AYO VOTE DULU
Jeny masih syok melihat foto dirinya bersama Pangeran Albany yang tiba-tiba bisa beredar di internet, bahkan hampir setiap akun pemberitaan sedang heboh membahasnya. Jeny tidak tahu dari mana media bisa mendapatkan foto-foto dirinya. Bukan cuma foto mereka ketika kabur dan menginap di motel, sebagian juga foto mereka ketika berkemah di peternakan kelurga Clark. Jeny yakin ada yang menjual foto-fotonya dan ada yang sengaja membayar mahal media untuk menciptakan berita heboh. Pastinya semua itu dilakukan oleh seseorang yang punya kekuasaan.Yang membuat Jeny paling terganggu adalah judul bercetak tebal di hampir semua berita mengenai dirinya. [PANGERAN ALBANY KABUR SELAMA TIGA TAHUN KARENA HUBUNGAN ASMARANYA TIDAK MENDAPAT RESTU][PANGERAN ALBANY DIPAKSA MENIKAHI PUTRI ASIFA DEMI MENYELAMATKAN TAHTANYA][PANGERAN ALBANY MASIH MENJALIN HUBUNGAN TERLARANG DENGAN PUTRI KELUARGA HARLOT]Kurang lebih seperti itu tajuk utama hampir di setiap pemberitaan yang intinya menyudutkan Jeny sebagai w
Jeny masih terduduk lesu di dekat jendela ketika Pangeran Albany menyusul masuk ke kamarnya."Kenapa kau tersenyum seperti itu?" ketus Jeny yang ternyata masih tetap kesal meski sepertinya sudah tidak dapat berbuat banyak kecuali pasrah."Sekarang aku suamimu.""Oh ..." Jeny segera menutup telinga dengan kedua telapak tangan karena perutnya langsung ikut berdesis mual begitu mendengar istilah suami.Pangeran Albany tetap mendekat untuk menghampiri Jeny yang duduk di sofa. Tatapan pria itu membuat Jeny langsung waspada."Kau mau apa?""Aku mau istriku!""Kau sudah menjadi milikku seutuhnya!" Pangeran Albany mempertegas sekali lagi."Kenapa laki-laki bisa asal memiliki wanita dengan sesuka hati!" nada bicara Jeny masih terdengar ketus. "Kalian bisa memiliki tiga atau empat sekaligus, sedangkan wanita seolah tidak berhak untuk sekedar memiliki dirinya sendiri!"Pangeran Albany sama sekali tidak melepaskan tatapannya sampai kemudian dia setengah berlutut di hadapan Jeny. Kedua siku Pangera
Ketika Pangeran Albany tiba di sana sudah ada Yang Mulya Serkan, Tobias Harlot, Jared Landon, dan Omar. Pangeran Albany langsung menghampiri Jared yang juga segera bangkit untuk menyambut pemuda itu. Jared menepuk punggung Pangeran Albany layaknya anak laki-laki."Terima kasih, Papa." Pangeran Albany juga masih memanggil papa pada Jared. "Aku sudah menemukan semua surat bukti pernikahan orang tuamu."Kemarin Pangeran Albany memang tidak tahu jika Yang Mulya Serkan meminta bantuan Jared untuk melacaknya ke London. "Kami menunggumu." Kali ini Serkan yang bicara. Pangeran Albany segera ikut duduk sementara Jared menunjukkan semua berkas yang dia dapatkan. Serkan mengenali tulisan tangan Pangeran Rasyid dengan sangat baik dan semua itu dapat dibuktikan melalui banyak puisi yang sering Pangeran Rasyid tulis dalam buku catatannya."Aku menemukan semuanya di apartemen Pangeran Rasyid." Jared terus menjelaskan. "Aku melihat Tuan Husain sendiri yang menyembunyikannya di sana. Tuan Husain per
Putri Asifa benar-bear tidak tahan melihat tingkah Jeny, apa lagi sekarang gadis itu sudah merasa di nikahi. Putri Asifa kembali mengadu pada Tuan Jalal, menagih janji ayahnya untuk menyingkirkan putri keluarga Harlot."Baba, Pangeran Albany sudah menikahi wanita simpanannya dan akan segera membuat pengumuman resmi di media.""Kau tetap akan jadi istri senior." Tuan Jalal masih cukup santai menanggapinya. "Wanita itu juga sedang hamil, Baba!" Putri Asifa mengingatkan. "Kau juga bisa hamil, apa susahnya!""Baba berjanji akan menyinkirkan wanita tidak tahu diri itu." "Ya, tapi tidak bisa tergesa-gesa seperti maumu atau kita akan dicurigai!""Aku sudah tidak tahan karena Pangeran Albany juga membawanya tinggal di istana Arasyid!""Sudah berulang kali kukatakan, jangan pernah mau kalah! kau juga bisa hamil dan dapatkan posisimu!"Bukannya mendapat bantuan, Putri Asifa justru merasa semakin ditekan oleh ayahnya sendiri. "Harusnya kau yang membuat wanita itu tidak tahan berada di sana!"
Obrolan tentang kehamilan membuat Jeny dan Anelies jadi lupa waktu. Setelah mengajak Jeny makan siang, Anelies meminta Jeny untuk pulang agak sore. Ternyata Anelies juga rindu punya teman ngobrol. "Aku juga rindu pulang ke peternakan." "Ya, aku juga." Jeny ikut setuju. "Seandainya tidak mual seperti ini." Mereka sama-sama tersenyum untuk menertawakan kehamilan. Jeny dan Anelies sedang menghabiskan obrolan ringan di balkon. Jeny sempat muntah setelah makan siang dan mengeluh terus mual. "Buah tropis akan membuatmu merasa semakin baik." Anelies sendiri yang mengupaskan buah untuk Jeny meski sebenarnya ada pelayan yang bisa dia suruh. "Kemarin aku juga mual seperti itu, tapi sekarang sudah jauh lebih baik." Anelies terus bercerita termasuk mengenai perhatian suaminya yang paling rajin mengupaskan buah. "Cobalah sedikit." Anelies memberikan buah mangga yang baru dia potong. "Terima kasih." Jeny coba mengunyahnya pelan seperti saran Anelies untuk berhenti jika tiba-tiba kembali m
Akibat kejadian kemarin sekarang Jeny harus istirahat total selama satu minggu dan Pangeran Albany dilarang untuk melakukan penetrasi. "Apa kau tidak apa-apa?" Jeny bertanya mengenai larangan mereka berhubungan sex selama satu minggu. "Hanya kalian yang terpenting bagiku sekarang." Pangeran Albany merunduk untuk memeluk perut Jeny. Entah kenapa kalimat jamak yang barusan dipakai oleh Pangeran Albany bisa membuat Jeny merasa lengkap dan damai dengan cara yang sederhana. "Sungguh maafkan aku karena kurang berhati-hati."Jeny masih tidak menjelaskan jika semua itu sebenarnya bukan salah Pangeran Albany, tapi Putri asifa. Ketika Anelies bersikeras menyuruhnya pulang, Jeny sama sekali tidak menduga jika dirinya bakal langsung diserang dengan brutal seperti kemarin. Jeny bisa benar-benar kehilangan bayinya akibat perbuatan Putri Asifa. "Dia anak yang kuat, kau jangan cemas." Jeny tersenyum sembari membelai permukaan perut dan membiarkan pangeran Albany merayap naik untuk menggapai bibi
Putri Asifa sedang kuwalahan menangani dorongan hasratnya yang sedang memuncak hebat. Efek dari ramuannya memang benar-benar luar biasa, hingga mampu melepas otak dari kewarasannya. "Peluk aku ..." bibirnya bergumam lembut. "Dekap aku dengan erat."Putri Asifa sedang sangat ingin dijamah, menawarkan buah dadanya untuk diremas dan mustahil pria dapat menolaknya. Putri Asifa sangat cantik, berlekuk pinggang feminim dengan gumpalan dada padat yang sangat molek mengairahkan."Oh, ayo ...." Ada semacam gudang penyimpanan tidak jauh dari pintu benteng labirin, mereka masuk ke sana dan menutup pintu gudang dari dalam. Gudang itu kosong, cuma digunakan untuk menyimpan perabot yang jarang terpakai. Tidak akan ada yang melihat dan tidak akan ada yang perduli jika mereka telanjang di sana.Putri Asifa sangat berani, dia meremas pakaian depan lelakinya untuk dia seret mendekat, menyerangnya dengan ciuman panas yang makin brutal. "Ayo, sentuh tubuhku ..."Putri Asifa segera didorong sampai terba
Putri Asifa langsung berendam, menggosok kulitnya yang terasa lengket dan kotor. Rasanya sampai perih tapi tetap saja membuat jijik dan kotor. Putri Asifa masih tidak habis pikir bagaimana dia bisa bercinta dengan pengurus taman. Setiap kali memejamkan mata dan menghela napas bayangan sex liar itu kembali menyambar isi kepalanya. Antara erangan nikmat, berbagai jilatan kotor dan rintihan kejang hingga tubuh mereka meleleh lemas dalam kucuran klimaks."Brengsek terkutuk!" Putri Asifa terus mengumpat dan menjerit gila karena tidak dapat mengusir semua pikiran kotornya.Sebelumnya Putri Asifa hanya pernah berhubungan sex dengan Pangeran Sofyan, pria dewasa yang jelas jauh lebih beradap dari pemuda Pakistan pengurus taman. Tidak dapat di pungkiri jika Anak muda memang lebih panas dan bersemangat. Lama-lama Putri Asifa bisa gila jika tidak dapat menghentikan pikiran kotor di kepalanya meskipun dia sendiri sangat jijik. *****Akhirnya Pangeran Albany benar-benar membuat pengumuman resmi
BAB 199 MENCULIK LANALana sedang duduk bermain ponsel barunya sambil menunggu Kai yang sedang sibuk menelpon. Tiba-tiba seekor Lycan menghampirinya."Ponselmu bagus.""Ya, ini baru!" Lana memamerkan sampul cantiknya. "Aku suka Daisy Duck!""Apa kau ingin bertemu Daisy Duck?" Theo membujuk Lana. "Hari ini ada pertunjukan di Disneyland!""Wao!" Mata Lana langsung berbinar. "Bagaimana aku bisa ke sana?""Aku punya dua tiket jika kau mau ikut?""Ya ... Ya... Aku mau!"Lana langsung bersemangat kemudian menoleh Kai yang masih fokus menelpon."Jangan sampai dia tahu!" Lana sendiri yang menyarankan untuk menyelinap kabur sembunyi-sembunyi.Walaupun dapat mencium aroma darah lycan di tubuh Theo, tapi Lana bisa merasakan jika pemuda itu lycan yang baik. Seandainya bukan Theo yang diberi tugas untuk menculik Lana pasti gadis nakal itu tidak akan mau ikut segampang itu.Lana terus berjalan mengekor di samping Theo yang menarik lengannya. Mereka pergi bertiga tapi Lana kurang suka dengan lycan
BAB 198 MASIH MENJADI MISTERIMia keluar dari ruang kuliah, pergi ke halaman parkir, tapi tidak melihat Zontus di manapun. Mia coba memeriksa pesan, ternyata Zontus juga belum kembali mengirim pesan. Setelah menunggu beberapa saat dan Zontus tidak juga muncul, akhirnya Mia pulang sendiri. Meski sudah sore tapi sinar matahari masih panas terik. Walaupun Mia bisa pulang ke apartemennya dengan berjalan kaki menyebrangi taman, tapi akhirnya Mia pilih mengunakan taksi. Mia enggan bertemu Lycan yang berkeliaran, karena sampai sekarang Mia masih belum terbiasa dengan aroma darah busuk.Tiba-tiba dalam perjalanan puang itu Mia teringat Theo, sudah lebih dari dua minggu mereka tidak pernah berkomunikasi. Theo juga tidak terlihat mengirim pesan atau mengirim status baru di media sosial miliknya. Dalam hati Mia cuma bisa berdoa semoga pemuda itu baik-baik saja, karena rasanya Mia juga belum bisa membatu Theo selama dia masih terus mual dan muntah cuma untuk sekedar berdekatan.Begitu sampai di
BAB 197 DARAH MURNI RAJA NEGERI UTARA.Latuza benar-benar tidak bisa menyentuh Gerald, darah murni di tubuh pemuda itu terlalu kuat. Sepertinya Latuza memang tidak akan bisa mengunakan pengaruh sihirnya, dia harus bisa membujuk Gerald. Latuza kembali mebangunkan Gerald.Begitu Gerald kembali membuka mata dia melihat Latuza sedang duduk menunggu di samping ranjang dengan wijud sangat cantik."Apa yang kau ingnkan?" Gerald yang bertanya."Aku menginginkanmu!" Latuza mendekat.Gerald reflek menjauh karena aroma Latuza yang anyir membuat mual. Semula Gerald juga tidak manyangka aroma Latuza bakal sebusuk ini. Semakin ular betina itu berganti kulit dan kenyang dengan mangsa, maka aromanya akan semakin busuk bagi indra penciuman yang peka seperti Gerald."Akan kuberikan segalanya asal kau mau menjadi lelakiku.""Kau memangsa para penyihir!" Gerald juga langsung menatap Latuza dan terus menjaga jarak waspada karena Gerald benar-benar tidak suka."Jangan takut padaku, aku tidak akan menyakiti
BAB 196 TERTANGKAPTidak ada yang tahu jika Gerald telah tertangkap oleh Latuza. Walaupun Latuza tidak bisa menyentuh tubuh Gerald, tapi ular wanita licik itu pasti akan terus mencari akal untuk bisa menguasai keturunan dari raja negeri Utara."Oh, Tuhan!" Emillie tidak sengaja menjatuhkan gelas kristal yang akan dia berikan pada Anelies. Selain bertugas menjaga Anelies dari incaran para Lycan, Emillie juga harus memastikan semua makan Anelies terhindar dari sihir wanita ular."Kenapa denganmu?" Anelies buru-buru menghampiri adiknya."Tiba-tiba aku memcemaskan Gerald.". Emillie masih berdiri syok dengan dada berdebar."Dia akan pulang!" Anelies menenangkan Emillie."Aku melihatnya kembali." Anelies juga sangat yakin."Semoga Gerald kembali seperti yang kita semua inginkan." Jantung Emillie masih berdebar tapi dia juga harus selalu ingat jika mereka semua memang sedang berjuang.Mereka semua telah membagi tugas masing-masing untuk bisa berhasil. Yang Mulya Serka bertugas membujuk apara
195 DARAH MURNI DARI UTARAWalaupun tersembunyi ditengah kerumunan para penyihir, Latuza tetap langsung mengenali darah murni yang mengalir di tubuh Gerald."Siapa namamu?""Gerald!"Tapi nama Gerald benar-benar asing untuk latuza. Selama ini Latuza memang tidak pernah tahu jika raja negeri Utara masih memiliki keturunan yang lain, pemuda berdarah murni yang juga memiliki wajah rupawan seperti leluhurnya.Diam-diam Latuza tersenyum dan langsung menoleh pada para lycan untuk memberi perintah. "Bawa di ke istanaku!"Tiga pria bercincin hitam menghampiri Gerald, salah satunya adalah Theo."Ikut dengan kami!"Gerald berjalan patuh mengikuti perintah mereka. Gerald dipisahkan dengan para penyihir untuk dibawa ke istana Latuza.Theo terus ikut mengantar Gerald tapi mereka tidak saling berkomunikasi sama-sekali. Sebenarnya ini juga kali pertama Theo melihat istana Latuza. Selain simbol tiga bintang bersusun, di pintu gerbang istana Latuza juga terdapat simbol ular yang melilit tongkat.Ula
BAB 194 MENYELINAPDiam-diam Theo juga memantau keluarga Jhony. Sudah beberapa hari Theo memperhatikan aktifitas putri Jhony. Julie bekerja di dua tempat, biasanya Julie akan berangkap pagi untuk bekerja di sebuah restoran kecil sampai sore, gadis itu cuma istirahat sebenatar kemudian pergi lagi untuk bekerja malam sebagai kasir minimarket dua puluh empat jam.Bekerja malam memang kondisinya lebih sepi, tidak terlalu banyak pelanggan yang harus dilayani, tapi tetap memerlukan ketahanan fisik karena harus begadang sampai hampir pagi. Theo melihat putri Jhony sudah bekerja sangat keras untuk gaji yang tidak seberapa. Theo juga baru tahu jika bibi Julie sedang dirawat di rumah sakit, karena itu Julie harus bekerja keras sendiri untuk menyewa tempat tinggal, membayar semua tagihan dan membiayai perawatan bibinya yang tidak memiliki asuransi.Theo melihat Julie keluar untuk pekerjaan malam, gadis itu pergi mengendarai mobil sedan tuanya yang bercat kusam. Begitu Julie pergi, Theo langsung
BAB 193 BUKAN SIHIRSetelah Kai dan Mia pergi, Henry langsung bicara pada Livie."Teman Mia sangat aneh, aku curiga mentalnya tidak sehat!""Kulihat Tom sangat baik!" Livie malah membela Zontus. "Dia tidak minum alkohol, sangat disiplin menjaga Mia yang ceroboh dan kelihatannya Tom bukan tipe pemuda yang suka membual atau memamerkan kekayaan keluarganya!""Kenapa tidak sekalian kau sebutkan dia sangat tampan, sampai membuat para wanita tidak sadar dengan potensi psikopatnya!""Jangan berlebihan!" Livie menegur kecurigaan Henry."Akui saja, kau juga membela pemuda itu karena dia sangat tampan!"Livie langsung berhenti untuk menatap Henry."Sepertinya kau dan Kai hanya sedang cemburu!""Pemuda itu cuma ingin menguasai Mia, kenapa kau tidak bisa melihatnya!"******Mia pulang berdua dengan zontus, Lana tidak ikut mereka lagi karena Lana akan menginap di tempat Kai selama tiga malam. Seharusnya cukup melegakan bagi Mia, dia tidak harus mengurus keponakan nakal selama tiga hari. Tapi men
BAN 192 BERTEMU KAIWalaupun sudah duduk di dalam mobil Zontus, Mia tetap tidak bisa tenang. Jantung Mia terus berdebar-debar karena Zontus akan ikut bertemu dengan keluarganya, apa lagi di tempat Livie nanti juga akan ada Kai beserta istrinya."Mia apa kau tidak lupa membawakan baju gantiku?" Lana mengingatkan Mia. "Aku akan menginap di tempat Kai!""Ya, sudah ada di dalam tasmu!"Mia masih tegang karena memikirkan Zontus yang akan bertemu Kai. Selama mereka masuk ke dalam mobil, Zontus sama sekali belum bicara. Mustahil jika Mia tidak cemas, Mia takut Zontus membuat keluarganya celaka. Zontus bisa melenyapkan apapun cuma dengan menjentikkan jari jika sedikit saja merasa terusik atau marah.Begitu Zontus menghentikan mobilnya di area basement, Lana langsung buru-buru keluar paling dulu. Lana menenteng ransel kecil merah muda miliknya yang berisi pakaian ganti untuk menginap di tempat tinggal Kai."Ingat kau sudah berjanji untuk tidak menyakiti keluargaku!" Mia menoleh Zontus yang m
BAB 191 MEMANGSA PENYIHIRSekumpulan penyihir pria dan wanita yang telah berhasil ditangkap oleh para lycan dimasukkan ke sel bawah tanah. Sebuah sel khusus yang telah diberi perisai sihir lebih hebat dari Latuza.Seorang pria bungkuk yang baru dilempar masuk ke dalam sel coba menggunakan kemampuan sihirnya untuk mematahkan jeruji sel, tapi begitu tangan pria itu menyentuh jeruji besi, tiba-tiba tangannya terbakar dan menjerit."Aaaaaaaaaaa....!"Tangan penyihir bungkuk bukan cuma terbakar, tubuhnya juga terpental. Penyihir yang lain cuma menyaksikan tidak ada yang berani menolong atau membantu."Kau tidak akan bisa kabur!" Kata salah seorang penyihir wanita yang sudah hampir tiga hari berada di dalam sel. "Aku sudah melihat orang-orang keras kepala sepertimu sejak kemarin!""Untuk apa kita dikumpulkan seperti ini?" Penyihir bungkuk bertanya pada wanita di sampingnya."Aku tidak tahu!" Wanita berambut putih salju itu tidak berbohong. "Aku sedang bekerja di restoran ketika mereka dat