Jeny sengaja kabur ke Scotland untuk bersembunyi dari Pangeran Albany. Jeny benar-benar ketakutan, mungkin bagi Jeny menghadapi pemuda playboy tidak akan jadi soal, tapi menghadapi seorang pembunuh, psikopat, kriminal yang sesungguhnya tetap benar-bear menakutkan. Begitu mendengar Pangeran Albany hilang ingatan dan dibawa ke peternakan keluarga Clark, Jeny baru berani kembali pulang ke Manhattan untuk melanjutkan hidupnya dengan normal. Sampai sejauh ini masih belum ada yang tahu mengenai masalah serius di antara mereka berdua. Jeny juga tidak mau memberitahu siapapun karena tidak ingin terlibat masalah. Tapi Jeny tetap sangat waspada, dia sama sekali tidak mau singgah di peternakan keluarga Clark. Jeny benar-benar menghindari pertemuan dengan Pangeran Albany. Dia tidak mau tahu lagi apapun mengenai pemuda itu. Bahkan Jeny masih ingin mengutuknya ke neraka jika ingat dengan perbuatan terakhir Pangeran Albany terhadapnya. Karena Jeny pilih tutup mulut Akhirnya jadi begitu banyak fakt
Peternakan keluarga Clark menjadi tempat yang paling penuh warna di sepanjang musim gugur. Dedaunan musim gugur yang cantik memantulkan cahaya matahari dengan warna cerah di pagi hari. Lapisan rumput yang menguning juga telah berlapis guguran daun kering yang sesekali berpusar-pusar tertiup angin ribut dalam pusaran kecil. Negara bagian Kentucky menjadi salah satu yang paling sering terkena terjangan tornado di musim seperti ini.Ethan melompat turun dari punggung kudanya dan langsung berjalan menghampiri Mato Bizil yang sedang duduk di kursi roda. Tangan pria jompo itu sudah gemetaran cuma untuk menggenggam pisau kecil tapi masih sangat jeli untuk berusaha menyelesaikan ukirannya yang detail. Ethan suka memperhatikan kegiatan Mato dan diam-diam mulai tertarik."Ajari aku paman." Ethan ikut berjongkok di depan kursi roda Mato.Mato cuma tersenyum menyipitkan matanya yang cekung dengan kelopak bergelambir. Ethan menerima uluran pisau kecil yang baru Mato ambil dari pangkuannya. Pemuda
Ethan langsung berpaling dan kembali membawa kudanya masuk ke dalam istal tanpa mau menoleh lagi. Jeny terkejut antara pemuda yang benar-benar asing karena tidak mengenalnya samasekali dan juga terkejut dengan penampilan Ethan Landon yang telah sempurna menjadi orang berbeda. Jeny semakin syok ketika ternyata dadanya terasa aneh. Ethan sudah menghilang pergi tapi Jeny masih meraba dadanya sendiri yang berdebar tidak enak karena diabaikan."Aku akan menyuruh pelayan utuk membuatkan minum untuk kalian."Mara berjalan masuk ke dalam rumah meninggalkan Jeny dan kekasihnya berdua di balkon."Kau mau ikut berkuda?" bisik Jonas yang juga masih memeluk pinggang Jeny."Terlalu panas aku tidak mau kulitku kering." Jeny beralasan. "Kau bisa berkuda dengan papaku, aku akan menunggu di sini saja.Jonas Hidden adalah putra dari seorang politikus terkemuka di USA. Sudah hampir satu tahun Jeny berkencan dengan pemuda tampan itu. Putri keluarga Harlot dan putra keluarga Hidden adalah komposisi sempurn
Tadinya Jeny cuma ingin sekedar memastikan apa Ethan Landon memang sudah benar-benar tidak ingat masa lalunya. Seperti pemuda itu memang sudah tidak ingat apa-apa, dia tidak ingat pernah berbuat kejahatan, dan tidak ingat pernah mengancamnya. Bahkan bukan cuma ingatannya saja yang seperti telah di 'restart' ulang. Kepribadiannya juga sudah seratus persen jadi orang asing. Artinya sekarang Jeny aman, tapi kenapa setelah itu justru hatinya yang jadi tidak aman. Jeny menolak untuk berspekulasi mengenai perasaanya sendiri, dia pikir mereka sudah lama tidak bertemu dan syok itu wajar. "Kenapa kalian tidak jadi berkuda?" Jeny bertanya pada Jonas yang masih mengandeng tangannya. "Papamu mendadak harus segera kembali ke London." "Ke London lagi?" Jeny juga terkejut karena seharusnya mereka akan kembali ke New York. "Sepertinya Mr. Loghan yang menelpon." Jeny tidak lagi bertanya jika urusannya dengan Jeremy Loghan. "Kita pulang sore ini." "Tidak jadi besok?" "Papamu yang membuat jadwal
Kuda yang ditunggangi Jeny berlari ke lereng lembah, Ethan terus mengejar dengan lebih cepat karena tahu gadis itu akan segera terlempar. Begitu Ethan berhasil menyusul kuda Jeny, dia segera menyambar pinggang gadis itu. Jeny menjerit terkejut tapi tetap Ethan peluk erat sampai meringkuk ke dadanya. Napas Jeny masih gemetar ketika Ethan meraba ke kantong celana gadis itu untuk mengambil ponselnya.Jeny selamat tanpa luka, tapi masih syok ketika Ethan bawa kembali pada teman-temannya. Semua orang yang ikut panik seketika merasa lega dan tentu saja Jonas yang hanya terlihat bengong mereka anggap payah."Kau tidak apa-apa?" Emilly yang langsung melompat turun dari punggung kudanya untuk menghampiri Jeny."Turunkan aku." Jeny mendongak pada Ethan karena pemuda itu masih melingkarkan lengan ke pinggangnya."Cepat turunkan kekasihku!" Jonas baru ikut bicara, nadanya kasar tanpa ucapan terima kasih meski kekasihnya sudah diselamatkan.Bukannya Ethan turunkan, dia malah sengaja menahan Jeny d
Nathan terlihat membantu Tom untuk memanggang daging yang sudah dibumbui oleh Gisela dan kedua temannya. Mereka semua sedang bekerja sama untuk menyiapkan makan malam kecuali Jonas dan Jeny. Jeny sama sekali tidak tahu apa yang harus dia lakukan untuk membuat makanan, sedangkan Jonas tentu saja dia tidak mau berinteraksi dengan pekerja istal.Tadinya Jeny sudah coba membantu tapi malah mengacau dengan menumpahkan saus daging yang sudah dibuat Gisela. Akhirnya Jeny pilih memanggang masmelo di atas api untuk dia kunyah sendiri dari pada dianggap sebagai gadis kota pengganggu."Kau mau?" Jeny menawarkan pada Jonas tapi pemuda itu langsung menggeleng."Kau membakarnya sampai hangus.""Ini masih bisa dimakan."Jeny tetap menyodorkan masmelo hangusnya ke mulut Jonas."Ah, tidak! aku tidak mau!""Kau tidak akan mati cuma karena makan masmelo yang sedikit hangus.""Itu benar-benar hangus!" tunjuk Jonas.Di saat Jeny dan Jonas masih ribut perkara standar masmelo hangus, Emilly datang membawaka
Jeny meremas kemeja Ethan sampai salah satu kancing teratasnya terlepas. Ethan juga mencengkeram tengkuk Jeny dengan sangat keras, sekeras ciumannya yang tanpa ampun. "Ah ..." Jeny mendesah. Ethan terus mendesaknya dengan liar. Napas pemuda itu panas, tubuhnya juga panas seperti bara api tapi nikmat ketika sedang memberi ciuman pada wanita. Bibirnya sangat hidup agak kasar dan berani. Jeny gelisah untuk menangani luapan hormonnya sendiri, dia tidak keberatan untuk terus didesak. Bukan cuma ciuman mereka saja yang makin memekat, tubuh mereka juga makin merekat tanpa celah untuk saling menempel. Sama-sama panas dengan jantung berdegup kencang. Rasanya benar-benar tidak terduga, bukan cuma mengandung ledakan hormon yang mendebarkan tapi juga makin berkembang panas penuh hasrat. Sebenarnya ini bukan kali pertama mereka berciuman bahkan mereka sudah pernah telanjang bersama tapi rasanya tetap tidak pernah sederas ini. Ethan tidak seperti siapapun, dia keras, liar dan panas penuh hormon j
Jonas mulai menggerutu karena harus memasang dan membongkar tendanya sendiri, dalam seumur hidup dia belum pernah melakukan pekerjaan seperti itu. Terlahir sebagai anak tunggal dari keluarga kaya membuatnya tinggal perintah untuk apapun. Selain pengusaha kaya ayahnya juga merupakan politisi besar berpengaruh. Jonas yang terlahir tampan sudah menjadi idola sejak masih remaja. Tahun ini followersnya sudah tembus dua ratus juta. Bayangkan bakal seheboh apa jika mereka tahu idolanya sedang disuruh melipat tenda.Setelah membuat pipa tendanya berantakan sekarang Jonas tidak tahu bagaimana harus melipat parasutnya. Jonas mulai mencari Jeny ke sekeliling dan gadis itu tidak nampak di manapun. Buru-buru Jonas menghubungi ponsel Jeny ternyata malah Mia yang mengangkat panggilan teleponnya."Di mana Jeny?""Aku tidak tahu!" jawab gadis kecil itu dengan nada ketus karena sedang asik bermain game dan tiba-tiba terganggu oleh panggilan masuk."Kau membawa ponsel Jeny.""Ya, dia meminjamkan ponselny
BAB 242 MELANJUTKAN HIDUPAkhirnya musim gugur, hampir empat bulan sejak Mia kehilangan Zontus serta ibunya Helena. Mia terlihat jauh lebih baik, lebih sehat dan ceria, meski isi hatinya tetap tidak ada yang tahu.Mia dan Theo kembali berteman dekat dan berkomunikasi lagi seperti dulu. Theo juga sering datang mengantarkan makanan dengan mengetuk pintu. Kadang mereka membuat makan malam bersama dan pergi ke taman saat akhirnya pekan.Kali ini Theo mengantar Mia pergi ke Hampton untuk acara bayi Henry dan Livie. Hampir semua keluarga besar Mia ikut datang. Geby beserta kelima putri kembarnya dan anak-anak mereka yang ramai. Brandon, Lily serta anak-anak keluarga Lington termasuk Jacob dan bayi mereka yang berambut merah.Hanya Anelies yang tidak bisa ikut datang, tapi dia menitipkan hadiah spesialnya pada Jeny dan Pangeran Albany."Ini hadiah dari Ane untuk Leon."Akhirnya Henry memberi nama Leonel Loghan seperti permintaan Aron yang tidak bisa dibantah."Sampaikan ucapan terimakasihku
BAB 241 MENJALANI HIDUP Mia masih sangat muda dan labil, bisa bertindak ceroboh dalam kondisi tidak stabil. Sebelum pergi dari rumah peternakan, Anelies terus mengingatkan adiknya agar tidak pernah putus asa. "Waktu adalah kesempatan dengan banyak pelajaran yang dapat menjadi penyembuh bagi hati dan jiwa yang sakit. Tidak boleh putus asa, hidup harus tetap dijalani seperti janji yang telah diambil sumpahnya!" Sebagai kakak perempuan, Anelies akan terus mengingatkan Mia lagi dan lagi sesering dia bisa. "Berjanjilah untuk kami semua!" Anelies meminta Mia untuk berjanji agar tidak menyakiti dirinya sendiri. "Aku berjanji tidak akan bertindak bodoh!" Mia bersumpah. Anelies memeluk Mia erat-erat sambil terus berbisik. "Kami semua mencintaimu!" Mia mengangguk kemudian balas memeluk Anelies yang berpamitan pergi bersama anakanak. Aneleis yang pergi paling terakhir dari rumah peternakan. Satu pekan setelah Anelies pergi Mia ikut kembali ke New York. ******* Walapun Mia telah be
240 MIA RINDUSatu Minggu setelah semua orang pergi meninggalkan rumah peternakan, Mia masih terlihat murung, belum memiliki aktifitas lain kecuali berdiam diri di dalam kamar. Mia sering menangis sampai pagi tanpa sedetikpun memejamkan mata.Sungguh Mia sangat rindu tapi tidak tahu harus mencari Zontus kemana. Patah hati karena ditinggalkan selamanya ternyata jauh lebih menyakitkan dari pada sakit hati karena cemburu dan pertengkaran. Ketika hanya sekedar bertengkar, paling tidak Mia masih memiliki kesempatan untuk melihat Zontus kembali. Sekarang Mia sudah tidak bisa dan tidak tahu harus menahan rindunya sampai kapan.Mia semakin sedih karena satu buah kenangan foto pun dia tidak punya. Kadang Mia juga sangat takut bagaimana jika nanti dia lupa dan semua ingatannya tentang Zontus menghilang seolah mereka memang tidak pernah ada. Mia benar-benar bisa gila jika terus seperti ini."Mia apa kau sudah bangun?" Suara Mara mengetuk pintu kamar Mia dari luar."Masuklah, Mom."Begitu mendeng
BAB 239 KEKHAWATIRAN SEMUA ORANGMia bukan cuma telah kehilangan Zontus, dia juga baru tahu jika Helena adalah ibunya. Tapi dari semua kepedihannya, Mia paling sedih karena dia dan Zontus berpisah dalam kondisi sedang marah, bahkan Mia mengusirnya pergi.Sebuah kesalahan pahaman yang pastinya juga sulit untuk Zontus jelaskan dalam kondisi seperti kemarin. Zontus bersikeras tetap pergi karena Helena memang harus dia selamatkan. Sekarang mereka berdua sudah sama-sama tidak ada, Zontus pergi menyusul Helena.Penyesalan memang sering kali datang terlambat. Sekarang Zontus benar-benar pergi dan rasanya Mia ingin gila. Sejak kemarin Mia hanya duduk di balkon kamar, diam melihat jauh ke garis hutan tanpa mau berkumpul dengan keluarga yang lain. Keluarga Mia sedang berkumpul, bahkan Kai juga kembali datang bersama istri serta anak-anaknya untuk Mia."Semua akan berlalu dia akan baik-baik saja." Emillie berusaha menenangkan ibunya meski sebenarnya dua juga khawatir dengan kondisi Mia. "Mia
238 KEPERGIAN ZONTUSSetelah suara retakan kubah magma disusul ledakan dahsyat, elang api keluar dari puncak gunung dengan langsung merentangkan sayap lebar. Tiap helai dari bulu elang raksasa itu berkobar jingga, wujudnya benar-benar mengagumkan. Gerald terus berdiri takjup karena tidak menyangka dirinya bakal menjadi saksi dari kebebasan elang api yang telah ribuan tahun bersemayam dalam belenggu. Elang api sudah terbebas, dia terbang lenyap ke angkasa. Saat itu juga Gerald langsung berlutut untuk pengorbanan rajanya. Gerald terus berlutut hingga gemuruh di pungcak gunung api itu kembali mereda tapi jantung Gerald tetap berdebar kencang.Sungguh Gerald juga masih gemetar melihat pengorbanan Zontus untuk meraka semua. Meski Gerald tidak menyangka akan berakhir seperti ini. Tapi Zontus telah pergi membawa semua benda milik raja negeri Utara bersama tubuhnya, pedang perak, belati, permata bahkan darah milik raja tertua mereka.Setelah cukup tenang dan yakin semuanya telah usai, Ge
BAB 237 KING IN THE NORTH Sejak awal sudah benar tindakan Zontus dengan membekukan Latuza agar tidak mengacau, tapi dengan iseng Lana yang nakal justru membangunkannya. Kali ini giliran Gerald yang kembali mengacau karena tidak mau mendengarkan peringata Zontus untuk berheti ikut campur. Helena yang sudah berahasil lolos dari Latuza terpaksa harus ikut bertarung demi untuk menyeamatkan keturunannya.Mustahil jika Zontus tidak murka, peringatannya telah di abaikan dan sekarang tetap Zontus juga yang harus bertanggung jawab menyelesaikan semuanya segera. Zontus tidak memiliki pilihan lagi setelah melihayat Helena juga telah berkorban."Kalian telah mengacaukan segalanya!" Setelah berteriak lantang Zontus juga langsung melesat pergi dengan murka."Kupikir dia akan melenyapkan kita!" Theo yang bicara disisa atmosfer yang masih beku mencekamGerald juga masih syok karena dia pikir Zontus akan melenyapkan mereka bertiga, tapi ternyata tidak. Gerald, Jared, dan Theo sama-sama masih berd
BAB 236 AKHIR PERTARUNGANDalam kondisi panik terdesak, Latuza langsung melesat ke arah Jared berdiri seorang diri tanpa senjata dan tanpa perlindungan. Meskipun Jared seorang mutan tapi dia tetap bukan lawan sepadan untuk Latuza yang memiliki kemampuan sihir hebat. Haya dengan tatapan mata saja, Jared seketika lupa cara untuk lari dan bergerak. Jared tetap berdiri seperti orang linglung ketika Latuza mendatanginya dengan sangat cepat tidak terduga."Jared!" Gerald berteriak lantang, tapi seperinya dia sudah terlambat.Latuza sengaja menyerang jared untuk mengalihkan perhatian Gerald sekaligus membalas kelancangan musuh-musuhnya. Jared sama sekli tidak menghindar dari serangan Latuza. Tepat ketika Latuza ingin menelan kepala Jared dengan mulut terbuka lebar, tiba-tiba sebuah gelombang tidak kasat mata menerjang tubuh Jared sampai terpental jauh."Wanita terkutuk!" Latuza berteriak melengking pada penyihir berambut merah yang tibatiba sudah berdiri di hadapannya.Jared yang baru terpe
BAB 235 BEKERJA SAMA MENJEBAK LATUZAAnelies dan Emillie sedang duduk di balkon istana membicarakan buku tua Brandon Lington yang masih hilang."Ternyata buku itu berisi kumpulan ramuan sihir yang sangat kuno." Emillie memberitahu Anelies. "Papa yakin, dalam buku itu juga terdapat ramuan sihir yang dapat membebaskan kami dari darah immortal."Anelies jadi membayangkan jika Emillie, Gerald, dan putri mereka bisa mendapatkan kehidupan normal."Sayangnya buku itu hilang." Anelies ikut menyesal. "Seandainya aku bisa melihat siapa yang mengambilnya.""Gerald mencurigai Latuza, karena itu juga sekarang papa dan Gerald sedang bekerja sama memburunya."Pangeran Husain yang diam-diam mendengar pembicaraan mereka tidak berani bicara meskipun dia tahu, buku tersebut sudah dibakar oleh Zontus. Zontus beralasan jika buku tua itu adalah benda terkutuk, harus dimusnahkan, agar tidak kembali menciptakan bencana. Sebenarnya Husain juga tidak mengerti dengan semua tindakan Zontus yang sulit diprediksi.
BAB 234 SEMAKIN DEKATBegitu melihat Lana yang duduk membeku di lantai, Mia langsung sadar siapa pelakunya, karena memang cuma Zontus yang dapat membekukan mahluk apapun yang dia mau."Zontus!" Mia berpaling cepat untuk melihat ke sekeliling kamar.Zontus terlihat sudah berdiri di ambang pintu balkon kamar. Seketika dada Mia berdebar hangat, meledakkan kelegaan luarbiasa meski mahluk yang tidak tahu sudah sangat dia rindukan itu sama sekali tidak memiliki ekspresi menyenangkan.Zontus tetap kaku, dingin dan suka semaunya sendiri. Mia juga masih belum mengerti kenapa dia bisa memiliki persaan berdebar pada mahluk seperti Zontus. Yang Mia tahu, merindukan seseorang tanpa kabar ternyata sangat tidak enak. Mia sudah tidak tahan, dia langsung berlari memeluk Zontus lebih dulu. "Jangan membuatku rindu!" Mia menenggelamkan wajah ke dada hangat Zontus untuk dia hirup dalam-dalam."Jangan membuatku marah!" Zontus balas memeluk erat."Jangan membuatku cemburu!" Kali ini Mia mendongak pada le