BAB 138 GARA-GARA BURUNG Malam semakin larut Mia sedang berbaring di atas ranjang sambil menatap langit-langit kamarnya yang sunyi. Sesekali Mia masih memikirkan Theo, memikirkan tugas dari Emillie, dan memikirkan cara untuk menbujuk Zontus yang semuanya belum mendapatkan jalan keluar. "Kak ..! Kak ...!" Tiba-tiba suara gagak kembali mengganggu konsentrasi Mia. "Apa kau tidak bisa diam!" Mia menutup kepalaya dengan bantal. Mia tahu sepertinya Zontus kembali mengutus gagak jelek itu setelah curiga ada lycan menyelinap masuk ke kamarnya. "Kak...! Kak...!" Ketika mendengar suara gagak berulang ulang, tiba-tiba Mia justru mendapat ide. Mia buru-buru keluar dari kamar. "Hai kemari kau!" Mia memangil burung gagak hitam yang sedang berdiri di pagar balkon. Begitu gagak mendekat, Mia langsung menangkap burung itu untuk dia genggam kepalanya. Mia malah coba mempraktekkan pelajaran dari Zontus pada burung gagaknya. "Beri aku kemanpuan seperti papa!" Mia memusatkan konsentrsi
BAB 139 PENGHIANAT"Aaaaaaaaa....!!!"Gerald mendengar teriakkan Mia dan seketika ponselnya padam."Brengsek!" Gerald mengumpat keras.Emillie menoleh pada suaminya yang masih menggenggam ponsel."Kenapa?" Emillie menahan napas tegang."Sepertinya aku sudah tahu di mana Zontus menyimpan tongkat dan mahkota." Gerald berhenti sejenak untuk mempersiapkan reaksi Emillie. "Tapi nampaknya Mia juga sedang mendapat masalah!""Apa maksudmu?" Kali ini Emillie benar-benar cemas."Sepertinya Mia tertangkap oleh Zontus!""Oh, Tidak!" Emillie reflek mencengkeram kepalanya karena ide untuk mendekati Zontus merupakan saran darinya.Gerald ikut berada dalam dua pilihan, antara pergi untuk mengambil tongkat dan mahkota atau pergi menyelamatkan Mia. Suara jeritan terakhir Mia jelas menandakan jika kondisinya jauh lebih genting."Kita kejar Zontus!"******Theo berlari dari kejaran kelompok lycan, tubuh Theo penuh luka akibat perkelahian brutal dan dia dikeroyok hampir lima belas ekor monster serigala.
BAB 140Brandon segera menghubungi Jared Landon untuk memberi tahu mengenai peta yang dia temukan di balik sampul buku tua."Aku menemukan petunjuk baru!"Brandon ikut mengirim foto dari peta pegunungan yang digambar dalam kertas coklat buram mengunakan getah tanaman khusus."Aku menemukannya di balik sampul buku." Brandon juga menjelaskan bagaimana dia telah menuangkan angur di atas permukaan kertas hingga tulisannya perlahan luntur dan muncul peta misterius tersebut."Itu pegunungan di utara!" Jared langsung ingat dengan puncak barisan gunung ketika dia sedang mencari goa tempat persembunyian Gerald. "Aku menduga di tempat itu raja negeri utara pernah mengorbankan elang api."Brandon dan Jared pernah mendengar kisah mengenai elang api dari cerita Gerald."Apa kita harus pergi ke sana untuk melenyapkan kutukan?" Jared yang bertanya."Sepertinya Gerald juga yang akan lebih tahu." Brandon berkeyakinan jika Gerald telah ditakdirkan untuk menempati tahta negeri utara, menjadi raja sela
BAB 141 BERUBAH PIKIRANBegitu mengetahui Mia telah menggenggam kepala gagak, Zontus langsung melesat pergi. Burung gagak hitam itu adalah kamera CCTV bagi Zontus, dia bisa tahu apa yang dilihat dan dipikirkan oleh burung gagak. Seharusnya Zontus memang tidak pernah mempercayai ucapan gadis sembrono seperti Mia, janjinya tidak pernah bisa dipegang. Meskipun Zontus keras, kasar dan sering semaunya sendiri, tapi dia tidak pernah ingkar janji. Sampai detik ini Zontus masih sama sekali tidak memiliki alasan buat berkorban untuk paran penghianat. Zontus telah memiliki tahta dan kehebatan sihir tidak terkalahkan, mustahil dia mau kehilangan semua itu. Zontus juga tahu jika ratunya sudah kembali. Zontus akan pilih membekukan tubuh Mia seumur hidup dari pada melihatnya jadi penghianat.Kemarahan Zontus tidak main-main, Zontus mendatangi sebuah danau yang telah lama dia tinggalkan berabad-abad silam. Danau yang waktu itu sempat habis mengering sudah kembali di penuhi air. Begitu Zontus berdi
BAB 142 HARUS DITELANGerald memperhatikan bandul liontin nya yang berisi darah murni dari raja negeri utara. Pangeran Artur pernah mengatakan jika darah tersebut dapat digunakan untuk menghadapi Zontus. Tiba-tiba Gerald terpikir apa dia benar-benar bisa mengalahkan Zontus jika menelan darah paling murni dari raja negeri utara. Saat ini Gerald bukan cuma harus menyelamatkan Mia, tapi dia juga harus mendapatkan keempat pusaka raja negeri utara yang masih berada di tangan Zontus. Gerald tidak perduli jika nanti dia harus ikut menumbalkan dirinya untuk melenyapkan semua kutukan mahluk immortal.Gerald memperhatikan botol kristal kecil di tangannya sekali lagi sampai benar-benar yakin dan Gerald sudah siap untuk menelannya."Papa!" Lana datang mengejutkan. "Aku tidak mau kau jadi monster!"*****"Sekarang kita adalah Monster!" Jhony memperjelas ucapannya di hadapan Theo. "Kita harus bersembunyi dari manusia jika ingin hidup!""Sejak kapan kau menjadi lycan?" Theo benar-benar ingin tahu. "
BAB 143 ADA YANG ANEHPangeran Husain masih duduk cemberut di balkon kamar ketika seekor elang hitam menghampirinya."Kenapa kau kembali?"Elang besar yang sudah berdiri di atas meja itu berjalan mendekat kemudian menundukkan kepalanya untuk disentuh."Di mana kau melihat Zontus?" Husain langsung bertanya.*******"Papa!" Lana datang mengejutkan. "Aku tidak mau kau jadi monster!"Gerald langsung berhenti untuk memperhatikan putrinya"Kemari!" Gerald memanggil Lana agar mendekat."Apa yang kau ketahui?" Gerald langsung menodong putri kecilnya dengan pertanyaan serius. Gerald yakin anak nakal itu pasti mengetahui sesuatu.Sepasang mata bulat Lana cuma mengerjap tapi mulutnya tidak berani bergerak."Katakan atau aku akan membawamu pulang kembali ke utara!" Gerald mulai mengeluarkan ancaman. Kali ini Lana cuma mengerjap kaku sambil mengigit bibirnya sendiri agar tidak sampai lolos bicara. Gerald melotot galak, tapi beruntung tiba-tiba Emillie menerobos masuk."Mia sudah kembali!" Emill
BAB 144 DIAM-DIAM DICINTAIMia melotot lebar pada monster besar di hadapannya yang masih belum bergerak."Apa maumu?" Suara Mia tetap gemetar meskipun dia ingat masih memiliki perisai."Jangan mendekat!" Mia siap mengepalkan tangan ketika monster lycan itu mulai melangkah maju. "Jangan mendekat!" Mia menjerit sambil mengayunkan tinju sekali lagi tapi malah tubuhnya sendiri yang terpental dan kepalan tangannya terasa remuk. "Oh ...!" Mia meringis kesakitan.Mia segera merangkak bangun dengan waspada. Lycan berbulu hitam pekat itu terlalu besar dan keras untuk bisa Mia pukul. Mia memang tidak akan menang, sementara lycan mengerikan itu terus mendekat."Aaaaaa ...!" Mia berteriak histeri melempar buku yang tadi dia pinjam dari perpustakaan kemudian berlari kabur.Mia berlari sekencang yang dia bisa, sempat tiga kali terjungkal di halaman karena menoleh kebelakang. Mia takut lycan besar itu mengejarnya dengan kawanan yang lain. Sampai Mia berhasil berdiri di trotoar Mia terus berlari. S
BAB 145 PEMUDA KAYAHari sudah gelap Zontus menghentikan mobilnya di tepi jalan sepi kemudian dia masuk ke dalam sebuah gang suram. Nampak di sepanjang gang itu manusia-manusia bodoh yang sedang memakai obat-obatan terlarang dengan terang-terangan. Sepertinya kawasan tersebut memang jarang tersentuh oleh patroli kepolisian. Zontus langsung menuju ke salah satu pintu di ujung gang yang dijaga oleh seorang pria bertato kepala srigala."Aku ingin ke klub." Zontus yang bicara.Untuk beberapa saat pria kulit hitam bertubuh gempal itu mengendus darah di tubuh Zontus kemudian memperhatikan penampilan pria tampan di hadapannya yang sangat moderen, modis dan mahal. Tidak ada yang dapat mengenali darah Zontus sebagai mahluk immortal, dia terlihat seperti pemuda dari keluarga kaya raya yang sedang tersesat di gang."Apa kau sudah pernah datang ke sini?""Beberapa rekan merekomendasikan untuk datan ke tempat kalian.""Semoga kau bersenang-senang!" Zontus dipersilahkan masuk.Dibalik pintun baja k
BAN 192 BERTEMU KAIWalaupun sudah duduk di dalam mobil Zontus, Mia tetap tidak bisa tenang. Jantung Mia terus berdebar-debar karena Zontus akan ikut bertemu dengan keluarganya, apa lagi di tempat Livie nanti juga akan ada Kai beserta istrinya."Mia apa kau tidak lupa membawakan baju gantiku?" Lana mengingatkan Mia. "Aku akan menginap di tempat Kai!""Ya, sudah ada di dalam tasmu!"Mia masih tegang karena memikirkan Zontus yang akan bertemu Kai. Selama mereka masuk ke dalam mobil, Zontus sama sekali belum bicara. Mustahil jika Mia tidak cemas, Mia takut Zontus membuat keluarganya celaka. Zontus bisa melenyapkan apapun cuma dengan menjentikkan jari jika sedikit saja merasa terusik atau marah.Begitu Zontus menghentikan mobilnya di area basement, Lana langsung buru-buru keluar paling dulu. Lana menenteng ransel kecil merah muda miliknya yang berisi pakaian ganti untuk menginap di tempat tinggal Kai."Ingat kau sudah berjanji untuk tidak menyakiti keluargaku!" Mia menoleh Zontus yang m
BAB 191 MEMANGSA PENYIHIRSekumpulan penyihir pria dan wanita yang telah berhasil ditangkap oleh para lycan dimasukkan ke sel bawah tanah. Sebuah sel khusus yang telah diberi perisai sihir lebih hebat dari Latuza.Seorang pria bungkuk yang baru dilempar masuk ke dalam sel coba menggunakan kemampuan sihirnya untuk mematahkan jeruji sel, tapi begitu tangan pria itu menyentuh jeruji besi, tiba-tiba tangannya terbakar dan menjerit."Aaaaaaaaaaa....!"Tangan penyihir bungkuk bukan cuma terbakar, tubuhnya juga terpental. Penyihir yang lain cuma menyaksikan tidak ada yang berani menolong atau membantu."Kau tidak akan bisa kabur!" Kata salah seorang penyihir wanita yang sudah hampir tiga hari berada di dalam sel. "Aku sudah melihat orang-orang keras kepala sepertimu sejak kemarin!""Untuk apa kita dikumpulkan seperti ini?" Penyihir bungkuk bertanya pada wanita di sampingnya."Aku tidak tahu!" Wanita berambut putih salju itu tidak berbohong. "Aku sedang bekerja di restoran ketika mereka dat
BAB 190 PENYIHIR WANITATheo kembali berada di tengah kawanan lycan. Kali ini pasukan elit para lycan sedang memburu seorang penyihir wanita yang bekerja di sebuah rumah sakit. Dokter wanita yang telah banyak menangani pasien persalinan itu ternyata jenis penyihir yang menyukai darah bayi untuk mempertahankan kecantikan dan umur panjang. Dokter Meriam Belis didatangi oleh para lycan ketika sedang menjilati darah bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya."Siapa kalian?" Wanita yang tetap terlihat muda di usia hampir seratus tahun itu terkejut melihat tiga orang pria berbadan tinggi besar berdiri di hadapannya. "Bagaimana kalian bisa masuk?"Ruang tindakan medis harusnya steril dari pengunjung."Ikut kami!" Salah satu lycan yang bicara.Dr. Belis langsung berdesis waspada dengan gigi serta mulutnya yang penuh darah. "Kalian serigala!"Penyihir wanita itu langsung meletakkan bayi dalam gendongannya, bayi yang masih merah itu langsung manggis kencang dan tiba-tiba kepala Dr. Belis berputar
BAB 189 KEMBALI"Aku yang memakamkan ayahmu," Theo memberi tahu putri Jhony. "Dia meminta untuk dimakamkan di samping istrinya.""Oh, ....!" Julie terkejut menahan sesak dengan mebekap mulutnya sendiri untuk sejenak menghela napas. "Bagaimana ayahku meningga?""Jhony mengalami kecelakaan di area proyek." Untuk bagian ini Theo berbohong. "Aku mengenal ayahmu dengan baik, kami kerja bersama di proyek pembangunan hotel."Julie sudah tidak lagi bertanya tapi dia kembali berjongkok di depan batu nisan ayahnya. Sepertinya gadis itu menagis tapi Theo tidak berani mengusik. Sampai cukup lama Theo berdiri menunggu di belakang gadis muda itu. Rasanya tidak mungkin jika Theo melupakan kematian Jhony begitu saja. Theo kembali bersumpah akan menghancurkan para lycan."Terima kasih untuk semuanya." Tiba-tiba Julie bangkit berdiri, mentap Theo untuk berterimakasih.Mendadak Theo yang tidak bisa bicara, karena dia memang tidak tahu apa seharusnya gadis muda itu berterima kasih karena Theo masih mera
BAB 188Theo terkejut mengetahui Jhony memiliki seorang anak gadis."Kau putri Jhony?"Gadis cantik berlesung pipi dalam itu langsung mengangguk kemudian mengulurkan tangan untuk berkenalan."Julie Parker!"Theo masih gugup ketika ikut menyebutkan namanya."Theo Haris!"Saat itu Jhony pernah bercerita pada Theo, jika dia baru memiliki hidup yang sempurna bersama sang istri. Ternyata Jhony dan istrinya baru memiliki bayi perempuan setelah beberapa tahun menikah dan tiba-tiba sebuah bencana mengerikan terjadi. Jhony tidak sengaja menyayat leher istrinya sampai terputus ketika dia sedang meledak tidak terkendali di masa awalnya berubah menjadi lycan.Setelah istri Jhony meninggal, Jhony menitipkan putri kecilnya pada sang kakak. Jhony pergi menjauhi keluarganya. Demi untuk menjaga keselamatan orang-orang yang dia cintai, Jhony rela hidup seorang diri hingga akhir hayatnya.Selama ini Jhony melarang putrinya untuk mencari. Tapi kemarin ketika Julie berkunjung ke makam ibunya, dia terkeju
BAB 187 SEORANG ANAK PEREMPUANSementara Gerald pergi untuk mencari tahu kelemahan Latuza, Theo harus menyusup dalam pasukan elit para lycan yang sedang memburu lone wolf dan penyihir. Untuk kesekian kalinya Theo berada di tengah kawanan untuk ikut membasmi jenisnya sendiri. Kali ini Theo sedang ikut dalam aksi pembantaian seorang lone wolf tua yang tinggal di sebuah apartemen kecil seorang diri. Begitu sadar tempat tinggalnya sudah dikepung, lycan berbulu abu pucat itu langsung meloncat dari jendela apartemennya untuk berlari kabur. Pasukan lycan pemburu yang telah mengepung juga langsung mengejar, jumlah mereka hampir lima belas ekor di antaranya Theo. Theo ikut berlari mengejar dan melopat tinggi untuk menghadang target buruan mereka. Secepat apapun lycan abu-abu itu berlari dia tetap bukan tandingan para lycan bercicin hitam, dalam sekejap dia sudah kembali terkepung."Grmmm!!!" Suara pimpinan pasukan elit lycan mengeram, memberi instruksi pada kawannya untuk langsung menghabi
BAB 186Diam-diam Theo memperhatikan foto Mia di ponselnya. Sungguh Theo ingin sekali menelpon Mia untuk sekedar mendengar suara gadis itu, tapi Theo masih takut. Theo takut melibatkan Mia dalam masalahnya. Diam-diam Theo juga bersumpah tidak akan menemui Mia sebelum semua urusannya dengan para lycan usai."Apa kau sudah menjalankan perintahku!" Tiba-tiba Gerald sudah berdiri di hadapan Theo.Theo buru-buru matikan layar ponsel dan memasukan benda itu ke dalam saku. Beruntung Gerald tidak sampai ikut melihat foto Mia."Ya!" Theo ikut bangkit berdiri."Ingat kau tetap harus sangat berhati-hati dengan identitasmu!" Gerald telah menyusun rapi semua rencana mereka. "Sekarang kau bukan 'lone wolf', kau harus bisa menyingkirkan egomu sebagai angota kawanan!"Gerald juga telah mengatur semua identitas Theo untuk bisa masuk ke jajaran pasukan elit para lycan. Theo akan menyelinap sebagai mata-mata di tengah kawanan.********Theo tidak akan tahu jika gadis yang sedang dia rindukan justru seda
BAB 185 INGIN MENGUASAI"Siapa dia?" Henry penasaran dengan pemuda yang sedang bersama Mia."Dia Tom!" Lana yang menjawab Henry. "Cowoknya Mia!"Saat itu juga Mia langsung menarik telinga Lana untuk mundur ke belakang pinggangnya. Sumpah Mia takut dengan reaksi Zontus terhadap Henry."Tom temanku di kampus." Mia buru-buru berbohong.Zontus terlihat seumuran Henry, dengan gaya pakaian yang juga sama-sama tidak kalah modis dan terlalu mahal. Henry kurang percaya jika mahasiswa berpenampilan seperti itu."Henry!" Henry mengulurkan tangan lebih dulu pada Zontus untuk memperkenalkan diri. "Aku sepupu Mia."Setelah itu Zontus baru mau bicara. "Tom!"Zontus memperkenalkan diri dengan nama menjijikkan yang diberikan Mia."Senang bertemu denganmu, Tom."Livie ikut berkenalan kemudian Lana menarik lengan Livie dan berjinjit ke telinganya untuk berbisik."Cowok Mia sangat tampan, dia juga membelikan sepatu untukku!""Oh, Ya!" Livie ikut tersenyum cemerlang pada Lana yang sedang pamer."Lihat T
BAB 184 MENGURUS ANAK-ANAK Rasanya seperti mimpi buruk bagi Mia karena harus mengurus anak nakal seperti Lana untuk satu bulan lagi."Seenaknya saja kau meninggalkan anak di apartemenku hanya dengan satu koper pakaian!" Mia juga gemas dengan Emillie, karena tanpa minta persetujuan tiba-tiba meninggalkan Lana di tempat tinggalnya cuma dengan menyelipkan selembar kertas memo."Aku harus menjaga Anelies, semua ini sangat mendadak." Emillie berusaha menjelaskan kenapa dia tidak bisa membawa Lana ke Istana Zubair. "Aku tidak mau Lana mengacau di istana.""Jadi kau tidak pernah khawatir jika dia mengacaukan tempat tinggal ku!" Mia masih kesal."Aku ingin bicara dengan Lana." Emillie minta Mia untuk memberikan ponselnya pada Lana."Hai, Mom!" Lana melambai ceria sambil menggigit pizza."Ingat kau tidak boleh nakal di tempat Mia!" Emillie langsung mengingatkan semua peraturan yang harus dipatuhi oleh putrinya."Yes, Mon!" Lana juga terus mengangguk sangat manis."Jika kau pintar nanti kita a