Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed

Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed

last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-23
Oleh:  Risa Bluesaphier  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
2 Peringkat. 2 Ulasan-ulasan
119Bab
4.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Sebagai pria bangsawan dengan gelar ksatria pedang agung yang cukup disegani pada banyak medan pertempuran, Lorant sering menjadi bahan pembicaraan gadis-gadis bangsawan. Wajahnya yang memiliki tulang rahang tegas, dengan hidung bagaikan terpahat sempurna yang memisahkan kedua mata coklat setajam elang berbingkai alis berbentuk golok tebal, membuatnya sangat berkharisma. Tubuh atletisnya yang dipenuhi guratan luka akibat perang, justru semakin membuatnya terlihat gagah. Bahkan para gadis sering membual bahwa dia tahu berapa jumlah bekas luka yang ada di tubuh Lorant, untuk menimbulkan asumsi bahwa dirinya cukup intim dengan Lorant. Tetapi Lorant justru mencintai Benca, gadis biasa yang tinggal terisolir di tepi hutan selama delapanbelas tahun. Hubungan cinta mereka menghasilkan dua orang anak kembar, Lovisa dan Edvin. Lorant tidak menyangka kisah cintanya bersama Benca merupakan awal perjuangan panjang dan pertarungan mental yang kerap membuatnya frustasi. Selain harus menghadapi kecemburuan Ivett, wanita bangsawan yang telah dijodohkan dengannya dan berusaha mati-matian untuk melenyapkan Benca dengan cara apapun, Lorant juga harus menerima kenyataan, bahwa Benca adalah putri kandung dari bibinya sendiri, seorang wanita bangsawan kelas atas penganut satanisme yang sering melakukan ritual berupa mandi darah perawan, dan telah menculik Lovisa, untuk dijadikan korban ritual. Dengan segala kemampuannya, Lorant berusaha melindungi dua wanita yang paling dicintai dalam hidupnya dari cengkraman bibi sekaligus ibu mertuanya yang haus darah.

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

1. Penggerebekan, 30 Desember 1610

Lorant menyerbu ke dalam kastil seperti kesetanan, dia mendobrak setiap pintu di ruang bawah tanah, di sana terdapat banyak korban dengan kondisi yang sangat mengenaskan.Seorang gadis tubuhnya berkedut bersiap meregang nyawa dengan luka sayatan di nadi pergelangan tangan dan lehernya. Bau anyir menyeruak tajam membuat dirinya sesak. Tetapi yang membuatnya lebih sulit bernafas adalah keberadaan Lovisa dan Benca yang belum diketahui, mereka diduga berada diantara para korban."Zulu, cepat ambil air, beri wanita ini minum! Fredo cepat bawa tandunya ke mari, angkat wanita ini, dan berikan pertolongan, mungkin dia masih bisa diselamatkan. Hugo suruh yang lainnya memeriksa ruangan di sebelah, gadis ini bilang ada lebih banyak korban di sana!" Gyorgy sebagai orang yang diberi mandat oleh Raja Matyas untuk melakukan penyerbuan, memberikan pe

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Laquisha Bay
Ceritanya BAGUS. Wajib masuk ke dalam daftar pustaka. Semangat, Author! ;)
2022-06-04 21:16:52
1
user avatar
Tyarasani
Bikin penasaran, semangat kak ...
2022-04-30 22:28:49
1
119 Bab

1. Penggerebekan, 30 Desember 1610

Lorant menyerbu ke dalam kastil seperti kesetanan, dia mendobrak setiap pintu di ruang bawah tanah, di sana terdapat banyak korban dengan kondisi yang sangat mengenaskan.Seorang gadis tubuhnya berkedut bersiap meregang nyawa dengan luka sayatan di nadi pergelangan tangan dan lehernya. Bau anyir menyeruak tajam membuat dirinya sesak. Tetapi yang membuatnya lebih sulit bernafas adalah keberadaan Lovisa dan Benca yang belum diketahui, mereka diduga berada diantara para korban. "Zulu, cepat ambil air, beri wanita ini minum! Fredo cepat bawa tandunya ke mari, angkat wanita ini, dan berikan pertolongan, mungkin dia masih bisa diselamatkan. Hugo suruh yang lainnya memeriksa ruangan di sebelah, gadis ini bilang ada lebih banyak korban di sana!" Gyorgy sebagai orang yang diberi mandat oleh Raja Matyas untuk melakukan penyerbuan, memberikan pe
Baca selengkapnya

2. Rahasia Pria, 26 September 1573

 (FLASHBACK Tahun 1573)   "Aku suka bintang-bintang yang menggantung di langit." Pemuda kecil berusia empat tahun itu menunjuk langit yang gelap.   "Mengapa kamu suka bintang, kak? bukankah bulan lebih cantik? cahayanya tidak menyilaukan seperti matahari." Pemuda kecil yang berusia tidak terpaut jauh darinya bertanya heran.   Keduanya memiliki paras yang mirip satu sama lain, orang sering mengira mereka adalah anak kembar, padahal mereka berdua terlahir dari rahim ibu yang berbeda, bahkan ayah mereka juga berbeda. Jarak kelahiran mereka hanya terpaut lima bulan saja, sehingga keduanya benar-benar mirip anak kembar saat tumbuh menjadi bocah muda yang tampan. Perbedaan mereka hanyalah pada garis rahang yang lebih tegas, serta bola mata berwarna coklat kelam pada bocah yang lebih tua, sementara bocah yang lebih muda memiliki garis rahang lebih halus, serta warna bola mata biru cerah seperti samudra yang diterangi sinar
Baca selengkapnya

3. Malam Menjadi Saksi Bisu, 26 September 1573

Countess Klara Bathory de Ecsed berupaya sekuat tenaga untuk menekan rasa kasihan terhadap keponakannya, Countess Elizabeth Bathory de Ecsed, yang sedang menahan sakit tidak terkira. Dia terus membekap mulut keponakannya dengan kain, agar teriakkan karena rasa sakit tidak memecah malam yang senyap. Meskipun setiap ruangan di kastil mereka memiliki tembok yang tebal, namun tetap saja tidak akan mampu meredam suara yang sangat keras.   "Bertahanlah Ellie, kamu pasti bisa melewati ini." Klara berusaha memberi semangat kepada keponakannya. Ellie dengan wajah dipenuhi keringat hanya mampu menatap nanar bibinya, yang terus saja membekap mulutnya dengan kain, agar dia tidak berteriak kesakitan. Satu-satunya yang membuat Ellie kuat adalah, harapan agar anak yang berada di dalam rahimnya bisa terlahir dengan selamat dan sehat. Dia ingin buah cintanya bersama Gustav terlahir sempurna, sesempurna cintanya pada Gustav.   "Gerda, apakah segalanya baik-ba
Baca selengkapnya

4. Tepi Hutan Cachtice, 26 September 1573

Diperbatasan desa dekat hutan Cachtice, seorang pria yang sudah sejak sepuluh hari sebelumnya selalu berjaga dengan mendirikan tenda darurat, terus berusaha terjaga dari tidurnya.   Ini adalah salah satu akses yang paling mungkin untuk dilewati oleh orang yang ingin pergi secara diam-diam. Sebab jalan ini menuju hutan yang akan mengubur setiap aktivitas di dalam rimbunnya dedaunan.   Meskipun demikian, hutan tersebut relative aman, hampir bisa dipastikan tidak ada binatang buas yang berbahaya di dalamnya, selain itu, ada banyak tanaman buah dan sayuran yang bisa di makan.   Pria itu menatap langit dengan gelisah, "aku sudah berhari-hari menunggu di sini, kumohon, beri aku kesempatan, untuk memperbaiki diri dan bertanggung jawab atas apa yang telah kuperbuat. Biarkan aku menjaganya dengan seluruh jiwa dan ragaku." Itu adalah ucapan dan doa yang selalu dia sampaikan ke langit di setiap malam.  
Baca selengkapnya

5. Melintasi Hutan Csetje, 26 September 1573

Pesan dari Countess Klara dan Elizabeth Bathory de Ecsed sangat jelas bagi pasangan suami-istri Gerda dan Gergely, "Bawalah bayi ini bersama kalian sejauh-jauhnya, bersembunyilah. Kehidupan kalian tidak akan pernah kesulitan keuangan. Di dalam kereta kuda tersebut, terdapat harta yang cukup untuk menopang kehidupan kalian, selain dari harta yang sudah kami berikan tiga bulan lalu untuk kalian mempersiapkan tempat tinggal rahasia kalian. Setelah dia dewasa, bawalah kembali bersama kotak ini, di dalamnya ada identitas dirinya sebagai keturunan dari keluarga de Ecsed.   Gergely dan Gerda mengangguk, "baiklah, kami mengerti."   "Segera berangkat, kalian harus berhati-hati, karena kalian tidak akan mendapatkan perlindungan dari pengawal dalam misi rahasia ini. Di dalam kereta ada perbekalan yang cukup dan juga senjata untuk melindungi diri kalian. Sekarang pergilah." bagaimanapun, Klara tidak ingin apa yang sudah mereka rencanakan hancur berantak
Baca selengkapnya

6. Keluarga Bahagia di Tepi Hutan Csetje

Gerda memandang suaminya yang berada di atas atap rumah dengan senyum, sedikit berteriak dia memanggil suaminya "Gery, beristirahatlah, aku membawakan kudapan kesukaanmu." Gergely yang sedang berada di atap untuk menguatkan posisi atap rumah kayu mereka, mengelap peluhnya. Dia tersenyum menatap istrinya yang berada di bawah sambil menggendong Benca. "Letakan saja di atas batu, dekat pohon besar itu. Aku akan turun sebentar lagi" matanya menatap gadis kecil dalam gendongan istrinya yang sibuk menata makanan di bawah pohon, tatapan matanya menjadi redup, hatinya berdesir dipenuhi rasa kasih, "apakah gadis cantik kesayangan merindukan ayahnya?" Gergely berteriak dari atap. Gerda berteriak menjawab suaminya, "dia tidak merindukanmu, dia hanya ingin makan bersama ayahnya" balas Gerda, mencoba memaksa suaminya untuk turun dan beristirahat. Menggunakan Benca untuk memaksa Gergely melakukan sesuatu, terbukti selalu sukses. Sedet
Baca selengkapnya

7. Ksatria Arva (Delapan belas tahun kemudian. Tahun 1591)

Dua orang pria bertarung dengan sangat lihai disaksikan dua orang gadis yang saling memberi semangat."Arpad, kamu yang terbaik, kalahkan dia, jangan beri ampun" seorang wanita dengan semangat memberi dukungan sambil terus bertepuk tangan setiap pedang Arpad mengayun memberikan serangan telak pada lawan. Wajah wanita itu bulat bagaikan bulan, dia selalu mampu membuat orang-orang disekelilingnya merasa bahagia, senyumnya menampilkan barisan gigi yang rapih berjajar bagaikan deretan mutiara. Rambutnya yang pirang bergelombang digelung ke atas, diberi hiasan manik-manik dan topi kecil yang mempermanis penampilannya. "Tenang Erza, kakakmu yang tampan ini pasti bisa menumbangkannya." Pria yang dipanggil Arpad menyahuti sambil mengedipkan matanya yang teduh berwarna biru samudera kepada satu-satunya adik perempuan yang sangat disayanginya. "Kamu tidak mendukungku, Erza? awas ya, jangan menangis dan mengadu padaku jika G
Baca selengkapnya

8. Pertemuan

Lorant mengerang menahan sakit di kakinya, dia telah mencoba menghentikan pendarahan dengan mengikat kakinya erat-erat, namun darah masih saja mengucur. Sementara tubuhnya semakin lemah karena haus dan lapar. "Ya tuhan, sungguh aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Aku tidak tahu siapa mereka, dan mengapa mereka menyerang kami. Apakah pertempuran di Sisak semakin melebar hingga mencapai Moslavina?" Lorant bergumam sendiri, mencoba menganalisa situasi ditengah rasa sakit yang menderanya. Bagaimanapun dia adalah seorang prajurit terlatih yang sudah terbiasa menahan sakit akibat serangan dari musuh. Namun ini adalah di tengah hutan, dan dia tidak terlalu mengenal wilayah ini, jadi saat dia lari dari gempuran musuh yang tidak dikenalnya, dia hanya mengikuti insting untuk menyelamatkan diri. "Semoga keluarga Baron Vladislav bisa diselamatkan oleh para pengawalnya..." saat Lorant sibuk bermonolog dalam hati
Baca selengkapnya

9. Darah Bangsawan, 5 Oktober 1591

Tiba di rumah, Benca membuka pintu kayu dengan hati-hati, "bu, ibu... ibu di mana?" Benca memanggil ibunya sambil memapah Lorant untuk duduk di pembaringan. Dengan telaten Benca membantu Lorant untuk mendapatkan posisi rebahan yang cukup nyaman. Setelah itu, dia ke dapur mencari ibunya, tetapi Benca tidak menemukan ibunya.   Lewat pintu belakang Benca ke luar. Di sana ibunya tampak sedang menjemur gandum. Cahaya matahari di bulan Oktober tidak terlalu bagus untuk menjemur, tetapi setidaknya, gandum-gandum tersebut tidak akan busuk karena lembab saat musim dingin nanti. Benca menghampiri ibunya "ibu..." Benca memanggil dengan suara lirih.   Ibunya menoleh, sedikit terkejut "hey, Kamu sudah pulang, sayang. Cepat sekali. Apakah ayahmu sangat lapar, sehingga menghabiskan makanannya dengan kilat?"   Benca menggeleng, lalu duduk dihadapan ibunya. Benca memegang tangan ibunya, lalu menceritakan tentang Lorant. Gerda terbelalak,
Baca selengkapnya

10. Bangsawan Kesepian (Elang)

Para pengawal menunduk dihadapan seseorang yang sedang duduk sambil mengetukkan jarinya di tangan kursi. Wajahnya yang tenang, namun tegas, memancarkan kharisma yang kuat. Gurat-gurat di keningnya menandakan usia yang semakin menua, namun sesungguhnya dia tidak terlalu tua, hanya saja dia sering tampak murung dan sedih. Meskipun sisa-sisa ketampanan yang dimilikinya masih terlihat, namun terkubur oleh ekspresi datar di wajahnya. Padahal jika diteliti cukup dalam, hidung kokoh diantara alis tebal seperti parang yang menaungi bola mata hazel dalam bingkai berbentuk almond itu memiliki sorot mata setajam elang. Semua bagaikan pahatan sempurna mahakarya sang pencipta. Bibirnya yang tipis dan hampir tidak pernah tersenyum, masih memerah segar karena tidak pernah tersentuh tembakau. Ya, meskipun dia tidak terlalu mengurusi penampilan, namun dia selalu berusaha untuk menjaga kesehatan serta kebugaran tubuhnya, sebab dia bertekad untuk bisa terus hidup sampai bertemu dengan putri satu-satun
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status