Share

KEMBALI.

Author: Queen yu
last update Last Updated: 2021-07-07 15:38:09

Nafeesa, Bilqis dan Fatih yang tengah menggendong Nathan berjalan keluar bandara. Mereka baru saja tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma, sudah ada sebuah mobil yang menunggu mereka di depan bandara.

"Wih, mentang-mentang bos. Udah ada aja yang standby nungguin disini..." ujar Fatih.

"Pastilah, bos gitu loh..." jawab Bilqis.

"Sombong amat, Kak." ketus Fatih.

Nafeesa hanya terkekeh melihat adiknya yang tak pernah akur dengan Bilqis. Ia menatap Nathan yang masih tertidur di gendongan, adiknya.

"Buruan gih masuk mobil, kasihan kalau Nathan tidurnya dalam posisi seperti itu..." sahut Nafeesa.

Bilqis dan Fatih langsung masuk ke dalam mobil, kemudian Nafeesa pun ikut masuk ke dalam mobil tersebut. Mobil pun berjalan menuju rumah yang baru Bilqis beli. Di dalam mobil, Bilqis asik menatap kaca karena lipstik yang ia pakai mulai memudar. Fatih yang melihatnya hanya bisa memutar bola mata dengan malas, sedangkan Nafeesa hanya diam sambil menatap layar ponsel-nya.

"Padahal kita bisa tinggal di rumah lama loh, kok kamu beli rumah baru sih?" Ucap Nafeesa.

"Rumah lama itu kecil, cuma muat 2-3 orang. Kita aja berempat, Nathan juga nanti susah buat bermain. Kamu tau kan anakmu suka main di tempat yang luas..." jelas Bilqis.

"Iya juga sih," sambung Nafeesa.

"Oh iya, Kak. Nanti mampir ke panti ya, udah lama banget Fatih gak kesana..." ajak Fatih.

"Kakak gak bisa ikut dek, nanti kamu sama Nathan aja yang kesana ya. Ini aja kalau udah sampai rumah, terus istirahat sepuluh menit dulu. Kakak sama Kak Bilqis langsung mau ketemu klien..." jelas Nafeesa.

Fatih mengangguk dan mengerti betapa sibuknya sang kakak. Ia langsung mengusap rambut Nathan dan beberapa menit di perjalanan akhirnya mereka sampai di rumah baru. Nafeesa, Bilqis dan Ilham keluar dari mobil, mereka menatap rumah yang sangat megah.

"Gila gede banget," ucap Fatih.

"Jelas, gue kan bos.." balas Bilqis dengan sombongnya.

Fatih hanya mendegus kesal dan masuk ke dalam rumah. Nafeesa hanya bisa tertawa melihat temannya yang suka sekali menggoda, Fatih. Bilqis tertawa pelan dan menyusul Fatih yang sudah berada di dalam rumah. Nathan bangun dari tidurnya, ia menatap seisi rumah dengan mata yang berbinar. Bilqis mendekati Nathan dan menggendong anak laki-laki tersebut.

"Bibi antar ke kamar ya," ajak Bilqis.

"Baiklah, Bibi." balas Nathan.

Mereka pun masuk ke dalam kamar yang berada di lantai dua. Nafeesa menggenggam tangan adiknya, dan menarik Fatih menaiki lantai dua. Fatih hanya diam mengikuti kakak perempuannya. Mereka tiba di depan pintu kamar yang ada tulisan nama Fatih di pintu tersebut.

"Kamar aku, Kak?" Tanya Fatih.

"Iya, ini kamar kamu dan yang sebelah itu kamar Nathan..." balas Nafeesa.

"Kamar kakak dan kak Bilqis dimana?" Tanya Fatih.

"Di lantai dua juga kok, tuh tinggal belok aja. Nyampe deh kamar kakak dan Bilqis.." jelas Nafeesa.

"Oo gitu," Sambung Fatih.

"Yaudah masuk gih, masuk kamar terus istirahat. Kakak nanti transfer uang buat disumbangkan ke panti ya. Kamu yang ngurus semuanya, dan sebelum ke panti mampir dulu ke supermarket, beliin mereka jajanan..." jelas Nafeesa.

Fatih mengangguk dan memeluk tubuh Nafeesa dengan erat. Ia meletakkan dagunya di bahu sang kakak, Nafeesa membalas pelukan tersebut dengan hangat.

"Makasih kak, udah bekerja keras untuk sekolahku. Aku janji akan bakal bantu kakak, dan mencari pekerjaan yang layak.." gumam Ilham.

"Kakak tunggu janjimu, jadi pria yang sukses dan bertanggung jawab ya. Tetap jadi Fatih yang penyayang, lemah lembut dan baik hati. Kakak sayang banget sama kamu, Fatih." ungkap Nafeesa.

"Fatih juga sayang, Kakak. Fatih bakal selalu membanggakan kakak. Fatih gak bakalan mengecewakan kakak..." jawab Ilham.

"Kakak percaya sama, Fatih. Yaudah masuk dan istirahat ya, Kakak mau pergi sama Bilqis mau ketemu klien..." sahut Nafeesa.

Fatih mengangguk dan masuk ke dalam kamarnya. Seperti yang Nafeesa bilang tadi, ia dan Bilqis langsung keluar dari rumah untuk bertemu klien mereka.

.

Panti Asuhan Kasih Sayang Ibu.

Mobil yang ditumpangi Fatih dan Nathan berhenti tepat di depan panti. Sepertinya ada banyak tamu yang datang ke panti ini, sehingga Fatih harus berpikir keras untuk tetap masuk atau pulang ke rumah dan akan kembali besok.

"Nathan kamu mau masuk ke panti? Sepertinya di dalam ada banyak orang," tanya Fatih.

Nathan hanya diam sambil menatap ke arah luar jendela. Kemudian anak laki-laki itu mengangguk, pertanda ingin masuk ke dalam. Ilham yang sudah mendapatkan persetujuan keponakannya, langsung keluar dari mobil. Supir pribadi, membantu membawa barang-barang yang sempat Fatih beli di supermarket tadi.

"Permisi," ucap Fatih dengan ramah.

Sedangkan Nathan tengah bersembunyi di belakang kaki, Fatih. Ibu pengurus panti langsung terkejut saat melihat Fatih tengah berdiri di depan pintu panti asuhan.

"Anak ibu sudah kembali," ujar Ibu panti yang langsung memeluk Fatih.

"Iya, bu. Fatih dan kakak kembali..." balas Fatih.

Ibu panti melepaskan pelukannya dan menatap ke arah Nathan yang sedari tadi bersembunyi. Wanita paruh baya itu berjongkok dan mensejajarkan tingginya dengan Nathan.

"Siapa?" Tanya Ibu panti sambil menatap Fatih.

"Nathan, bu. Anak kak Eca," balas Fatih.

"Ya ampun ganteng banget," ujar Ibu panti yang akan memegang pipi Nathan.

Namun Nathan memalingkan wajahnya, Fatih yang melihatnya langsung berjongkok dan menggendong keponakannya. "Maaf, Bu. Dia memang sulit bersosialisasi," jelas Fatih.

Ibu panti mengangguk dan tersenyum ke arah Fatih yang tengah menggendong, Nathan. Mereka pun masuk ke dalam panti asuhan, dan disana keluarga Winarta tengah berkumpul di ruang tamu. Fatih sedikit canggung, karena tidak pernah berbaur dengan keluarga konglomerat seperti keluarga Winarta.

"Kenalkan ini anak panti yang sudah tidak tinggal disini lagi," ibu panti mengenalkan Ilham pada keluarga Winarta.

"Wah tampan, kenapa ia dibesarkan di panti?" Tanya Nenek dari Dareen.

"Keluarganya meninggalkannya di depan panti bersama kakak perempuannya..." jelas Ibu panti.

Seluruh keluarga Winarta mengangguk, tiba-tiba saja Nathan yang sedari tadi menunduk meminta untuk diturunkan. Fatih menurunkan keponakannya dan menggenggam tangan, Nathan.

"Berikan rubik saya," ucap Nathan yang masih menundukkan kepalanya.

Dareen terkejut mendengar suara Nathan, ia mendekati Nathan dan mengeluarkan rubik milik anak laki-laki tersebut. "Ini, tenyata aku benar. Kita akan bertemu lagi," balas Dareen.

Nathan mendongakkan kepalanya dan menatap manik mata, Dareen. Tuan Beni, Kakek dan Nenek Dareen langsung kaget saat melihat wajah anak laki-laki itu sangat mirip dengan, Dareen.

"Aku kira kamu tidak bisa berbicara, ternyata bisa." sambung Dareen.

"Dia bisa berbicara, namun terkadang di tidak bisa membaca bahasa tubuh jika berbicara dalam dua arah. Dia juga sulit bersosialisasi dengan orang lain, jadi maaf jika dia sedikit lancang atau menyakiti hati kalian semua..." jelas Fatih.

"Dia kenapa?" Tanya Dareen yang menatap Fatih.

"Dia mengidap sindrom asperger..." balas Fatih.

Dareen mengangguk dan akan memegang wajah anak laki-laki itu. Namun Nathan malah memalingkan wajahnya, dan menatap datar anak perempuan yang tengah tersenyum padanya.

"Ganteng!" Teriak Alia.

Anak perempuan itu langsung berlari ke arah, Nathan dan memeluk anak laki-laki tersebut. Respon Nathan malah menjauhkan badan Alia dari tubuhnya.

"Tidak boleh berpelukan, karena kamu bukan siapa-siapa Nathan. Nathan juga tidak mengenalmu, jadi menjauhlah." jelas Nathan.

Alia memanyunkan bibirnya dan menatap wajah Nathan sangat dekat. "Nama aku Alia, dan itu Om Zay..." jawab Alia.

Zay yang melihat Nathan langsung menghampiri anak laki-laki tersebut. Nathan yang mengingat wajah Zay langsung berlari ke arah Fatih.

"Om Zay gak jahat kok," ucap Alia.

"Nathan tidak kenal dengan Om Zay. Nathan hanya kenal Bunda, Paman dan Bibi saja..." jawab Nathan.

Zay terkekeh dan menggendong keponakannya. Nenek dari Dareen dan Zay mendekati Nathan yang ada digendongan Ilham.

"Boleh kenalan?" Tanya Nenek dari Dareen dan Zay.

"Nathan," balas Nathan.

"Nama panjangnya siapa?" Tanya Nenek dari Dareen.

"Nathan Lucy Pratama," sambung Nathan.

Tubuh Dareen langsung membeku, karena di nama Nathan tengahnya anak itu ada nama Dareen. Saat pria itu akan mendekati Nathan, tiba-tiba Fatih meminta izin untuk pergi.

"Maaf hari sudah malam, nanti ibu Nathan khawatir. Jadi saya dan Nathan pamit dulu," pamit Ilham.

Pria itu membawa keponakannya keluar dari panti asuhan. Karena sang kakak sudah mengirim pesan agar segera pulang. Nathan menatap ke arah Dareen, dan menatap Alia yang tengah memanyunkan bibirnya. Senyuman kecil terlihat dari bibir Nathan, Alia yang melihatnya langsung bersorak kegirangan.

"Huaaaaa, Nathan ganteng senyum ke Alia, Om Zay, Om Daleen." teriak Alia.

"Ssttt, jaga image." bisik Zay.

Mira dan suaminya hanya terkekeh melihat Alia yang sangat bahagia dan sangat dekat dengan, Zay mantan suami Mira. Alia mengangguk dan melompat-lompat kegirangan, Sedangkan Dareen hanya diam menatap kepergian Nathan. Mungkin jika Nafeesa bersamanya, anak mereka anak seumuran dengan Nathan. Dareen berjalan ke arah teras panti asuhan, Zay yang melihat adiknya langsung menyusul Dareen. Alia langsung duduk di pangkuan Dareen sambil menangkup wajah pria itu dengan kedua tangan mungilnya.

"Om Daleen, kenapa? Om, sakit?" Tanya Alia.

"Om gapapa, Alia masuk gih sana. Diluar dingin loh, nanti kamu sakit..." balas Dareen.

"Alia gapapa kok disini, Alia bakal kuat karena tadi udah dapat senyuman dari si ganteng Alia..." balas Alia dengan antusias.

"Alia suka sama, Nathan?" Tanya Dareen.

"Suka banget, Om. Alia pengen nikah sama si ganteng," sambung Alia.

Zay yang mendengar hanya bisa tertawa dan mengusap rambut, Alia dengan lembut. "Masih kecil juga, udah mikirin pernikahan. Om Dareen kamu aja yang udah 28 tahun belum mikir buat nikah," sahut Zay.

"Om Daleen, jangan nikah sama tante cabe itu ya. Dia jahat, Alia kesel sama dia, sok cantik banget. Mending Om Daleen nikah sama mamanya si ganteng, yang cantik banget..." jelas Alia yang kagum dengan wajah Nafeesa.

Zay yang mendengar langsung bungkam, ia menatap Alia yang terlalu polos, untung saja dia belum mengetahui nama ibu dari Nathan.

"Cantik banget ya, sampai kamu nyuruh Om nikah sama Mama si ganteng kamu..." balas Dareen.

"Banget, om." jawab Alia.

"Yaudah, yuk masuk. Di luar semakin dingin, nanti kamu sakit sayang." sambung Dareen.

Alia mengangguk dan mereka pun masuk kembali ke dalam panti asuhan tersebut. Mereka berkumpul kembali panti asuhan. Dareen takut, jika Alya terlalu lama diluar, anak perempuan cantik itu akan sakit dan kedinginan, terkena udara dingin di malam hari. Zay mengikuti adiknya yang saat ini menggendong. Zay, akan tetap diam, dan ia tidak akan memberitahu adiknya bahwa dirinya bertemu dengan Nafeesa. Ia akan menunggu waktu yang tepat, untuk memberitahu adiknya. [.]

Related chapters

  • MEETING YOU   TUAN BENI DAN NATHAN.

    Di Kediaman Keluarga Winarta.Ayah dan Ibu dari Tuan Beni, tengah duduk sambil memikirkan anak laki-laki yang mereka temui di panti asuhan 'Kasih Sayang Ibu' tadi. Mereka membuka album foto yang ada di ponsel dan melihat foto masa kecil Dareen. "Lihat ini mirip sekali, Daddy. Jangan-jangan Dareen memiliki anak," ujar Nyonya Sukma selaku Nenek dari Dareen dan Zay."Mungkin saja, karena ini memang sangat mirip dengan Dareen. Kamu ingat gadis yang diajak cucu kita waktu mampir ke rumah?" Jawab Tuan Teguh."Ingat gadis cantik itu 'kan? Sekilas anak laki-laki itu juga mirip dengan gadis yang dibawa oleh cucu kita. Mommy jadi semakin yakin itu adalah cicit kita, Dad." jelas Nyonya Sukma."Kita tanyakan ke Dareen dan yang lainnya, jika tidak ada juga yang mengaku mungkin Daddy akan menyuruh pengawal untuk memeriksa data-data keluarga anak laki-laki tersebut..." sambung Tuan Teguh.Dareen masuk ke dalam rumah dengan wajah murung, karena selama lima tahun ini tidak ada senyuman yang menghiasi

    Last Updated : 2021-07-07
  • MEETING YOU   BERTEMU ZAY LAGI.

    Nafeesa berada di supermarket bersama Nathan dan Fatih. Ibu satu anak itu tengah memilih makanan ringan untuk cemilan di rumah, apalagi Nathan paling hobi mengemil makanan. Sedangkan Fatih dan Nathan tengah mencari coklat kesukaan mereka. "Filosofi coklat apa?" Tanya Fatih yang menyodorkan coklat kesukaan Nathan. "Cokelat memiliki makna simbolik cinta, perhatian dan komitmen. Banyak yang percaya bahwa cokelat memiliki efek magis dan bila dibagi di antara dua orang, bahkan bisa membuat mereka saling jatuh cinta..." jelas Nathan sambil mengambil coklat yang ada di tangan sang Paman. Fatih menganggukkan kepalanya dan menggandeng tangan keponakannya, mereka berdua mencari keberadaan Nafeesa yang sedari tadi asik mencari makanan ringan. "Permisi bisa geser sebentar," ucap Nafeesa dengan ramah. Pria yang berdiri di depan rak khusus keripik langsung membalikkan badannya dan sedikit bergeser. Nafeesa dan pria itu langsung mematung, kemudian mereka saling tatap satu sama lainnya. "Feesa?"

    Last Updated : 2021-07-07
  • MEETING YOU   NAFEESA!

    Dareen memilih pulang ke apartement miliknya, karena tidak menemukan wanita yang tadi ia tabrak. Pria itu mengacak rambutnya dan menatap foto Nafeesa dan dirinya yang terpampang jelas di dinding kamar. "Kamu kemana sih sayang, aku rindu." lirih Dareen. Ting Tong Bel apartement berbunyi, Dareen hanya tetap diam dan pintu apartment terbuka. Zay berjalan memasuki apartement dan masuk ke dalam kamar adiknya. Terlihat Dareen tengah terlihat berantakan, Zay mendekati adiknya. "Kenapa?" Tanya Zay. "Tadi gue liat Nafeesa, Bang. Tapi dengan bodohnya gue, malah diem dan mikir itu hanya mimpi. Gue cari dia udah gak ada disekitar sana..." jelas Dareen. Zay mengangguk dan memegang bahu Dareen. Ia menatap intens adiknya, kemudian memberikan foto anak laki-laki ke arah Dareen. "Abang pengen ketemu sama anak ini, tapi harus temui dimana ya? Soalnya Mira tadi nelepon abang, kayaknya Alia terus nangis pengen ketemu sama anak laki-laki yang ada di foto ini.." ucap Zay. Dareen memegang foto anak

    Last Updated : 2021-07-07
  • MEETING YOU   DAREEN FRUSTASI.

    Nana datang ke kantor Dareen dengan pakaian yang begitu terbuka. Ia masuk ke dalam ruangan Dareen saat pria itu tengah ada tamu penting. "Dareen kok gak angkat telepon aku sih!" Tegas Nana. Dareen memutar bola mata malas dan melanjutkan perbincangan dengan tamu penting. Nana kesal dan melempar berkas yang ada di meja kerja, Dareen. Sontak tamu tersebut terkejut bahkan Dareen sudah menahan emosinya agar tidak keluar. "Kamu bisa keluar sebentar, saya lagi ada tamu penting?!" Tanya Dareen. "Gak! Aku mau tau kenapa kamu gak angkat telepon aku? Setelah kamu jawab, baru aku keluar." Kekeh Nana. Dareen menghela napasnya dengan kasar, "saya lagi bekerja, Nana. Kamu gak liat ada tamu yang harus saya layani..." tegas Dareen yang tak bisa menahan amarahnya lagi. Sekertaris Dareen dan salah satu karyawan menyeret, Nana keluar dari ruangan. Membuat gadis itu kesal dan mencoba memberontak. Dareen menatap para tamunya, "mohon maaf atas ketidak kenyamanan ini. Saya benar-benar minta maaf." "Ti

    Last Updated : 2021-07-09
  • MEETING YOU   RUMAH NATHAN.

    Alia berlari masuk ke dalam rumah kediaman keluar Winarta. Ia masuk menaiki anak tangga dengan wajah yang begitu berbinar. Mira yang melihat anaknya hanya bisa tersenyum sambil memeluk lengan suaminya. "Padahal, Alia anak kita, Mas. Tapi kenapa dia deket banget ya sama Zay dan Dareen?" Tanya Mira. "Biarin aja, Sayang. Asal anak kita bahagia dan gak ngelupain kita..." balas Abdi. Mira mengangguk dan duduk di sofa dekat Nyonya Riska yang tengah membaca majalah. Tuan Beni datang dan bergabung dengan mereka yang ada di ruang tamu. "Alia mana?" Tanya Tuan Beni. "Ke lantai atas, mau ketemu Mas Zay sama Dareen katanya..." jawab Mira. "Dareen dan Zay gak ada di rumah, mereka tidur di apartement..." sahut Nyonya Riska. Alia menuruni anak tangga dengan keadaan lemah, ia tidak semangat seperti tadi. Zay dan Dareen tidak ada di kamar mereka, sehingga Alia sedih. Padahal gadis kecil itu ingin bercerita tentang Nathan yang sudah mau berinteraksi dengannya. "Om kamu di apartemen sayang, sini

    Last Updated : 2021-07-09
  • MEETING YOU   PERTEMUAN KEMBALI.

    Bilqis seketika mematung saat mendengar suara pria yang selama ini, selalu mengisi hatinya. Ia menatap Zay yang terlihat sangat kurus tengah menatapnya dengan tatapan bahagia. Sedangkan Fatih dan Alia hanya menatap mereka dengan tatapan bingung. "K-kamu beneran, Bilqis?" Tanya Zay yang langsung berdiri dan menghampiri Bilqis. Gadis itu hanya diam, karena lidahnya sangat kelu saat ingin membalas pertanyaan Zay dengan jawab tidak. Zay memeluk tubuh Bilqis dan membuat gadis tersebut hanya bisa diam, karena jujur ia merindukan pelukan dari, Zay. "Aku rindu," lirih Zay. Bilqis masih tetap bungkam berada di pelukan, Zay. Dareen yang melihatnya masih terkejut, takdir memang selalu membuat semua orang tercengang. Semalam dia bertemu wanita yang ia cintai, saat dalam keadaan sakit. Sekarang sang Kakak juga kembali bertemu dengan Bilqis gadis pujaan hati yang selalu Zay cari. "Hatiku hancur banget saat pisah sama kamu. Maafin aku yang menyetujui permintaan kedua orang tuaku. Jujur sebenarny

    Last Updated : 2021-07-09
  • MEETING YOU   ARTIKEL PERNIKAHAN DAREEN DAN NANA.

    Dareen dan Nafeesa masuk ke dalam rumah, mereka berjalan kearah kamar Nathan. Ceklek! Pintu kamar terbuka, terlihat Nathan tengah tertidur sambil memeluk boneka doraemon miliknya. Dareen mendekati anaknya, kemudian mengusap surai lembut milik, Nathan. "Dia mirip sekali denganmu 'kan..." ujar Nafeesa. Dareen tersenyum dan mengangguk dengan semangat. Nafeesa naik ke atas ranjang, kemudian membenarkan selimut anaknya. Dareen menatap wanitanya dengan mata yang berbinar-binar. "Aku kira, kita tidak akan bertemu lagi. Karena semua suruhanku tidak pernah menemukanmu. Wanita ku ini terlalu pintar bersembunyi," sahut Dareen mengusap surai panjang Nafeesa. Wanita itu hanya membalas dengan senyuman, kemudian mengambil ponsel-nya. Sedangkan Dareen terus saja menatap wajah anaknya yang begitu mirip dengan dirinya. Ia mengambil foto anaknya yang tengah tertidur sambil memeluk boneka doraemon. "Sayang, aku ingin kita menikah. Apa kamu setuju?" Tanya Dareen. Tubuh Nafeesa membeku mendengar per

    Last Updated : 2021-07-10
  • MEETING YOU   MEETING!

    Bilqis dan Nafeesa sudah berada di dalam mobil. Mereka tengah mengecek berkas yang akan di ajukan saat meeting nanti. Kedua wanita dewasa itu gugup, karena mereka akan bertemu dengan Zay dan Dareen pemilik perusahaan tempat mereka akan mengajukan berkas kerja sama. "Kenapa gue harus ikut sih? Lo kan bisa sendiri," tanya Nafeesa. "Temenin gue lah bego, mana berani gue sendirian. Gugup cuy, apalagi ketemu mantan terindah..." balas Bilqis. "Huh! Dasar," sambung Nafeesa. "Pasti nanti ada si tua bangka. Hadeh, siap-siap 'kan tenaga berdebat dengan mereka..." sahut Bilqis. "Udah bawa santai aja, jadi kita bakal ngajuin dua kerja sama nih?" Tanya Nafeesa. "Yoi, satu berkas udah di tangan mereka. Nah, berkas yang gue pegang nanti bakal gue kasih ke Zay atau Dareen. Mereka 'kan, sama aja loh sama-sama menjabat sebagai Direktur..." jelas Zay. Nafeesa menganggukkan kepalanya dan merapikan pakaiannya yang terlihat kusut. Sedangkan Bilqis tengah memperbaiki riasan wajahnya. Kedua wanita dewa

    Last Updated : 2021-07-10

Latest chapter

  • MEETING YOU   EXTRA PART.

    Nafeesa tengah memasak di dapur dalam keadaan hamil 9 bulan. Sudah 3 tahun mereka menjalani hubungan rumah tangga. Sepasang suami istri tersebut, juga sudah dikaruniai dua orang anak laki-laki yang tampan dan akan mendapatkan satu anak perempuan lagi. Namun, yang satu masih berada dalam kandungan. "Ayah, Nathan, Naufal, makan dulu nanti lanjut mainnya," ucap Nafeesa saat menata makanan di meja makan. Nathan sudah berumur 8 tahun, anak laki-laki itu sudah banyak perkembangan. Ia sudah seperti anak seusianya, tanpa canggung bisa menyesuaikan diri dilingkungan barunya. Naufal Lucy Dwi Winarta anak kedua dari Dareen dan Nafeesa, dua hari yang lalu bayi laki-laki ini sudah berumur 3 tahun. Kedua anak laki-lakinya sangat mirip dengan Dareen. Membuat Nafeesa jadi iri, kenapa anaknya tidak ada yang mirip dengannya. Ketiga orang itu berjalan ke arah dapur, dan duduk di kursi. Nafeesa mengambil makanan untuk Dareen-suaminya dan Nathan-putra pertamanya. "Makan yang banyak ya, Naufal sini sayan

  • MEETING YOU   MENDAPATKAN KEBAHAGIAAN.

    Satu bulan kemudian, Setelah semua masalah selesai, Dareen dan Nafeesa sangat terlihat bahagia bersama. Sepasang kekasih ini tengah duduk di sebuah cafe, sambil menatap anak mereka yang tengah makan dengan lahap. "Pelan-pelan makannya, Sayang," balas Nafeesa. Nathan mengangguk dan langsung memakan makanan dengan pelan. Dareen yang melihat anaknya menurut hanya bisa tersenyum, dan mengusap lembut kepala anaknya. Nafeesa menyuapi Dareen makan, karena pria itu sejak bersama dengan Nafeesa semakin manja. "Enak loh Bunda," ujar Dareen dengan semangat. Nafeesa terkekeh, "aku seperti memiliki dua anak saja," balas Nafeesa. Dareen ikut terkekeh dan menggenggam tangan gadis itu dengan hangat. "Akhirnya kita bahagia ya, Nana juga sudah menyerah dan dia sudah sadar bahwa cinta itu tidak bisa dipaksakan," ujar Dareen. Nafeesa tersenyum dan mengangguk, "apa dia sudah berangkat ke London?" Tanya Nafeesa pada Dareen. "Dengar dari Papa sih udah, semalam dia berangkat. Semoga aja dia menemukan

  • MEETING YOU   AKHIRNYA.

    "Kerja sama Alexander Group dan Winarta Group. Sudah batal, Dareen dan Zay bisa bekerja di Alexander Group. Kebetulan Fikri membutuhkan bantuan untuk mengurus dua perusahaan.." ujar Tuan Raksa. Mendengar ucapan kedua anaknya, Tuan Beni terkejut bukan main. "Baiklah Papa akan merestui kalian berdua, asal Dareen dan Zay tidak lepas dari tanggung jawab. Maafkan Papa yang sudah memaksakan kehendak Papa..." Keputusan Tuan Beni. "Pa, apa-apaan sih? Kenapa Papa batalkan pernikahan anak kita? Nanti kerja sama dengan perusahaan kedua orang tua Nana gimana?" Tanya Nyonya Riska yang sangat kesal. "Papa sudah membatalkannya tadi sebelum mereka datang kesini dan semua persiapkan sudah Papa batalkan. Ternyata Dareen sudah lebih dulu menelepon pihak yang bertanggung jawab atas persiapan pernikahan ini. Jadi, sebenarnya Papa suruh kedua orang tua Nana untuk datang, hanya ingin meminta maaf. Tapi kamu sudah berbicara lebih dulu, Ma," jelas Tuan Beni. Dareen dan Zay terkejut dengan ucapan ayah merek

  • MEETING YOU   KEPUTUSAN.

    Fatih masih membelalakkan kedua matanya karena kaget dengan ucapan, Dareen. Pria itu memukul pelan wajah Dareen dan menatap tajam kedua mata atasannya itu. "Gila lo bang! Gak ada pakai pergi-pergi segala! Selesai semuanya dengan kepala dingin. Sampai gue tau Abang ngelakuin hal-hal aneh, gue bacok burung lu bang," tegas Fatih. Dareen hanya diam dan menatap Fatih yang tengah mengoceh. Pria itu kembali menatap ke arah langit, dan mengembangkan senyumnya. "Om, gini banget nasib, Dareen. Om gimana di sana? Bahagia gak? Apa Om udah bersama anak Om dan wanita yang Om cinta? Dareen penasaran banget Om, kalau Om udah bersatu lagi dengan mereka. Dareen ucapkan selamat ya, Om," jeda Dareen."Om, Dareen udah punya anak. Dia sama kayak Om, terlahir dengan keistimewaannya. Wajahnya mirip banget sama Dareen, andai Om masih hidup, pasti Om bakal bahagia melihat anak Dareen. Dia anak yang pintar, selalu buat Dareen bangga. Om, Papa udah beda, dia gak sayang sama Dareen lagi. Berbeda sekali saat Om ma

  • MEETING YOU   NANA KEMBALI.

    Sudah hampir tiga Minggu Dareen di rumah sakit. Akhirnya hari ini, ia sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah. Nafeesa sedari awal selalu menemani Dareen, membuat perkembangan kesembuhan pria itu semakin pesat. Nafeesa tengah memasukkan beberapa baju yang di bawa oleh kedua orang tua, Dareen. "Nathan mana sayang?" Tanya Dareen. "Lagi sama Fatih, Kevin, Ucok dan Kak Fikri," balas Nafeesa yang baru saja selesai mengancing tas pakaian milik Dareen. "Udah siap? Yang lain pasti udah nunggu lama di depan. Yuk kita pulang," lanjut Nafeesa. Dareen mengangguk dan menggenggam tangan, Nafeesa. "Ayuk sayangnya aku," balas Dareen. Mereka berdua pun keluar dari ruang rawat dan berjalan keluar rumah sakit. Terlihat sudah banyak orang menunggu mereka di tempat parkir, terlihat keluarga Winarta dan keluarga Alexander berdiri di depan mobil mereka masing-masing. "Udah? Mau balik atau kemana dulu?" Tanya Tuan Teguh. "Langsung balik aja, Opa. Mas Dareen butuh banyak istirahat," sahut Nafeesa. Da

  • MEETING YOU   HASIL TES DNA.

    Sekarang semua orang sudah berkumpul di depan ruangan tempat Dareen dan Nathan melakukan tes DNA. Dareen dan Nathan tengah mengambil darah, untuk sempel tes DNA. Setelah selesai mereka keluar dengan bergandeng tangan. "Kapan hasilnya keluar?" Tanya Tuan Beni. "Nanti malam pukul 21.00 WIB," balas Dareen datar. "Ah, sangat tidak sabar sekali. Ingat kalau anak penyakitan ini bukan anak Dareen, kau pergi dari kehidupan anakku," ujar Nyonya Riska. Plak! "Mulutmu gak bisa di jaga ya? Kamu mau anak saya menjauh dari Dareen, oke akan saya turuti. Tapi apa anakmu akan baik-baik saja, jika berjauhan dengan anak perempuan saya? Apa kamu yakin dia akan bahagia berpisah dengan Nafeesa?" Tanya Nyonya Zanna yang sudah sangat kesal. "Tidak, Tante. Aku tidak ingin berpisah dari Nafeesa dan anakku. Aku yakin, Nathan benar-benar anakku dan Nafeesa. Jangan dengarkan ucapan Mama, karena mulutnya memang tidak bisa di rem. Jadi, jangan dimasukan ke dalam hati, Tante," jawab Dareen yang langsung menggen

  • MEETING YOU   MENCERITAKAN SEMUANYA.

    Sudah dua puluh menit mereka berada di ruang VIP mawar. Saat keluarga Alexander akan berpamitan untuk pulang, Dareen membuka kedua matanya. "Nafeesa," panggil Dareen. Nafeesa yang mendengarnya langsung menghampiri, Dareen. Ia menatap wajah pria tampan tersebut dan tersenyum ke arahnya. "Iya? Kamu mau apa, Mas? Minum? Atau perut kamu laper lagi?" Tanya Nafeesa. Dareen tersenyum, "mau kamu," balas Dareen. Nafeesa mencubit pelan Dareen. "Kalau mau anak saya, nikahin dia, jangan ngomong aja," ujar Tuan Raksa dengan datar. Dareen menatap ke arah Tuan Raksa, dan ia langsung memposisikan diri untuk duduk. Tuan Raksa dan Tuan Beni membantu Dareen, untuk duduk. Nafeesa membenarkan baju Dareen yang tersingkap, kemudian merapikan rambut pria yang ia cintai itu. "Om kapan ke Indonesia? Bukannya lagi di luar Negeri ya? Terus maksud Om nikahin anak Om apa? Dareen normal ya, Om," jawab Dareen. "Lah jadi gak mau nikahin anak Om nih? Yaudah," lanjut Tuan Raksa. "Anak Om cowok, mana mungkin Dare

  • MEETING YOU   SIUMAN.

    Di dalam ruang ICU. Nathan terus saja menatap ke arah ayahnya yang tengah terbaring lemah di brankar. Ia menggenggam tangan Dareen dengan erat. "Ayah, bangun ya. Nathan rindu sama Ayah. Nathan, udah banyak kemajuan loh yah. Jadi, saat Ayah bangun, Nathan tidak akan pernah mempermalukan Ayah, karena kekurangan Nathan. Apa Ayah nggak capek tidur terus? Nathan aja cuma tidur selama sejam udah capek banget. Ayah udah dua minggu loh, pasti Ayah capek. Nanti kalau Ayah bangun, Nathan akan memijat punggung Ayah. Bangun ya yah, Bunda kangen banget sama ayah. Setiap malam Nathan dengar Bunda selalu nangis di dalam kamarnya. Apa Ayah nggak sedih melihat Bunda nangis terus?" ujar Nathan. Anak laki-laki itu mengecup punggung tangan, Dareen. Kemudian ia memilih untuk keluar dari ruangan, tanpa anak laki-laki itu sadari Dareen meneteskan air matanya. Saat membuka pintu, Nathan melihat Nafeesa tengah tersenyum ke arah dirinya. "Udah?" Tanya Nafeesa dengan lembut. Nathan menganggukkan kepala, dan

  • MEETING YOU   MASIH BELUM SADAR.

    Dua Minggu berlalu, Dareen masih juga belum sadar dari komanya. Sekarang Tuan Beni tengah menatap anaknya yang tengah terbaring dengan banyak alat medis di tubuh. Sesak rasanya melihat putra keduanya terbaring lemah seperti ini. Tuan Beni menggenggam tangan anaknya, "kapan kamu bangun? Apa kamu gak capek tidur terus? Kamu gak rindu sama Papa dan keluarga kamu? Apa kamu gak rindu sama anak kamu?" Tanya Tuan Beni. "Maaf selama ini Papa egois sama kamu. Papa hanya tidak ingin kamu memilih wanita yang salah, karena mamamu memberitahu Papa bahwa Nafeesa bukan wanita yang baik untuk kamu. Itu alasan Papa tidak merestui kalian, apalagi saat Papa mendengar Nafeesa hamil. Itu membuat semakin benci pada wanita itu," lanjut Tuan Beni. "Setelah Papa liat kegigihan mu untuk bersama Nafeesa, dan wanita itu terlihat sangat menyayangimu. Papa akan merestui kalian, tapi Papa mohon kamu harus bangun dulu. Jangan lama tidurnya, Dareen," sambung Tuan Beni lagi. Pria paruh baya itu menggenggam erat tan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status