BAB 147 JANGAN PERNAH BERHIANAT LAGITheo melihat seorang pria sedang menahan pinggang Mia kemudian mendekatkan wajahnya sampai sangat dekat. Theo langsung berpaling, dia tidak sanggup. Theo berlari kabur dengan jantung berdenyut nyeri, rongga dadanya terbakar panas. Theo terus berlari kencang sampai tubuhnya meledak, berlari melompat dan menyelinap di antara sisi gelap gedung-gedung pencakar langit dengan wujud monster berkaki empat.Lycan dapat berlari melesat dengan sangat cepat, meloncat dan memanjat dari sisi gelap gedung-gedung pencakar langit tanpa pernah diketahui oleh manusia di sekitar mereka. Karena itu manusia tidak pernah menyadari keberadaan para lycan di tengah kota. Selain itu Lycan juga memiliki peraturan sangat ketat untuk menjaga identitas mereka, salah satunya mereka tidak boleh meledak berubah wujud di depan manusia atau hukumannya bakal sangat berat.Setelah berlari sampai jantungnya nyaris ikut meledak hebat, ternyata Theo tidak kembali ke tempat tinggal Jhon
BAB 148 BERSEMBUNYI DALAM GELAPSelepas zontus pergi dan mendapatkan ijin untuk pulang ke peternakan, seharusnya Mia merasa lega. Tapi ternyata Mia kembali tidak tenang setiap teringat lagi dengan monster yang diam-diam mengintainya di taman. Bukannya pergi tidur Mia malah kembali membuka pintu balkon untuk berdiri di sana. Mia berdiri sambil melihat ke taman di seberang jalan.Di tengah kota yang padat dan ramai sama sekali tidak ada yang sadar dengan keberadaan monster lycan yang bergerak di dalam gelap. Bahkan para lycan telah memiliki koloni besar dalam organisasi yang sangat terorganisir. Mulai dari merekrut manusia dalam sekte sesat untuk dijadikan budak sampai melakukan pembantaian keji tanpa pernah tersentuh hukum. Mungkin para Lycan bakal benar-benar menguasai dunia manusia. Mia juga masih belum lupa dengan lycan berbulu hitam pekat yang telah menghadangnya di koridor kampus."Oh, Tuhan ....!" Mendadak jantung Mia berdegup kencang.Tiba-tiba Mia baru ingat, jika di koridor
BAB 149 GARA-GARA LANATheo kembali melihat kehebatan Jhony dalam berkelahi, lycan coklat besar yang tidak terkalahkan. Jhony benar-benar bisa menyayat tubuh lycan dewasa sampai terbelah hanya dengan satu kali ayunan cakar."Kenapa kau bisa sangat besar?" Theo bertanya pada Jhony yang baru menghentikan mobilnya."Aku tidak tahu sama seperti kau juga tidak tahu kenapa bulumu sangat pekat."Selain berbulu hitam pekat, seperti tubuh Theo juga terus bertambah besar setiap kali dia meledak."Apa tiap lycan memiliki perkembangan mutasi berbeda?""Aku tidak tahu."Jhony tidak berbohong karena saat dia meledak tubuh monsternya memang sangat besar. Karena tubuhnhya yang sangat besar itu Jhony bisa langsung menempati posisi penting di tengah kawanan. Jhony pernah menjadi pimpinan lycan di seluruh negara bagian, dia sangat di takuti dan belum pernah terkalahkan sampai tiba-tiba memutuskan untuk menghilang."Apa semua kelompok lycan memiliki tanda identitas masing-masing ? Theo kembali ingat deng
BAB 150 BERBAHAYATheo kembali datang ke taman, dia sekedar ingin melihat Mia dari kejauhan untuk memastikan jika gadis itu baik-baik saja. Tapi kali ini lantai apartemenen Mia ternyata gelap gulita. Theo tidak tahu jika Mia pulang ke rumah keluarganya di peternakan. Theo terus berdiri di tengah taman untuk menunggu Mia kembali ke apartemennya, tapi sudah lebih dari tiga jam Theo menunggu dan sudah lewat tengah malam, apartemen Mia tetap gelap gulita. Sampai saat ini Theo masih belum tahu kenapa para lycan menginginkan Mia. Theo mulai kawatir, dia benar-benar takut jika para lycan telah mendapatkan Mia dan melukainya. Bahkan Theo tidak tahu jika Mia memiliki perisai yang dapat terus melindunginya setiap waktu. Justru Theo sendiri yang bakal berada dalam bahaya jika sampai terlibat kembali dengan para lycan.*******Mia melihat Lana meloncat dari jendela kamarnya di lantai tiga, mendarat lincah di halaman sambil tertawa renyah kemudian meloncat lagi dengan kakinya yang seperti pegas
BAB 151 MENDATANGKAN MASALAHMeski sadar tidak bisa mendekat dan menyentuh Mia, Theo tetap diam-diam mengawasi dan menjaga gadis itu dari ancaman para lycan. Setelah berdiri hampir lima jam di tengah taman, tapi lantai apartemen Mia tetap gelap gulita. Akhirnya Theo memutuskan untuk memanjat naik. Theo melompat dari balkon kemudian menyelinap masuk ke kamar Mia yang gelap.Selain otot tubuh yang semakin liat dan keras, menjadi lycan juga membuat penglihatan Theo semakin tajam meski di tempat tanpa cahaya. Theo melihat ke sekeliling, mengendus semua benda di kamar Mia karena khawatir Mia telah diculik oleh para Lycan. Tapi anehnya, seluruh kamar Mia terlihat rapi, bahkan tidak ada satupun gelas kotor di area pantry. Artinya Mia memang sudah merapikan rumah sebelum pergi.Theo berjalan menghampiri meja di dekat jendela denga tumpukan buku. Theo melihat mab transparan berisi file tugas Mia yang belum selesai, dari situ Theo membaca nama panjang Mia dan menemukan kartu mahasiswanya. Theo
BAB 152 DEMI MIAJared dan anak-anaknya yang lain berdiri di teras untuk menyaksikan kepergian Emillie. Gerald dan Emillie pergi paling dulu."Gerald harus segera pergi ke Istana Zubair untuk membantu Yang Mulya Serkan." Jared memberitahu yang lain kenapa Gerald harus pergi lebih dulu. Mia tidak terlalu perduli dengan urusan itu, yang terpenting dia lega karena akhirnya Lana dibawa kembali ke utara. Mia juga bakal bebas, tidak ada yang mengawasi ponselnya lagi."Anak nakal itu memang lebih baik tinggal di habitatnya!" Mia menggerutu di telinga Jacob yang sedang mengajarkan putranya untuk melambai."Kau memang bibi yang paling jahat!" Jacob melirik Mia."Aku baru delapan belas tahu, aku tidak mau menjadi bibinya!" Mia langsung menimpali dengan seringai jijik."Ao!"Kali ini Kai yang langsung mengetuk kepala Mia dari belakang."Kenapa dengan kalian!" Mia menoleh Jacob dan Kai bergantian."Kai!" Mia memekik nyaring karena Kai langsung mengangkat tubuhnya dengan satu lengan untuk pura-pu
BAB 153 AKHIRNYA MIA TAHUMia melotot terkejut melihat lycan berbulu hitam pekat di hadapannya perlahan kembali berubah ke wujud manusia. Bulu tebal di sekujur tubuh monster besar itu tiba-tiba lenyap berganti kulit pucat gemetar yang sedang menggigil penuh luka sayatan."Theo!"Rasanya Mia tidak percaya melihat orang yang dia kenal telah berubah menjadi seekor lycan."Para lycan mengubahku!" Theo memberi tatapan pedih yang sungguh tidak tertahankan untuk memberitahu jika jiwanya juga sedang sangat hancur.Pelan-pelan seluruh luka sayatan di sekujur tubuh Theo kembali menutup kering dan memudar lenyap tanpa jejak. Mia ikut melihat keajaiban itu, tapi tetap ikut duduk bersimpuh di lantai tidak menjerit ketakutan."Kau tidak takut padaku?" Theo tidak tahu jika Mia sudah pernah melihat berbagai hal yang jauh lebih mengerikan. Saat itu Theo masih meringkuk telanjang di sudut tumpukan jerami."Kau butuh pakaian!" Mia lekas bangkit berdiri. "Tunggu aku di sini jangan pergi ke manapun!"Mia
BAB 154 KEBOHONGAN MIASetelah melihat mobil Theo menjauh pergi, Mia buru-buru kembali masuk ke dalam rumah. Mia memanjat pohon yang dahannya sudah licin dengan jejak kakinya, kemudian meloncat ke balkon seperti tupai kecil yang sudah sangat ahli menyelinap di tengah malam.Beruntung tidak ada pekerjan istal yang melihatnya mencuri mobil Jeep dari gudang. Meskipun sudah lega tapi seluruh kejadian malam ini rasanya masih seperti mimpi buruk yang mengerikan. Otak Mia juga masih terlalu buntu untuk berpikir.Mia memang sudah berjanji untuk tidak mengkhianati zontus, tapi mustahil Mia tidak perduli ketika tahu Theo telah ikut celaka karena dirinya. Theo telah dijadikan seekor monster, entah apa dia masih bisa kembali menjadi manusia normal. Mia belum tahu bagaiman harus menolong Theo.Mia baru menghempaskan tubuh ke atas ranjang saat terkejut dengan suara hembusan angin dari balkon."Oh, Tuhan!" Mia melotot terkejut melihat Zontus sudah berdiri di dalam kamarnya, benar-benar gawat.Jantun
238 KEPERGIAN ZONTUSSetelah suara retakan kubah magma disusul ledakan dahsyat, elang api keluar dari puncak gunung dengan langsung merentangkan sayap lebar. Tiap helai dari bulu elang raksasa itu berkobar jingga, wujudnya benar-benar mengagumkan. Gerald terus berdiri takjup karena tidak menyangka dirinya bakal menjadi saksi dari kebebasan elang api yang telah ribuan tahun bersemayam dalam belenggu. Elang api sudah terbebas, dia terbang lenyap ke angkasa. Saat itu juga Gerald langsung berlutut untuk pengorbanan rajanya. Gerald terus berlutut hingga gemuruh di pungcak gunung api itu kembali mereda tapi jantung Gerald tetap berdebar kencang.Sungguh Gerald juga masih gemetar melihat pengorbanan Zontus untuk meraka semua. Meski Gerald tidak menyangka akan berakhir seperti ini. Tapi Zontus telah pergi membawa semua benda milik raja negeri Utara bersama tubuhnya, pedang perak, belati, permata bahkan darah milik raja tertua mereka.Setelah cukup tenang dan yakin semuanya telah usai, Ge
BAB 237 KING IN THE NORTH Sejak awal sudah benar tindakan Zontus dengan membekukan Latuza agar tidak mengacau, tapi dengan iseng Lana yang nakal justru membangunkannya. Kali ini giliran Gerald yang kembali mengacau karena tidak mau mendengarkan peringata Zontus untuk berheti ikut campur. Helena yang sudah berahasil lolos dari Latuza terpaksa harus ikut bertarung demi untuk menyeamatkan keturunannya.Mustahil jika Zontus tidak murka, peringatannya telah di abaikan dan sekarang tetap Zontus juga yang harus bertanggung jawab menyelesaikan semuanya segera. Zontus tidak memiliki pilihan lagi setelah melihayat Helena juga telah berkorban."Kalian telah mengacaukan segalanya!" Setelah berteriak lantang Zontus juga langsung melesat pergi dengan murka."Kupikir dia akan melenyapkan kita!" Theo yang bicara disisa atmosfer yang masih beku mencekamGerald juga masih syok karena dia pikir Zontus akan melenyapkan mereka bertiga, tapi ternyata tidak. Gerald, Jared, dan Theo sama-sama masih berd
BAB 236 AKHIR PERTARUNGANDalam kondisi panik terdesak, Latuza langsung melesat ke arah Jared berdiri seorang diri tanpa senjata dan tanpa perlindungan. Meskipun Jared seorang mutan tapi dia tetap bukan lawan sepadan untuk Latuza yang memiliki kemampuan sihir hebat. Haya dengan tatapan mata saja, Jared seketika lupa cara untuk lari dan bergerak. Jared tetap berdiri seperti orang linglung ketika Latuza mendatanginya dengan sangat cepat tidak terduga."Jared!" Gerald berteriak lantang, tapi seperinya dia sudah terlambat.Latuza sengaja menyerang jared untuk mengalihkan perhatian Gerald sekaligus membalas kelancangan musuh-musuhnya. Jared sama sekli tidak menghindar dari serangan Latuza. Tepat ketika Latuza ingin menelan kepala Jared dengan mulut terbuka lebar, tiba-tiba sebuah gelombang tidak kasat mata menerjang tubuh Jared sampai terpental jauh."Wanita terkutuk!" Latuza berteriak melengking pada penyihir berambut merah yang tibatiba sudah berdiri di hadapannya.Jared yang baru terpe
BAB 235 BEKERJA SAMA MENJEBAK LATUZAAnelies dan Emillie sedang duduk di balkon istana membicarakan buku tua Brandon Lington yang masih hilang."Ternyata buku itu berisi kumpulan ramuan sihir yang sangat kuno." Emillie memberitahu Anelies. "Papa yakin, dalam buku itu juga terdapat ramuan sihir yang dapat membebaskan kami dari darah immortal."Anelies jadi membayangkan jika Emillie, Gerald, dan putri mereka bisa mendapatkan kehidupan normal."Sayangnya buku itu hilang." Anelies ikut menyesal. "Seandainya aku bisa melihat siapa yang mengambilnya.""Gerald mencurigai Latuza, karena itu juga sekarang papa dan Gerald sedang bekerja sama memburunya."Pangeran Husain yang diam-diam mendengar pembicaraan mereka tidak berani bicara meskipun dia tahu, buku tersebut sudah dibakar oleh Zontus. Zontus beralasan jika buku tua itu adalah benda terkutuk, harus dimusnahkan, agar tidak kembali menciptakan bencana. Sebenarnya Husain juga tidak mengerti dengan semua tindakan Zontus yang sulit diprediksi.
BAB 234 SEMAKIN DEKATBegitu melihat Lana yang duduk membeku di lantai, Mia langsung sadar siapa pelakunya, karena memang cuma Zontus yang dapat membekukan mahluk apapun yang dia mau."Zontus!" Mia berpaling cepat untuk melihat ke sekeliling kamar.Zontus terlihat sudah berdiri di ambang pintu balkon kamar. Seketika dada Mia berdebar hangat, meledakkan kelegaan luarbiasa meski mahluk yang tidak tahu sudah sangat dia rindukan itu sama sekali tidak memiliki ekspresi menyenangkan.Zontus tetap kaku, dingin dan suka semaunya sendiri. Mia juga masih belum mengerti kenapa dia bisa memiliki persaan berdebar pada mahluk seperti Zontus. Yang Mia tahu, merindukan seseorang tanpa kabar ternyata sangat tidak enak. Mia sudah tidak tahan, dia langsung berlari memeluk Zontus lebih dulu. "Jangan membuatku rindu!" Mia menenggelamkan wajah ke dada hangat Zontus untuk dia hirup dalam-dalam."Jangan membuatku marah!" Zontus balas memeluk erat."Jangan membuatku cemburu!" Kali ini Mia mendongak pada le
BAB 233 RINDU“Aku lapar …!”Seketika Jared langsung menginjak rem mobilnya dan kembali terdengar suara benturan dari punggung jok paling belakang.“Ao!” Kepala Lalan terbentur dan terpental dua kali “Ao!”“Apa yang kau lakukan di situ?” Jared menemukan Lana masih meringkuk di bagasi.“Aku ketiduran.” Lana beralasan.“Harusnya kau tidur di kamar, bukan di sini!” Jared tidak tahan untuk tidka melotot. “Aku mau ikut …” Lana merengek manja.“Kau tidak boleh ikut!” Jared tidak pernah membentak anakanak tapi kali ini pengecualian. “Jangan telpon papaku …!” Bahkan Lana tahu bila Jared akan melapor pada Gerald. Jared tidak mendengarkan rengekan Lana, saat itu juga dia langsung menelpon Gerald.“Hwaaaaa ….!!!” Lana menagis kencang. “Aku maua ikut! Hwaaaaa….!!!”*******Mia sudah berguling ke kiri, berguling lagi ke kanan tapi tetap tidak bisa tidur. Padahal kalau dihitung baru empat hari Zontus pergi, tapi rasanya sudah seperti tujuh abad bagi Mia yang menunggu tanpa kabar. Mia kembali men
BAB 232 MEMBURU LATUZALatuza berhasil kabur dari kejaran bocah immortal nakal. Tapi seandainya Lana tidak sambil keberatan memanggul batang pohon besar, mungkin bocah lincah itu bakal lebih cepat dari pada ular wanita berekor panjang. Akhirnya Lana pulang kerumah dengan kesal dan sekujur tubuhnya belepotan hitam bekas jelanga.Jared terpaksa membersihkan tubuh kotor Lana dengan selang air di halaman. Jared sama sekali tidak tahu jika Lana baru berkelahi dan mengejar ular wanita di tengah huta."Dengar, kau tidak boleh mencuri korek api dari kantong Paman Gerik lagi!" Jared mengosok pipi hitam Lana sambil terus dia beri banyak peringatan. "Tidak boleh asal membakar daun kering!""Aku sudah meniup apinya sampai padam." Lana tidak memberitahu jika yang dia bakar bukan cuma sekedar daun kering, tapi satu batang pohon besar."Bermain api di musim panas sangat berbahaya, kau bisa benar-benar terbakar sampai tidak punya rambut dan bulu mata!" Jared menakut-nakuti Lana."Rambutku tidak bisa
BAB 231 LATUZA VS LANALatuza kembali mendatangi musuhnya satu-persatu, menelan mereka seperti mangsa lezat untuk menambah kekuatan sihir agar menjadi mahluk terkuat. Semakin hebat kemapuan penyihir yang berhasil Latuza telan, maka akan semakin hebat pula kemampuan sihir yang dia dapatkan. Bukan hal mustahil jika Latuza bisa benar-benar menjadi tak terkalahkan.Latuza sedang berdiri di pinggir garis hutan tanah keluarga Clark yang sudah tidak memiliki pelindung. Dari kejauhan Latuza memperhatikan bocah wanita kecil dengan rok tutu merah muda sedang bermain seorang diri di halaman, kaki kecilnya terlihat asik melompat bermain percikan air dengan sepatu booth merah.Latuza tidak menduga bakal kembali melihat anak imortal itu di tanah keluarga Clark. Anak immortal yang juga memiliki kemampuan membangunkan Latuza dari sihir beku milik Zontus. Sebuah kemampuan luar biasa tidak terduga dan bisa jadi mangsa sangat bergizi. Tapi, walaupun terlihat seperti mangsa menggiurkan, bocah nakal adala
BAB 230Latuza semakin berulah, dia telah berani menyerang Helena dan masih akan terus mendatangi musuh musuhnya yang lain."Ular terkutuk!" Lengan Zontus mengepal keras dengan otot meregang kencang.Latuza dan para lycan telah mengusik rajanya. Sepertinya Zontus memang harus segera melenyapkan para pembangkang.Zontus pergi ke Timur, mendatangi istana megah milik keturunan Raja Husain. Sama halnya seperti darah para raja yang telah diberkati, selama berabad-abad, keturuan Raja Husain memiliki garis darah yang terus terjaga. Sampai tiba-tiba keturunan terakhirnya menikahi wanita berambut merah dan melahirkan bocah laki-laki pembuat onar.Pangeran Husain baru melangkah masuk ke dalam kamarnya, ketika dibuat berjingkat terkejut karena melihat sosok Zontus yang tegap tinggi menjulang sudah menghadangnya."Ikut denganku!" Zontus memberi perintah tegas."Aku tidak boleh pergi dari istana!" Pangeran Husain menggeleng. "Baba akan marah!"Bagi Zontus, Pangeran Husain adalah biang masalah kare