BAB 139 PENGHIANAT"Aaaaaaaaa....!!!"Gerald mendengar teriakkan Mia dan seketika ponselnya padam."Brengsek!" Gerald mengumpat keras.Emillie menoleh pada suaminya yang masih menggenggam ponsel."Kenapa?" Emillie menahan napas tegang."Sepertinya aku sudah tahu di mana Zontus menyimpan tongkat dan mahkota." Gerald berhenti sejenak untuk mempersiapkan reaksi Emillie. "Tapi nampaknya Mia juga sedang mendapat masalah!""Apa maksudmu?" Kali ini Emillie benar-benar cemas."Sepertinya Mia tertangkap oleh Zontus!""Oh, Tidak!" Emillie reflek mencengkeram kepalanya karena ide untuk mendekati Zontus merupakan saran darinya.Gerald ikut berada dalam dua pilihan, antara pergi untuk mengambil tongkat dan mahkota atau pergi menyelamatkan Mia. Suara jeritan terakhir Mia jelas menandakan jika kondisinya jauh lebih genting."Kita kejar Zontus!"******Theo berlari dari kejaran kelompok lycan, tubuh Theo penuh luka akibat perkelahian brutal dan dia dikeroyok hampir lima belas ekor monster serigala.
BAB 140Brandon segera menghubungi Jared Landon untuk memberi tahu mengenai peta yang dia temukan di balik sampul buku tua."Aku menemukan petunjuk baru!"Brandon ikut mengirim foto dari peta pegunungan yang digambar dalam kertas coklat buram mengunakan getah tanaman khusus."Aku menemukannya di balik sampul buku." Brandon juga menjelaskan bagaimana dia telah menuangkan angur di atas permukaan kertas hingga tulisannya perlahan luntur dan muncul peta misterius tersebut."Itu pegunungan di utara!" Jared langsung ingat dengan puncak barisan gunung ketika dia sedang mencari goa tempat persembunyian Gerald. "Aku menduga di tempat itu raja negeri utara pernah mengorbankan elang api."Brandon dan Jared pernah mendengar kisah mengenai elang api dari cerita Gerald."Apa kita harus pergi ke sana untuk melenyapkan kutukan?" Jared yang bertanya."Sepertinya Gerald juga yang akan lebih tahu." Brandon berkeyakinan jika Gerald telah ditakdirkan untuk menempati tahta negeri utara, menjadi raja sela
BAB 141 BERUBAH PIKIRANBegitu mengetahui Mia telah menggenggam kepala gagak, Zontus langsung melesat pergi. Burung gagak hitam itu adalah kamera CCTV bagi Zontus, dia bisa tahu apa yang dilihat dan dipikirkan oleh burung gagak. Seharusnya Zontus memang tidak pernah mempercayai ucapan gadis sembrono seperti Mia, janjinya tidak pernah bisa dipegang. Meskipun Zontus keras, kasar dan sering semaunya sendiri, tapi dia tidak pernah ingkar janji. Sampai detik ini Zontus masih sama sekali tidak memiliki alasan buat berkorban untuk paran penghianat. Zontus telah memiliki tahta dan kehebatan sihir tidak terkalahkan, mustahil dia mau kehilangan semua itu. Zontus juga tahu jika ratunya sudah kembali. Zontus akan pilih membekukan tubuh Mia seumur hidup dari pada melihatnya jadi penghianat.Kemarahan Zontus tidak main-main, Zontus mendatangi sebuah danau yang telah lama dia tinggalkan berabad-abad silam. Danau yang waktu itu sempat habis mengering sudah kembali di penuhi air. Begitu Zontus berdi
BAB 142 HARUS DITELANGerald memperhatikan bandul liontin nya yang berisi darah murni dari raja negeri utara. Pangeran Artur pernah mengatakan jika darah tersebut dapat digunakan untuk menghadapi Zontus. Tiba-tiba Gerald terpikir apa dia benar-benar bisa mengalahkan Zontus jika menelan darah paling murni dari raja negeri utara. Saat ini Gerald bukan cuma harus menyelamatkan Mia, tapi dia juga harus mendapatkan keempat pusaka raja negeri utara yang masih berada di tangan Zontus. Gerald tidak perduli jika nanti dia harus ikut menumbalkan dirinya untuk melenyapkan semua kutukan mahluk immortal.Gerald memperhatikan botol kristal kecil di tangannya sekali lagi sampai benar-benar yakin dan Gerald sudah siap untuk menelannya."Papa!" Lana datang mengejutkan. "Aku tidak mau kau jadi monster!"*****"Sekarang kita adalah Monster!" Jhony memperjelas ucapannya di hadapan Theo. "Kita harus bersembunyi dari manusia jika ingin hidup!""Sejak kapan kau menjadi lycan?" Theo benar-benar ingin tahu. "
BAB 143 ADA YANG ANEHPangeran Husain masih duduk cemberut di balkon kamar ketika seekor elang hitam menghampirinya."Kenapa kau kembali?"Elang besar yang sudah berdiri di atas meja itu berjalan mendekat kemudian menundukkan kepalanya untuk disentuh."Di mana kau melihat Zontus?" Husain langsung bertanya.*******"Papa!" Lana datang mengejutkan. "Aku tidak mau kau jadi monster!"Gerald langsung berhenti untuk memperhatikan putrinya"Kemari!" Gerald memanggil Lana agar mendekat."Apa yang kau ketahui?" Gerald langsung menodong putri kecilnya dengan pertanyaan serius. Gerald yakin anak nakal itu pasti mengetahui sesuatu.Sepasang mata bulat Lana cuma mengerjap tapi mulutnya tidak berani bergerak."Katakan atau aku akan membawamu pulang kembali ke utara!" Gerald mulai mengeluarkan ancaman. Kali ini Lana cuma mengerjap kaku sambil mengigit bibirnya sendiri agar tidak sampai lolos bicara. Gerald melotot galak, tapi beruntung tiba-tiba Emillie menerobos masuk."Mia sudah kembali!" Emill
BAB 144 DIAM-DIAM DICINTAIMia melotot lebar pada monster besar di hadapannya yang masih belum bergerak."Apa maumu?" Suara Mia tetap gemetar meskipun dia ingat masih memiliki perisai."Jangan mendekat!" Mia siap mengepalkan tangan ketika monster lycan itu mulai melangkah maju. "Jangan mendekat!" Mia menjerit sambil mengayunkan tinju sekali lagi tapi malah tubuhnya sendiri yang terpental dan kepalan tangannya terasa remuk. "Oh ...!" Mia meringis kesakitan.Mia segera merangkak bangun dengan waspada. Lycan berbulu hitam pekat itu terlalu besar dan keras untuk bisa Mia pukul. Mia memang tidak akan menang, sementara lycan mengerikan itu terus mendekat."Aaaaaa ...!" Mia berteriak histeri melempar buku yang tadi dia pinjam dari perpustakaan kemudian berlari kabur.Mia berlari sekencang yang dia bisa, sempat tiga kali terjungkal di halaman karena menoleh kebelakang. Mia takut lycan besar itu mengejarnya dengan kawanan yang lain. Sampai Mia berhasil berdiri di trotoar Mia terus berlari. S
BAB 145 PEMUDA KAYAHari sudah gelap Zontus menghentikan mobilnya di tepi jalan sepi kemudian dia masuk ke dalam sebuah gang suram. Nampak di sepanjang gang itu manusia-manusia bodoh yang sedang memakai obat-obatan terlarang dengan terang-terangan. Sepertinya kawasan tersebut memang jarang tersentuh oleh patroli kepolisian. Zontus langsung menuju ke salah satu pintu di ujung gang yang dijaga oleh seorang pria bertato kepala srigala."Aku ingin ke klub." Zontus yang bicara.Untuk beberapa saat pria kulit hitam bertubuh gempal itu mengendus darah di tubuh Zontus kemudian memperhatikan penampilan pria tampan di hadapannya yang sangat moderen, modis dan mahal. Tidak ada yang dapat mengenali darah Zontus sebagai mahluk immortal, dia terlihat seperti pemuda dari keluarga kaya raya yang sedang tersesat di gang."Apa kau sudah pernah datang ke sini?""Beberapa rekan merekomendasikan untuk datan ke tempat kalian.""Semoga kau bersenang-senang!" Zontus dipersilahkan masuk.Dibalik pintun baja k
BAB 146 GARA-GARA ZONTUSSetelah markas utama para lycan diserang, kali ini giliran markas blok Timur yang kembali menjadi target dan pimpinan mereka juga dilenyapkan. Banyak yang berspekulasi jika Gonzales dibunuh setelah dia mengklaim dirinya yang paling layak untuk mengantikan kepemimpinan Ramzi. Blok Timur memang dinilai paling arogan, banyak yang membenci mereka dan sangat wajar jika memiliki banyak musuh.Sampai saat ini posisi Ramzi masih kosong. Sejak markas utama diledakkan mereka belum memiliki pimpinan baru, masing-masing pimpinan blok sedang berebut untuk menjadi penguasa seluruh kota. Karena itu semua blok sedang saling menaruh kecurigaan antara satu sama lain dan mereka terus siaga dari serangan kubu lawan.Setelah Gonzales terbunuh, Riley yang mengambil alih kepemimpinan blok Timur. Riley menggerakkan para lycan penyusup untuk melacak identitas penyihir yang telah membunuh pimpinan mereka. Selama ini para lycan sangat bermusuhan dengan penyihir. Bersekongkol dengan p
BAB 23 AKAL LICIK YANG AKAN MEMBUAT MURKAEmillie adalah wanita yang cerdas, keras, dan tidak akan mungkin mau mengalah. Setelah perdebatan panasnya dengan Pangeran Al-Waleed, Emillie masih berani menatap tajam ke mata putra mahkota sombong itu dengan dagu terangkat."Aku mau pergi!" Emillie bicara tegas."Kau tidak boleh pergi!" Pangeran Al-Waleed balas menatap tajam pada wanita di hadapannya."Aku tidak perlu ijin darimu!" Emillie jelas bukan wanita yang bakal takut terancam meskipun dia cuma sendirian.Nampaknya Pangeran Al-Waleed semakin tertantang dengan wanita pemberani, pria tinggi besar itu tiba-tiba tersenyum."Bahkan kau belum memberitahu siapa namamu.""Cari tahu saja sendiri jika kau merasa hebat dan memiliki kuasa!" Emillie memberi tantangan."Oke!" Pangeran Al-Waleed masih mempertahankan seringai senyum tipis di wajahnya. "Kau boleh pergi dengan terhormat."Akhirnya Emillie dibolehkan pergi, tapi pastinya Pangeran Al-Waleed tetap tidak akan melepaskan begitu saja. Setela
BAB 22 BICARA TENANG Begitu melihat Faaz kembali masuk ke dalam rumah, Putri Sofia bergegas keluar dari kamar, berlari menuruni anak tangga dengan tidak sabar untuk bertemu. Putri Sofia tersenyum menyambut Faaza yang baru masuk ke dalam rumah. Jantung Putri Sofia benar-benar terus berdebar hanya dengan saling berhadapan, bahkan gadis itu belum sempat mengungkapkan rasa terimakasihnya ketika Faaz bicara lebih dulu. "Aku harus mengantarmu pulang!" Faaz memberi tatapan serius. "Apa maksudmu?" Putri Sofia cukup terkejut tapi masih didominasi perasaan bingung. "Aku harus mengantarmu pulang ke Istana Zubair." Faaz cuma memperjelas tanpa memberi alasan. "Aku tidak mau pulang!" Seketika Putri Sofia menegakkan bahu. "Sampai kapanpun aku tidak akan mau pulang, aku tidak mau dipaksa menikah dengan Pangeran Al-Waleed!" "Kau akan menjadi seorang ratu, di sini bukan tempatmu!" Faaz terus mengingatkan. Putri Sofia menggeleng keras. "Aku tidak mau menikah dengan Pangeran Al-Waleed!" "A
BAB 21Emillie diberi tawaran oleh seorang putra mahkota. Tawaran yang seharusnya sangat menyenangkan bagi kebanyakan wanita. Pangeran Al-Waleed bukan cuma kaya raya, dia juga masih sangat muda, memiliki kekuasaan dan tampan."Akan kuberikan apapun yang kau inginkan asal kau mau patuh padaku!""Aku wanita bebas, bukan wanita yang dapat disimpan oleh laki-laki!" Emillie bicara tegas dengan tatapan tajam."Kau punya mata yang cantik." Pangeran Al-Waleed terus mengamati wanita di hadapannya. "Kau juga akan mendapat banyak hadiah."Emillie terus dibujuk agar mau dimiliki. Seandainya Lana tahu ibunya sedang dirayu, pasti dia sudah meledak histeris untuk merobohkan Istana Tamir beserta seluruh penghuninya. Sementara saat ini Emillie sedang berusaha menahan diri untuk mencari lebih banyak informasi."Aku bukan anak-anak yang dapat dibujuk dengan hadiah!" Emillie coba menantang. "Tapi aku akan sangat menyenangkan untuk pria yang juga bisa memberikan kehormatan tertinggi untukku!""Aku juga s
BAB 20 BERBAHAYAKondisinya benar-benar genting menegangkan, Putri Sofia dan Faaza bisa ketahuan jika Ramji berhasil membuka pintu."Aku curiga Faaza bukan memelihara kucing!"Semakin gawat, Ramzi mulai curiga. Putri Sofia reflek melotot syok, dia sangat takut ketahuan. Faaz segera menyentuh bibir Putri Sofia dengan jari telunjuk agar tenang."Tidak akan kubiarkan mereka menemukan mu!" Faaz bersumpah pada dirinya sendiri, kemudian pelan-pelan bangkit dari atas ranjang.Putri Sofia ikut bangkit duduk dengan membelai pinggangnya yang masih agak nyeri setelah terhimpit tidak dapat bergerak. "Kau mau ke mana?" Putri Sofia mendongak pada Faaza.Faaz terlihat berjalan mendekati jendela samping. Selain jendela yang menghadap halaman depan, posisi kamar Zahra yang kebetulan berada di sudut bangunan juga memiliki jendela menghadap ke halaman samping. Putri Sofia buru-buru berdiri untuk ikut melihat keluar jendela. Ada sebuah kolam renang yang cukup lebar di halaman samping."Aku akan melompa
BAB 19 TERTANGKAPSejak Emillie keluar dari taksi seorang diri, dia sadar ada beberapa mata memperhatikannya. Seorang wanita berkeliaran seorang diri memang sangat tidak lazim. Bahaya bisa mengancam wanita di mana saja, apa lagi bagi mereka yang masih sangat muda dan cantik. Ketika Emillie melintasi depan pertokoan dia tidak sengaja mendengar percakapan seorang pria melalui sambungan telpon.Dengan indra pendengaran mutan berdarah immortal, Emillie dapat mendengar suara paling pelan dari jarak lebih dari dua puluh meter. Seorang pria berkemeja hitam sedang melapor pada seseorang dalam sambungan telepon. Emillie sengaja berjalan mendekat seolah dia tidak sadar jika dirinya sedang di bicarakan dan tepat ketika Emillie melintasi di depan pria berkemeja hitam, sebuah kamera aktif di arahkan padanya. Foto Emillie tertangkap dengan jelas meskipun dia sedang memakai cadar.Sejak siang hari Emillie sadar jika dirinya terus di ikuti. Agar tidak mencurigakan Emillie pergi berbelanja fashion sep
BAB 18 KUCING"Meowww....""Kau memelihara kucing?""Kakakku yah memelihara kucing, bukan aku!" Faaz kembali mempertegas dengan alibi agar meyakinkan. "Aku jarang pulang, biasanya Fatima yang akan selalu datang memberi makan.""Berarti Fatima akan datang?" Mata Ramzi langsung berbinar."Saat aku di rumah, aku yang memberi makan."Seketika Faaz menenggelamkan ke bagian Ramzi yang sudah sempat berbunga-bunga."Ah, sayang sekali kekasihku Fatima tidak akan datang.""Sebaiknya kalian menginap di hotel kota, aku serius, rumahku masih gelap tanpa listrik sampai besok lusa!" Faaz juga terus berusaha membujuk Ahmed dan Ramzi agar tidak berlama-lama berada di rumahnya."Kau kira kami takut gelap!" Ramzi yang membalas. "Aku akan tetap menginap disini, kita sahabat disaat terang dan gelap!""Wahahaha...!!!" Ramzi menambahkan kelakar tawa untuk kalimat terakhir yang puitis.Gawat bila kedua rekan Faaza benar-benar menginap. Putri Sofia bisa kelaparan di dalam kamar. Faaz harus segera mencari akal
BAB 17 PUTRI SOFIA BERSEMBUNYIGerald dan Emillie mulai mencari jejak Putri Sofia dari hotel kerajaan tempat malam gadis muda itu menghilang. Gerald masih bisa mencium aroma Putri Sofia di sekitar kamar hotel hingga ke ruang laundry. Tapi mendadak aroma Putri Sofia menghilang di sekitar halaman parkir."Jejaknya sudah lenyap!" Gerald yang memiliki penciuman paling tajam bahkan sudah tidak dapat mencium jejak apapun. "Putri Sofia kabur di saat hujan deras, kemungkinan karena itu jejaknya telah lenyap!""Sepertinya Putri Sofia pergi bersama sebuah mobil!" Emillie yang selalu paling cerdas dan jeli di antara putri-putri Jared. "Siapa saja yang datang dan pergi malam itu?"Saat itu juga, Gerald dan Emillie segera mencari tahu semua daftar tamu yang hadir di acara ulang tahun Putri Sofia dan Pangeran Hamdan. Sebenarnya acara ulang tahun tersebut cuma mengundang keluarga inti, seharusnya tidak ada yang perlu dicurigai. Selebihnya adalah pengawal istana yang berjaga ketat."Pangeran Al-Walee
BAB 16 TAMU TIDAK TERDUGAAbdul kembali memberi laporan pada Pangeran Al-Waleed."Sepertinya memang ada yang aneh dan mencurigakan, Pangeran." Abdul menjelaskan informasi yang baru dia dapat dari mata-matanya. "Biasanya setiap akhir pekan dalam satu bulan Putri Sofia akan berkunjung ke resort pantai keluarga istana untuk mengunjungi Yang Mulya Seika. Akhir pekan ini Putri Sofia tidak terlihat datang. Seandainya Putri Sofia benar-benar sakit, seharusnya Yang Mulya Seika juga akan pergi untuk mengunjungi cucu kesayangannya. Tapi dalam satu pekan ini Yang Mulya Seika juga tidak terlihat keluar dari resort sama sekali."Pangeran Al-Waleed semakin yakin jika memang sedang ada yang disembunyikan oleh Yang Mulya Serkan. Janji seorang raja bukan perkara main-main, bila Yang Mulya Serkan sampai ingkar mengenai Putri Sofia, masalah tersebut pasti akan menimbulkan ketegangan dalam hubungan politik kedua negara mereka."Tetap jalankan rencanaku!" Pangeran Al-Waleed bicara tegas di hadapan Abdul.
BAB 15 KOTORPutri Sofia menjerit histeris karena melihat laba-laba, berlari panik sampai akhirnya jatuh menendang ember oli kotor. Putri Sofia jatuh dengan posisi tertelungkup di lantai, sekujur tubuhnya berlumuran oli hitam yang tumpah melebar ke lantai."Jangan berdiri!"Faaz menghentikan tapi Putri Sofia sudah terlanjur bangkit."Kau akan jatuh!"Faz melompat cepat untuk menangkap tubuh Putri Sofia yang kembali terjungkal tapi mereka malah sama-sama tergelincir jatuh bersama. Faaza jatuh terjengkang ke belakang sedangkan Putri Sofia jatuh tertelungkup di atas tubuhnya."Oh Tuhan...!" Putri Sofia yang menimpa dada Faaza dengan keras, tapi dia sendiri yang mengeluh nyeri.Putri Sofia segera mendekap buah dadanya yang berdenyut-denyut nyeri, sementara Faaza belum bergerak. Begitu sadar dirinya sedang tertelungkup di atas tubuh seorang pria, Putri Sofia langsung melotot lebar. Sofia terkejut gugup, sangat canggung sampai bibirnya bicara aneh."Apa aku berat?"Mereka masih tumpang tin