BAB 150 BERBAHAYATheo kembali datang ke taman, dia sekedar ingin melihat Mia dari kejauhan untuk memastikan jika gadis itu baik-baik saja. Tapi kali ini lantai apartemenen Mia ternyata gelap gulita. Theo tidak tahu jika Mia pulang ke rumah keluarganya di peternakan. Theo terus berdiri di tengah taman untuk menunggu Mia kembali ke apartemennya, tapi sudah lebih dari tiga jam Theo menunggu dan sudah lewat tengah malam, apartemen Mia tetap gelap gulita. Sampai saat ini Theo masih belum tahu kenapa para lycan menginginkan Mia. Theo mulai kawatir, dia benar-benar takut jika para lycan telah mendapatkan Mia dan melukainya. Bahkan Theo tidak tahu jika Mia memiliki perisai yang dapat terus melindunginya setiap waktu. Justru Theo sendiri yang bakal berada dalam bahaya jika sampai terlibat kembali dengan para lycan.*******Mia melihat Lana meloncat dari jendela kamarnya di lantai tiga, mendarat lincah di halaman sambil tertawa renyah kemudian meloncat lagi dengan kakinya yang seperti pegas
BAB 151 MENDATANGKAN MASALAHMeski sadar tidak bisa mendekat dan menyentuh Mia, Theo tetap diam-diam mengawasi dan menjaga gadis itu dari ancaman para lycan. Setelah berdiri hampir lima jam di tengah taman, tapi lantai apartemen Mia tetap gelap gulita. Akhirnya Theo memutuskan untuk memanjat naik. Theo melompat dari balkon kemudian menyelinap masuk ke kamar Mia yang gelap.Selain otot tubuh yang semakin liat dan keras, menjadi lycan juga membuat penglihatan Theo semakin tajam meski di tempat tanpa cahaya. Theo melihat ke sekeliling, mengendus semua benda di kamar Mia karena khawatir Mia telah diculik oleh para Lycan. Tapi anehnya, seluruh kamar Mia terlihat rapi, bahkan tidak ada satupun gelas kotor di area pantry. Artinya Mia memang sudah merapikan rumah sebelum pergi.Theo berjalan menghampiri meja di dekat jendela denga tumpukan buku. Theo melihat mab transparan berisi file tugas Mia yang belum selesai, dari situ Theo membaca nama panjang Mia dan menemukan kartu mahasiswanya. Theo
BAB 152 DEMI MIAJared dan anak-anaknya yang lain berdiri di teras untuk menyaksikan kepergian Emillie. Gerald dan Emillie pergi paling dulu."Gerald harus segera pergi ke Istana Zubair untuk membantu Yang Mulya Serkan." Jared memberitahu yang lain kenapa Gerald harus pergi lebih dulu. Mia tidak terlalu perduli dengan urusan itu, yang terpenting dia lega karena akhirnya Lana dibawa kembali ke utara. Mia juga bakal bebas, tidak ada yang mengawasi ponselnya lagi."Anak nakal itu memang lebih baik tinggal di habitatnya!" Mia menggerutu di telinga Jacob yang sedang mengajarkan putranya untuk melambai."Kau memang bibi yang paling jahat!" Jacob melirik Mia."Aku baru delapan belas tahu, aku tidak mau menjadi bibinya!" Mia langsung menimpali dengan seringai jijik."Ao!"Kali ini Kai yang langsung mengetuk kepala Mia dari belakang."Kenapa dengan kalian!" Mia menoleh Jacob dan Kai bergantian."Kai!" Mia memekik nyaring karena Kai langsung mengangkat tubuhnya dengan satu lengan untuk pura-pu
BAB 153 AKHIRNYA MIA TAHUMia melotot terkejut melihat lycan berbulu hitam pekat di hadapannya perlahan kembali berubah ke wujud manusia. Bulu tebal di sekujur tubuh monster besar itu tiba-tiba lenyap berganti kulit pucat gemetar yang sedang menggigil penuh luka sayatan."Theo!"Rasanya Mia tidak percaya melihat orang yang dia kenal telah berubah menjadi seekor lycan."Para lycan mengubahku!" Theo memberi tatapan pedih yang sungguh tidak tertahankan untuk memberitahu jika jiwanya juga sedang sangat hancur.Pelan-pelan seluruh luka sayatan di sekujur tubuh Theo kembali menutup kering dan memudar lenyap tanpa jejak. Mia ikut melihat keajaiban itu, tapi tetap ikut duduk bersimpuh di lantai tidak menjerit ketakutan."Kau tidak takut padaku?" Theo tidak tahu jika Mia sudah pernah melihat berbagai hal yang jauh lebih mengerikan. Saat itu Theo masih meringkuk telanjang di sudut tumpukan jerami."Kau butuh pakaian!" Mia lekas bangkit berdiri. "Tunggu aku di sini jangan pergi ke manapun!"Mia
BAB 154 KEBOHONGAN MIASetelah melihat mobil Theo menjauh pergi, Mia buru-buru kembali masuk ke dalam rumah. Mia memanjat pohon yang dahannya sudah licin dengan jejak kakinya, kemudian meloncat ke balkon seperti tupai kecil yang sudah sangat ahli menyelinap di tengah malam.Beruntung tidak ada pekerjan istal yang melihatnya mencuri mobil Jeep dari gudang. Meskipun sudah lega tapi seluruh kejadian malam ini rasanya masih seperti mimpi buruk yang mengerikan. Otak Mia juga masih terlalu buntu untuk berpikir.Mia memang sudah berjanji untuk tidak mengkhianati zontus, tapi mustahil Mia tidak perduli ketika tahu Theo telah ikut celaka karena dirinya. Theo telah dijadikan seekor monster, entah apa dia masih bisa kembali menjadi manusia normal. Mia belum tahu bagaiman harus menolong Theo.Mia baru menghempaskan tubuh ke atas ranjang saat terkejut dengan suara hembusan angin dari balkon."Oh, Tuhan!" Mia melotot terkejut melihat Zontus sudah berdiri di dalam kamarnya, benar-benar gawat.Jantun
BAB 155 MIA SUDAH BESARMia masih virgin dan sudah cukup besar untuk telanjang."Zontus hentikan aku bukan anak-anak!"Mia berusaha merebut spon dari tangan Zontus, tapi malah salah menarik lepas kancing depan kemeja Zontus sampai terbuka. Mia tidak sengaja menyentuh dada tebal keras kecoklatan dengan taburan bulu maskulin kasar. Walapun Mia tidak pernah menganggap Zontus sebagai manusia tapi wujutnya tetap seorang pria dewasa yang sangat mengganggu."Oh, sorry!"Mia gugup, dia beringsut mundur, tapi malah tidak kembali tidak sengaja menekan tombol shower. Air deras seketika menguyur kepala Zontus yang langsung melotot marah."Maaf, aku tidak sengaja." Mia mengerjap ketakutan dengan punggung menempel ke dinding dinginZontu sudah terlanjur basah kuyup. Setelah mendengus kasar, Zontus langsung menyambar tubuh Mia untuk ikut dia seret ke bawah shower deras. Saat itu Mia sudah tidak terlalu perduli dengan ketelanjangannya, Mia berusaha berontak dengan sangat kacau, memukul dan mencakar Z
BAB 156 THEO DALAM BAHAYA.Jared ikut pergi ke gudang untuk memeriksa mobil Jeep nya."Semua baik-baik saja!" Gerik memberitahu Jared. "Mesin mobilnya juga tidak bermasalah."Tapi Jared tetap mengendus kedalam kabin mobilnya."Kenapa ada bau anjing!"Mia yang masih duduk di meja makan mendadak sudah tidak bisa menelan makanan. Setelah mendengar mobil jeep yang dipakai Theo ditinggalkan terlantar di tepi jalan, sungguh Mia jadi sangat cemas. Mia takut Zontus telah menghadang Theo di jalan dan mencelakainya. Berbagai bayangan mengerikan langsung berputar di kepala Mia, Mia sangat takut dan mual."Kenapa denganmu?" Jacob melihat Mia meremas perut.Parahnya Mia tidak bisa membagi ketakutannya dengan siapapun."Aku tidak apa-apa!" Mia buru-buru menggeleng kemudian berdiri dari kursi untuk berlari ke toilet.Mia benar-benar muntah sampai semua menu sarapannya yang belum sempat tercerna kembali keluar semua."Kasihan Mia."Dari luar Jacob dan Ami mendengar suara Mia masih tersengal muntah. A
BAB 157 DIBAKAR Zontus mengutus Drako untuk mengawasi para lycan di dalam klub, tapi burung gagak bodoh itu malah terlibat keributan. Saat Zontus ikut menyusul masuk, Drako sudah dikepung oleh kawanan lycan yang telah meledak dalam wujud anjing kotor bertaring. Zontus bukan cuma jijik dia juga sangat marah dengan keberanian para lycan. Seharusnya lycan tidak boleh berubah wujud di tempat publik, itu sebuah aturan keras. Sebagian pengunjung bar menjerit histeris, berlari panik karena melihat manusia bisa berubah menjadi monster. Drako yang sudah terkepung menoleh ketakutan pada rajanya. Zontus baru melangkah masuk dari pintu tapi Drako sudah bisa merasakan aura kemurkaan hebat. "Berhenti atau kalian akan ikut hancur lebur bersama tempat kotor ini!" Drako memperingatkan tapi kawanan lycan yang mengepungnya malah berdesis menyeringai kan gigi. "Drako!" Zontus memanggil gagaknya. Pria kurus bungku itu langsung berkelebat cepat, dalam sekejap berubah wujud menjadi gagak hitam.
BAN 192 BERTEMU KAIWalaupun sudah duduk di dalam mobil Zontus, Mia tetap tidak bisa tenang. Jantung Mia terus berdebar-debar karena Zontus akan ikut bertemu dengan keluarganya, apa lagi di tempat Livie nanti juga akan ada Kai beserta istrinya."Mia apa kau tidak lupa membawakan baju gantiku?" Lana mengingatkan Mia. "Aku akan menginap di tempat Kai!""Ya, sudah ada di dalam tasmu!"Mia masih tegang karena memikirkan Zontus yang akan bertemu Kai. Selama mereka masuk ke dalam mobil, Zontus sama sekali belum bicara. Mustahil jika Mia tidak cemas, Mia takut Zontus membuat keluarganya celaka. Zontus bisa melenyapkan apapun cuma dengan menjentikkan jari jika sedikit saja merasa terusik atau marah.Begitu Zontus menghentikan mobilnya di area basement, Lana langsung buru-buru keluar paling dulu. Lana menenteng ransel kecil merah muda miliknya yang berisi pakaian ganti untuk menginap di tempat tinggal Kai."Ingat kau sudah berjanji untuk tidak menyakiti keluargaku!" Mia menoleh Zontus yang m
BAB 191 MEMANGSA PENYIHIRSekumpulan penyihir pria dan wanita yang telah berhasil ditangkap oleh para lycan dimasukkan ke sel bawah tanah. Sebuah sel khusus yang telah diberi perisai sihir lebih hebat dari Latuza.Seorang pria bungkuk yang baru dilempar masuk ke dalam sel coba menggunakan kemampuan sihirnya untuk mematahkan jeruji sel, tapi begitu tangan pria itu menyentuh jeruji besi, tiba-tiba tangannya terbakar dan menjerit."Aaaaaaaaaaa....!"Tangan penyihir bungkuk bukan cuma terbakar, tubuhnya juga terpental. Penyihir yang lain cuma menyaksikan tidak ada yang berani menolong atau membantu."Kau tidak akan bisa kabur!" Kata salah seorang penyihir wanita yang sudah hampir tiga hari berada di dalam sel. "Aku sudah melihat orang-orang keras kepala sepertimu sejak kemarin!""Untuk apa kita dikumpulkan seperti ini?" Penyihir bungkuk bertanya pada wanita di sampingnya."Aku tidak tahu!" Wanita berambut putih salju itu tidak berbohong. "Aku sedang bekerja di restoran ketika mereka dat
BAB 190 PENYIHIR WANITATheo kembali berada di tengah kawanan lycan. Kali ini pasukan elit para lycan sedang memburu seorang penyihir wanita yang bekerja di sebuah rumah sakit. Dokter wanita yang telah banyak menangani pasien persalinan itu ternyata jenis penyihir yang menyukai darah bayi untuk mempertahankan kecantikan dan umur panjang. Dokter Meriam Belis didatangi oleh para lycan ketika sedang menjilati darah bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya."Siapa kalian?" Wanita yang tetap terlihat muda di usia hampir seratus tahun itu terkejut melihat tiga orang pria berbadan tinggi besar berdiri di hadapannya. "Bagaimana kalian bisa masuk?"Ruang tindakan medis harusnya steril dari pengunjung."Ikut kami!" Salah satu lycan yang bicara.Dr. Belis langsung berdesis waspada dengan gigi serta mulutnya yang penuh darah. "Kalian serigala!"Penyihir wanita itu langsung meletakkan bayi dalam gendongannya, bayi yang masih merah itu langsung manggis kencang dan tiba-tiba kepala Dr. Belis berputar
BAB 189 KEMBALI"Aku yang memakamkan ayahmu," Theo memberi tahu putri Jhony. "Dia meminta untuk dimakamkan di samping istrinya.""Oh, ....!" Julie terkejut menahan sesak dengan mebekap mulutnya sendiri untuk sejenak menghela napas. "Bagaimana ayahku meningga?""Jhony mengalami kecelakaan di area proyek." Untuk bagian ini Theo berbohong. "Aku mengenal ayahmu dengan baik, kami kerja bersama di proyek pembangunan hotel."Julie sudah tidak lagi bertanya tapi dia kembali berjongkok di depan batu nisan ayahnya. Sepertinya gadis itu menagis tapi Theo tidak berani mengusik. Sampai cukup lama Theo berdiri menunggu di belakang gadis muda itu. Rasanya tidak mungkin jika Theo melupakan kematian Jhony begitu saja. Theo kembali bersumpah akan menghancurkan para lycan."Terima kasih untuk semuanya." Tiba-tiba Julie bangkit berdiri, mentap Theo untuk berterimakasih.Mendadak Theo yang tidak bisa bicara, karena dia memang tidak tahu apa seharusnya gadis muda itu berterima kasih karena Theo masih mera
BAB 188Theo terkejut mengetahui Jhony memiliki seorang anak gadis."Kau putri Jhony?"Gadis cantik berlesung pipi dalam itu langsung mengangguk kemudian mengulurkan tangan untuk berkenalan."Julie Parker!"Theo masih gugup ketika ikut menyebutkan namanya."Theo Haris!"Saat itu Jhony pernah bercerita pada Theo, jika dia baru memiliki hidup yang sempurna bersama sang istri. Ternyata Jhony dan istrinya baru memiliki bayi perempuan setelah beberapa tahun menikah dan tiba-tiba sebuah bencana mengerikan terjadi. Jhony tidak sengaja menyayat leher istrinya sampai terputus ketika dia sedang meledak tidak terkendali di masa awalnya berubah menjadi lycan.Setelah istri Jhony meninggal, Jhony menitipkan putri kecilnya pada sang kakak. Jhony pergi menjauhi keluarganya. Demi untuk menjaga keselamatan orang-orang yang dia cintai, Jhony rela hidup seorang diri hingga akhir hayatnya.Selama ini Jhony melarang putrinya untuk mencari. Tapi kemarin ketika Julie berkunjung ke makam ibunya, dia terkeju
BAB 187 SEORANG ANAK PEREMPUANSementara Gerald pergi untuk mencari tahu kelemahan Latuza, Theo harus menyusup dalam pasukan elit para lycan yang sedang memburu lone wolf dan penyihir. Untuk kesekian kalinya Theo berada di tengah kawanan untuk ikut membasmi jenisnya sendiri. Kali ini Theo sedang ikut dalam aksi pembantaian seorang lone wolf tua yang tinggal di sebuah apartemen kecil seorang diri. Begitu sadar tempat tinggalnya sudah dikepung, lycan berbulu abu pucat itu langsung meloncat dari jendela apartemennya untuk berlari kabur. Pasukan lycan pemburu yang telah mengepung juga langsung mengejar, jumlah mereka hampir lima belas ekor di antaranya Theo. Theo ikut berlari mengejar dan melopat tinggi untuk menghadang target buruan mereka. Secepat apapun lycan abu-abu itu berlari dia tetap bukan tandingan para lycan bercicin hitam, dalam sekejap dia sudah kembali terkepung."Grmmm!!!" Suara pimpinan pasukan elit lycan mengeram, memberi instruksi pada kawannya untuk langsung menghabi
BAB 186Diam-diam Theo memperhatikan foto Mia di ponselnya. Sungguh Theo ingin sekali menelpon Mia untuk sekedar mendengar suara gadis itu, tapi Theo masih takut. Theo takut melibatkan Mia dalam masalahnya. Diam-diam Theo juga bersumpah tidak akan menemui Mia sebelum semua urusannya dengan para lycan usai."Apa kau sudah menjalankan perintahku!" Tiba-tiba Gerald sudah berdiri di hadapan Theo.Theo buru-buru matikan layar ponsel dan memasukan benda itu ke dalam saku. Beruntung Gerald tidak sampai ikut melihat foto Mia."Ya!" Theo ikut bangkit berdiri."Ingat kau tetap harus sangat berhati-hati dengan identitasmu!" Gerald telah menyusun rapi semua rencana mereka. "Sekarang kau bukan 'lone wolf', kau harus bisa menyingkirkan egomu sebagai angota kawanan!"Gerald juga telah mengatur semua identitas Theo untuk bisa masuk ke jajaran pasukan elit para lycan. Theo akan menyelinap sebagai mata-mata di tengah kawanan.********Theo tidak akan tahu jika gadis yang sedang dia rindukan justru seda
BAB 185 INGIN MENGUASAI"Siapa dia?" Henry penasaran dengan pemuda yang sedang bersama Mia."Dia Tom!" Lana yang menjawab Henry. "Cowoknya Mia!"Saat itu juga Mia langsung menarik telinga Lana untuk mundur ke belakang pinggangnya. Sumpah Mia takut dengan reaksi Zontus terhadap Henry."Tom temanku di kampus." Mia buru-buru berbohong.Zontus terlihat seumuran Henry, dengan gaya pakaian yang juga sama-sama tidak kalah modis dan terlalu mahal. Henry kurang percaya jika mahasiswa berpenampilan seperti itu."Henry!" Henry mengulurkan tangan lebih dulu pada Zontus untuk memperkenalkan diri. "Aku sepupu Mia."Setelah itu Zontus baru mau bicara. "Tom!"Zontus memperkenalkan diri dengan nama menjijikkan yang diberikan Mia."Senang bertemu denganmu, Tom."Livie ikut berkenalan kemudian Lana menarik lengan Livie dan berjinjit ke telinganya untuk berbisik."Cowok Mia sangat tampan, dia juga membelikan sepatu untukku!""Oh, Ya!" Livie ikut tersenyum cemerlang pada Lana yang sedang pamer."Lihat T
BAB 184 MENGURUS ANAK-ANAK Rasanya seperti mimpi buruk bagi Mia karena harus mengurus anak nakal seperti Lana untuk satu bulan lagi."Seenaknya saja kau meninggalkan anak di apartemenku hanya dengan satu koper pakaian!" Mia juga gemas dengan Emillie, karena tanpa minta persetujuan tiba-tiba meninggalkan Lana di tempat tinggalnya cuma dengan menyelipkan selembar kertas memo."Aku harus menjaga Anelies, semua ini sangat mendadak." Emillie berusaha menjelaskan kenapa dia tidak bisa membawa Lana ke Istana Zubair. "Aku tidak mau Lana mengacau di istana.""Jadi kau tidak pernah khawatir jika dia mengacaukan tempat tinggal ku!" Mia masih kesal."Aku ingin bicara dengan Lana." Emillie minta Mia untuk memberikan ponselnya pada Lana."Hai, Mom!" Lana melambai ceria sambil menggigit pizza."Ingat kau tidak boleh nakal di tempat Mia!" Emillie langsung mengingatkan semua peraturan yang harus dipatuhi oleh putrinya."Yes, Mon!" Lana juga terus mengangguk sangat manis."Jika kau pintar nanti kita a