BAB 266 KEBERSIHAN HATI Theo sedang melihat tetesan air hujan melalui jendela saat tiba-tiba otaknya seperti diterjang oleh sesuatu sangat gelap dan kuat. Rasanya sangat sakit sampai mata Theo sempat melotot beku hampir mengeras. Theo reflek berontak dengan memukulkan kepalanya ke bingkai jendela, berharap cengkeraman pekat itu bisa lepas. Theo terus memukulkan kepalanya, makin lama semakin keras dan semakin kuat, hingga bingkai kaca mulai retak pecah dan kepala Theo berdarah, tapi dia tidak perduli. Gigi depan Theo yang bertaring tajam mulai berdesis kaku, berusaha melawan dorongan hebat yang ingin menguasainya. Theo belum pernah merasakan energi gelap sekuat itu.Terakhir Theo menyalak lantang dengan geraman keras dan satu kali hantaman kuat tubuhnya menerjang jendela kaca sampai hancur. Theo berlari melesat seperti anjing gila. Kepala Theo akan disengat rasa sakit luar biasa jika dia berusaha melawan otot tubuhnya yang terus berlari ke Utara."Hissttt....!!!" Theo berdesis kuat.
267 KEMBALIKAN HIDUPNYA Theo membawa Julie ke kawasan terpencil di utara Canada, di sebuah kabin kecil milik kakek Theo yang dulu hobi berburu. Theo pernah beberapa kali ikut menginap di kabin tersebut di musim panas, bukan di musim dingin beku seperti ini. Hanya orang gila yang pergi ke Utara di musim dingin beku. Meski sudah lama tidak dikunjungi setelah Robert Haris meninggal, ternyata bangunan kabin tua itu masih kokoh karena seluruh struktur bangunannya terbuat dari kayu gelondongan utuh.Julie sama sekali tidak tahu dirinya sedang berada di mana, dia cuma melihat salju tebal luas tak te batas dengan lereng pegunungan dan pohon cemara beku."Kenapa aku bisa berada di sini?" Julie ketakutan. "Aku mau pulang!""Kau tidak bisa pulang!" Theo mencengkeram gagang kampak dengan otot lengan mengeras. "Kau akan tinggal di sini bersamaku!""Aku tidak mau di sini, aku mau pulang!" Julie siaga melawan."Kau tidak bisa pulang, kau harus bersamaku!"Julie menyambar balok kayu yang sudah terb
BAB 268Julie sudah pingsan seharian dan mulai membuat Theo cemas. Mutasi darah lycan bisa sangat tidak terduga, Theo tetap masih sangat takut kehilangan Julie. Theo bersumpah akan ikut mati jika Julie sampai tidak selamat. Dengan jantungnya sendiri yang berdegup kencang, Theo menempelkan telinga ke dada Julie.Jantung Julie masih berdegup normal seperti layaknya manusia, napasnya juga teratur, tapi kelopak matanya masih terpejam dengan tubuh lemah."Ayo bangun Julie..."Sekarang Theo bisa menyebut nama Julie dan memeluk tubuh gadis itu dengan lengannya, tapi ternyata Theo tetap merasa tidak berdaya."Kau boleh marah dan membenciku, asal tetaplah hidup!"Akhirnya sepanjang malam itu Theo terus duduk di samping ranjang Julie untuk menjaganya. Begitu menjelang pagi, Theo baru melepas rantai di kaki Julie, tapi masih menyisakan borgol di salah satu lengannya. Theo mengaitkan borgol di tangan Juli dengan besi ranjang.Kebetulan pagi harinya badai salju sedikit mereda meski suara angin di
Sebenarnya Anelies adalah putri dari keluarga kaya, dia diculik dari orang tuanya sejak masih bayi. Anelies tidak pernah tahu siapa ayah serta ibunya tapi Anelies selalu ingin kabur untuk mencari mereka . Ketika akhirnya Anelies berhasil kabur dari penculiknya, ternyata gadis itu malah hidup terlunta-lunta di jalanan. Anelies baru tahu jika hidup di dunia luar ternyata sangat keras. Anelies hanya gadis delapan belas tahun yang masih sangat polos, dia justru kembali terjebak bekerja di sebuah klub malam dan terbelit hutang. *****"Hutangnya yang kemarin saja belum bisa dia bayar, dia mau berhutang lagi!" Lapor Pablo pada Madam Lexsis. "Berikan saja, wanita tetap punya sesuatu yang berharga untuk membayar meskipun dia tidak punya uang." Madam Lexsis adalah wanita awal empat puluhan, pemilik klub dewasa dan mucikari yang menjual banyak wanita muda. Selama ini Anelies cuma bekerja padanya sebagai pelayan bar dengan jumlah gaji yang tidak akan cukup untuk membayar hutang. "Bawa dia men
Sudah beberapa hari Madam Lexsis menyekap Anelies di dalam kamar. Anelies tidak boleh keluar sama sekali sampai tidak bisa membedakan siang atau malam. Setiap kali ada langkah kaki berderak di lorong, Anelies akan sangat ketakutan. Jantungnya akan berdegup kencang seperti narapidana yang menunggu waktu untuk dieksekusi mati. Mungkin kematian akan jauh lebih baik dibanding ia harus dilecehkan oleh pria menjijikkan.Terdengar suara kenop pintu yang diputar terbuka. Anelies segera terlonjak waspada dengan sigap. Pablo memasuki kamarnya bersama dua orang pria yang salah satunya membawa kotak kecil."Apa mau kalian?" Anelies tidak boleh takut, dia berdiri sigap dan tidak keberatan menggigit jika ada yang mendekat."Jangan mempersulit dirimu, karena kami juga tidak akan segan menyiksa dengan cara keji jika kali ini kau berani berulah!" ancam Pablo sebelum memberi isyarat pada kedua anak buahnya untuk mendekat."Madam Lexsis sudah menemukan pembeli yang akan membayar tiga juta dolar!" Pablo i
Anelies mendekat pelan-pelan untuk memastikan jika pria besar itu benar-benar sudah tidak bernapas dan Anelies kembali menyingkir ketakutan. Anelies baru saja membunuh, gadis muda itu sangat panik hingga yang bisa dia pikirkan cuma satu yaitu 'cara untuk kabur!' Anelies harus kabur sebelum ada yang tahu Tuan Husain sudah meninggal di kamarnya dengan posisi tertelungkup di atas ranjang dan sedang telanjang. Anelies menarik tirai jendela kemudian mengikatnya sambung menyambung untuk dia pakai turun dari lantai tiga. Kamar itu cukup tinggi, sangat mengerikan jika Anelies sampai terjatuh. Tapi Anelies sedang tidak punya pilihan, kematian pria kaya seperti Tuan Husain pasti akan segera membuat dunia ikut gempar.Yang harus Anelies lakukan sekarang adalah mencari tiang yang kuat untuk mengikat talinya. Anelies mengikat talinya ke kaki ranjan dan memastikan semua ikatannya sekali lagi. Anelies juga mengikat ujung talinya ke pinggang untuk berjaga-jaga jika dia terpeleset saat berpijak di di
PRANKKK!!!Terdengar suara pecahan gelas kaca yang jatuh ke lantai, Mara segera berlari menengok Jared."Ada apa?" kaget Mara melihat Jared telah menjatuhkan cangkir kopi yang baru dia buatkan."Aku hanya tidak sengaja menjatuhkannya," Jared Berbohong.Jared tidak mau Mara sampai tahu mengenai kilasan penglihatan yang baru muncul di kepalanya. Baru saja Jared melihat Anelies disekap dalam ruangan gelap gulita dan tubuhnya ditunggangi oleh seorang pria yang menikaminya sampai nyaris pingsan hingga yang bisa Jared dengarkan cuma hembusan lemah dari napas anak gadisnya yang terkulai lemas. Anelies sedang dalam bahaya dan jared tidak mampu menjangkaunya. Jared bisa benar-benar gila mengetahui putrinya butuh pertolongan tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa."Apa kau masih belum mendapat informasi lagi mengenai putri kita?" Mara menghampiri Jared."Kita pasti menemukanya segera." Mara serta Jared masih berada di Hampton, jarak yang kemarin sebenarnya juga tidak terlalu jauh dari putri mereka
Setelah kembali disekap untuk dipindahkan dalam kondisi tangan serta mata terikat, kali ini Anelies mendapat kamar yang lebih layak. Anelies dimasukkan ke dalam kamar berukuran tiga kali tiga meter degan bilik toilet kecil dan ranjang seukuran tubuhnya. Paling tidak Anelies sudah tidak tidur di lantai dan ruangannya terang benderang. Ada jendela kaca bulat di dinding, satu-satunya akses dia bisa melihat keluar dan tahu pergantian hari.Anelies sedang dibawa dalam perjalanan mengunakan kapal pesiar besar, dia masih belum tahu akan dibawa ke mana. Seharusnya ini sudah hari ketiga jika Anelies tidak salah hitung sejak dia dipindahkan. Anelies belum pernah berada dalam pelayaran, dan sekarang dia agak mual, bahkan dia tidak berani mengintip ke luar karena takut melihat gelombang permukaan air."Jangan menyisakan makanan atau kami tidak akan memberimu makanan lagi!" seorang pengawal memasukkan makanan untuk Anelies dari lobang pintu.Anelies cuma memandangi makanan dalam piring logam berse
BAB 268Julie sudah pingsan seharian dan mulai membuat Theo cemas. Mutasi darah lycan bisa sangat tidak terduga, Theo tetap masih sangat takut kehilangan Julie. Theo bersumpah akan ikut mati jika Julie sampai tidak selamat. Dengan jantungnya sendiri yang berdegup kencang, Theo menempelkan telinga ke dada Julie.Jantung Julie masih berdegup normal seperti layaknya manusia, napasnya juga teratur, tapi kelopak matanya masih terpejam dengan tubuh lemah."Ayo bangun Julie..."Sekarang Theo bisa menyebut nama Julie dan memeluk tubuh gadis itu dengan lengannya, tapi ternyata Theo tetap merasa tidak berdaya."Kau boleh marah dan membenciku, asal tetaplah hidup!"Akhirnya sepanjang malam itu Theo terus duduk di samping ranjang Julie untuk menjaganya. Begitu menjelang pagi, Theo baru melepas rantai di kaki Julie, tapi masih menyisakan borgol di salah satu lengannya. Theo mengaitkan borgol di tangan Juli dengan besi ranjang.Kebetulan pagi harinya badai salju sedikit mereda meski suara angin di
267 KEMBALIKAN HIDUPNYA Theo membawa Julie ke kawasan terpencil di utara Canada, di sebuah kabin kecil milik kakek Theo yang dulu hobi berburu. Theo pernah beberapa kali ikut menginap di kabin tersebut di musim panas, bukan di musim dingin beku seperti ini. Hanya orang gila yang pergi ke Utara di musim dingin beku. Meski sudah lama tidak dikunjungi setelah Robert Haris meninggal, ternyata bangunan kabin tua itu masih kokoh karena seluruh struktur bangunannya terbuat dari kayu gelondongan utuh.Julie sama sekali tidak tahu dirinya sedang berada di mana, dia cuma melihat salju tebal luas tak te batas dengan lereng pegunungan dan pohon cemara beku."Kenapa aku bisa berada di sini?" Julie ketakutan. "Aku mau pulang!""Kau tidak bisa pulang!" Theo mencengkeram gagang kampak dengan otot lengan mengeras. "Kau akan tinggal di sini bersamaku!""Aku tidak mau di sini, aku mau pulang!" Julie siaga melawan."Kau tidak bisa pulang, kau harus bersamaku!"Julie menyambar balok kayu yang sudah terb
BAB 266 KEBERSIHAN HATI Theo sedang melihat tetesan air hujan melalui jendela saat tiba-tiba otaknya seperti diterjang oleh sesuatu sangat gelap dan kuat. Rasanya sangat sakit sampai mata Theo sempat melotot beku hampir mengeras. Theo reflek berontak dengan memukulkan kepalanya ke bingkai jendela, berharap cengkeraman pekat itu bisa lepas. Theo terus memukulkan kepalanya, makin lama semakin keras dan semakin kuat, hingga bingkai kaca mulai retak pecah dan kepala Theo berdarah, tapi dia tidak perduli. Gigi depan Theo yang bertaring tajam mulai berdesis kaku, berusaha melawan dorongan hebat yang ingin menguasainya. Theo belum pernah merasakan energi gelap sekuat itu.Terakhir Theo menyalak lantang dengan geraman keras dan satu kali hantaman kuat tubuhnya menerjang jendela kaca sampai hancur. Theo berlari melesat seperti anjing gila. Kepala Theo akan disengat rasa sakit luar biasa jika dia berusaha melawan otot tubuhnya yang terus berlari ke Utara."Hissttt....!!!" Theo berdesis kuat.
BAN 265 HILANGGerald dan Mia baru kembali masuk ke dalam mobil ketika Julie menghentikan pikup tuanya di tepi jalan. Bahkan ketika saling berpapasan di simpang jalan, mereka tidak sadar jika sedang mencari orang yang sama. Gerald langsung melesat pergi dengan mobil mahalnya sementara Julie berlari keluar pikup tanpa memperdulikan hujan.Julie berlari ke makam ayahnya tanpa mengunakan payung. Tubuh Julie sudah basah kuyup, sekarang mulai gemetar menggigil dan ditambah harus kembali kecewa. Julie tidak melihat anjingnya di manapun."JJ!" Julie memanggil di tengah derasnya hujan. "JJ!" Julie sudah kehilangan Ayah, ibu, dan bibinya. Julie sudah tidak punya siapa-siapa dan sekarang anjingnya pun harus hilang."JJ....!"Julie mulai menangis di tengah hujan, air matanya bercampur air deras dari langit. Sungguh sebenarnya Julie bukan gadis cengeng, dia sudah hidup dengan sangat keras tanpa pernah dipeluk oleh sosok ayah atau ibu. Sekarang Julie sangat takut, sedih dengan berbagai rasa kehi
BAB 264 SIAPA YANG LEBIH CEPATSebelum Zontus melenyapkan Latuza, ternyata Latuza telah mempersiapkan pemberontakan besar dengan memanfaatkan kebodohan para lycan. Para lycan yang telah Latuza rekrut dalam kelompok pasukan elite dia beri sebuah cicin hitam. Nampaknya cicin hitam tersebut yang masih menahan sebagian otak para srigala untuk tetap waras.Setelah cukup lama menatap ke dalam cermin milik Latuza, Zontus langsung membanting benda itu sampai hancur berkeping-keping. Semuanya harus lenyap tidak ada yang boleh tersisa dari jejak hidup Latuza, termasuk semua sekte sesat yang telah dia ciptakan.Zontus segera menyalakan api kebiruan di telapak tangannya. Api biru berpendar itu akan terlihat semakin agresif ketika tuanya sedang marah."Binatang bodoh!" Zontus berdesis tajam. "Pergi ke Utara, atau kepal kalian yang akan meledak!"Zontus memberi perintah lebih kuat pada para lycan pembangkang. Bahkan sampai saat ini para lycan belum tahu jika raja negeri Utara masih hidup dan sedang
BAB 263 MENDAPATKAN PERUNJUKDrako berhasil mencuri sebuah cawan kuno dari sebuah istana di negara Timur. Drako meletakkan cawan besar itu pelan-pelan ke atas meja di hadapan Zontus."Cawan ini adalah pusaka leluhur kerajaan yang telah mereka jaga selama berabad-abad."Cawan besar tersebut tidak terbuat dari emas, tapi dari jenis baja hitam. Sekilas dari tampilan luarnya saja sudah bisa ditebak jika usianya memang telah melampaui banyak abad."Konon dulu mereka juga mengunakannya dalam pengobatan di kuil kuno." Drako terus menjelaskan.Zontus cuma menyentuh pelan tepi cawan hitam legam itu dan seketika langsung hancur lenyap menjadi asap."Itu cuma benda sihir!" Zontus berdesis kesal.Bukan cuma benda sihir, mahluk sihir pun bisa Zontus buat lenyap hanya dengan jentikan jari, termasuk para lycan yang coba membangkang dari perintahnya. Nampaknya Zontus juga mulai sadar jika ada beberapa elite lycan yang sengaja membelenggu dirinya.********Sepanjang malam Julie dan anjingnya tidur di
BAB 262 MENCARI SEBUAH CAWANSalman kembali datang ke hadapan Zontus dengan membawa cawan emas besar."Apa seperti ini cawan yang Anda cari, Yang Mulia?"Zontus cuma memperhatikan benda mengkilat itu sekilas kemudian langsung membuangnya."Bukan!"Drako dan Salman sudah berulang kali membawa berbagai jenis cawan tua yang telah mereka buru dari berbagai penjuru dunia, tapi tidak satupun yang benar. Entah seperti apa cawan yang mereka cari, karena sebenarnya Zontus sendiri juga tidak mengerti."Aku mendapat informasi mengenai cawan tua yang dimiliki sebuah kerajaan di Timur Tengah." Kali ini Drako yang bicara. "Kabarnya cawan tersebut telah mereka miliki selama puluhan generasi sejak jaman Mesir kuno.""Dapatkan cawan itu dan bawa padaku segera!" Zontus segera bangkit berdiri dan tiba-tiba sudah melesat lenyap dari hadapan Salman dan Darko.*********"Apa aku perlu memanggil ambulance?" Monica berteriak pada Julie yang baru menepi."Tidak perlu, kami baik-baik saja!" Julie balas berteri
BAB 261Satu Minggu setelah libur tahun baru, Mia kembali pergi ke kampus. Meskipun Mia sudah tidak mencium aroma lycan tapi seharusnya dia tetap bisa mengenali darah mereka. Mendadak para lycan benar-benar seolah menghilang dari peradaban. Berita mengenai laporan orang hilang juga terus memenuhi berbagai media.Mia kembali cemas setiap kali teringat nasib Theo. Beberapa saat setelah memikirkan Theo, tiba-tiba Gerald menelpon."Apa kau sudah menemukan Theo?" Mia buru-buru bertanya dengan nada tidak sabar."Aku ingin minta bantuanmu untuk mencari petunjuk dari Zontus."Artinya Gerald belum menemukan Theo. Gerald justru membawa kabar yang lebih membuat Mia cemas."Aku menemukan beberapa elite lycan yang sedang berusaha lolos!""Lolos seperti apa maksudmu?" Mia masih bingung."Sebagian dari mereka sengaja membelenggu tubuhnya sendiri agar tidak ikut pergi ke Utara.""Maksudmu mereka berusaha melawan Zontus?""Aku tidak yakin apa mereka akan berhasil, tapi kita juga tidak tahu berapa ju
BAB 260 HARUS PERGIMeski tanpa penetrasi, Zontus tetap bisa membuat Mia merasakan sex yang sangat panas di malam pernikahan mereka. Zontus menahan dagu Mia agar mulutnya terus buka untuk mulai dia masuki bergantian. Pertama Zontus merunduk untuk mendesakkan lidahnya sampai Mia tersengal. Setelah Mia cukup siap dengan bibir ikut berdecak basah, Zontus segera beralih memasukkan miliknya yang lain agar dihisap."Sekujur tubuhku juga milikmu!"Mia menghisap otot hidup milik Zontus yang terus dijejalkan ke mulutnya. Rasanya seperti menelan daging panas terbalut kulit berurat. Meski rasanya masih agak aneh bagi Mia, tapi dia tidak boleh menolak lelakinya.Mia terus menghisap dan Zontus mulai mengeram. Zontus merasakan kenikmatan dari balutan lembut bibir Mia yang menghisapnya dengan napas tersengal dan wajah cantik kemerahan."Kau sangat cantik!" Zontus mengulas pipi Mia sampai menghangat sambil terus dia desak.Beruntung Mia cukup cepat belajar, dia tidak terbatuk muntah meski Zontus sang