Home / Romansa / MEETING YOU / BERTEMU ZAY LAGI.

Share

BERTEMU ZAY LAGI.

Author: Queen yu
last update Last Updated: 2021-07-07 15:39:32

Nafeesa berada di supermarket bersama Nathan dan Fatih. Ibu satu anak itu tengah memilih makanan ringan untuk cemilan di rumah, apalagi Nathan paling hobi mengemil makanan. Sedangkan Fatih dan Nathan tengah mencari coklat kesukaan mereka.

"Filosofi coklat apa?" Tanya Fatih yang menyodorkan coklat kesukaan Nathan.

"Cokelat memiliki makna simbolik cinta, perhatian dan komitmen. Banyak yang percaya bahwa cokelat memiliki efek magis dan bila dibagi di antara dua orang, bahkan bisa membuat mereka saling jatuh cinta..." jelas Nathan sambil mengambil coklat yang ada di tangan sang Paman.

Fatih menganggukkan kepalanya dan menggandeng tangan keponakannya, mereka berdua mencari keberadaan Nafeesa yang sedari tadi asik mencari makanan ringan.

"Permisi bisa geser sebentar," ucap Nafeesa dengan ramah.

Pria yang berdiri di depan rak khusus keripik langsung membalikkan badannya dan sedikit bergeser. Nafeesa dan pria itu langsung mematung, kemudian mereka saling tatap satu sama lainnya.

"Feesa?"

"Kak Zay?"

Ucap mereka bersamaan, Fatih yang tengah menggandeng Nathan langsung menghampiri kedua orang yang tidak jauh berbeda umurnya. Nathan bersembunyi di belakang Fatih saat melihat wajah Zay. Sedangkan Zay menatap Nafeesa dan Nathan secara bergantian.

"Dia benar-benar an--,"

"Kita pulang yuk, Bunda udah selesai belanja nih..." sahut Nafeesa yang langsung memotong ucapan Zay.

"Yakin udah selesai Kak? Cek dulu, siapa tau ada yang kurang..." jawab Fatih.

"Udah lengkap, yuk kita ke kasir..." balas Nafeesa lagi.

Zay menganggukkan kepalanya dan menggendong keponakannya. Nafeesa langsung melangkahkan kakinya untuk menyusul Fatih, namun tangannya tiba-tiba di tahan oleh Zay.

"Kita bicara sebentar, saya mohon." ucap Zay.

Nafeesa hanya diam dan menghela napasnya. Ia berusaha menepis tangan Zay, namun tenaga pria itu sangat kuat. Akhirnya Nafeesa pasrah dan mengangguk dengan lemas, menyetujui ucapan Zay.

"Saya ingin membayar belanjaan saya terlebih dahulu, kita bicara di cafe saja biar lebih nyaman..." jawab Nafeesa.

"Saya yang akan membayar belanjaan mu dan kamu tinggal tentukan mau berbicara di cafe mana..." sambung Zay membawa trolly belanja Nafeesa.

Mereka berjalan ke arah kasir, dan Fatih langsung menatap sang Kakak dengan tatapan bingung. Nafeesa hanya memberi kode agar diam dan ia akan menjelaskannya saat di rumah. Fatih mengangguk dan langsung meletakkan coklat yang ada di tangan keponakannya.

"Nanti makan coklatnya satu aja ya, gak baik makan manis terlalu banyak.." tegur Fatih.

Nathan hanya mengangguk dan menatap Nafeesa yang tengah melambaikan tangan padanya. Fatih berjalan keluar supermarket dan memilih menunggu sang Kakak di luar supermarket. Beberapa menit menunggu akhirnya sang Kakak keluar bersama pria yang tadi bersama, Nafeesa.

"Saya membawa mobil dan saya akan memilih cafe yang dekat dengan kediaman kami. Anda bisa mengikuti mobil saya dari belakang, dan terima kasih sudah membayarkan belanjaan saya.." jelas Nafeesa mengambil barang belanjaannya.

Fatih menurunkan keponakannya terlebih dahulu, untuk membantu Nafeesa. "Tetap disini jangan kemana-mana..." ujar Fatih.

Nathan menganggukkan kepalanya dan menudukkan kepala karena takut. Zay menatap Nathan dengan lekat dan mengusap surai anak laki-laki tersebut, namun Nathan langsung menepis tangan Zay.

"Saya paling tidak suka disentuh oleh orang lain, harap jaga sopan santun." tegas Nathan.

Zay terkejut melihat respon Nathan, ia hanya bisa memaklumi sifat anak laki-laki yang ada di hadapannya. Zay menjemput keponakannya dan langsung menggendong Nathan. Nafeesa menatap Zay dan memberi kode agar pria itu mengikuti mobil mereka. Zay yang mengerti kode dari Nafeesa langsung masuk ke dalam mobil-nya. Mobil mereka pun menjauh dari supermarket tersebut.

.

Cafe Merah Putih.

Kedua mobil terparkir di depan cafe yang cukup terkenal di Jakarta. Nafeesa keluar dari dalam mobil dan menghampiri Nathan yang masih di kursi penumpang. Fatih membantu Nathan untuk turun dan Nafeesa langsung menggendong anaknya.

"Bunda gendong ya, nanti takutnya ada yang pegang kamu..." ujar Nafeesa.

"Iya, Bunda." jawab Nathan.

Mereka masuk ke dalam cafe dan disusul oleh Zay. Fatih duduk di kursi nomer 23 bersama Nathan dan Nafeesa memilih duduk di kursi nomer 25 agar pembicaraannya dengan Zay tidak didengar oleh anak dan adiknya. Zay sudah duduk dihadapan Nafeesa, mereka memesan makanan dan minuman.

"Mau berbicara tentang apa?" Tanya Nafeesa.

"Saat lima tahun yang lalu, kamu datang ke rumah untuk meminta pertanggung jawaban pada adik saya. Apakah Nathan itu adalah anak dari adik saya?" Ucap Zay dengan spontan.

Nafeesa hanya diam dan tak ingin menjawab pertanyaan, Zay. Fatih menatap ke arah sang Kakak dengan kening yang berkerut.

"Siapa sih tuh cowok, sok akrab banget sama kakak gue. Jangan-jangan dia mau berbuat jahat sama kakak gue? Wah gak bakal gue biarin mah. Gue bakal pantau dari jauh." gumam Fatih.

Nathan hanya diam dan memakan makanannya dengan tenang. Zay menatap Nafeesa dengan lekat dan menunggu jawaban gadis cantik tersebut.

"Itu bukan urusan anda," balas Nafeesa.

"Itu urusan saya, jika Nathan memang benar anak adik saya, berarti dia keponakan saya cucu dari keluarga Winarta.." sambung Zay dengan pelan.

Nafeesa tersenyum miring saat mendengar nama Winarta. Ia meneguk minumannya sambil menatap Zay yang tengah menatapnya. Ia meletakkan kembali gelas minuman di atas meja, jujur Nafeesa yang sekarang sudah tidak seperti Nafeesa yang dulu. Lima tahun yang lalu Nafeesa sangat polos dan terlalu gampang menyerah.

Ia sudah belajar dari kesalahannya di masa lalu, dan wanita ini sudah menjadi wanita yang sangat dewasa dan selalu bekerja keras, untuk menghidupi anak beserta adiknya. Ia orang tua tunggal dan seorang kakak yang harus membesarkan seorang laki-laki yang sudah beranjak dewasa. Ia harus kuat agar tidak ada yang semena-mena dengannya.

"Nathan bukan cucu dari keluarga Winarta, dia anakku. Karena sebelum dia lahir, keluarga anda tidak menginginkannya bukan?" Sahut Nafeesa.

"Tapi ayah kandungnya menginginkannya. Kamu harus tau, Dareen selalu mencarimu tanpa henti. Ia mengerahkan seluruh orang suruhannya untuk mencari keberadaan mu dan anak kalian. Jujur padaku, dia anak Dareen 'kan..." jelas Zay.

Nafeesa sangat lemah jika ada orang yang menyebut nama, Dareen. Ia menghela napasnya, dan memilih untuk jujur. Percuma ia tutupi, karena Zay sepertinya sudah tau tentang Nathan.

"Iya, dia anak Dareen. Tapi saya mohon jangan beritahu siapa pun, termasuk keluarga dan ayah kandungnya. Karena aku tidak ingin masuk ke dalam kehidupan Dareen lagi. Aku tidak ingin menghancurkan kebahagiaannya," balas Nafeesa.

"Dareen berhak tau, karena dia ayah biologis Nathan. Cobalah untuk berfikir, Nathan pasti membutuhkan peran seorang ayah. Dareen selalu memikirkanmu, ia selalu melamun dan makannya pun tak teratur. Saya mohon ijinkan Dareen mengetahui anaknya.." permohonan Zay.

"Biarkan dia yang mengenali anaknya dengan sendirinya. Jika mereka berdua bertemu, saya berjanji tidak akan menghalangi Dareen untuk bertemu dengan anaknya. Untuk saat ini anda harus tetap diam, karena saya yakin mereka memiliki ikatan batin yang kuat satu sama lainnya..." ucap Nafeesa.

"Baiklah jika itu maumu, saya tidak bisa terlalu memaksakan..." jawab Zay sambil menatap Nathan yang tengah meminum jus alpukat.

Nafeesa mengangguk dan langsung berdiri, "biarkan saya yang membayar semuanya, untuk membalas kebaikan anda tadi..." sahut Nafeesa yang berjalan kearah meja anaknya duduk.

Fatih menurunkan keponakannya dari kursi dan berjalan keluar cafe, sedangkan Nafeesa tengah membayar makan dan minuman di cafe. Zay menghampiri Nathan, kemudian memberikan buku cerita yang berjudul 'Ayahku Pahlawanku'.

"Ini kado untuk permintaan maaf saya, karena tadi sempat memegangmu..." ujar Zay.

Nathan menatap buku tersebut dan menatap Fatih. Pamannya itu mengangguk, memberi izin untuk menerima pemberian dari Raka. Nathan mengambil buku tersebut dan berjalan keluar lebih dulu.

"Terima kasih atas bukunya, maaf Nathan selalu seperti itu, apalagi kalau orang yang tidak ia kenal. Jadi saya harap anda tidak memasukkan ke hati atas sikap Nathan yang kurang sopan..." permintaan maaf Fatih.

"Saya memakluminya," jawab Zay dengan senyuman.

Pria itu berjalan keluar dari cafe dan menatap keponakannya dari jauh. 'Dia tumbuh dengan sehat..' batin Zay. Ia masuk ke dalam mobil dan meninggalkan cafe.

.

Setelah membayar semua makanan dan minuman yang dipesan tadi. Nafeesa keluar dari cafe dan berjalan ke arah mobil, menyusul Fatih dan Nathan. Tiba-tiba ada seseorang yang menabrak bahu wanita itu tanpa sengaja. Mereka saling tatap, dan orang yang menabrak Nafeesa tiba-tiba tubuhnya membeku.

"Maaf Tuan saya tidak sengaja," ujar Nafeesa.

Pria itu hanya diam dan detak jantungnya terasa berhenti. Nafeesa yang melihatnya melambaikan tangan di wajah orang tersebut agar pria yang dihadapinya sadar.

"Hei, anda baik-baik saja 'kan, Tuan?" Tanya Nafeesa.

Nafeesa mendegus kesal dan mengambil ponsel milik pria tersebut. Ia memasukkan nomor ponsel-nya dan mengembalikan ponsel tersebut.

"Kalau laptop-nya ada kerusakan bisa kabari nomor saya, Tuan. Nomor saya sudah tersimpan di ponsel, Tuan. Kalau begitu saya permisi..." jelas Nafeesa yang melanjutkan langkahnya.

Wanita itu masuk ke dalam mobil dan menjauh dari cafe. Pria yang tadi hanya membeku langsung membuka masker yang menutupi wajahnya.

"Dareen! Siapa sih cewek tadi? Kamu selingkuh ya?" Ucap Nana.

Ya! Pria yang menabrak bahu Nafeesa tadi adalah Dareen. Ia langsung sadar dari lamunan dan menatap Nana yang tengah menatapnya dengan tatapan bingung.

"Kenapa?" Tanya Nana.

Dareen hanya diam dan menatap ke sekeliling tempat parkir. 'Apa gue mimpi ya?' Batin Dareen yang tak melihat sosok Nafeesa.

Pria itu menggelengkan kepalanya dan menatap laptop-nya yang pecah. Nana mengambil laptop Dareen dan memberikan pada pria tampan itu.

"Rusak nih, padahal berkas penting banyak di laptop ini. Jadi cewek tadi yang bikin nih laptop rusak?" Tanya Nana.

Dareen menatap Nana, "cewek? Tadi gue nabrak cewek beneran?" Tanya Dareen.

"Lah, tadi 'kan ada cewek di depan kamu. Masa kamu gak tau sih, aneh banget kamu..." ketus Nana yang masuk ke dalam cafe.

'Jadi yang tadi beneran, Nafeesa.' batin Dareen.

Pria itu langsung masuk ke dalam mobil meninggalkan, Nana di cafe sendirian. Ia mencari mobil wanita yang ia tabrak tadi, karena ingin memastikan apakah itu benar-benar gadis yang ia cari selama ini atau tidak. Jika memang benar, Dareen tidak akan melepaskan wanita yang ia cintai itu. Cukup! Sudah cukup 5 tahun yang lalu dia dan wanitanya berpisah. Kali ini ia akan mencari dan membawa kembali sang pujaan hatinya.

"Nafeesa aku akan membawamu kembali padaku. Tidak akan aku biarkan kamu pergi dari kehidupan ku. Cukup lima tahun ini kita berpisah. Aku berjanji tidak akan melepaskan mu lagi. Aku berjanji sayang, kita akan hidup bahagia..." [.]

Related chapters

  • MEETING YOU   NAFEESA!

    Dareen memilih pulang ke apartement miliknya, karena tidak menemukan wanita yang tadi ia tabrak. Pria itu mengacak rambutnya dan menatap foto Nafeesa dan dirinya yang terpampang jelas di dinding kamar. "Kamu kemana sih sayang, aku rindu." lirih Dareen. Ting Tong Bel apartement berbunyi, Dareen hanya tetap diam dan pintu apartment terbuka. Zay berjalan memasuki apartement dan masuk ke dalam kamar adiknya. Terlihat Dareen tengah terlihat berantakan, Zay mendekati adiknya. "Kenapa?" Tanya Zay. "Tadi gue liat Nafeesa, Bang. Tapi dengan bodohnya gue, malah diem dan mikir itu hanya mimpi. Gue cari dia udah gak ada disekitar sana..." jelas Dareen. Zay mengangguk dan memegang bahu Dareen. Ia menatap intens adiknya, kemudian memberikan foto anak laki-laki ke arah Dareen. "Abang pengen ketemu sama anak ini, tapi harus temui dimana ya? Soalnya Mira tadi nelepon abang, kayaknya Alia terus nangis pengen ketemu sama anak laki-laki yang ada di foto ini.." ucap Zay. Dareen memegang foto anak

    Last Updated : 2021-07-07
  • MEETING YOU   DAREEN FRUSTASI.

    Nana datang ke kantor Dareen dengan pakaian yang begitu terbuka. Ia masuk ke dalam ruangan Dareen saat pria itu tengah ada tamu penting. "Dareen kok gak angkat telepon aku sih!" Tegas Nana. Dareen memutar bola mata malas dan melanjutkan perbincangan dengan tamu penting. Nana kesal dan melempar berkas yang ada di meja kerja, Dareen. Sontak tamu tersebut terkejut bahkan Dareen sudah menahan emosinya agar tidak keluar. "Kamu bisa keluar sebentar, saya lagi ada tamu penting?!" Tanya Dareen. "Gak! Aku mau tau kenapa kamu gak angkat telepon aku? Setelah kamu jawab, baru aku keluar." Kekeh Nana. Dareen menghela napasnya dengan kasar, "saya lagi bekerja, Nana. Kamu gak liat ada tamu yang harus saya layani..." tegas Dareen yang tak bisa menahan amarahnya lagi. Sekertaris Dareen dan salah satu karyawan menyeret, Nana keluar dari ruangan. Membuat gadis itu kesal dan mencoba memberontak. Dareen menatap para tamunya, "mohon maaf atas ketidak kenyamanan ini. Saya benar-benar minta maaf." "Ti

    Last Updated : 2021-07-09
  • MEETING YOU   RUMAH NATHAN.

    Alia berlari masuk ke dalam rumah kediaman keluar Winarta. Ia masuk menaiki anak tangga dengan wajah yang begitu berbinar. Mira yang melihat anaknya hanya bisa tersenyum sambil memeluk lengan suaminya. "Padahal, Alia anak kita, Mas. Tapi kenapa dia deket banget ya sama Zay dan Dareen?" Tanya Mira. "Biarin aja, Sayang. Asal anak kita bahagia dan gak ngelupain kita..." balas Abdi. Mira mengangguk dan duduk di sofa dekat Nyonya Riska yang tengah membaca majalah. Tuan Beni datang dan bergabung dengan mereka yang ada di ruang tamu. "Alia mana?" Tanya Tuan Beni. "Ke lantai atas, mau ketemu Mas Zay sama Dareen katanya..." jawab Mira. "Dareen dan Zay gak ada di rumah, mereka tidur di apartement..." sahut Nyonya Riska. Alia menuruni anak tangga dengan keadaan lemah, ia tidak semangat seperti tadi. Zay dan Dareen tidak ada di kamar mereka, sehingga Alia sedih. Padahal gadis kecil itu ingin bercerita tentang Nathan yang sudah mau berinteraksi dengannya. "Om kamu di apartemen sayang, sini

    Last Updated : 2021-07-09
  • MEETING YOU   PERTEMUAN KEMBALI.

    Bilqis seketika mematung saat mendengar suara pria yang selama ini, selalu mengisi hatinya. Ia menatap Zay yang terlihat sangat kurus tengah menatapnya dengan tatapan bahagia. Sedangkan Fatih dan Alia hanya menatap mereka dengan tatapan bingung. "K-kamu beneran, Bilqis?" Tanya Zay yang langsung berdiri dan menghampiri Bilqis. Gadis itu hanya diam, karena lidahnya sangat kelu saat ingin membalas pertanyaan Zay dengan jawab tidak. Zay memeluk tubuh Bilqis dan membuat gadis tersebut hanya bisa diam, karena jujur ia merindukan pelukan dari, Zay. "Aku rindu," lirih Zay. Bilqis masih tetap bungkam berada di pelukan, Zay. Dareen yang melihatnya masih terkejut, takdir memang selalu membuat semua orang tercengang. Semalam dia bertemu wanita yang ia cintai, saat dalam keadaan sakit. Sekarang sang Kakak juga kembali bertemu dengan Bilqis gadis pujaan hati yang selalu Zay cari. "Hatiku hancur banget saat pisah sama kamu. Maafin aku yang menyetujui permintaan kedua orang tuaku. Jujur sebenarny

    Last Updated : 2021-07-09
  • MEETING YOU   ARTIKEL PERNIKAHAN DAREEN DAN NANA.

    Dareen dan Nafeesa masuk ke dalam rumah, mereka berjalan kearah kamar Nathan. Ceklek! Pintu kamar terbuka, terlihat Nathan tengah tertidur sambil memeluk boneka doraemon miliknya. Dareen mendekati anaknya, kemudian mengusap surai lembut milik, Nathan. "Dia mirip sekali denganmu 'kan..." ujar Nafeesa. Dareen tersenyum dan mengangguk dengan semangat. Nafeesa naik ke atas ranjang, kemudian membenarkan selimut anaknya. Dareen menatap wanitanya dengan mata yang berbinar-binar. "Aku kira, kita tidak akan bertemu lagi. Karena semua suruhanku tidak pernah menemukanmu. Wanita ku ini terlalu pintar bersembunyi," sahut Dareen mengusap surai panjang Nafeesa. Wanita itu hanya membalas dengan senyuman, kemudian mengambil ponsel-nya. Sedangkan Dareen terus saja menatap wajah anaknya yang begitu mirip dengan dirinya. Ia mengambil foto anaknya yang tengah tertidur sambil memeluk boneka doraemon. "Sayang, aku ingin kita menikah. Apa kamu setuju?" Tanya Dareen. Tubuh Nafeesa membeku mendengar per

    Last Updated : 2021-07-10
  • MEETING YOU   MEETING!

    Bilqis dan Nafeesa sudah berada di dalam mobil. Mereka tengah mengecek berkas yang akan di ajukan saat meeting nanti. Kedua wanita dewasa itu gugup, karena mereka akan bertemu dengan Zay dan Dareen pemilik perusahaan tempat mereka akan mengajukan berkas kerja sama. "Kenapa gue harus ikut sih? Lo kan bisa sendiri," tanya Nafeesa. "Temenin gue lah bego, mana berani gue sendirian. Gugup cuy, apalagi ketemu mantan terindah..." balas Bilqis. "Huh! Dasar," sambung Nafeesa. "Pasti nanti ada si tua bangka. Hadeh, siap-siap 'kan tenaga berdebat dengan mereka..." sahut Bilqis. "Udah bawa santai aja, jadi kita bakal ngajuin dua kerja sama nih?" Tanya Nafeesa. "Yoi, satu berkas udah di tangan mereka. Nah, berkas yang gue pegang nanti bakal gue kasih ke Zay atau Dareen. Mereka 'kan, sama aja loh sama-sama menjabat sebagai Direktur..." jelas Zay. Nafeesa menganggukkan kepalanya dan merapikan pakaiannya yang terlihat kusut. Sedangkan Bilqis tengah memperbaiki riasan wajahnya. Kedua wanita dewa

    Last Updated : 2021-07-10
  • MEETING YOU   TERAPI DAN CAFE.

    Setelah menabrak pria tua, Nathan langsung membersihkan baju pria tua itu. Ia membersihkan dengan menggunakan tisu basah, agar bersih. Pria tua itu terus saja mengukir senyum di bibirnya. "Kamu tampan," ujar pria tua tersebut. Nathan hanya diam dan fokus membersihkan baju kemeja yang dikenakan, pria tua tersebut. Tiba-tiba ada seorang wanita tua menghampiri mereka bedua. "Daddy, kenapa lama sekali?" Tanya wanita tua yang berstatus istrinya. "Maaf Sukma, tadi anak tampan ini tidak sengaja menabrak ku. Katanya dia akan membersihkan bajuku yang terkena es krim..." balas pria tua itu. Nyonya Sukma, nenek dari Dareen dan Zay langsung menatap Nathan dengan tatapan berbinar. Ia berjongkok mensejajarkan dirinya dengan tinggi, Nathan. "Apa-apaan kamu Teguh, bajumu bisa saja dicuci. Sayang, biarkan saja baju orang tua ini kotor. Toh, nanti bisa dicuci saat tiba di rumah." ujar Nyonya Sukma. Nathan hanya diam dan tetap membersihkan baju, Tuan Teguh. Nyonya Sukma menatap suaminya dan mencub

    Last Updated : 2021-07-10
  • MEETING YOU   MALL!

    Alia tidur di pelukkan Dareen, sedangkan Zay memilih untuk keluar kamar adiknya. Ia berjalan ke arah dapur, untuk mengambil minuman karena ia haus. Terlihat di ruang tamu sudah ada Mira dan suaminya, tak lupa wanita cabe yaitu Nana sudah duduk di samping Nyonya Riska dengan penampilannya, bisa dibilang mirip jalang. "Zay! Kesini." teriak Nyonya Riska. Zay menghela napasnya dengan kasar dan berjalan ke arah ruang tamu. Ingin menghindari, malah di panggil oleh Nyonya Riska. Zay kesal, bersiaplah agar kupingnya tidak panas dan semoga Tuhan memberikan ia kesabaran yang banyak. "Iya, Ma." balas Zay. "Kenapa kedua gadis itu bisa bekerja sama di perusahaan kita? Dan kenapa mereka bisa menanam saham di perusahan, Winarta?" Tanya Nyonya Riska. "Zay gak tau, Ma. Zay aja baru tau waktu pertemuan, tanya aja langsung sama mereka.." balas Zay sambil memasang wajah memelas. "Tidak akan, Mama tidak sudi berbicara dengan mereka berdua. Mama bisa simpulkan, selama mereka pergi dari kehidupan kalia

    Last Updated : 2021-07-11

Latest chapter

  • MEETING YOU   EXTRA PART.

    Nafeesa tengah memasak di dapur dalam keadaan hamil 9 bulan. Sudah 3 tahun mereka menjalani hubungan rumah tangga. Sepasang suami istri tersebut, juga sudah dikaruniai dua orang anak laki-laki yang tampan dan akan mendapatkan satu anak perempuan lagi. Namun, yang satu masih berada dalam kandungan. "Ayah, Nathan, Naufal, makan dulu nanti lanjut mainnya," ucap Nafeesa saat menata makanan di meja makan. Nathan sudah berumur 8 tahun, anak laki-laki itu sudah banyak perkembangan. Ia sudah seperti anak seusianya, tanpa canggung bisa menyesuaikan diri dilingkungan barunya. Naufal Lucy Dwi Winarta anak kedua dari Dareen dan Nafeesa, dua hari yang lalu bayi laki-laki ini sudah berumur 3 tahun. Kedua anak laki-lakinya sangat mirip dengan Dareen. Membuat Nafeesa jadi iri, kenapa anaknya tidak ada yang mirip dengannya. Ketiga orang itu berjalan ke arah dapur, dan duduk di kursi. Nafeesa mengambil makanan untuk Dareen-suaminya dan Nathan-putra pertamanya. "Makan yang banyak ya, Naufal sini sayan

  • MEETING YOU   MENDAPATKAN KEBAHAGIAAN.

    Satu bulan kemudian, Setelah semua masalah selesai, Dareen dan Nafeesa sangat terlihat bahagia bersama. Sepasang kekasih ini tengah duduk di sebuah cafe, sambil menatap anak mereka yang tengah makan dengan lahap. "Pelan-pelan makannya, Sayang," balas Nafeesa. Nathan mengangguk dan langsung memakan makanan dengan pelan. Dareen yang melihat anaknya menurut hanya bisa tersenyum, dan mengusap lembut kepala anaknya. Nafeesa menyuapi Dareen makan, karena pria itu sejak bersama dengan Nafeesa semakin manja. "Enak loh Bunda," ujar Dareen dengan semangat. Nafeesa terkekeh, "aku seperti memiliki dua anak saja," balas Nafeesa. Dareen ikut terkekeh dan menggenggam tangan gadis itu dengan hangat. "Akhirnya kita bahagia ya, Nana juga sudah menyerah dan dia sudah sadar bahwa cinta itu tidak bisa dipaksakan," ujar Dareen. Nafeesa tersenyum dan mengangguk, "apa dia sudah berangkat ke London?" Tanya Nafeesa pada Dareen. "Dengar dari Papa sih udah, semalam dia berangkat. Semoga aja dia menemukan

  • MEETING YOU   AKHIRNYA.

    "Kerja sama Alexander Group dan Winarta Group. Sudah batal, Dareen dan Zay bisa bekerja di Alexander Group. Kebetulan Fikri membutuhkan bantuan untuk mengurus dua perusahaan.." ujar Tuan Raksa. Mendengar ucapan kedua anaknya, Tuan Beni terkejut bukan main. "Baiklah Papa akan merestui kalian berdua, asal Dareen dan Zay tidak lepas dari tanggung jawab. Maafkan Papa yang sudah memaksakan kehendak Papa..." Keputusan Tuan Beni. "Pa, apa-apaan sih? Kenapa Papa batalkan pernikahan anak kita? Nanti kerja sama dengan perusahaan kedua orang tua Nana gimana?" Tanya Nyonya Riska yang sangat kesal. "Papa sudah membatalkannya tadi sebelum mereka datang kesini dan semua persiapkan sudah Papa batalkan. Ternyata Dareen sudah lebih dulu menelepon pihak yang bertanggung jawab atas persiapan pernikahan ini. Jadi, sebenarnya Papa suruh kedua orang tua Nana untuk datang, hanya ingin meminta maaf. Tapi kamu sudah berbicara lebih dulu, Ma," jelas Tuan Beni. Dareen dan Zay terkejut dengan ucapan ayah merek

  • MEETING YOU   KEPUTUSAN.

    Fatih masih membelalakkan kedua matanya karena kaget dengan ucapan, Dareen. Pria itu memukul pelan wajah Dareen dan menatap tajam kedua mata atasannya itu. "Gila lo bang! Gak ada pakai pergi-pergi segala! Selesai semuanya dengan kepala dingin. Sampai gue tau Abang ngelakuin hal-hal aneh, gue bacok burung lu bang," tegas Fatih. Dareen hanya diam dan menatap Fatih yang tengah mengoceh. Pria itu kembali menatap ke arah langit, dan mengembangkan senyumnya. "Om, gini banget nasib, Dareen. Om gimana di sana? Bahagia gak? Apa Om udah bersama anak Om dan wanita yang Om cinta? Dareen penasaran banget Om, kalau Om udah bersatu lagi dengan mereka. Dareen ucapkan selamat ya, Om," jeda Dareen."Om, Dareen udah punya anak. Dia sama kayak Om, terlahir dengan keistimewaannya. Wajahnya mirip banget sama Dareen, andai Om masih hidup, pasti Om bakal bahagia melihat anak Dareen. Dia anak yang pintar, selalu buat Dareen bangga. Om, Papa udah beda, dia gak sayang sama Dareen lagi. Berbeda sekali saat Om ma

  • MEETING YOU   NANA KEMBALI.

    Sudah hampir tiga Minggu Dareen di rumah sakit. Akhirnya hari ini, ia sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah. Nafeesa sedari awal selalu menemani Dareen, membuat perkembangan kesembuhan pria itu semakin pesat. Nafeesa tengah memasukkan beberapa baju yang di bawa oleh kedua orang tua, Dareen. "Nathan mana sayang?" Tanya Dareen. "Lagi sama Fatih, Kevin, Ucok dan Kak Fikri," balas Nafeesa yang baru saja selesai mengancing tas pakaian milik Dareen. "Udah siap? Yang lain pasti udah nunggu lama di depan. Yuk kita pulang," lanjut Nafeesa. Dareen mengangguk dan menggenggam tangan, Nafeesa. "Ayuk sayangnya aku," balas Dareen. Mereka berdua pun keluar dari ruang rawat dan berjalan keluar rumah sakit. Terlihat sudah banyak orang menunggu mereka di tempat parkir, terlihat keluarga Winarta dan keluarga Alexander berdiri di depan mobil mereka masing-masing. "Udah? Mau balik atau kemana dulu?" Tanya Tuan Teguh. "Langsung balik aja, Opa. Mas Dareen butuh banyak istirahat," sahut Nafeesa. Da

  • MEETING YOU   HASIL TES DNA.

    Sekarang semua orang sudah berkumpul di depan ruangan tempat Dareen dan Nathan melakukan tes DNA. Dareen dan Nathan tengah mengambil darah, untuk sempel tes DNA. Setelah selesai mereka keluar dengan bergandeng tangan. "Kapan hasilnya keluar?" Tanya Tuan Beni. "Nanti malam pukul 21.00 WIB," balas Dareen datar. "Ah, sangat tidak sabar sekali. Ingat kalau anak penyakitan ini bukan anak Dareen, kau pergi dari kehidupan anakku," ujar Nyonya Riska. Plak! "Mulutmu gak bisa di jaga ya? Kamu mau anak saya menjauh dari Dareen, oke akan saya turuti. Tapi apa anakmu akan baik-baik saja, jika berjauhan dengan anak perempuan saya? Apa kamu yakin dia akan bahagia berpisah dengan Nafeesa?" Tanya Nyonya Zanna yang sudah sangat kesal. "Tidak, Tante. Aku tidak ingin berpisah dari Nafeesa dan anakku. Aku yakin, Nathan benar-benar anakku dan Nafeesa. Jangan dengarkan ucapan Mama, karena mulutnya memang tidak bisa di rem. Jadi, jangan dimasukan ke dalam hati, Tante," jawab Dareen yang langsung menggen

  • MEETING YOU   MENCERITAKAN SEMUANYA.

    Sudah dua puluh menit mereka berada di ruang VIP mawar. Saat keluarga Alexander akan berpamitan untuk pulang, Dareen membuka kedua matanya. "Nafeesa," panggil Dareen. Nafeesa yang mendengarnya langsung menghampiri, Dareen. Ia menatap wajah pria tampan tersebut dan tersenyum ke arahnya. "Iya? Kamu mau apa, Mas? Minum? Atau perut kamu laper lagi?" Tanya Nafeesa. Dareen tersenyum, "mau kamu," balas Dareen. Nafeesa mencubit pelan Dareen. "Kalau mau anak saya, nikahin dia, jangan ngomong aja," ujar Tuan Raksa dengan datar. Dareen menatap ke arah Tuan Raksa, dan ia langsung memposisikan diri untuk duduk. Tuan Raksa dan Tuan Beni membantu Dareen, untuk duduk. Nafeesa membenarkan baju Dareen yang tersingkap, kemudian merapikan rambut pria yang ia cintai itu. "Om kapan ke Indonesia? Bukannya lagi di luar Negeri ya? Terus maksud Om nikahin anak Om apa? Dareen normal ya, Om," jawab Dareen. "Lah jadi gak mau nikahin anak Om nih? Yaudah," lanjut Tuan Raksa. "Anak Om cowok, mana mungkin Dare

  • MEETING YOU   SIUMAN.

    Di dalam ruang ICU. Nathan terus saja menatap ke arah ayahnya yang tengah terbaring lemah di brankar. Ia menggenggam tangan Dareen dengan erat. "Ayah, bangun ya. Nathan rindu sama Ayah. Nathan, udah banyak kemajuan loh yah. Jadi, saat Ayah bangun, Nathan tidak akan pernah mempermalukan Ayah, karena kekurangan Nathan. Apa Ayah nggak capek tidur terus? Nathan aja cuma tidur selama sejam udah capek banget. Ayah udah dua minggu loh, pasti Ayah capek. Nanti kalau Ayah bangun, Nathan akan memijat punggung Ayah. Bangun ya yah, Bunda kangen banget sama ayah. Setiap malam Nathan dengar Bunda selalu nangis di dalam kamarnya. Apa Ayah nggak sedih melihat Bunda nangis terus?" ujar Nathan. Anak laki-laki itu mengecup punggung tangan, Dareen. Kemudian ia memilih untuk keluar dari ruangan, tanpa anak laki-laki itu sadari Dareen meneteskan air matanya. Saat membuka pintu, Nathan melihat Nafeesa tengah tersenyum ke arah dirinya. "Udah?" Tanya Nafeesa dengan lembut. Nathan menganggukkan kepala, dan

  • MEETING YOU   MASIH BELUM SADAR.

    Dua Minggu berlalu, Dareen masih juga belum sadar dari komanya. Sekarang Tuan Beni tengah menatap anaknya yang tengah terbaring dengan banyak alat medis di tubuh. Sesak rasanya melihat putra keduanya terbaring lemah seperti ini. Tuan Beni menggenggam tangan anaknya, "kapan kamu bangun? Apa kamu gak capek tidur terus? Kamu gak rindu sama Papa dan keluarga kamu? Apa kamu gak rindu sama anak kamu?" Tanya Tuan Beni. "Maaf selama ini Papa egois sama kamu. Papa hanya tidak ingin kamu memilih wanita yang salah, karena mamamu memberitahu Papa bahwa Nafeesa bukan wanita yang baik untuk kamu. Itu alasan Papa tidak merestui kalian, apalagi saat Papa mendengar Nafeesa hamil. Itu membuat semakin benci pada wanita itu," lanjut Tuan Beni. "Setelah Papa liat kegigihan mu untuk bersama Nafeesa, dan wanita itu terlihat sangat menyayangimu. Papa akan merestui kalian, tapi Papa mohon kamu harus bangun dulu. Jangan lama tidurnya, Dareen," sambung Tuan Beni lagi. Pria paruh baya itu menggenggam erat tan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status