BAB 144 DIAM-DIAM DICINTAIMia melotot lebar pada monster besar di hadapannya yang masih belum bergerak."Apa maumu?" Suara Mia tetap gemetar meskipun dia ingat masih memiliki perisai."Jangan mendekat!" Mia siap mengepalkan tangan ketika monster lycan itu mulai melangkah maju. "Jangan mendekat!" Mia menjerit sambil mengayunkan tinju sekali lagi tapi malah tubuhnya sendiri yang terpental dan kepalan tangannya terasa remuk. "Oh ...!" Mia meringis kesakitan.Mia segera merangkak bangun dengan waspada. Lycan berbulu hitam pekat itu terlalu besar dan keras untuk bisa Mia pukul. Mia memang tidak akan menang, sementara lycan mengerikan itu terus mendekat."Aaaaaa ...!" Mia berteriak histeri melempar buku yang tadi dia pinjam dari perpustakaan kemudian berlari kabur.Mia berlari sekencang yang dia bisa, sempat tiga kali terjungkal di halaman karena menoleh kebelakang. Mia takut lycan besar itu mengejarnya dengan kawanan yang lain. Sampai Mia berhasil berdiri di trotoar Mia terus berlari. S
BAB 145 PEMUDA KAYAHari sudah gelap Zontus menghentikan mobilnya di tepi jalan sepi kemudian dia masuk ke dalam sebuah gang suram. Nampak di sepanjang gang itu manusia-manusia bodoh yang sedang memakai obat-obatan terlarang dengan terang-terangan. Sepertinya kawasan tersebut memang jarang tersentuh oleh patroli kepolisian. Zontus langsung menuju ke salah satu pintu di ujung gang yang dijaga oleh seorang pria bertato kepala srigala."Aku ingin ke klub." Zontus yang bicara.Untuk beberapa saat pria kulit hitam bertubuh gempal itu mengendus darah di tubuh Zontus kemudian memperhatikan penampilan pria tampan di hadapannya yang sangat moderen, modis dan mahal. Tidak ada yang dapat mengenali darah Zontus sebagai mahluk immortal, dia terlihat seperti pemuda dari keluarga kaya raya yang sedang tersesat di gang."Apa kau sudah pernah datang ke sini?""Beberapa rekan merekomendasikan untuk datan ke tempat kalian.""Semoga kau bersenang-senang!" Zontus dipersilahkan masuk.Dibalik pintun baja k
BAB 146 GARA-GARA ZONTUSSetelah markas utama para lycan diserang, kali ini giliran markas blok Timur yang kembali menjadi target dan pimpinan mereka juga dilenyapkan. Banyak yang berspekulasi jika Gonzales dibunuh setelah dia mengklaim dirinya yang paling layak untuk mengantikan kepemimpinan Ramzi. Blok Timur memang dinilai paling arogan, banyak yang membenci mereka dan sangat wajar jika memiliki banyak musuh.Sampai saat ini posisi Ramzi masih kosong. Sejak markas utama diledakkan mereka belum memiliki pimpinan baru, masing-masing pimpinan blok sedang berebut untuk menjadi penguasa seluruh kota. Karena itu semua blok sedang saling menaruh kecurigaan antara satu sama lain dan mereka terus siaga dari serangan kubu lawan.Setelah Gonzales terbunuh, Riley yang mengambil alih kepemimpinan blok Timur. Riley menggerakkan para lycan penyusup untuk melacak identitas penyihir yang telah membunuh pimpinan mereka. Selama ini para lycan sangat bermusuhan dengan penyihir. Bersekongkol dengan p
BAB 147 JANGAN PERNAH BERHIANAT LAGITheo melihat seorang pria sedang menahan pinggang Mia kemudian mendekatkan wajahnya sampai sangat dekat. Theo langsung berpaling, dia tidak sanggup. Theo berlari kabur dengan jantung berdenyut nyeri, rongga dadanya terbakar panas. Theo terus berlari kencang sampai tubuhnya meledak, berlari melompat dan menyelinap di antara sisi gelap gedung-gedung pencakar langit dengan wujud monster berkaki empat.Lycan dapat berlari melesat dengan sangat cepat, meloncat dan memanjat dari sisi gelap gedung-gedung pencakar langit tanpa pernah diketahui oleh manusia di sekitar mereka. Karena itu manusia tidak pernah menyadari keberadaan para lycan di tengah kota. Selain itu Lycan juga memiliki peraturan sangat ketat untuk menjaga identitas mereka, salah satunya mereka tidak boleh meledak berubah wujud di depan manusia atau hukumannya bakal sangat berat.Setelah berlari sampai jantungnya nyaris ikut meledak hebat, ternyata Theo tidak kembali ke tempat tinggal Jhon
BAB 148 BERSEMBUNYI DALAM GELAPSelepas zontus pergi dan mendapatkan ijin untuk pulang ke peternakan, seharusnya Mia merasa lega. Tapi ternyata Mia kembali tidak tenang setiap teringat lagi dengan monster yang diam-diam mengintainya di taman. Bukannya pergi tidur Mia malah kembali membuka pintu balkon untuk berdiri di sana. Mia berdiri sambil melihat ke taman di seberang jalan.Di tengah kota yang padat dan ramai sama sekali tidak ada yang sadar dengan keberadaan monster lycan yang bergerak di dalam gelap. Bahkan para lycan telah memiliki koloni besar dalam organisasi yang sangat terorganisir. Mulai dari merekrut manusia dalam sekte sesat untuk dijadikan budak sampai melakukan pembantaian keji tanpa pernah tersentuh hukum. Mungkin para Lycan bakal benar-benar menguasai dunia manusia. Mia juga masih belum lupa dengan lycan berbulu hitam pekat yang telah menghadangnya di koridor kampus."Oh, Tuhan ....!" Mendadak jantung Mia berdegup kencang.Tiba-tiba Mia baru ingat, jika di koridor
BAB 149 GARA-GARA LANATheo kembali melihat kehebatan Jhony dalam berkelahi, lycan coklat besar yang tidak terkalahkan. Jhony benar-benar bisa menyayat tubuh lycan dewasa sampai terbelah hanya dengan satu kali ayunan cakar."Kenapa kau bisa sangat besar?" Theo bertanya pada Jhony yang baru menghentikan mobilnya."Aku tidak tahu sama seperti kau juga tidak tahu kenapa bulumu sangat pekat."Selain berbulu hitam pekat, seperti tubuh Theo juga terus bertambah besar setiap kali dia meledak."Apa tiap lycan memiliki perkembangan mutasi berbeda?""Aku tidak tahu."Jhony tidak berbohong karena saat dia meledak tubuh monsternya memang sangat besar. Karena tubuhnhya yang sangat besar itu Jhony bisa langsung menempati posisi penting di tengah kawanan. Jhony pernah menjadi pimpinan lycan di seluruh negara bagian, dia sangat di takuti dan belum pernah terkalahkan sampai tiba-tiba memutuskan untuk menghilang."Apa semua kelompok lycan memiliki tanda identitas masing-masing ? Theo kembali ingat deng
BAB 150 BERBAHAYATheo kembali datang ke taman, dia sekedar ingin melihat Mia dari kejauhan untuk memastikan jika gadis itu baik-baik saja. Tapi kali ini lantai apartemenen Mia ternyata gelap gulita. Theo tidak tahu jika Mia pulang ke rumah keluarganya di peternakan. Theo terus berdiri di tengah taman untuk menunggu Mia kembali ke apartemennya, tapi sudah lebih dari tiga jam Theo menunggu dan sudah lewat tengah malam, apartemen Mia tetap gelap gulita. Sampai saat ini Theo masih belum tahu kenapa para lycan menginginkan Mia. Theo mulai kawatir, dia benar-benar takut jika para lycan telah mendapatkan Mia dan melukainya. Bahkan Theo tidak tahu jika Mia memiliki perisai yang dapat terus melindunginya setiap waktu. Justru Theo sendiri yang bakal berada dalam bahaya jika sampai terlibat kembali dengan para lycan.*******Mia melihat Lana meloncat dari jendela kamarnya di lantai tiga, mendarat lincah di halaman sambil tertawa renyah kemudian meloncat lagi dengan kakinya yang seperti pegas
BAB 151 MENDATANGKAN MASALAHMeski sadar tidak bisa mendekat dan menyentuh Mia, Theo tetap diam-diam mengawasi dan menjaga gadis itu dari ancaman para lycan. Setelah berdiri hampir lima jam di tengah taman, tapi lantai apartemen Mia tetap gelap gulita. Akhirnya Theo memutuskan untuk memanjat naik. Theo melompat dari balkon kemudian menyelinap masuk ke kamar Mia yang gelap.Selain otot tubuh yang semakin liat dan keras, menjadi lycan juga membuat penglihatan Theo semakin tajam meski di tempat tanpa cahaya. Theo melihat ke sekeliling, mengendus semua benda di kamar Mia karena khawatir Mia telah diculik oleh para Lycan. Tapi anehnya, seluruh kamar Mia terlihat rapi, bahkan tidak ada satupun gelas kotor di area pantry. Artinya Mia memang sudah merapikan rumah sebelum pergi.Theo berjalan menghampiri meja di dekat jendela denga tumpukan buku. Theo melihat mab transparan berisi file tugas Mia yang belum selesai, dari situ Theo membaca nama panjang Mia dan menemukan kartu mahasiswanya. Theo
BAB 54 MENYERANG KAWAN SENDIRIKelopak mata Dokter Faiza perlahan terbuka sayup, kepalanya terasa berat, dan napasnya masih tersengal sesak oleh sisa endapan asap. Dokter Faiza pingsan akibat terjebak di tengah tenda yang sedang terbakar, dia menghisap terlalu banyak asap karbon. Tapi beruntung wanita cantik berhati malaikat itu masih selamat dari tragedi mengerikan.Kondisi Dokter Faiza masih sedikit linglung, ranjang empuk di bawah tubuhnya terasa asing, bau antiseptik di sekelilingnya menusuk sangat keras. Setelah mengerjap pelan, Dokter Faiza baru sadar bila dirinya telah berada di kamar rumah sakit. Tangan kiri Dokter Faiza dipasangi infus, dia juga mendengar suara langkah kaki dari luar dan tidak lama kemudian pintu terbuka."Anda sudah sadar?" Seorang perawat wanita menghampiri Dokter Faiza."Apa yang terjadi?" Dokter Faiza benar-benar bingung dengan kondisinya."Anda pingsan karena menghirup terlalu banyak asap kebakaran." Perawat wanita menjelaskan."Bagaimana dengan camp rel
BAB 53 SERANGAN TIBA-TIBA Kurang lebih lima belas mil dari perbatasan kota yang dijaga ketat oleh pasukan tentara musuh, tenda relawan medis berjejer di dekat hilir sungai. Tenda-tenda tersebut sengaja di pindahkan ke dekat tepian sungai agar diam-diam bisa mempermudah penyelundupan para tawanan untuk mendapat pertolongan.Setelah lebih dari enam bulan para tim relawan dikirim ke medan pertempuran, sepertinya mereka cuma semakin tersingkir jauh dari kota yang telah di duduki oleh pihak musuh. Pihak musuh menerbitkan larangan keras bagi siapapun untuk memasuki kota. Penduduk sipil yang masih terjebak di tengah kota sebagian menjadi sandera dan sebagian besar dalam kondisi memprihatinkan, terutama wanita dan anak-anak.Setiap hari gelap para relawan militer akan menyelinap melalui jalur sungai untuk membawa korban terluka dan membebaskan sandera. Kamp para tentara relawan juga terletak tidak jauh dari tenda tim medis agar memudahkan akses bagi mereka untuk saling membantu dan berbagi
BAB 52 HARUS PATUHPutri Sofia yang baru kembali dari asik berlibur langsung dibuat terkejut melihat Hamna sudah menunggunya di Istana Zubair."Apa yang kau lakukan di sini?""Pangeran Al-Waleed mengirim saya untuk menjaga Anda, Putri Sofia.""Mustahil!" Putri Sofia tidak percaya. "Pangeran Al-Waleed telah mengembalikan mu!""Silahkan Anda bicara sendiri dengan Pangeran Al-Waleed."Saat itu juga Putri Sofia menghubungi Pangeran Al-Waleed melalui telepon. Setelah tiga kali nada sambung, Pangeran Al-Waleed langsung menyambut dengan ucapan salam keselamatan dengan nada lembut."Kenapa Hamna ada di Istana Zubair?" Putri Sofia yang sedang terburu emosi langsung menerjang dengan pertanyaan lantang tanpa membalas ucapan salam."Aku yang mengutusnya untuk menjagamu." Pangeran Al-Waleed masih berusaha tenang dengan sikap dewasa."Aku sudah punya Zahra, aku tidak butuh pengawal lagi." Sofia menolak. "Aku tidak suka dengan pengawal yang Anda kirim!""Suka atau tidak suka, kau tetap harus dija
BAB 51 PERTEMPURAN AKAN KEMBALI DIMULAI "Ternyata Putri Sofia pergi berlibur dengan Pangeran Yusuf." Abdul langsung melapor pada Pangeran Al-Waleed. "Darimana kau mendapat informasi itu?" Pangeran Al-Waleed melempar tatapan tajam pada pengawalnya. "Pangeran kecil itu yang baru bercerita." Abdul dan Pangeran Al-Waleed memperhatikan Pangeran Habibi yang masih duduk sendirian. "Tidak mungkin anak-anak akan berbohong" Abdul melanjutkan. "Dia juga memberitahu jika Putri Sofia menyimpan banyak foto Pangeran Yusuf." Telinga Pangeran Al-Waleed semakin terbakar, rongga dadanya bergemuruh hebat dengan rasa panas. "Kembali kirim Hamna untuk mengawasi Putri Sofia!" ****** Terlepas dari hati Putri Sofia yang masih bimbang dan perasaan Pangeran Yusuf yang belum bisa terbalas, mereka tetap harus menjadi saudara yang saling menyayangi. "Apapun yang bakal terjadi aku tidak ingin hal tersebut merubah hubungan kita." Yusuf menggenggam tangan Putri Sofia. "Ya?" Putri Sofia mengangguk
BAB 50 SOFIA & YUSUFSetelah berpisah di savana dengan perasaan cemas, Pangeran Yusuf benar-benar tidak bisa berhenti memikirkan Putri Sofia, apa lagi setelah itu Putri Sofia juga tidak turun untuk makan malam. Pangeran Yusuf sangat takut telah bertindak ceroboh.Dalam pikiran Yusuf, Putri Sofia tetap gadis muda yang masih sangat polos, belum pernah tersentuh oleh laki-laki. Seharusnya Yusuf tidak tergesa-gesa. Sekarang Yusuf merasa sangat bodoh karena tidak dapat menahan diri."Dimana Sofia?" Emillie yang bertanya dimeja makan."Sepertinya dia kelelahan setelah berkuda." Mara yang menjawab. "Zahra sudah mengantar makan malam Sofia ke kamar."Meski tahu penyebabnya, Pangeran Yusuf tidak berani ikut bicara.Sampai larut tengah malam Yusuf melihat kamar Putri Sofia masih terang benderang, tapi Yusuf tidak berani mengusik. Sekedar mengirim pesan pun Pangeran Yusuf tidak berani.Sepanjang malam itu sebenarnya Putri Sofia dan Pangeran Yusuf sedang sama-sama tidak bisa tidur. Sampai lewat
BAB 49 PUTRI SOFIA BERLIBURPutri Sofia mengirim pesan kepada Pangeran Al-Waleed bahwa dirinya tidak bisa datang ke Istana Tamir.[Maaf Pangeran Al-Waleed, saya tidak bisa hadir ke pesta ulangtahun Anda karena mendadak harus menjenguk kakekku]Kakek berarti keluarga dari ibu Putri Sofia. Pangeran Al-Waleed tidak banyak bertanya karena selama ini Yang Mulya Serkan diketahui sangat privat merahasiakan keluarga istrinya.[Semoga kakek Anda diberi kesehatan dan selalu dilimpahi keberkahan, Putri Sofia]Pangeran Al-Waleed membalas pesan dari Putri Sofia dengan sebuah doa seperti adab pria terhormat. Pangeran Alwaleed berpikir kakek putri Sofia pasti sudah jompo dan sakit sakitan.*********"Jared apa kau bisa diam sebentar saja!" Mara berteriak pada suaminya yang sudah kembali berada di atas punggung kuda."Aku hanya ingin mengajak anak-anak berkeliling di perbukitan."Jared mengajak Pangeran Yusuf, Putri Sofia, Pangeran Rasyid, dan tentunya Lana yang tidak mau ketingalan sebagai pasukan h
BAB 48 PILIHAN PUTRI SOFIAEmillie dan Gerald datang berkunjung ke Istana Zubair karena kebetulan mereka sedang berada di timur. Gerald bertemu dengan Yang Mulya Serkan untuk membicarakan masalah pertempuran yang semakin memanas. Sementara itu Emillie pergi menemui Anelies karena tidak mau ikut campur urusan laki-laki.Emillie bukan cuma terkejut karena melihat tingkah Pangeran Al-Waleed yang mengirim begitu banyak kotak kado merah muda, Emilie juga terkejut mendengar putri Sofia demam tinggi karena tekanan stress."Aku bukan cuma takut Sofia jatuh sakit, aku paling takut bila dia kembali nekat kabur." Anelies mengungkapkan kerisauannya pada Emillie. "Aku hanya menginginkan kebahagian untuk Sofia, tapi Yang Mulya Serkan dan seluruh negeri ini pasti juga menginginkan putri kami bersama pria yang setara dengannya."Artinya Sofia tetap tidak bisa bersama sembarangan laki-laki, pernikahannya tetap harus di atur oleh keluarga kerajaan. "Sepertinya Putri Sofia cuma perlu berlibur." Emil
BAB 47 MENJADI GILAFaaz diseret ke sebuah ruangan berdinding biru terang, terdapat banyak sekat kaca tembus pandang dengan berbagai mesin canggih digital. Laboratorium kota telah dikuasai pihak musuh dan mereka alih fungsikan sebagai tempat penyiksaan manusia paling keji.Suara teriakan keras terdengar dari ujung lorong kaca. Suara seorang pria yang terus meraung tersiksa dengan pedih, sesekali juga terdengar suara lecutan disusul tangis memohon ampun. Faaz berusaha menutup rapat telinganya dan tahu dirinya bakal segera bernasib serupa."Ayo cepat seret dia ke mari!"Kaki Faaz kesulitan berjalan tegak karena lututnya juga telah bertubi-tubi mendapat pukulan keras."Beruntung kami tidak akan memotong kaki dan lenganmu!"Faaz masih berani menatap tajam untuk menunjukkan sikap tanpa gentar."Beraninya kau menantangku!"Faaz kembali mendapat pukulan keras hingga sisi rahangnya berderak."Sebentar lagi seluruh kesombongan di kepalamu akan lenyap!"Faaz didorong ke kursi metal, kaki, tang
BAB 46 TANTANGAN BERATKomandan tim relawan telah mengkonfirmasi pada media yang telah meliput kejadian tembakan rudal dua hari yang lalu."Tidak ditemukan tubuh korban di lokasi kejadian!" Kemal juga telah mencari berbagai berita mengenai kejadian tersebut."Pagi setelah ledakan, warga cuma melihat bekas kendaraan militer yang telah hancur. Kondisinya sangat parah. Seandainya Faaz masih selamat dari maut, pasti kali ini dia juga sudah tertangkap oleh pihak lawan.""Oh, Tuhan...!" Kemal terus mencengkeram rambut di kepalanya.Tertangkap sebagai penyusup hukumannya bisa sangat keras mengerikan.*******Putri Sofia sedang duduk di balkon bersama Yang Mulya Seika ketika Zahra datang melapor."Putri Sofia, baru saja Pangeran Al-Waleed datang untuk menjenguk Anda."Sofia cukup terkejut karena dia pikir Pangeran Al-Waleed tidak akan nekat datang."Aku belum mau bertemu siapapun!" Putri Sofia menolak Pangeran Al-Waleed di hadapan Yang Mulya Seika. "Katakan saja aku masih perlu istirahat."