BAB 262 MENCARI SEBUAH CAWANSalman kembali datang ke hadapan Zontus dengan membawa cawan emas besar."Apa seperti ini cawan yang Anda cari, Yang Mulia?"Zontus cuma memperhatikan benda mengkilat itu sekilas kemudian langsung membuangnya."Bukan!"Drako dan Salman sudah berulang kali membawa berbagai jenis cawan tua yang telah mereka buru dari berbagai penjuru dunia, tapi tidak satupun yang benar. Entah seperti apa cawan yang mereka cari, karena sebenarnya Zontus sendiri juga tidak mengerti."Aku mendapat informasi mengenai cawan tua yang dimiliki sebuah kerajaan di Timur Tengah." Kali ini Drako yang bicara. "Kabarnya cawan tersebut telah mereka miliki selama puluhan generasi sejak jaman Mesir kuno.""Dapatkan cawan itu dan bawa padaku segera!" Zontus segera bangkit berdiri dan tiba-tiba sudah melesat lenyap dari hadapan Salman dan Darko.*********"Apa aku perlu memanggil ambulance?" Monica berteriak pada Julie yang baru menepi."Tidak perlu, kami baik-baik saja!" Julie balas berteri
BAB 263 MENDAPATKAN PERUNJUKDrako berhasil mencuri sebuah cawan kuno dari sebuah istana di negara Timur. Drako meletakkan cawan besar itu pelan-pelan ke atas meja di hadapan Zontus."Cawan ini adalah pusaka leluhur kerajaan yang telah mereka jaga selama berabad-abad."Cawan besar tersebut tidak terbuat dari emas, tapi dari jenis baja hitam. Sekilas dari tampilan luarnya saja sudah bisa ditebak jika usianya memang telah melampaui banyak abad."Konon dulu mereka juga mengunakannya dalam pengobatan di kuil kuno." Drako terus menjelaskan.Zontus cuma menyentuh pelan tepi cawan hitam legam itu dan seketika langsung hancur lenyap menjadi asap."Itu cuma benda sihir!" Zontus berdesis kesal.Bukan cuma benda sihir, mahluk sihir pun bisa Zontus buat lenyap hanya dengan jentikan jari, termasuk para lycan yang coba membangkang dari perintahnya. Nampaknya Zontus juga mulai sadar jika ada beberapa elite lycan yang sengaja membelenggu dirinya.********Sepanjang malam Julie dan anjingnya tidur di
BAB 264 SIAPA YANG LEBIH CEPATSebelum Zontus melenyapkan Latuza, ternyata Latuza telah mempersiapkan pemberontakan besar dengan memanfaatkan kebodohan para lycan. Para lycan yang telah Latuza rekrut dalam kelompok pasukan elite dia beri sebuah cicin hitam. Nampaknya cicin hitam tersebut yang masih menahan sebagian otak para srigala untuk tetap waras.Setelah cukup lama menatap ke dalam cermin milik Latuza, Zontus langsung membanting benda itu sampai hancur berkeping-keping. Semuanya harus lenyap tidak ada yang boleh tersisa dari jejak hidup Latuza, termasuk semua sekte sesat yang telah dia ciptakan.Zontus segera menyalakan api kebiruan di telapak tangannya. Api biru berpendar itu akan terlihat semakin agresif ketika tuanya sedang marah."Binatang bodoh!" Zontus berdesis tajam. "Pergi ke Utara, atau kepal kalian yang akan meledak!"Zontus memberi perintah lebih kuat pada para lycan pembangkang. Bahkan sampai saat ini para lycan belum tahu jika raja negeri Utara masih hidup dan sedang
BAN 265 HILANGGerald dan Mia baru kembali masuk ke dalam mobil ketika Julie menghentikan pikup tuanya di tepi jalan. Bahkan ketika saling berpapasan di simpang jalan, mereka tidak sadar jika sedang mencari orang yang sama. Gerald langsung melesat pergi dengan mobil mahalnya sementara Julie berlari keluar pikup tanpa memperdulikan hujan.Julie berlari ke makam ayahnya tanpa mengunakan payung. Tubuh Julie sudah basah kuyup, sekarang mulai gemetar menggigil dan ditambah harus kembali kecewa. Julie tidak melihat anjingnya di manapun."JJ!" Julie memanggil di tengah derasnya hujan. "JJ!" Julie sudah kehilangan Ayah, ibu, dan bibinya. Julie sudah tidak punya siapa-siapa dan sekarang anjingnya pun harus hilang."JJ....!"Julie mulai menangis di tengah hujan, air matanya bercampur air deras dari langit. Sungguh sebenarnya Julie bukan gadis cengeng, dia sudah hidup dengan sangat keras tanpa pernah dipeluk oleh sosok ayah atau ibu. Sekarang Julie sangat takut, sedih dengan berbagai rasa kehi
BAB 266 KEBERSIHAN HATI Theo sedang melihat tetesan air hujan melalui jendela saat tiba-tiba otaknya seperti diterjang oleh sesuatu sangat gelap dan kuat. Rasanya sangat sakit sampai mata Theo sempat melotot beku hampir mengeras. Theo reflek berontak dengan memukulkan kepalanya ke bingkai jendela, berharap cengkeraman pekat itu bisa lepas. Theo terus memukulkan kepalanya, makin lama semakin keras dan semakin kuat, hingga bingkai kaca mulai retak pecah dan kepala Theo berdarah, tapi dia tidak perduli. Gigi depan Theo yang bertaring tajam mulai berdesis kaku, berusaha melawan dorongan hebat yang ingin menguasainya. Theo belum pernah merasakan energi gelap sekuat itu.Terakhir Theo menyalak lantang dengan geraman keras dan satu kali hantaman kuat tubuhnya menerjang jendela kaca sampai hancur. Theo berlari melesat seperti anjing gila. Kepala Theo akan disengat rasa sakit luar biasa jika dia berusaha melawan otot tubuhnya yang terus berlari ke Utara."Hissttt....!!!" Theo berdesis kuat.
267 KEMBALIKAN HIDUPNYA Theo membawa Julie ke kawasan terpencil di utara Canada, di sebuah kabin kecil milik kakek Theo yang dulu hobi berburu. Theo pernah beberapa kali ikut menginap di kabin tersebut di musim panas, bukan di musim dingin beku seperti ini. Hanya orang gila yang pergi ke Utara di musim dingin beku. Meski sudah lama tidak dikunjungi setelah Robert Haris meninggal, ternyata bangunan kabin tua itu masih kokoh karena seluruh struktur bangunannya terbuat dari kayu gelondongan utuh.Julie sama sekali tidak tahu dirinya sedang berada di mana, dia cuma melihat salju tebal luas tak te batas dengan lereng pegunungan dan pohon cemara beku."Kenapa aku bisa berada di sini?" Julie ketakutan. "Aku mau pulang!""Kau tidak bisa pulang!" Theo mencengkeram gagang kampak dengan otot lengan mengeras. "Kau akan tinggal di sini bersamaku!""Aku tidak mau di sini, aku mau pulang!" Julie siaga melawan."Kau tidak bisa pulang, kau harus bersamaku!"Julie menyambar balok kayu yang sudah terb
BAB 268Julie sudah pingsan seharian dan mulai membuat Theo cemas. Mutasi darah lycan bisa sangat tidak terduga, Theo tetap masih sangat takut kehilangan Julie. Theo bersumpah akan ikut mati jika Julie sampai tidak selamat. Dengan jantungnya sendiri yang berdegup kencang, Theo menempelkan telinga ke dada Julie.Jantung Julie masih berdegup normal seperti layaknya manusia, napasnya juga teratur, tapi kelopak matanya masih terpejam dengan tubuh lemah."Ayo bangun Julie..."Sekarang Theo bisa menyebut nama Julie dan memeluk tubuh gadis itu dengan lengannya, tapi ternyata Theo tetap merasa tidak berdaya."Kau boleh marah dan membenciku, asal tetaplah hidup!"Akhirnya sepanjang malam itu Theo terus duduk di samping ranjang Julie untuk menjaganya. Begitu menjelang pagi, Theo baru melepas rantai di kaki Julie, tapi masih menyisakan borgol di salah satu lengannya. Theo mengaitkan borgol di tangan Juli dengan besi ranjang.Kebetulan pagi harinya badai salju sedikit mereda meski suara angin di
BAB 269 CAWAN YANG DICARIKali ini Pangeran Habibi berjalan menyelinap masuk ke kamar Putri Sofia agar tidak disuruh belajar berhitung. Pangeran Habibi paling benci dengan pelajaran berhitung, apa lagi kalau sudah masalah pembagian. Habibi takut rambutnya bakal rontok botak seperti Omar.Putri Sofia yang cantik terlihat sedang duduk di depan cermin, menyisir rambutnya pelan-pelan seperti tidak ada yang pernah menyuruhnya untuk bergegas mandi, gosok gigi, atau belajar. Sepertinya enak sekali menjadi Putri Sofia yang serba dimanja dan tidak pernah dimarahi oleh babanya."Apa yang kau lakukan di situ?" Putri Sofia menoleh terkejut melihat adik laki-lakinya yang paling bulat.Pangeran Habibi sedang berdiri di ambang pintu dan biasanya anak itu hanya datang untuk menganggu."Jangan sampai kau punya ide nakal lagi!" Belum apa-apa Putri Sofia sudah menjentikkan jari untuk mengancam."Aku bosan jadi anak nakal!" Habibi bicara tegas."Oh!" Putri Sofia pura-pura terkejut. "Tumben kau bosan deng
BAB 23 AKAL LICIK YANG AKAN MEMBUAT MURKAEmillie adalah wanita yang cerdas, keras, dan tidak akan mungkin mau mengalah. Setelah perdebatan panasnya dengan Pangeran Al-Waleed, Emillie masih berani menatap tajam ke mata putra mahkota sombong itu dengan dagu terangkat."Aku mau pergi!" Emillie bicara tegas."Kau tidak boleh pergi!" Pangeran Al-Waleed balas menatap tajam pada wanita di hadapannya."Aku tidak perlu ijin darimu!" Emillie jelas bukan wanita yang bakal takut terancam meskipun dia cuma sendirian.Nampaknya Pangeran Al-Waleed semakin tertantang dengan wanita pemberani, pria tinggi besar itu tiba-tiba tersenyum."Bahkan kau belum memberitahu siapa namamu.""Cari tahu saja sendiri jika kau merasa hebat dan memiliki kuasa!" Emillie memberi tantangan."Oke!" Pangeran Al-Waleed masih mempertahankan seringai senyum tipis di wajahnya. "Kau boleh pergi dengan terhormat."Akhirnya Emillie dibolehkan pergi, tapi pastinya Pangeran Al-Waleed tetap tidak akan melepaskan begitu saja. Setela
BAB 22 BICARA TENANG Begitu melihat Faaz kembali masuk ke dalam rumah, Putri Sofia bergegas keluar dari kamar, berlari menuruni anak tangga dengan tidak sabar untuk bertemu. Putri Sofia tersenyum menyambut Faaza yang baru masuk ke dalam rumah. Jantung Putri Sofia benar-benar terus berdebar hanya dengan saling berhadapan, bahkan gadis itu belum sempat mengungkapkan rasa terimakasihnya ketika Faaz bicara lebih dulu. "Aku harus mengantarmu pulang!" Faaz memberi tatapan serius. "Apa maksudmu?" Putri Sofia cukup terkejut tapi masih didominasi perasaan bingung. "Aku harus mengantarmu pulang ke Istana Zubair." Faaz cuma memperjelas tanpa memberi alasan. "Aku tidak mau pulang!" Seketika Putri Sofia menegakkan bahu. "Sampai kapanpun aku tidak akan mau pulang, aku tidak mau dipaksa menikah dengan Pangeran Al-Waleed!" "Kau akan menjadi seorang ratu, di sini bukan tempatmu!" Faaz terus mengingatkan. Putri Sofia menggeleng keras. "Aku tidak mau menikah dengan Pangeran Al-Waleed!" "A
BAB 21Emillie diberi tawaran oleh seorang putra mahkota. Tawaran yang seharusnya sangat menyenangkan bagi kebanyakan wanita. Pangeran Al-Waleed bukan cuma kaya raya, dia juga masih sangat muda, memiliki kekuasaan dan tampan."Akan kuberikan apapun yang kau inginkan asal kau mau patuh padaku!""Aku wanita bebas, bukan wanita yang dapat disimpan oleh laki-laki!" Emillie bicara tegas dengan tatapan tajam."Kau punya mata yang cantik." Pangeran Al-Waleed terus mengamati wanita di hadapannya. "Kau juga akan mendapat banyak hadiah."Emillie terus dibujuk agar mau dimiliki. Seandainya Lana tahu ibunya sedang dirayu, pasti dia sudah meledak histeris untuk merobohkan Istana Tamir beserta seluruh penghuninya. Sementara saat ini Emillie sedang berusaha menahan diri untuk mencari lebih banyak informasi."Aku bukan anak-anak yang dapat dibujuk dengan hadiah!" Emillie coba menantang. "Tapi aku akan sangat menyenangkan untuk pria yang juga bisa memberikan kehormatan tertinggi untukku!""Aku juga s
BAB 20 BERBAHAYAKondisinya benar-benar genting menegangkan, Putri Sofia dan Faaza bisa ketahuan jika Ramji berhasil membuka pintu."Aku curiga Faaza bukan memelihara kucing!"Semakin gawat, Ramzi mulai curiga. Putri Sofia reflek melotot syok, dia sangat takut ketahuan. Faaz segera menyentuh bibir Putri Sofia dengan jari telunjuk agar tenang."Tidak akan kubiarkan mereka menemukan mu!" Faaz bersumpah pada dirinya sendiri, kemudian pelan-pelan bangkit dari atas ranjang.Putri Sofia ikut bangkit duduk dengan membelai pinggangnya yang masih agak nyeri setelah terhimpit tidak dapat bergerak. "Kau mau ke mana?" Putri Sofia mendongak pada Faaza.Faaz terlihat berjalan mendekati jendela samping. Selain jendela yang menghadap halaman depan, posisi kamar Zahra yang kebetulan berada di sudut bangunan juga memiliki jendela menghadap ke halaman samping. Putri Sofia buru-buru berdiri untuk ikut melihat keluar jendela. Ada sebuah kolam renang yang cukup lebar di halaman samping."Aku akan melompa
BAB 19 TERTANGKAPSejak Emillie keluar dari taksi seorang diri, dia sadar ada beberapa mata memperhatikannya. Seorang wanita berkeliaran seorang diri memang sangat tidak lazim. Bahaya bisa mengancam wanita di mana saja, apa lagi bagi mereka yang masih sangat muda dan cantik. Ketika Emillie melintasi depan pertokoan dia tidak sengaja mendengar percakapan seorang pria melalui sambungan telpon.Dengan indra pendengaran mutan berdarah immortal, Emillie dapat mendengar suara paling pelan dari jarak lebih dari dua puluh meter. Seorang pria berkemeja hitam sedang melapor pada seseorang dalam sambungan telepon. Emillie sengaja berjalan mendekat seolah dia tidak sadar jika dirinya sedang di bicarakan dan tepat ketika Emillie melintasi di depan pria berkemeja hitam, sebuah kamera aktif di arahkan padanya. Foto Emillie tertangkap dengan jelas meskipun dia sedang memakai cadar.Sejak siang hari Emillie sadar jika dirinya terus di ikuti. Agar tidak mencurigakan Emillie pergi berbelanja fashion sep
BAB 18 KUCING"Meowww....""Kau memelihara kucing?""Kakakku yah memelihara kucing, bukan aku!" Faaz kembali mempertegas dengan alibi agar meyakinkan. "Aku jarang pulang, biasanya Fatima yang akan selalu datang memberi makan.""Berarti Fatima akan datang?" Mata Ramzi langsung berbinar."Saat aku di rumah, aku yang memberi makan."Seketika Faaz menenggelamkan ke bagian Ramzi yang sudah sempat berbunga-bunga."Ah, sayang sekali kekasihku Fatima tidak akan datang.""Sebaiknya kalian menginap di hotel kota, aku serius, rumahku masih gelap tanpa listrik sampai besok lusa!" Faaz juga terus berusaha membujuk Ahmed dan Ramzi agar tidak berlama-lama berada di rumahnya."Kau kira kami takut gelap!" Ramzi yang membalas. "Aku akan tetap menginap disini, kita sahabat disaat terang dan gelap!""Wahahaha...!!!" Ramzi menambahkan kelakar tawa untuk kalimat terakhir yang puitis.Gawat bila kedua rekan Faaza benar-benar menginap. Putri Sofia bisa kelaparan di dalam kamar. Faaz harus segera mencari akal
BAB 17 PUTRI SOFIA BERSEMBUNYIGerald dan Emillie mulai mencari jejak Putri Sofia dari hotel kerajaan tempat malam gadis muda itu menghilang. Gerald masih bisa mencium aroma Putri Sofia di sekitar kamar hotel hingga ke ruang laundry. Tapi mendadak aroma Putri Sofia menghilang di sekitar halaman parkir."Jejaknya sudah lenyap!" Gerald yang memiliki penciuman paling tajam bahkan sudah tidak dapat mencium jejak apapun. "Putri Sofia kabur di saat hujan deras, kemungkinan karena itu jejaknya telah lenyap!""Sepertinya Putri Sofia pergi bersama sebuah mobil!" Emillie yang selalu paling cerdas dan jeli di antara putri-putri Jared. "Siapa saja yang datang dan pergi malam itu?"Saat itu juga, Gerald dan Emillie segera mencari tahu semua daftar tamu yang hadir di acara ulang tahun Putri Sofia dan Pangeran Hamdan. Sebenarnya acara ulang tahun tersebut cuma mengundang keluarga inti, seharusnya tidak ada yang perlu dicurigai. Selebihnya adalah pengawal istana yang berjaga ketat."Pangeran Al-Walee
BAB 16 TAMU TIDAK TERDUGAAbdul kembali memberi laporan pada Pangeran Al-Waleed."Sepertinya memang ada yang aneh dan mencurigakan, Pangeran." Abdul menjelaskan informasi yang baru dia dapat dari mata-matanya. "Biasanya setiap akhir pekan dalam satu bulan Putri Sofia akan berkunjung ke resort pantai keluarga istana untuk mengunjungi Yang Mulya Seika. Akhir pekan ini Putri Sofia tidak terlihat datang. Seandainya Putri Sofia benar-benar sakit, seharusnya Yang Mulya Seika juga akan pergi untuk mengunjungi cucu kesayangannya. Tapi dalam satu pekan ini Yang Mulya Seika juga tidak terlihat keluar dari resort sama sekali."Pangeran Al-Waleed semakin yakin jika memang sedang ada yang disembunyikan oleh Yang Mulya Serkan. Janji seorang raja bukan perkara main-main, bila Yang Mulya Serkan sampai ingkar mengenai Putri Sofia, masalah tersebut pasti akan menimbulkan ketegangan dalam hubungan politik kedua negara mereka."Tetap jalankan rencanaku!" Pangeran Al-Waleed bicara tegas di hadapan Abdul.
BAB 15 KOTORPutri Sofia menjerit histeris karena melihat laba-laba, berlari panik sampai akhirnya jatuh menendang ember oli kotor. Putri Sofia jatuh dengan posisi tertelungkup di lantai, sekujur tubuhnya berlumuran oli hitam yang tumpah melebar ke lantai."Jangan berdiri!"Faaz menghentikan tapi Putri Sofia sudah terlanjur bangkit."Kau akan jatuh!"Faz melompat cepat untuk menangkap tubuh Putri Sofia yang kembali terjungkal tapi mereka malah sama-sama tergelincir jatuh bersama. Faaza jatuh terjengkang ke belakang sedangkan Putri Sofia jatuh tertelungkup di atas tubuhnya."Oh Tuhan...!" Putri Sofia yang menimpa dada Faaza dengan keras, tapi dia sendiri yang mengeluh nyeri.Putri Sofia segera mendekap buah dadanya yang berdenyut-denyut nyeri, sementara Faaza belum bergerak. Begitu sadar dirinya sedang tertelungkup di atas tubuh seorang pria, Putri Sofia langsung melotot lebar. Sofia terkejut gugup, sangat canggung sampai bibirnya bicara aneh."Apa aku berat?"Mereka masih tumpang tin