Ayo ramaikan votenya biar semangat untuk dobel up di tanggal 1
"Jane ...!" Jonas terus berteriak mencari kekasihnya. "Jane!"Setelah yakin Ethan cukup jauh baru Jeny menjawab. "Ya, aku di sini!""Jene!" Suara Jonas terdengar berlari mendekat."Aku di sini!""Kenapa kau di situ?" Jonas terkejut ketika melihat Jeny masih duduk bersimpuh di atas rumput."Aku terjatuh!" Jeny berbohong dengan menunjukkan luka di lututnya bekas tadi dia terjungkal."Oh!" Kau harus segera di obati, luka sepele di tempat seperti ini bisa membuatmu infeksi!" Jonas segera memeriksa luka di lutut Jeny."Apa yang kau lakukan di dalam hutan?" Jonas masih penasaran."Aku hanya jalan-jalan." Jeny terus mengarang kebohongan."Sendirian?""Ya."Sebenarnya Jawaban Jeny sama sekali tidak meyakinkan tapi Jonas tidak punya alasan untuk tidak mempercayai kekasihnya."Kita kembali ke tenda!" Jonas membantu Jeny untuk berdiri kemudian mereka berjalan keluar dari hutan."Kau sudah melipat tendamu?" Jeny melihat tenda Jonas sudah berserakan."Ya, tinggal di bereskan saja."Jonas mengambilk
Ethan tetap pemuda normal yang tidak akan menolak jika diberi tawaran mengiurkan sebagai partner selingkuh."Apa bisa langsung kita mulai sekarang?" Ethan meraba kancing teratas dari sweater rajut tipis yang dipakai Jeny untuk dia lepas pelan-pelan.Ethan baru menguraikan satu biji kancing kecil ketika Jeny menghentikan tangannya."Ada beberapa syarat!" gadis itu menatap pemuda di depannya dengan tegas dan tanpa gentar."Kau tidak boleh berkencan dengan Gisel!" Jeny menggulang syarat yang tadi sudah dia kemukakan."Oke!" Ethan langsung setuju karena jari tangannya juga sudah tidak tahan untuk lanjut meraba."Tidak boleh ada yang tahu mengenai hubungan kita!""Oke!" Ethan bisa membayangkan bagaimana mereka bercinta di gudang jerami tanpa harus diketahui oleh siapapun. "Hanya di antara kita berdua!" Jeny mempertegas."Oke!""Dan tidak ada penetrasi!" Jeny menambahkan."Apa kau bercanda!" Ethan terkejut sampai langsung spontan mengambil jarak."Aku benar-benar tidak mau kau melakukan pen
Garasi adalah tempat yang aman untuk bersembunyi dari semua orang. Pencahayaan remang dan kesunyiannya di malam hari sangat pas utuk sepasang pemuda yang sedang sama-sama terbakar hasrat. Mereka sedang sangat cocok, sama-sama panas, penuh gairah meledak-ledak utuk terus saling merampas tanpa ada yang mau mengalah. Perselingkuhan adalah tindakan gila yang menantang adrenalin dan bakal terus mendebarkan.Jeny memiliki bibir yang sangat nikmat untuk terus dipangut dengan brutal. Jeny juga menyukai ciuman Ethan Landon yang maskulin, erotis dan liar. Jeny makin tergelak oleh mencengkeraman tangan Ethan pada kedua buah dadanya, rintihannya sangat manis untuk dinikmati. Ethan semakin tidak tahan untuk terus mengulas gumpalan daging padat itu dengan telapak tangan tebal kasarnya sampai berpusar-pusar. Buah dada Jeny yang bulat berisi dan kenyal jadi nampak seperti mainan karet yang sangat menyenangkan untuk anak laki-laki nakal.Berbagai decak ciuman kotor terus meningkat menjadi irama yang
Hari sudah benar-benar pagi ketika Serkan kembali menikam Anelies di dalam selimut. "Oh, Yang Mulya ..." Anelies terkejut tapi pria itu sudah tenggelam ke dalam tubuhnya. Rasanya kembali terisi penuh, sesak tidak bercelah, dan berdenyut tebal. "Sebentar Sayang ." Serka juga langsung meremasi buah dada Anelies yang masih telanjang, menumbuk pinggulnya dengan hentakan kuat bertenaga dan memciumi bibirnya disertai geraman seraknya yang memberat. Anelies ikut kembali panas karena terus dibuat berdenyut-denyut dan mulai ikut mengerakkan pinggulnya agar saling merasa nyaman. "Oh, Sayang ." Serkan memuji kenikmatan istrinya dengan sebuah ciuman pekat yang sangat intim. Di luar sudah benderang, bahkan kuda-kuda di istal sudah di keluarkan untuk berlarian tapi mereka berdua masih bergelut di dalam selimut. Serkan masih belum usai meski tadi malam mereka sudah tiga kali bercinta. Serkan mengangkat pinggang Anelies agar beralih mendudukinya. "Yang Mulya ....!" Anelies memekik oleh rasa se
Setelah sarapan Jeny kembali ke kamarnya untuk berganti pakaian karena Emilly mengajaknya untuk berkuda. "Apa Ethan Landon sangat baik padamu?" tanya Jonas yang ikut menyusul masuk ke dalam kamar dengan mengejutkan."Aku tidak mendengar kau masuk?" Jeny terkejut tapi Jonas tetap masuk dan mengunci pintu dari dalam.Jeny belum selesai berpakaian ketika Jonas langsung menangkap pinggangnya. "Tolong biarkan aku berpakaian dulu." Jeny benar-benar cuma memakai bra dan celana dalam ketika Jonas terus menarik gadis itu ke dalam pelukannya."Aku juga menginginkanmu, Sayang."Jonas mulai menciumi kulit leher Jeny dengan banyak kecupan."Jonas Hentikan!" Jeny menggeleng untuk menolak tapi Jonas tetap lebih kuat karena dia laki-laki."Apa kau lebih suka jika pemuda kampung itu yang melakukannya?""Apa yang kau katakan?" Jeny berusaha mendorong Jonas yang terus memeluknya."Apa dia sudah menidurimu?" bisik Jonas di dekat telinga Jeny yang seketika langsung seperti tersengat api."Jangan konyol
Darah Ethan makin mengalir deras sampai Jeny histeris dan ikut bersimbah darah. Semua orang langsung ikut kembali panik. Bahkan Jeny masih menangis ketika melihat tubuh pucat Ethan diangkat mengunakan tandu.Anelies terus memeluk Jeny yang syok karena Ethan kembali mengalami pendarahan ketika sedang bersamanya."Dia akan baik-baik saja." Anelies terus berusaha menenangkan Jeny meski gadis itu tetap menangis."Bagaimana jika terjadi sesuatu?""Percayalah Ethan pemuda yang kuat!""Dia seperti ini karena aku!" Jeny juga terus menyalahkan dirinya sendiri."Bukan! semua ini bukan salahmu!"Dari ketakutan Jeny itu, Anelies jadi tahu jika Jeny mencintai Ethan Landon. Jonas juga tidak lepas untuk memperhatikan kekasihnya, mustahil jika dia tidak cemburu. Jonas cuma memperhatikan semua orang yang sedang panik tanpa ikut turun tangan untuk membantu.Malam itu juga Ethan langsung diterbangkan ke rumah sakit besar di Lexington, hanya Jared dan Serkan yang ikut serta. Begitu sampai di rumah sakit s
Begitu sampai di rumah, Jeny langsung meretas sumber data yang digunakan akun misterius tersebut. Akun Pangeran Albany sebenarnya sudah lama Jeny blokir tapi jika mengingat kecerdasan pemuda itu tentu tidak akan sulit untuk menembus berbagai sistem. Setelah benar-benar Jeny telusuri ternyata aksesnya berasal dari benua lain. Malam itu juga Jeny langsung menelpon Emelly. "Bagaimana kondisi Ethan?" "Dia sudah pulih dan bisa beraktifitas normal." Emelly pikir Jeny cuma ingin sekedar mau tahu kabar saudaranya tapi gengsi untuk menelpon sendiri. "Apa dia ada bepergian belakangan ini?" "Memangnya kenapa?" "Maksudku apa Ethan ada pergi ke luar negeri?" "Oh tidak, dia hanya pergi berkuda di pinggir hutan." Jeny sedikit bercerita tapi tidak mengatakan jika akun media sosial milik Pangeran Albany kembali aktif. Jeny hanya ingin tahu bagaimana kondisi mentalnya paska kecelakan itu. Sejauh yang diceritakan Emilly nampaknya memang tidak ada yang aneh. Jeny jadi curiga jika aku Pangeran Al
Ethan sengaja naik dari balkon agar tidak diketahui orang rumah jika dia membawa Jeny keluar tengah malam. "Ayo, cepat jangan bersuara." Ethan membantu Jeny turun pelan-pelan menggunakan tangga. Mereka berdua benar-benar seperti pencuri yang sangat kompak. "Ao!" Kaki Jeny sedikit terpeleset ketika hendak turun dari anak tangga terakhir, untungnya Ethan segera menangkapnya dengan cekatan. Jeny merasakan bagaimana lengan kokoh pemuda itu menahan berat tubuhnya dengan enteng karena kemudian Jeny juga langsung Ethan angkat untuk melompati pagar beton rendah di samping halaman rumah. "Kita mau kemana?" Jeny bertanya pada Ethan yang ternyata sudah menyiapkan kuda. "Naiklah! kita akan berkemah!" Tadi Ethan juga sudah mengatakan jika mereka akan berkemah, masalahnya tadi Jeny pikir tidak serius benar-benar berkemah sampai harus menunggangi kuda tengah malam. "Apa jauh?" "Ketempat kita kemarin." "Di dalam hutan?" "Tidak masalah ini sedang purnama lantai hutan cukup terang." Ethan me
BAB 242 MELANJUTKAN HIDUPAkhirnya musim gugur, hampir empat bulan sejak Mia kehilangan Zontus serta ibunya Helena. Mia terlihat jauh lebih baik, lebih sehat dan ceria, meski isi hatinya tetap tidak ada yang tahu.Mia dan Theo kembali berteman dekat dan berkomunikasi lagi seperti dulu. Theo juga sering datang mengantarkan makanan dengan mengetuk pintu. Kadang mereka membuat makan malam bersama dan pergi ke taman saat akhirnya pekan.Kali ini Theo mengantar Mia pergi ke Hampton untuk acara bayi Henry dan Livie. Hampir semua keluarga besar Mia ikut datang. Geby beserta kelima putri kembarnya dan anak-anak mereka yang ramai. Brandon, Lily serta anak-anak keluarga Lington termasuk Jacob dan bayi mereka yang berambut merah.Hanya Anelies yang tidak bisa ikut datang, tapi dia menitipkan hadiah spesialnya pada Jeny dan Pangeran Albany."Ini hadiah dari Ane untuk Leon."Akhirnya Henry memberi nama Leonel Loghan seperti permintaan Aron yang tidak bisa dibantah."Sampaikan ucapan terimakasihku
BAB 241 MENJALANI HIDUP Mia masih sangat muda dan labil, bisa bertindak ceroboh dalam kondisi tidak stabil. Sebelum pergi dari rumah peternakan, Anelies terus mengingatkan adiknya agar tidak pernah putus asa. "Waktu adalah kesempatan dengan banyak pelajaran yang dapat menjadi penyembuh bagi hati dan jiwa yang sakit. Tidak boleh putus asa, hidup harus tetap dijalani seperti janji yang telah diambil sumpahnya!" Sebagai kakak perempuan, Anelies akan terus mengingatkan Mia lagi dan lagi sesering dia bisa. "Berjanjilah untuk kami semua!" Anelies meminta Mia untuk berjanji agar tidak menyakiti dirinya sendiri. "Aku berjanji tidak akan bertindak bodoh!" Mia bersumpah. Anelies memeluk Mia erat-erat sambil terus berbisik. "Kami semua mencintaimu!" Mia mengangguk kemudian balas memeluk Anelies yang berpamitan pergi bersama anakanak. Aneleis yang pergi paling terakhir dari rumah peternakan. Satu pekan setelah Anelies pergi Mia ikut kembali ke New York. ******* Walapun Mia telah be
240 MIA RINDUSatu Minggu setelah semua orang pergi meninggalkan rumah peternakan, Mia masih terlihat murung, belum memiliki aktifitas lain kecuali berdiam diri di dalam kamar. Mia sering menangis sampai pagi tanpa sedetikpun memejamkan mata.Sungguh Mia sangat rindu tapi tidak tahu harus mencari Zontus kemana. Patah hati karena ditinggalkan selamanya ternyata jauh lebih menyakitkan dari pada sakit hati karena cemburu dan pertengkaran. Ketika hanya sekedar bertengkar, paling tidak Mia masih memiliki kesempatan untuk melihat Zontus kembali. Sekarang Mia sudah tidak bisa dan tidak tahu harus menahan rindunya sampai kapan.Mia semakin sedih karena satu buah kenangan foto pun dia tidak punya. Kadang Mia juga sangat takut bagaimana jika nanti dia lupa dan semua ingatannya tentang Zontus menghilang seolah mereka memang tidak pernah ada. Mia benar-benar bisa gila jika terus seperti ini."Mia apa kau sudah bangun?" Suara Mara mengetuk pintu kamar Mia dari luar."Masuklah, Mom."Begitu mendeng
BAB 239 KEKHAWATIRAN SEMUA ORANGMia bukan cuma telah kehilangan Zontus, dia juga baru tahu jika Helena adalah ibunya. Tapi dari semua kepedihannya, Mia paling sedih karena dia dan Zontus berpisah dalam kondisi sedang marah, bahkan Mia mengusirnya pergi.Sebuah kesalahan pahaman yang pastinya juga sulit untuk Zontus jelaskan dalam kondisi seperti kemarin. Zontus bersikeras tetap pergi karena Helena memang harus dia selamatkan. Sekarang mereka berdua sudah sama-sama tidak ada, Zontus pergi menyusul Helena.Penyesalan memang sering kali datang terlambat. Sekarang Zontus benar-benar pergi dan rasanya Mia ingin gila. Sejak kemarin Mia hanya duduk di balkon kamar, diam melihat jauh ke garis hutan tanpa mau berkumpul dengan keluarga yang lain. Keluarga Mia sedang berkumpul, bahkan Kai juga kembali datang bersama istri serta anak-anaknya untuk Mia."Semua akan berlalu dia akan baik-baik saja." Emillie berusaha menenangkan ibunya meski sebenarnya dua juga khawatir dengan kondisi Mia. "Mia
238 KEPERGIAN ZONTUSSetelah suara retakan kubah magma disusul ledakan dahsyat, elang api keluar dari puncak gunung dengan langsung merentangkan sayap lebar. Tiap helai dari bulu elang raksasa itu berkobar jingga, wujudnya benar-benar mengagumkan. Gerald terus berdiri takjup karena tidak menyangka dirinya bakal menjadi saksi dari kebebasan elang api yang telah ribuan tahun bersemayam dalam belenggu. Elang api sudah terbebas, dia terbang lenyap ke angkasa. Saat itu juga Gerald langsung berlutut untuk pengorbanan rajanya. Gerald terus berlutut hingga gemuruh di pungcak gunung api itu kembali mereda tapi jantung Gerald tetap berdebar kencang.Sungguh Gerald juga masih gemetar melihat pengorbanan Zontus untuk meraka semua. Meski Gerald tidak menyangka akan berakhir seperti ini. Tapi Zontus telah pergi membawa semua benda milik raja negeri Utara bersama tubuhnya, pedang perak, belati, permata bahkan darah milik raja tertua mereka.Setelah cukup tenang dan yakin semuanya telah usai, Ge
BAB 237 KING IN THE NORTH Sejak awal sudah benar tindakan Zontus dengan membekukan Latuza agar tidak mengacau, tapi dengan iseng Lana yang nakal justru membangunkannya. Kali ini giliran Gerald yang kembali mengacau karena tidak mau mendengarkan peringata Zontus untuk berheti ikut campur. Helena yang sudah berahasil lolos dari Latuza terpaksa harus ikut bertarung demi untuk menyeamatkan keturunannya.Mustahil jika Zontus tidak murka, peringatannya telah di abaikan dan sekarang tetap Zontus juga yang harus bertanggung jawab menyelesaikan semuanya segera. Zontus tidak memiliki pilihan lagi setelah melihayat Helena juga telah berkorban."Kalian telah mengacaukan segalanya!" Setelah berteriak lantang Zontus juga langsung melesat pergi dengan murka."Kupikir dia akan melenyapkan kita!" Theo yang bicara disisa atmosfer yang masih beku mencekamGerald juga masih syok karena dia pikir Zontus akan melenyapkan mereka bertiga, tapi ternyata tidak. Gerald, Jared, dan Theo sama-sama masih berd
BAB 236 AKHIR PERTARUNGANDalam kondisi panik terdesak, Latuza langsung melesat ke arah Jared berdiri seorang diri tanpa senjata dan tanpa perlindungan. Meskipun Jared seorang mutan tapi dia tetap bukan lawan sepadan untuk Latuza yang memiliki kemampuan sihir hebat. Haya dengan tatapan mata saja, Jared seketika lupa cara untuk lari dan bergerak. Jared tetap berdiri seperti orang linglung ketika Latuza mendatanginya dengan sangat cepat tidak terduga."Jared!" Gerald berteriak lantang, tapi seperinya dia sudah terlambat.Latuza sengaja menyerang jared untuk mengalihkan perhatian Gerald sekaligus membalas kelancangan musuh-musuhnya. Jared sama sekli tidak menghindar dari serangan Latuza. Tepat ketika Latuza ingin menelan kepala Jared dengan mulut terbuka lebar, tiba-tiba sebuah gelombang tidak kasat mata menerjang tubuh Jared sampai terpental jauh."Wanita terkutuk!" Latuza berteriak melengking pada penyihir berambut merah yang tibatiba sudah berdiri di hadapannya.Jared yang baru terpe
BAB 235 BEKERJA SAMA MENJEBAK LATUZAAnelies dan Emillie sedang duduk di balkon istana membicarakan buku tua Brandon Lington yang masih hilang."Ternyata buku itu berisi kumpulan ramuan sihir yang sangat kuno." Emillie memberitahu Anelies. "Papa yakin, dalam buku itu juga terdapat ramuan sihir yang dapat membebaskan kami dari darah immortal."Anelies jadi membayangkan jika Emillie, Gerald, dan putri mereka bisa mendapatkan kehidupan normal."Sayangnya buku itu hilang." Anelies ikut menyesal. "Seandainya aku bisa melihat siapa yang mengambilnya.""Gerald mencurigai Latuza, karena itu juga sekarang papa dan Gerald sedang bekerja sama memburunya."Pangeran Husain yang diam-diam mendengar pembicaraan mereka tidak berani bicara meskipun dia tahu, buku tersebut sudah dibakar oleh Zontus. Zontus beralasan jika buku tua itu adalah benda terkutuk, harus dimusnahkan, agar tidak kembali menciptakan bencana. Sebenarnya Husain juga tidak mengerti dengan semua tindakan Zontus yang sulit diprediksi.
BAB 234 SEMAKIN DEKATBegitu melihat Lana yang duduk membeku di lantai, Mia langsung sadar siapa pelakunya, karena memang cuma Zontus yang dapat membekukan mahluk apapun yang dia mau."Zontus!" Mia berpaling cepat untuk melihat ke sekeliling kamar.Zontus terlihat sudah berdiri di ambang pintu balkon kamar. Seketika dada Mia berdebar hangat, meledakkan kelegaan luarbiasa meski mahluk yang tidak tahu sudah sangat dia rindukan itu sama sekali tidak memiliki ekspresi menyenangkan.Zontus tetap kaku, dingin dan suka semaunya sendiri. Mia juga masih belum mengerti kenapa dia bisa memiliki persaan berdebar pada mahluk seperti Zontus. Yang Mia tahu, merindukan seseorang tanpa kabar ternyata sangat tidak enak. Mia sudah tidak tahan, dia langsung berlari memeluk Zontus lebih dulu. "Jangan membuatku rindu!" Mia menenggelamkan wajah ke dada hangat Zontus untuk dia hirup dalam-dalam."Jangan membuatku marah!" Zontus balas memeluk erat."Jangan membuatku cemburu!" Kali ini Mia mendongak pada le