BAB 52 BULAN PURNAMAMia mematikan semua lampu kamarnya sampai gelap gulita, tapi kedua matanya tetap tidak bisa terpejam meskipun sudah berbaring hampir dua jam. Malam semakin larut, tidur Mia sama sekali tidak tenang, gadis muda itu terus dibuat tegang dengan berbagai pikiran liar. Mia memang tidak ingat apapun mengenai Zontus yang pernah menculik dan mengurungnya di dalam bunker dingin. Tapi Mia ingat ketika Zontus datang meloncat ke balkon istana Zubair untuk mengambil Pangeran Husain. Intinya Mia ingat jika mahluk itu sangat besar, bisa melesat terbang dengan sangat cepat seperti kilat.Mia masih tidak tahu bagaimana harus menangkap mahluk seperti Zontus, tapi bila Mia memiliki kesempatan dia bersumpah akan langsung memukul kepala Zontus sampai jadi bodoh, ideot. Mia luar biasa kesal, karena ulah sok pintar Zontus dia jadi mendapatkan hukuman dari pihak sekolah. Mia benar-benar dituduh telah berbuat curang. Mia masih sibuk berpikir saat tiba-tiba mendengar sura berdebum ringan
BAB 53 SEBUAH PENGORBANANKandungan Anelies sudah memasuki sembilan bulan ketika mendengar kedua putranya menghilang sekaligus."Kami tidak menemukan Pangeran Husain dan Pangeran Habibi di manapun, Yang Mulya.""Oh, Tuhan ...!" perut Anelies langsung mulas."Cari kesemua kolong, lemari, dan semua celah!" Serkan memberi perintah pada seluruh pelayan serta pengawal di istana Zubair.Anelies terus merintih sampai kemudian Serkan sadar melihat cairan bening merembas dilantai."Kau akan melahirkan!" Serkan langsung menyambar tubuh Anelies untuk dia baringkan ke atas ranjang dan berteriak lagi. "Panggil dokter istana!""Yang Mulya...!" Anelies menggeliat kesakitan sambil meraih lengan suaminya.Serkan mendekat untuk mencium Anelies, menyapu dahi Anelies yang berkeringat dingin sambil terus membisikkan doa di dekat telinganya."Yang Mulya ..." Anelies merintih lagi. "Sepertinya sudah mau keluar!""Oh Tuhan ...!" Serkan bingung karena dokter istana belum tiba tapi Anelies sudah mulai mengejan
BAB 54 SEBUAH KEPUTUSAN"Zahra!!!" Putri Sovia baru keluar dari kamar mandi untUk berganti pakaian dan tiba-tiba berteriak nyaring pada pengawalnya."Ada apa Tuan Putri?" Zahra langsung melesat masuk ke kamar Putri Sofia dengan sikap siaga layaknya prajurit profesional."Ada yang bergerak-gerak di dalam lemariku pakaianku!""Biar saya periksa." Zahra langsung membuka lebar pintu lemari yang semula sudah seperempat digeser."Pangeran Husain!" Zahra menemukan Pangeran Husain di antara tumpukan pakaian yang sudah diacak-acak seperti sarang binatang."Husain!" Putri Sofia ikut mengintip dan langsung marah. "Apa yang kau lakukan di situ?""Semua orang sedang mencari Anda, Pangeran kecil." Zahra yang memberitahu."Aku hanya bermain petak umpet.""Habibi juga bersembunyi di lemari sampai ketiduran, memang siapa yang akan mencarimu!" Putri Sofia tetap marah."Kalian semua!" Pangeran Husain memasang wajah imut menjengkelkan.Pangeran Husain memang benar, faktanya semua orang di Istana Zubair
BAB 55 TERKEJUTSejak terkejut dengan ketepatannya melempar burung gagak mengunakan tongkat baseball, Mia iseng berlatih melempar dan benar-benar baru sadar jika lemparannya selalu tepat sasaran. Rasanya seperti memiliki kemampuan ajaib yang selama ini tidak pernah Mia sadari. Diam-diam Mia juga semakin penasaran untuk mengetahui kemampuan apa saja yang tersembunyi dalam dirinya. Mia sedang duduk di atas rumput hutan, melempar ranting kering di ujung puncak pohon awal musim semi yang sedang dikerumuni burung-burung berkicau. Berulang kali Mia selalu tepat sasaran. Mia juga cukup iseng membubarkan acara bermain burung-burung kecil di sekitar hutan. Bahkan Mia juga ahli melempar pisau untuk menombak ikan di dalam air."Kau harus lihat ini, Jack!"Mia bakal memamerkan keahlian barunya menombak ikan pada Jacob yang dulu suka pamer."Aku lebih hebat dirimu!"Selama ini Mia dikenal paling banyak ulah, sama sekali tidak memiliki prestasi akademis dan paling tidak bisa diam. Ternyata kemampu
BAB 56 GUSARZontus yang sudah cukup lama diam-diam mengintai dari puncak pohon langsung meluncur turun untuk menyentuh dahi Mia mengunakan ujung jari telunjuk. Seketika manik mata Mia membeku, tubuhnya tidak bergerak sementara otaknya padam seperti sedang diterjang gelombang gelap yang sangat pekat.Zontus dapat menembus hingga ke akar ingatan manusia yang paling terdalam untuk melihat tiap kilasan hidup yang pernah dilalui oleh seseorang. Walaupun sudah sadar sejak awal jika Mia memiliki kemiripan fisik dengan putri Eluise, tapi rasanya Zontus tetap tidak terima ketika mengetahui gadis nakal itu juga memiliki ingatannya."Kau bukan dia!" Zontus berdesis kaku sambil masih menyentuh dahi Mia. "Kau tidak boleh memiliki ingatannya!"Seharusnya Zontus juga bisa menghapus segala ingatan Mia untuk dia lenyapkan sebelum gadis itu sadar."Kau akan lupa!" Mia terus ditatap tajam dalam kondisi beku. "Mulai detik ini sampai selamanya!"Tiba-tiba Mia menjerit, melengking sangat nyaring hingga me
BAB 57 MENYEMBUNYIKAN KEHAMILANSebelum pulang, Henry kembali ingat untuk membuka berkas milik Jackson yang tadi pagi berada di atas mejanya. Henry menandatangani permohonan Jackson agar bisa segera ikut membawa keluarganya pindak ke Boston. Henry juga memberikan fasilitas rumah mewah di kawasan elit untuk kepindahan Jackson. Jackson berhak hidup tenang bersama Ana serta putrinya. Setelah itu Henry juga mengirim pesan secara pribadi ke nomor Jackson.[Selamat untuk kelahiran putri kalian. Kau layak mendapatkan kebahagian bersama keluarga kecilmu. Maaf jika aku pernah menjadi pengganggu dalam kedamaian kalian, tapi aku bersumpah akan ikut berdoa untuk kebahagiaanmu bersama Ana] Henry merasa tetap harus meminta maaf pada Jackson. Diantara banyak wanita yang telah Henry permainkan, Henry sudah sangat sadar jika seharusnya dia tidak pernah bermain-main dengan wanita dari pria sebaik Jackson. Ana dan Jackson menjalani hubungan dengan kesenjangan usia yang cukup jauh, Jackson sosok yang s
BAB 58 BERDARAHLivie sudah tergeletak lemas di atas lantai dengan wajah pucat dan darah segar merembas dari pinggulnya. Henry langsung berteriak histeris bersamaan dengan teriakan Mia yang melengking hinga menggetarkan langit hutan. Semu orang ikut mendengarkan teriakan Mia."Jared, itu putrimu!" Mara menoleh Jared yang sedang menyisir rambut kuda.Saat itu juga Jared langsung berlari melesat, menembus barisan pepohonan hutan dengan gerakan secepat kilat. Jared mengendus aroma darah putrinya dari lapisan udara yang berdesing tajam menyayat daun telinga. Jantung Jared terus berdentam hebat, seluruh kelenjar pertahan dirinya bangkit waspada. Gempuran adrenalin yang meledak hebat terus membangun struktur otot liat di sekujur tubuh Jared untuk meregang bergemuruh dengan darah petarung.Jared menemukan putrinya sudah tergeletak di atas tanah hutan dengan hidung berdarah kental. Jared segera menyambar tubuh Mia dan meraung murka untuk menantang entah mahluk apa yang telah berani menyentuh
BAB 59 GADIS TENGILMia duduk di tangga teras, diam-diam memperhatikan ke sekeliling halaman, memperhatikan sampai ke garis hutan melengkung ke utara. Mia kembali mengingat hutan gelap dengan banyak monster, langitnya gelap dinaungi kabut hitam pekat, siluet dari ranting-ranting kering terlihat seperti cakar monster berkuku tajam mengerikan. Sampai saat ini Mia masih berpikir jika kilasan-kilasan aneh di kepalanya itu hanya sekedar halusinasi setelah dia pingsan di hutan akibat perbuatan Zontus.Selain ingat mengenai hutan gelap, Mia juga ingat dengan kemunculan zontus yang tiba-tiba meluncur dari atas pohon untuk menyentuh dahinya."Aku tidak takut denganmu monster besar!" Mia bergumam sendiri sambil memperhatikan gelang pemberian pangeran Husain. Anak ajaib itu sudah berjanji Zontus tidak akan bisa menyentuhnya bila memiliki niat jahat. Jika kemarin Zontus bisa menyentuh dahi Mia, artinya niat Zontus tidak jahat tapi bodoh.Zontus memang sudah sangat ceroboh, akibat kejadian kem
BAB 23 AKAL LICIK YANG AKAN MEMBUAT MURKAEmillie adalah wanita yang cerdas, keras, dan tidak akan mungkin mau mengalah. Setelah perdebatan panasnya dengan Pangeran Al-Waleed, Emillie masih berani menatap tajam ke mata putra mahkota sombong itu dengan dagu terangkat."Aku mau pergi!" Emillie bicara tegas."Kau tidak boleh pergi!" Pangeran Al-Waleed balas menatap tajam pada wanita di hadapannya."Aku tidak perlu ijin darimu!" Emillie jelas bukan wanita yang bakal takut terancam meskipun dia cuma sendirian.Nampaknya Pangeran Al-Waleed semakin tertantang dengan wanita pemberani, pria tinggi besar itu tiba-tiba tersenyum."Bahkan kau belum memberitahu siapa namamu.""Cari tahu saja sendiri jika kau merasa hebat dan memiliki kuasa!" Emillie memberi tantangan."Oke!" Pangeran Al-Waleed masih mempertahankan seringai senyum tipis di wajahnya. "Kau boleh pergi dengan terhormat."Akhirnya Emillie dibolehkan pergi, tapi pastinya Pangeran Al-Waleed tetap tidak akan melepaskan begitu saja. Setela
BAB 22 BICARA TENANG Begitu melihat Faaz kembali masuk ke dalam rumah, Putri Sofia bergegas keluar dari kamar, berlari menuruni anak tangga dengan tidak sabar untuk bertemu. Putri Sofia tersenyum menyambut Faaza yang baru masuk ke dalam rumah. Jantung Putri Sofia benar-benar terus berdebar hanya dengan saling berhadapan, bahkan gadis itu belum sempat mengungkapkan rasa terimakasihnya ketika Faaz bicara lebih dulu. "Aku harus mengantarmu pulang!" Faaz memberi tatapan serius. "Apa maksudmu?" Putri Sofia cukup terkejut tapi masih didominasi perasaan bingung. "Aku harus mengantarmu pulang ke Istana Zubair." Faaz cuma memperjelas tanpa memberi alasan. "Aku tidak mau pulang!" Seketika Putri Sofia menegakkan bahu. "Sampai kapanpun aku tidak akan mau pulang, aku tidak mau dipaksa menikah dengan Pangeran Al-Waleed!" "Kau akan menjadi seorang ratu, di sini bukan tempatmu!" Faaz terus mengingatkan. Putri Sofia menggeleng keras. "Aku tidak mau menikah dengan Pangeran Al-Waleed!" "A
BAB 21Emillie diberi tawaran oleh seorang putra mahkota. Tawaran yang seharusnya sangat menyenangkan bagi kebanyakan wanita. Pangeran Al-Waleed bukan cuma kaya raya, dia juga masih sangat muda, memiliki kekuasaan dan tampan."Akan kuberikan apapun yang kau inginkan asal kau mau patuh padaku!""Aku wanita bebas, bukan wanita yang dapat disimpan oleh laki-laki!" Emillie bicara tegas dengan tatapan tajam."Kau punya mata yang cantik." Pangeran Al-Waleed terus mengamati wanita di hadapannya. "Kau juga akan mendapat banyak hadiah."Emillie terus dibujuk agar mau dimiliki. Seandainya Lana tahu ibunya sedang dirayu, pasti dia sudah meledak histeris untuk merobohkan Istana Tamir beserta seluruh penghuninya. Sementara saat ini Emillie sedang berusaha menahan diri untuk mencari lebih banyak informasi."Aku bukan anak-anak yang dapat dibujuk dengan hadiah!" Emillie coba menantang. "Tapi aku akan sangat menyenangkan untuk pria yang juga bisa memberikan kehormatan tertinggi untukku!""Aku juga s
BAB 20 BERBAHAYAKondisinya benar-benar genting menegangkan, Putri Sofia dan Faaza bisa ketahuan jika Ramji berhasil membuka pintu."Aku curiga Faaza bukan memelihara kucing!"Semakin gawat, Ramzi mulai curiga. Putri Sofia reflek melotot syok, dia sangat takut ketahuan. Faaz segera menyentuh bibir Putri Sofia dengan jari telunjuk agar tenang."Tidak akan kubiarkan mereka menemukan mu!" Faaz bersumpah pada dirinya sendiri, kemudian pelan-pelan bangkit dari atas ranjang.Putri Sofia ikut bangkit duduk dengan membelai pinggangnya yang masih agak nyeri setelah terhimpit tidak dapat bergerak. "Kau mau ke mana?" Putri Sofia mendongak pada Faaza.Faaz terlihat berjalan mendekati jendela samping. Selain jendela yang menghadap halaman depan, posisi kamar Zahra yang kebetulan berada di sudut bangunan juga memiliki jendela menghadap ke halaman samping. Putri Sofia buru-buru berdiri untuk ikut melihat keluar jendela. Ada sebuah kolam renang yang cukup lebar di halaman samping."Aku akan melompa
BAB 19 TERTANGKAPSejak Emillie keluar dari taksi seorang diri, dia sadar ada beberapa mata memperhatikannya. Seorang wanita berkeliaran seorang diri memang sangat tidak lazim. Bahaya bisa mengancam wanita di mana saja, apa lagi bagi mereka yang masih sangat muda dan cantik. Ketika Emillie melintasi depan pertokoan dia tidak sengaja mendengar percakapan seorang pria melalui sambungan telpon.Dengan indra pendengaran mutan berdarah immortal, Emillie dapat mendengar suara paling pelan dari jarak lebih dari dua puluh meter. Seorang pria berkemeja hitam sedang melapor pada seseorang dalam sambungan telepon. Emillie sengaja berjalan mendekat seolah dia tidak sadar jika dirinya sedang di bicarakan dan tepat ketika Emillie melintasi di depan pria berkemeja hitam, sebuah kamera aktif di arahkan padanya. Foto Emillie tertangkap dengan jelas meskipun dia sedang memakai cadar.Sejak siang hari Emillie sadar jika dirinya terus di ikuti. Agar tidak mencurigakan Emillie pergi berbelanja fashion sep
BAB 18 KUCING"Meowww....""Kau memelihara kucing?""Kakakku yah memelihara kucing, bukan aku!" Faaz kembali mempertegas dengan alibi agar meyakinkan. "Aku jarang pulang, biasanya Fatima yang akan selalu datang memberi makan.""Berarti Fatima akan datang?" Mata Ramzi langsung berbinar."Saat aku di rumah, aku yang memberi makan."Seketika Faaz menenggelamkan ke bagian Ramzi yang sudah sempat berbunga-bunga."Ah, sayang sekali kekasihku Fatima tidak akan datang.""Sebaiknya kalian menginap di hotel kota, aku serius, rumahku masih gelap tanpa listrik sampai besok lusa!" Faaz juga terus berusaha membujuk Ahmed dan Ramzi agar tidak berlama-lama berada di rumahnya."Kau kira kami takut gelap!" Ramzi yang membalas. "Aku akan tetap menginap disini, kita sahabat disaat terang dan gelap!""Wahahaha...!!!" Ramzi menambahkan kelakar tawa untuk kalimat terakhir yang puitis.Gawat bila kedua rekan Faaza benar-benar menginap. Putri Sofia bisa kelaparan di dalam kamar. Faaz harus segera mencari akal
BAB 17 PUTRI SOFIA BERSEMBUNYIGerald dan Emillie mulai mencari jejak Putri Sofia dari hotel kerajaan tempat malam gadis muda itu menghilang. Gerald masih bisa mencium aroma Putri Sofia di sekitar kamar hotel hingga ke ruang laundry. Tapi mendadak aroma Putri Sofia menghilang di sekitar halaman parkir."Jejaknya sudah lenyap!" Gerald yang memiliki penciuman paling tajam bahkan sudah tidak dapat mencium jejak apapun. "Putri Sofia kabur di saat hujan deras, kemungkinan karena itu jejaknya telah lenyap!""Sepertinya Putri Sofia pergi bersama sebuah mobil!" Emillie yang selalu paling cerdas dan jeli di antara putri-putri Jared. "Siapa saja yang datang dan pergi malam itu?"Saat itu juga, Gerald dan Emillie segera mencari tahu semua daftar tamu yang hadir di acara ulang tahun Putri Sofia dan Pangeran Hamdan. Sebenarnya acara ulang tahun tersebut cuma mengundang keluarga inti, seharusnya tidak ada yang perlu dicurigai. Selebihnya adalah pengawal istana yang berjaga ketat."Pangeran Al-Walee
BAB 16 TAMU TIDAK TERDUGAAbdul kembali memberi laporan pada Pangeran Al-Waleed."Sepertinya memang ada yang aneh dan mencurigakan, Pangeran." Abdul menjelaskan informasi yang baru dia dapat dari mata-matanya. "Biasanya setiap akhir pekan dalam satu bulan Putri Sofia akan berkunjung ke resort pantai keluarga istana untuk mengunjungi Yang Mulya Seika. Akhir pekan ini Putri Sofia tidak terlihat datang. Seandainya Putri Sofia benar-benar sakit, seharusnya Yang Mulya Seika juga akan pergi untuk mengunjungi cucu kesayangannya. Tapi dalam satu pekan ini Yang Mulya Seika juga tidak terlihat keluar dari resort sama sekali."Pangeran Al-Waleed semakin yakin jika memang sedang ada yang disembunyikan oleh Yang Mulya Serkan. Janji seorang raja bukan perkara main-main, bila Yang Mulya Serkan sampai ingkar mengenai Putri Sofia, masalah tersebut pasti akan menimbulkan ketegangan dalam hubungan politik kedua negara mereka."Tetap jalankan rencanaku!" Pangeran Al-Waleed bicara tegas di hadapan Abdul.
BAB 15 KOTORPutri Sofia menjerit histeris karena melihat laba-laba, berlari panik sampai akhirnya jatuh menendang ember oli kotor. Putri Sofia jatuh dengan posisi tertelungkup di lantai, sekujur tubuhnya berlumuran oli hitam yang tumpah melebar ke lantai."Jangan berdiri!"Faaz menghentikan tapi Putri Sofia sudah terlanjur bangkit."Kau akan jatuh!"Faz melompat cepat untuk menangkap tubuh Putri Sofia yang kembali terjungkal tapi mereka malah sama-sama tergelincir jatuh bersama. Faaza jatuh terjengkang ke belakang sedangkan Putri Sofia jatuh tertelungkup di atas tubuhnya."Oh Tuhan...!" Putri Sofia yang menimpa dada Faaza dengan keras, tapi dia sendiri yang mengeluh nyeri.Putri Sofia segera mendekap buah dadanya yang berdenyut-denyut nyeri, sementara Faaza belum bergerak. Begitu sadar dirinya sedang tertelungkup di atas tubuh seorang pria, Putri Sofia langsung melotot lebar. Sofia terkejut gugup, sangat canggung sampai bibirnya bicara aneh."Apa aku berat?"Mereka masih tumpang tin