BAB 53 SEBUAH PENGORBANANKandungan Anelies sudah memasuki sembilan bulan ketika mendengar kedua putranya menghilang sekaligus."Kami tidak menemukan Pangeran Husain dan Pangeran Habibi di manapun, Yang Mulya.""Oh, Tuhan ...!" perut Anelies langsung mulas."Cari kesemua kolong, lemari, dan semua celah!" Serkan memberi perintah pada seluruh pelayan serta pengawal di istana Zubair.Anelies terus merintih sampai kemudian Serkan sadar melihat cairan bening merembas dilantai."Kau akan melahirkan!" Serkan langsung menyambar tubuh Anelies untuk dia baringkan ke atas ranjang dan berteriak lagi. "Panggil dokter istana!""Yang Mulya...!" Anelies menggeliat kesakitan sambil meraih lengan suaminya.Serkan mendekat untuk mencium Anelies, menyapu dahi Anelies yang berkeringat dingin sambil terus membisikkan doa di dekat telinganya."Yang Mulya ..." Anelies merintih lagi. "Sepertinya sudah mau keluar!""Oh Tuhan ...!" Serkan bingung karena dokter istana belum tiba tapi Anelies sudah mulai mengejan
BAB 54 SEBUAH KEPUTUSAN"Zahra!!!" Putri Sovia baru keluar dari kamar mandi untUk berganti pakaian dan tiba-tiba berteriak nyaring pada pengawalnya."Ada apa Tuan Putri?" Zahra langsung melesat masuk ke kamar Putri Sofia dengan sikap siaga layaknya prajurit profesional."Ada yang bergerak-gerak di dalam lemariku pakaianku!""Biar saya periksa." Zahra langsung membuka lebar pintu lemari yang semula sudah seperempat digeser."Pangeran Husain!" Zahra menemukan Pangeran Husain di antara tumpukan pakaian yang sudah diacak-acak seperti sarang binatang."Husain!" Putri Sofia ikut mengintip dan langsung marah. "Apa yang kau lakukan di situ?""Semua orang sedang mencari Anda, Pangeran kecil." Zahra yang memberitahu."Aku hanya bermain petak umpet.""Habibi juga bersembunyi di lemari sampai ketiduran, memang siapa yang akan mencarimu!" Putri Sofia tetap marah."Kalian semua!" Pangeran Husain memasang wajah imut menjengkelkan.Pangeran Husain memang benar, faktanya semua orang di Istana Zubair
BAB 55 TERKEJUTSejak terkejut dengan ketepatannya melempar burung gagak mengunakan tongkat baseball, Mia iseng berlatih melempar dan benar-benar baru sadar jika lemparannya selalu tepat sasaran. Rasanya seperti memiliki kemampuan ajaib yang selama ini tidak pernah Mia sadari. Diam-diam Mia juga semakin penasaran untuk mengetahui kemampuan apa saja yang tersembunyi dalam dirinya. Mia sedang duduk di atas rumput hutan, melempar ranting kering di ujung puncak pohon awal musim semi yang sedang dikerumuni burung-burung berkicau. Berulang kali Mia selalu tepat sasaran. Mia juga cukup iseng membubarkan acara bermain burung-burung kecil di sekitar hutan. Bahkan Mia juga ahli melempar pisau untuk menombak ikan di dalam air."Kau harus lihat ini, Jack!"Mia bakal memamerkan keahlian barunya menombak ikan pada Jacob yang dulu suka pamer."Aku lebih hebat dirimu!"Selama ini Mia dikenal paling banyak ulah, sama sekali tidak memiliki prestasi akademis dan paling tidak bisa diam. Ternyata kemampu
BAB 56 GUSARZontus yang sudah cukup lama diam-diam mengintai dari puncak pohon langsung meluncur turun untuk menyentuh dahi Mia mengunakan ujung jari telunjuk. Seketika manik mata Mia membeku, tubuhnya tidak bergerak sementara otaknya padam seperti sedang diterjang gelombang gelap yang sangat pekat.Zontus dapat menembus hingga ke akar ingatan manusia yang paling terdalam untuk melihat tiap kilasan hidup yang pernah dilalui oleh seseorang. Walaupun sudah sadar sejak awal jika Mia memiliki kemiripan fisik dengan putri Eluise, tapi rasanya Zontus tetap tidak terima ketika mengetahui gadis nakal itu juga memiliki ingatannya."Kau bukan dia!" Zontus berdesis kaku sambil masih menyentuh dahi Mia. "Kau tidak boleh memiliki ingatannya!"Seharusnya Zontus juga bisa menghapus segala ingatan Mia untuk dia lenyapkan sebelum gadis itu sadar."Kau akan lupa!" Mia terus ditatap tajam dalam kondisi beku. "Mulai detik ini sampai selamanya!"Tiba-tiba Mia menjerit, melengking sangat nyaring hingga me
BAB 57 MENYEMBUNYIKAN KEHAMILANSebelum pulang, Henry kembali ingat untuk membuka berkas milik Jackson yang tadi pagi berada di atas mejanya. Henry menandatangani permohonan Jackson agar bisa segera ikut membawa keluarganya pindak ke Boston. Henry juga memberikan fasilitas rumah mewah di kawasan elit untuk kepindahan Jackson. Jackson berhak hidup tenang bersama Ana serta putrinya. Setelah itu Henry juga mengirim pesan secara pribadi ke nomor Jackson.[Selamat untuk kelahiran putri kalian. Kau layak mendapatkan kebahagian bersama keluarga kecilmu. Maaf jika aku pernah menjadi pengganggu dalam kedamaian kalian, tapi aku bersumpah akan ikut berdoa untuk kebahagiaanmu bersama Ana] Henry merasa tetap harus meminta maaf pada Jackson. Diantara banyak wanita yang telah Henry permainkan, Henry sudah sangat sadar jika seharusnya dia tidak pernah bermain-main dengan wanita dari pria sebaik Jackson. Ana dan Jackson menjalani hubungan dengan kesenjangan usia yang cukup jauh, Jackson sosok yang s
BAB 58 BERDARAHLivie sudah tergeletak lemas di atas lantai dengan wajah pucat dan darah segar merembas dari pinggulnya. Henry langsung berteriak histeris bersamaan dengan teriakan Mia yang melengking hinga menggetarkan langit hutan. Semu orang ikut mendengarkan teriakan Mia."Jared, itu putrimu!" Mara menoleh Jared yang sedang menyisir rambut kuda.Saat itu juga Jared langsung berlari melesat, menembus barisan pepohonan hutan dengan gerakan secepat kilat. Jared mengendus aroma darah putrinya dari lapisan udara yang berdesing tajam menyayat daun telinga. Jantung Jared terus berdentam hebat, seluruh kelenjar pertahan dirinya bangkit waspada. Gempuran adrenalin yang meledak hebat terus membangun struktur otot liat di sekujur tubuh Jared untuk meregang bergemuruh dengan darah petarung.Jared menemukan putrinya sudah tergeletak di atas tanah hutan dengan hidung berdarah kental. Jared segera menyambar tubuh Mia dan meraung murka untuk menantang entah mahluk apa yang telah berani menyentuh
BAB 59 GADIS TENGILMia duduk di tangga teras, diam-diam memperhatikan ke sekeliling halaman, memperhatikan sampai ke garis hutan melengkung ke utara. Mia kembali mengingat hutan gelap dengan banyak monster, langitnya gelap dinaungi kabut hitam pekat, siluet dari ranting-ranting kering terlihat seperti cakar monster berkuku tajam mengerikan. Sampai saat ini Mia masih berpikir jika kilasan-kilasan aneh di kepalanya itu hanya sekedar halusinasi setelah dia pingsan di hutan akibat perbuatan Zontus.Selain ingat mengenai hutan gelap, Mia juga ingat dengan kemunculan zontus yang tiba-tiba meluncur dari atas pohon untuk menyentuh dahinya."Aku tidak takut denganmu monster besar!" Mia bergumam sendiri sambil memperhatikan gelang pemberian pangeran Husain. Anak ajaib itu sudah berjanji Zontus tidak akan bisa menyentuhnya bila memiliki niat jahat. Jika kemarin Zontus bisa menyentuh dahi Mia, artinya niat Zontus tidak jahat tapi bodoh.Zontus memang sudah sangat ceroboh, akibat kejadian kem
BAB 60 MEMBAWA LIVIE PERGI KE YORKSHIRE Livie sempat sangat bahagia ketika mengetahui dirinya sedang hamil. Rasanya seperti keajaiban karena Livie tidak pernah menyangka bakal diberi kesempatan untuk bisa mengandung darah daging Henry di tubuhnya. Apapun akan Livie lakukan demi mempertahankan bayinya. Livie benar-benar ingin memberikan hadiah serta kenangan terindah untuk Henry yang telah luarbiasa menyayanginya. "Aku akan mengajakmu pulang ke Yorkshire, kita akan tinggal di sana selama yang kau inginkan." Henry berusaha menghibur Livie yang masih belum bergeming, Livie juga tidak menangis, karena itu Henry sangat khawatir. Pastinya sekarang Livie sangat syok, bayi di perutnya sudah tidak ada. "Aku hanya ingin hidup berdua denganmu!" Henry terus mempertegas ucapannya. "Aku tidak membutuhkan apapun lagi asal kau bersamaku." "Apa aku tidak bisa hamil lagi?" tiba-tiba Livie bertanya. Seketika Henry nyaris tidak sanggup menjawab pertanyaan Livie, tapi dia tidak boleh runtuh, He
BAB 243 HUJANHujan akhir musim gugur selalu turun dia sertai badai. Mia memperhatikan guguran daun basah di lantai balkon yang terbawa badai semalam. Sudah hampir tiga jam, Mia hanya meringkuk diam menyaksikan sisa hujan tanpa ingin beranjak dari ranjang.Sebentar lagi musim gugur berlalu, beralih ke musim yang baru tapi nampaknya hati Mia masih belum bisa beranjak ke manapun. Sesering apapun Mia berusaha tersenyum, tapi tetap tidak dapat menutupi kerinduan nya saat sendiri. Sungguh Mia rindu Zontus.Diam-diam air mata bening kembali mengalir dari sudut mata Mia tanpa sedikit suara isakan. Dua bulan lagi usia Mia sudah sembilan belas tahun. Waktu akan terus berjalan tanpa bisa diputar kembali, tapi Mia sudah bertekad menghabiskan seumur hidupnya untuk balas menunggu Zontus.[Ingat kau berjanji akan datang menjemputku di ulang tahunku yang ke dua puluh lima] Mia mengirim pesan ke ponsel Zontus yang sudah lama lenyap padam.********Suhu udara di luar semakin menusuk tulang, rintik h
BAB 242 MELANJUTKAN HIDUPAkhirnya musim gugur, hampir empat bulan sejak Mia kehilangan Zontus serta ibunya Helena. Mia terlihat jauh lebih baik, lebih sehat dan ceria, meski isi hatinya tetap tidak ada yang tahu.Mia dan Theo kembali berteman dekat dan berkomunikasi lagi seperti dulu. Theo juga sering datang mengantarkan makanan dengan mengetuk pintu. Kadang mereka membuat makan malam bersama dan pergi ke taman saat akhirnya pekan.Kali ini Theo mengantar Mia pergi ke Hampton untuk acara bayi Henry dan Livie. Hampir semua keluarga besar Mia ikut datang. Geby beserta kelima putri kembarnya dan anak-anak mereka yang ramai. Brandon, Lily serta anak-anak keluarga Lington termasuk Jacob dan bayi mereka yang berambut merah.Hanya Anelies yang tidak bisa ikut datang, tapi dia menitipkan hadiah spesialnya pada Jeny dan Pangeran Albany."Ini hadiah dari Ane untuk Leon."Akhirnya Henry memberi nama Leonel Loghan seperti permintaan Aron yang tidak bisa dibantah."Sampaikan ucapan terimakasihku
BAB 241 MENJALANI HIDUP Mia masih sangat muda dan labil, bisa bertindak ceroboh dalam kondisi tidak stabil. Sebelum pergi dari rumah peternakan, Anelies terus mengingatkan adiknya agar tidak pernah putus asa. "Waktu adalah kesempatan dengan banyak pelajaran yang dapat menjadi penyembuh bagi hati dan jiwa yang sakit. Tidak boleh putus asa, hidup harus tetap dijalani seperti janji yang telah diambil sumpahnya!" Sebagai kakak perempuan, Anelies akan terus mengingatkan Mia lagi dan lagi sesering dia bisa. "Berjanjilah untuk kami semua!" Anelies meminta Mia untuk berjanji agar tidak menyakiti dirinya sendiri. "Aku berjanji tidak akan bertindak bodoh!" Mia bersumpah. Anelies memeluk Mia erat-erat sambil terus berbisik. "Kami semua mencintaimu!" Mia mengangguk kemudian balas memeluk Anelies yang berpamitan pergi bersama anakanak. Aneleis yang pergi paling terakhir dari rumah peternakan. Satu pekan setelah Anelies pergi Mia ikut kembali ke New York. ******* Walapun Mia telah be
240 MIA RINDUSatu Minggu setelah semua orang pergi meninggalkan rumah peternakan, Mia masih terlihat murung, belum memiliki aktifitas lain kecuali berdiam diri di dalam kamar. Mia sering menangis sampai pagi tanpa sedetikpun memejamkan mata.Sungguh Mia sangat rindu tapi tidak tahu harus mencari Zontus kemana. Patah hati karena ditinggalkan selamanya ternyata jauh lebih menyakitkan dari pada sakit hati karena cemburu dan pertengkaran. Ketika hanya sekedar bertengkar, paling tidak Mia masih memiliki kesempatan untuk melihat Zontus kembali. Sekarang Mia sudah tidak bisa dan tidak tahu harus menahan rindunya sampai kapan.Mia semakin sedih karena satu buah kenangan foto pun dia tidak punya. Kadang Mia juga sangat takut bagaimana jika nanti dia lupa dan semua ingatannya tentang Zontus menghilang seolah mereka memang tidak pernah ada. Mia benar-benar bisa gila jika terus seperti ini."Mia apa kau sudah bangun?" Suara Mara mengetuk pintu kamar Mia dari luar."Masuklah, Mom."Begitu mendeng
BAB 239 KEKHAWATIRAN SEMUA ORANGMia bukan cuma telah kehilangan Zontus, dia juga baru tahu jika Helena adalah ibunya. Tapi dari semua kepedihannya, Mia paling sedih karena dia dan Zontus berpisah dalam kondisi sedang marah, bahkan Mia mengusirnya pergi.Sebuah kesalahan pahaman yang pastinya juga sulit untuk Zontus jelaskan dalam kondisi seperti kemarin. Zontus bersikeras tetap pergi karena Helena memang harus dia selamatkan. Sekarang mereka berdua sudah sama-sama tidak ada, Zontus pergi menyusul Helena.Penyesalan memang sering kali datang terlambat. Sekarang Zontus benar-benar pergi dan rasanya Mia ingin gila. Sejak kemarin Mia hanya duduk di balkon kamar, diam melihat jauh ke garis hutan tanpa mau berkumpul dengan keluarga yang lain. Keluarga Mia sedang berkumpul, bahkan Kai juga kembali datang bersama istri serta anak-anaknya untuk Mia."Semua akan berlalu dia akan baik-baik saja." Emillie berusaha menenangkan ibunya meski sebenarnya dua juga khawatir dengan kondisi Mia. "Mia
238 KEPERGIAN ZONTUSSetelah suara retakan kubah magma disusul ledakan dahsyat, elang api keluar dari puncak gunung dengan langsung merentangkan sayap lebar. Tiap helai dari bulu elang raksasa itu berkobar jingga, wujudnya benar-benar mengagumkan. Gerald terus berdiri takjup karena tidak menyangka dirinya bakal menjadi saksi dari kebebasan elang api yang telah ribuan tahun bersemayam dalam belenggu. Elang api sudah terbebas, dia terbang lenyap ke angkasa. Saat itu juga Gerald langsung berlutut untuk pengorbanan rajanya. Gerald terus berlutut hingga gemuruh di pungcak gunung api itu kembali mereda tapi jantung Gerald tetap berdebar kencang.Sungguh Gerald juga masih gemetar melihat pengorbanan Zontus untuk meraka semua. Meski Gerald tidak menyangka akan berakhir seperti ini. Tapi Zontus telah pergi membawa semua benda milik raja negeri Utara bersama tubuhnya, pedang perak, belati, permata bahkan darah milik raja tertua mereka.Setelah cukup tenang dan yakin semuanya telah usai, Ge
BAB 237 KING IN THE NORTH Sejak awal sudah benar tindakan Zontus dengan membekukan Latuza agar tidak mengacau, tapi dengan iseng Lana yang nakal justru membangunkannya. Kali ini giliran Gerald yang kembali mengacau karena tidak mau mendengarkan peringata Zontus untuk berheti ikut campur. Helena yang sudah berahasil lolos dari Latuza terpaksa harus ikut bertarung demi untuk menyeamatkan keturunannya.Mustahil jika Zontus tidak murka, peringatannya telah di abaikan dan sekarang tetap Zontus juga yang harus bertanggung jawab menyelesaikan semuanya segera. Zontus tidak memiliki pilihan lagi setelah melihayat Helena juga telah berkorban."Kalian telah mengacaukan segalanya!" Setelah berteriak lantang Zontus juga langsung melesat pergi dengan murka."Kupikir dia akan melenyapkan kita!" Theo yang bicara disisa atmosfer yang masih beku mencekamGerald juga masih syok karena dia pikir Zontus akan melenyapkan mereka bertiga, tapi ternyata tidak. Gerald, Jared, dan Theo sama-sama masih berd
BAB 236 AKHIR PERTARUNGANDalam kondisi panik terdesak, Latuza langsung melesat ke arah Jared berdiri seorang diri tanpa senjata dan tanpa perlindungan. Meskipun Jared seorang mutan tapi dia tetap bukan lawan sepadan untuk Latuza yang memiliki kemampuan sihir hebat. Haya dengan tatapan mata saja, Jared seketika lupa cara untuk lari dan bergerak. Jared tetap berdiri seperti orang linglung ketika Latuza mendatanginya dengan sangat cepat tidak terduga."Jared!" Gerald berteriak lantang, tapi seperinya dia sudah terlambat.Latuza sengaja menyerang jared untuk mengalihkan perhatian Gerald sekaligus membalas kelancangan musuh-musuhnya. Jared sama sekli tidak menghindar dari serangan Latuza. Tepat ketika Latuza ingin menelan kepala Jared dengan mulut terbuka lebar, tiba-tiba sebuah gelombang tidak kasat mata menerjang tubuh Jared sampai terpental jauh."Wanita terkutuk!" Latuza berteriak melengking pada penyihir berambut merah yang tibatiba sudah berdiri di hadapannya.Jared yang baru terpe
BAB 235 BEKERJA SAMA MENJEBAK LATUZAAnelies dan Emillie sedang duduk di balkon istana membicarakan buku tua Brandon Lington yang masih hilang."Ternyata buku itu berisi kumpulan ramuan sihir yang sangat kuno." Emillie memberitahu Anelies. "Papa yakin, dalam buku itu juga terdapat ramuan sihir yang dapat membebaskan kami dari darah immortal."Anelies jadi membayangkan jika Emillie, Gerald, dan putri mereka bisa mendapatkan kehidupan normal."Sayangnya buku itu hilang." Anelies ikut menyesal. "Seandainya aku bisa melihat siapa yang mengambilnya.""Gerald mencurigai Latuza, karena itu juga sekarang papa dan Gerald sedang bekerja sama memburunya."Pangeran Husain yang diam-diam mendengar pembicaraan mereka tidak berani bicara meskipun dia tahu, buku tersebut sudah dibakar oleh Zontus. Zontus beralasan jika buku tua itu adalah benda terkutuk, harus dimusnahkan, agar tidak kembali menciptakan bencana. Sebenarnya Husain juga tidak mengerti dengan semua tindakan Zontus yang sulit diprediksi.