Ayo vote dulu
Tadinya Jeny cuma ingin sekedar memastikan apa Ethan Landon memang sudah benar-benar tidak ingat masa lalunya. Seperti pemuda itu memang sudah tidak ingat apa-apa, dia tidak ingat pernah berbuat kejahatan, dan tidak ingat pernah mengancamnya. Bahkan bukan cuma ingatannya saja yang seperti telah di 'restart' ulang. Kepribadiannya juga sudah seratus persen jadi orang asing. Artinya sekarang Jeny aman, tapi kenapa setelah itu justru hatinya yang jadi tidak aman. Jeny menolak untuk berspekulasi mengenai perasaanya sendiri, dia pikir mereka sudah lama tidak bertemu dan syok itu wajar. "Kenapa kalian tidak jadi berkuda?" Jeny bertanya pada Jonas yang masih mengandeng tangannya. "Papamu mendadak harus segera kembali ke London." "Ke London lagi?" Jeny juga terkejut karena seharusnya mereka akan kembali ke New York. "Sepertinya Mr. Loghan yang menelpon." Jeny tidak lagi bertanya jika urusannya dengan Jeremy Loghan. "Kita pulang sore ini." "Tidak jadi besok?" "Papamu yang membuat jadwal
Kuda yang ditunggangi Jeny berlari ke lereng lembah, Ethan terus mengejar dengan lebih cepat karena tahu gadis itu akan segera terlempar. Begitu Ethan berhasil menyusul kuda Jeny, dia segera menyambar pinggang gadis itu. Jeny menjerit terkejut tapi tetap Ethan peluk erat sampai meringkuk ke dadanya. Napas Jeny masih gemetar ketika Ethan meraba ke kantong celana gadis itu untuk mengambil ponselnya.Jeny selamat tanpa luka, tapi masih syok ketika Ethan bawa kembali pada teman-temannya. Semua orang yang ikut panik seketika merasa lega dan tentu saja Jonas yang hanya terlihat bengong mereka anggap payah."Kau tidak apa-apa?" Emilly yang langsung melompat turun dari punggung kudanya untuk menghampiri Jeny."Turunkan aku." Jeny mendongak pada Ethan karena pemuda itu masih melingkarkan lengan ke pinggangnya."Cepat turunkan kekasihku!" Jonas baru ikut bicara, nadanya kasar tanpa ucapan terima kasih meski kekasihnya sudah diselamatkan.Bukannya Ethan turunkan, dia malah sengaja menahan Jeny d
Nathan terlihat membantu Tom untuk memanggang daging yang sudah dibumbui oleh Gisela dan kedua temannya. Mereka semua sedang bekerja sama untuk menyiapkan makan malam kecuali Jonas dan Jeny. Jeny sama sekali tidak tahu apa yang harus dia lakukan untuk membuat makanan, sedangkan Jonas tentu saja dia tidak mau berinteraksi dengan pekerja istal.Tadinya Jeny sudah coba membantu tapi malah mengacau dengan menumpahkan saus daging yang sudah dibuat Gisela. Akhirnya Jeny pilih memanggang masmelo di atas api untuk dia kunyah sendiri dari pada dianggap sebagai gadis kota pengganggu."Kau mau?" Jeny menawarkan pada Jonas tapi pemuda itu langsung menggeleng."Kau membakarnya sampai hangus.""Ini masih bisa dimakan."Jeny tetap menyodorkan masmelo hangusnya ke mulut Jonas."Ah, tidak! aku tidak mau!""Kau tidak akan mati cuma karena makan masmelo yang sedikit hangus.""Itu benar-benar hangus!" tunjuk Jonas.Di saat Jeny dan Jonas masih ribut perkara standar masmelo hangus, Emilly datang membawaka
Jeny meremas kemeja Ethan sampai salah satu kancing teratasnya terlepas. Ethan juga mencengkeram tengkuk Jeny dengan sangat keras, sekeras ciumannya yang tanpa ampun. "Ah ..." Jeny mendesah. Ethan terus mendesaknya dengan liar. Napas pemuda itu panas, tubuhnya juga panas seperti bara api tapi nikmat ketika sedang memberi ciuman pada wanita. Bibirnya sangat hidup agak kasar dan berani. Jeny gelisah untuk menangani luapan hormonnya sendiri, dia tidak keberatan untuk terus didesak. Bukan cuma ciuman mereka saja yang makin memekat, tubuh mereka juga makin merekat tanpa celah untuk saling menempel. Sama-sama panas dengan jantung berdegup kencang. Rasanya benar-benar tidak terduga, bukan cuma mengandung ledakan hormon yang mendebarkan tapi juga makin berkembang panas penuh hasrat. Sebenarnya ini bukan kali pertama mereka berciuman bahkan mereka sudah pernah telanjang bersama tapi rasanya tetap tidak pernah sederas ini. Ethan tidak seperti siapapun, dia keras, liar dan panas penuh hormon j
Jonas mulai menggerutu karena harus memasang dan membongkar tendanya sendiri, dalam seumur hidup dia belum pernah melakukan pekerjaan seperti itu. Terlahir sebagai anak tunggal dari keluarga kaya membuatnya tinggal perintah untuk apapun. Selain pengusaha kaya ayahnya juga merupakan politisi besar berpengaruh. Jonas yang terlahir tampan sudah menjadi idola sejak masih remaja. Tahun ini followersnya sudah tembus dua ratus juta. Bayangkan bakal seheboh apa jika mereka tahu idolanya sedang disuruh melipat tenda.Setelah membuat pipa tendanya berantakan sekarang Jonas tidak tahu bagaimana harus melipat parasutnya. Jonas mulai mencari Jeny ke sekeliling dan gadis itu tidak nampak di manapun. Buru-buru Jonas menghubungi ponsel Jeny ternyata malah Mia yang mengangkat panggilan teleponnya."Di mana Jeny?""Aku tidak tahu!" jawab gadis kecil itu dengan nada ketus karena sedang asik bermain game dan tiba-tiba terganggu oleh panggilan masuk."Kau membawa ponsel Jeny.""Ya, dia meminjamkan ponselny
"Jane ...!" Jonas terus berteriak mencari kekasihnya. "Jane!"Setelah yakin Ethan cukup jauh baru Jeny menjawab. "Ya, aku di sini!""Jene!" Suara Jonas terdengar berlari mendekat."Aku di sini!""Kenapa kau di situ?" Jonas terkejut ketika melihat Jeny masih duduk bersimpuh di atas rumput."Aku terjatuh!" Jeny berbohong dengan menunjukkan luka di lututnya bekas tadi dia terjungkal."Oh!" Kau harus segera di obati, luka sepele di tempat seperti ini bisa membuatmu infeksi!" Jonas segera memeriksa luka di lutut Jeny."Apa yang kau lakukan di dalam hutan?" Jonas masih penasaran."Aku hanya jalan-jalan." Jeny terus mengarang kebohongan."Sendirian?""Ya."Sebenarnya Jawaban Jeny sama sekali tidak meyakinkan tapi Jonas tidak punya alasan untuk tidak mempercayai kekasihnya."Kita kembali ke tenda!" Jonas membantu Jeny untuk berdiri kemudian mereka berjalan keluar dari hutan."Kau sudah melipat tendamu?" Jeny melihat tenda Jonas sudah berserakan."Ya, tinggal di bereskan saja."Jonas mengambilk
Ethan tetap pemuda normal yang tidak akan menolak jika diberi tawaran mengiurkan sebagai partner selingkuh."Apa bisa langsung kita mulai sekarang?" Ethan meraba kancing teratas dari sweater rajut tipis yang dipakai Jeny untuk dia lepas pelan-pelan.Ethan baru menguraikan satu biji kancing kecil ketika Jeny menghentikan tangannya."Ada beberapa syarat!" gadis itu menatap pemuda di depannya dengan tegas dan tanpa gentar."Kau tidak boleh berkencan dengan Gisel!" Jeny menggulang syarat yang tadi sudah dia kemukakan."Oke!" Ethan langsung setuju karena jari tangannya juga sudah tidak tahan untuk lanjut meraba."Tidak boleh ada yang tahu mengenai hubungan kita!""Oke!" Ethan bisa membayangkan bagaimana mereka bercinta di gudang jerami tanpa harus diketahui oleh siapapun. "Hanya di antara kita berdua!" Jeny mempertegas."Oke!""Dan tidak ada penetrasi!" Jeny menambahkan."Apa kau bercanda!" Ethan terkejut sampai langsung spontan mengambil jarak."Aku benar-benar tidak mau kau melakukan pen
Garasi adalah tempat yang aman untuk bersembunyi dari semua orang. Pencahayaan remang dan kesunyiannya di malam hari sangat pas utuk sepasang pemuda yang sedang sama-sama terbakar hasrat. Mereka sedang sangat cocok, sama-sama panas, penuh gairah meledak-ledak utuk terus saling merampas tanpa ada yang mau mengalah. Perselingkuhan adalah tindakan gila yang menantang adrenalin dan bakal terus mendebarkan.Jeny memiliki bibir yang sangat nikmat untuk terus dipangut dengan brutal. Jeny juga menyukai ciuman Ethan Landon yang maskulin, erotis dan liar. Jeny makin tergelak oleh mencengkeraman tangan Ethan pada kedua buah dadanya, rintihannya sangat manis untuk dinikmati. Ethan semakin tidak tahan untuk terus mengulas gumpalan daging padat itu dengan telapak tangan tebal kasarnya sampai berpusar-pusar. Buah dada Jeny yang bulat berisi dan kenyal jadi nampak seperti mainan karet yang sangat menyenangkan untuk anak laki-laki nakal.Berbagai decak ciuman kotor terus meningkat menjadi irama yang
BAB 199 MENCULIK LANALana sedang duduk bermain ponsel barunya sambil menunggu Kai yang sedang sibuk menelpon. Tiba-tiba seekor Lycan menghampirinya."Ponselmu bagus.""Ya, ini baru!" Lana memamerkan sampul cantiknya. "Aku suka Daisy Duck!""Apa kau ingin bertemu Daisy Duck?" Theo membujuk Lana. "Hari ini ada pertunjukan di Disneyland!""Wao!" Mata Lana langsung berbinar. "Bagaimana aku bisa ke sana?""Aku punya dua tiket jika kau mau ikut?""Ya ... Ya... Aku mau!"Lana langsung bersemangat kemudian menoleh Kai yang masih fokus menelpon."Jangan sampai dia tahu!" Lana sendiri yang menyarankan untuk menyelinap kabur sembunyi-sembunyi.Walaupun dapat mencium aroma darah lycan di tubuh Theo, tapi Lana bisa merasakan jika pemuda itu lycan yang baik. Seandainya bukan Theo yang diberi tugas untuk menculik Lana pasti gadis nakal itu tidak akan mau ikut segampang itu.Lana terus berjalan mengekor di samping Theo yang menarik lengannya. Mereka pergi bertiga tapi Lana kurang suka dengan lycan
BAB 198 MASIH MENJADI MISTERIMia keluar dari ruang kuliah, pergi ke halaman parkir, tapi tidak melihat Zontus di manapun. Mia coba memeriksa pesan, ternyata Zontus juga belum kembali mengirim pesan. Setelah menunggu beberapa saat dan Zontus tidak juga muncul, akhirnya Mia pulang sendiri. Meski sudah sore tapi sinar matahari masih panas terik. Walaupun Mia bisa pulang ke apartemennya dengan berjalan kaki menyebrangi taman, tapi akhirnya Mia pilih mengunakan taksi. Mia enggan bertemu Lycan yang berkeliaran, karena sampai sekarang Mia masih belum terbiasa dengan aroma darah busuk.Tiba-tiba dalam perjalanan puang itu Mia teringat Theo, sudah lebih dari dua minggu mereka tidak pernah berkomunikasi. Theo juga tidak terlihat mengirim pesan atau mengirim status baru di media sosial miliknya. Dalam hati Mia cuma bisa berdoa semoga pemuda itu baik-baik saja, karena rasanya Mia juga belum bisa membatu Theo selama dia masih terus mual dan muntah cuma untuk sekedar berdekatan.Begitu sampai di
BAB 197 DARAH MURNI RAJA NEGERI UTARA.Latuza benar-benar tidak bisa menyentuh Gerald, darah murni di tubuh pemuda itu terlalu kuat. Sepertinya Latuza memang tidak akan bisa mengunakan pengaruh sihirnya, dia harus bisa membujuk Gerald. Latuza kembali mebangunkan Gerald.Begitu Gerald kembali membuka mata dia melihat Latuza sedang duduk menunggu di samping ranjang dengan wijud sangat cantik."Apa yang kau ingnkan?" Gerald yang bertanya."Aku menginginkanmu!" Latuza mendekat.Gerald reflek menjauh karena aroma Latuza yang anyir membuat mual. Semula Gerald juga tidak manyangka aroma Latuza bakal sebusuk ini. Semakin ular betina itu berganti kulit dan kenyang dengan mangsa, maka aromanya akan semakin busuk bagi indra penciuman yang peka seperti Gerald."Akan kuberikan segalanya asal kau mau menjadi lelakiku.""Kau memangsa para penyihir!" Gerald juga langsung menatap Latuza dan terus menjaga jarak waspada karena Gerald benar-benar tidak suka."Jangan takut padaku, aku tidak akan menyakiti
BAB 196 TERTANGKAPTidak ada yang tahu jika Gerald telah tertangkap oleh Latuza. Walaupun Latuza tidak bisa menyentuh tubuh Gerald, tapi ular wanita licik itu pasti akan terus mencari akal untuk bisa menguasai keturunan dari raja negeri Utara."Oh, Tuhan!" Emillie tidak sengaja menjatuhkan gelas kristal yang akan dia berikan pada Anelies. Selain bertugas menjaga Anelies dari incaran para Lycan, Emillie juga harus memastikan semua makan Anelies terhindar dari sihir wanita ular."Kenapa denganmu?" Anelies buru-buru menghampiri adiknya."Tiba-tiba aku memcemaskan Gerald.". Emillie masih berdiri syok dengan dada berdebar."Dia akan pulang!" Anelies menenangkan Emillie."Aku melihatnya kembali." Anelies juga sangat yakin."Semoga Gerald kembali seperti yang kita semua inginkan." Jantung Emillie masih berdebar tapi dia juga harus selalu ingat jika mereka semua memang sedang berjuang.Mereka semua telah membagi tugas masing-masing untuk bisa berhasil. Yang Mulya Serka bertugas membujuk apara
195 DARAH MURNI DARI UTARAWalaupun tersembunyi ditengah kerumunan para penyihir, Latuza tetap langsung mengenali darah murni yang mengalir di tubuh Gerald."Siapa namamu?""Gerald!"Tapi nama Gerald benar-benar asing untuk latuza. Selama ini Latuza memang tidak pernah tahu jika raja negeri Utara masih memiliki keturunan yang lain, pemuda berdarah murni yang juga memiliki wajah rupawan seperti leluhurnya.Diam-diam Latuza tersenyum dan langsung menoleh pada para lycan untuk memberi perintah. "Bawa di ke istanaku!"Tiga pria bercincin hitam menghampiri Gerald, salah satunya adalah Theo."Ikut dengan kami!"Gerald berjalan patuh mengikuti perintah mereka. Gerald dipisahkan dengan para penyihir untuk dibawa ke istana Latuza.Theo terus ikut mengantar Gerald tapi mereka tidak saling berkomunikasi sama-sekali. Sebenarnya ini juga kali pertama Theo melihat istana Latuza. Selain simbol tiga bintang bersusun, di pintu gerbang istana Latuza juga terdapat simbol ular yang melilit tongkat.Ula
BAB 194 MENYELINAPDiam-diam Theo juga memantau keluarga Jhony. Sudah beberapa hari Theo memperhatikan aktifitas putri Jhony. Julie bekerja di dua tempat, biasanya Julie akan berangkap pagi untuk bekerja di sebuah restoran kecil sampai sore, gadis itu cuma istirahat sebenatar kemudian pergi lagi untuk bekerja malam sebagai kasir minimarket dua puluh empat jam.Bekerja malam memang kondisinya lebih sepi, tidak terlalu banyak pelanggan yang harus dilayani, tapi tetap memerlukan ketahanan fisik karena harus begadang sampai hampir pagi. Theo melihat putri Jhony sudah bekerja sangat keras untuk gaji yang tidak seberapa. Theo juga baru tahu jika bibi Julie sedang dirawat di rumah sakit, karena itu Julie harus bekerja keras sendiri untuk menyewa tempat tinggal, membayar semua tagihan dan membiayai perawatan bibinya yang tidak memiliki asuransi.Theo melihat Julie keluar untuk pekerjaan malam, gadis itu pergi mengendarai mobil sedan tuanya yang bercat kusam. Begitu Julie pergi, Theo langsung
BAB 193 BUKAN SIHIRSetelah Kai dan Mia pergi, Henry langsung bicara pada Livie."Teman Mia sangat aneh, aku curiga mentalnya tidak sehat!""Kulihat Tom sangat baik!" Livie malah membela Zontus. "Dia tidak minum alkohol, sangat disiplin menjaga Mia yang ceroboh dan kelihatannya Tom bukan tipe pemuda yang suka membual atau memamerkan kekayaan keluarganya!""Kenapa tidak sekalian kau sebutkan dia sangat tampan, sampai membuat para wanita tidak sadar dengan potensi psikopatnya!""Jangan berlebihan!" Livie menegur kecurigaan Henry."Akui saja, kau juga membela pemuda itu karena dia sangat tampan!"Livie langsung berhenti untuk menatap Henry."Sepertinya kau dan Kai hanya sedang cemburu!""Pemuda itu cuma ingin menguasai Mia, kenapa kau tidak bisa melihatnya!"******Mia pulang berdua dengan zontus, Lana tidak ikut mereka lagi karena Lana akan menginap di tempat Kai selama tiga malam. Seharusnya cukup melegakan bagi Mia, dia tidak harus mengurus keponakan nakal selama tiga hari. Tapi men
BAN 192 BERTEMU KAIWalaupun sudah duduk di dalam mobil Zontus, Mia tetap tidak bisa tenang. Jantung Mia terus berdebar-debar karena Zontus akan ikut bertemu dengan keluarganya, apa lagi di tempat Livie nanti juga akan ada Kai beserta istrinya."Mia apa kau tidak lupa membawakan baju gantiku?" Lana mengingatkan Mia. "Aku akan menginap di tempat Kai!""Ya, sudah ada di dalam tasmu!"Mia masih tegang karena memikirkan Zontus yang akan bertemu Kai. Selama mereka masuk ke dalam mobil, Zontus sama sekali belum bicara. Mustahil jika Mia tidak cemas, Mia takut Zontus membuat keluarganya celaka. Zontus bisa melenyapkan apapun cuma dengan menjentikkan jari jika sedikit saja merasa terusik atau marah.Begitu Zontus menghentikan mobilnya di area basement, Lana langsung buru-buru keluar paling dulu. Lana menenteng ransel kecil merah muda miliknya yang berisi pakaian ganti untuk menginap di tempat tinggal Kai."Ingat kau sudah berjanji untuk tidak menyakiti keluargaku!" Mia menoleh Zontus yang m
BAB 191 MEMANGSA PENYIHIRSekumpulan penyihir pria dan wanita yang telah berhasil ditangkap oleh para lycan dimasukkan ke sel bawah tanah. Sebuah sel khusus yang telah diberi perisai sihir lebih hebat dari Latuza.Seorang pria bungkuk yang baru dilempar masuk ke dalam sel coba menggunakan kemampuan sihirnya untuk mematahkan jeruji sel, tapi begitu tangan pria itu menyentuh jeruji besi, tiba-tiba tangannya terbakar dan menjerit."Aaaaaaaaaaa....!"Tangan penyihir bungkuk bukan cuma terbakar, tubuhnya juga terpental. Penyihir yang lain cuma menyaksikan tidak ada yang berani menolong atau membantu."Kau tidak akan bisa kabur!" Kata salah seorang penyihir wanita yang sudah hampir tiga hari berada di dalam sel. "Aku sudah melihat orang-orang keras kepala sepertimu sejak kemarin!""Untuk apa kita dikumpulkan seperti ini?" Penyihir bungkuk bertanya pada wanita di sampingnya."Aku tidak tahu!" Wanita berambut putih salju itu tidak berbohong. "Aku sedang bekerja di restoran ketika mereka dat