninggalkan rumah ibu NIna, aku pun melajukan roda dua menyusuri jalanan kota yang mulai sepi di jam tengah malam seperti ini.Hampir semua rumah penduduk sudah tutup. Hanya warung kopi dan warung pinggir jalan saja yang tampaknya masih buka.Aku pun membelokkan kendaraan ke sebuah warung kopi yang terlihat ramai.Kubiarkan saja tas pakaian berada di jok motor sementara aku duduk di bangku santai yang berjajar di sepanjang pinggir trotoar."Kopi, Mas. Satu," ucapku pada pelayan.Pelayan mengangguk. Aku pun menunggu, tetapi hingga beberapa saat lamanya, pesanan kopiku tak juga kunjung datang.Aku pun memanggil pelayan itu kembali dan dengan tak sabar, meminta pesananku segera dibuatkan.Pelayan tampak grogi. Namun, sesaat kemudian ia membawakan juga pesanan kopi yang kuminta. "Maaf ya, Mas. Kami kurang anggota, jadi pesanan lama nunggu," ujarnya sambil menundukkan kepala, meminta maaf."Kekurangan anggota? Maksudnya kurang pekerja?" tanyaku dengan na

  • MEMBALAS HINAAN SUAMI DAN MERTUA    Bab 80

    POV DONNY"Nina, apa ini? Keterlaluan kamu! Kamu selingkuh ya! Atau ... jangan-jangan kamu ju*al diri! Kamu gila! Baru saja selesai nifas, sudah berbuat seperti ini! Bukan sama suami, tapi sama orang lain! Dasar perempuan jal*ng!" bentakku kalap saat melihat keadaan Nina yang demikian.Kurenggut kimono yang dikenakan perempuan itu hingga sobek di beberapa bagian.Nina berusaha mempertahankan dan menutup bagian atas tubuhnya yang terbuka dengan telapak tangan, tapi percuma sebab tangan itu pun kurenggut paksa."Percuma kamu tutupi! Aku sudah melihat semuanya, Nina! Kamu selingkuh, kan! Iya, kan!" bentakku lagi dengan kalap.Nina hanya mampu menatapku nanar."Apa kata kamu! Hentikan, Mas! Apa-apaan kamu!" dengkusnya keras."Kamu yang apa-apaan! Kenapa badan kamu merah-merah begini! Kamu habis ngapain! Jelaskan!" bentakku untuk ke sekian kalinya dengan nada penuh curiga dan emosi.Nina hendak membuka mulutnya, tapi urung saat Naura tiba-tiba tersentak bangun dari tidurnya lalu memekik ke

  • MEMBALAS HINAAN SUAMI DAN MERTUA    Bab 79

    POV DONNY"Bu, memangnya Nina mau ke mana sih? Hari sudah sore, apa nanti nggak kemalaman di jalan?" tanyaku pada ibu mertua saat Nina sudah keluar dari rumah, menggunakan ojek online yang dipesan oleh istriku itu untuk pergi. Entah ke mana."Nina ke mana nggak perlu kamu tanyakan lagi, Don. Biar aja dia pergi. Doakan saja istrimu itu selamat! Yang penting nanti pulang bawa uang. Kamu nggak bisa ngasih istri dan anakmu makan lagi, jadi nggak usah banyak tanya deh!" jawab ibu mertua dengan ketus sambil berlalu ke belakang."Kok ibu ngomong gitu? Sebelum SK pemecatan Donny keluar, Donny kan masih bisa dapat gaji, Bu. Lagi pula gajian kemarin semua uangnya sudah Donny kasih ke Nina, kok dibilang Donny udah nggak bisa ngasih makan Nina dan Naura lagi sih, Bu!" protesku sedikit keras pada beliau sambil membuntuti langkah ibu mertua ke belakang. Namun, beliau mengibaskan tangannya."Iya, bulan ini mungkin masih bisa makan. Tapi itu juga pas-pasan, karena sembako sekarang naik semua. Minyak

  • MEMBALAS HINAAN SUAMI DAN MERTUA    Bab 78

    POV DONNY"Bu, maaf apa lowongan pekerjaan ini masih ada, Bu?" tanyaku pada ibu pemilik warung yang baru saja mengantarkan teh dingin yang kupesan.Ibu tersebut menganggukkan kepalanya."Masih. Siapa yang butuh pekerjaan? Tapi gajinya kecil ya, cuma lima ratus ribu sebulan. Kerjanya cuci piring sama ngantarin makanan ke meja tamu," sahut sang ibu dengan wajah datar."Lima ratus ribu, Bu? Kecil sekali ya," ucapku tanpa sadar. Membuat sang ibu pemilik warung makan mencebikkan bibirnya tak suka. Hari gini mencari pekerjaan memang susah. Sejak pandemi Corona melanda, hampir semua sektor usaha terdampak. Apalagi rumah makan yang notabene jam operasinya dibatasi sebab pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat."Gajinya kecil? Namanya juga kerja di rumah makan, Mas. Kalau mau gaji besar, situ ngelamar aja jadi menteri apa presiden sekalian. Ya, sudah. Nanti es tehnya nggak usah dibayar! Hitung-hitung saya sedekah sama sampean. Pengangguran aja sok minta digaji besar. Belum tentu juga saya

  • MEMBALAS HINAAN SUAMI DAN MERTUA    Bab 77

    POV DONNY"Gimana, Don? Sukses usahanya?" tanya Ilham saat aku mampir ke rumah sohibku itu sepulang dari kantor Bu**ti.Aku menggelengkan kepala dengan wajah masam."Gagal, Ham. Pak Bu**ti malah marah-marah. Aku diusir dari ruangan dan malah Pak Ferdy disuruh naikkan berkas pemecatanku secepatnya, supaya bisa diteken segera," sahutku perih sambil menjatuhkan tubuh ke sofa dengan gerakan lunglai.Mendengar jawabanku, Ilham tampak terkejut dan tak percaya."Ya, Tuhan. Kok bisa sih, Don? Gimana ceritanya?" Ilham menatapku prihatin."Entahlah, Ham. Aku juga nggak nyangka. Pak Ferdy ternyata punya rekaman CCTV rumah makan waktu mereka makan bertiga kemarin, jadi gagallah usahaku untuk mempengaruhi Bu**ti supaya memecat Pak Ferdy dari jabatannya. Bukannya dipecat, malah aku yang disuruh secepatnya diberhentikan dari pekerjaan. Nasib!" keluhku penuh penyesalan."Hmm, ya sudahlah, Don. Mau gimana lagi, semua sudah terjadi. Sekarang lebih baik kamu fokus memikirkan masa depan kamu selanjutnya

  • MEMBALAS HINAAN SUAMI DAN MERTUA    Bab 76

    POV DONNY"Jadi tidak benar kalau anda hanya makan berduaan saja dengan Bu Nisa, Pak Ferdy?" tanya Pak Bu**ti sambil menatap wajah Pak Ferdy.Pak Ferdy menggelengkan kepalanya lalu kembali membuka mulutnya."Rekaman CCTV rumah makan itu buktinya, Pak. Selain itu saya juga masih menyimpan bukti chat pertama kali saya dengan Bu Nisa. Bapak bisa baca ini, tanggalnya tidak lama kemarin" ujar Pak Ferdy lagi sambil menyodorkan ponselnya ke hadapan pimpinan kami itu.Pak Bu**ti membaca pesan whatsapp lelaki itu dengan istriku lalu tiba-tiba mengernyit heran."Tapi di sini Bapak memang mengajak makan siang Bu Nisa. Maksudnya apa?" Beliau bertanya kaget.Aku pun ikut kaget. Benarkah Pak Ferdy memang mengajak makan siang Nisa? Kalau begitu, berarti tak salah dugaanku, Pak Ferdy memang ada hati dengan istriku itu. Dan ini tidak bisa dibiarkan begitu saja!"Saya mengajak makan siang Bu Nisa sebagai ucapan terima kasih, Pak. Tidak ada maksud lain. Saya memang merasa berterima kasih pada Bu Nisa ka

  • MEMBALAS HINAAN SUAMI DAN MERTUA    Bab 75

    POV DONNY"Pak Ferdy, ke ruangan saya sebentar bisa, Pak? Ada hal yang mau saya bicarakan," ucap laki-laki berpenampilan berwibawa di depanku sesaat setelah ia memencet tombol di layar ponselnya, kelihatannya sedang menghubungi seseorang.Siapakah yang beliau hubungi itu? Pak Ferdy? Tak apa, aku siap menghadapi laki-laki pecundang itu saat ini juga! Biar dia tahu aku juga tidak bodoh dan mau begitu saja dipecundangi olehnya!"Baik, Pak!" terdengar sahutan di seberang yang tak urung sampai juga ke telingaku.Hmm, bagus! Dengan begitu aku akan bisa menunjukkan siapa diriku sebenarnya.di hadapannya!Beberapa saat kemudian, pintu ruangan ini pun diketuk dari luar."Masuk," ucap Bapak Bu**ti dengan suara berwibawa.Ceklek!Pintu pun dibuka dan dari luar. Sesosok tubuh laki-laki yang beberapa hari ini sebenarnya telah membuatku merasa insecure saat berdiri di sampingnya muncul di sana.Pakaiannya rapi dan terlihat mahal. Jam yang melingkar di pergelangan tangannya yang kekar juga kelihata

DMCA.com Protection Status