BAB 136 BELAJAR MENGENDALIKAN DIRI Siang itu Zontus benar-benar menjemput Mia, Mia masih berganti pakaian ketika tiba-tiba Zontus menerobos masuk ke kamarnya. "Aaaa ...!" Mia menjerit terkejut. "Aku belum berpakaian!" Tangan Mia reflek melempar bantal ke arah Zontus agar keluar. Tapi bukannya keluar Zontus malah melotot. "Kau lama sekali!" Mia memang sudah telat setengah jam gara-gara kebanyakan melamunkan pertemuannya dengan Theo. "Cepat pakai bajumu atau kita batal!" Zontus tambah mengancam agar Mia bergegas. "Oh Tuhan ... kau jahat sekali!" Mia sama sekali tidak diberi kesempatan untuk mengomel karena harus segera berpakaian atau Zontus bakal benar-benar pergi kabur. Selain ingin serius belajar memukul lycan, Mia juga sedang dalam misi merayu Zontus. "Apa nanti aku bisa belajar melempar belati sepertimu?" Mia bertanya sambil meloncat terpincang-pincang untuk memasukkan sebelah kaki ke celana jeans. "Aku tidak mau belati mainan, aku mau belati yang keren seperti m
BAB 137 MELATIH MIASetelah menelan dua dosis obat tidur, Mia menggeliat bangun dengan tubuh lemas akibat tidur lelap tanpa mimpi. Begitu Mia mengerjap dan otaknya pulih, Mia malah langsung teringat kembali dengan perbuatanya pada Zontus. Semula Mia tidak pernah ingat apa-apa, tapi sekarang Mia tahu pernah memanjat dan melilit tubuh Zontus untuk dia bujuk berbuat kotor. Zontus sangat marah, dia tidak suka digoda. Zontus bukan cuma tega menepis ciuman Mia dengan tamparan keras, dia juga tidak segan untuk menjerat tubuh Mia kemudian membantingnya ke lantai basah. Sialnya Mia tetap tidak kalah lincah berkelit, dia kembali memanjat tubuh besar Zontus untuk ia gigit bibirnya. Usia Mia baru delapan belas tahu, masih virgin, bahkan belum pernah telanjang bersama laki-laki manapun. Sekarang rasanya Mia justru ingin sekali dibuat hilang ingatan.Mia menoleh alarm di atas meja nakas. Hari ini Mia masih libur, sebentar lagi Zontus akan menjemputnya. Mia masih malas bergerak, tapi Mia harus mema
BAB 138 GARA-GARA BURUNG Malam semakin larut Mia sedang berbaring di atas ranjang sambil menatap langit-langit kamarnya yang sunyi. Sesekali Mia masih memikirkan Theo, memikirkan tugas dari Emillie, dan memikirkan cara untuk menbujuk Zontus yang semuanya belum mendapatkan jalan keluar. "Kak ..! Kak ...!" Tiba-tiba suara gagak kembali mengganggu konsentrasi Mia. "Apa kau tidak bisa diam!" Mia menutup kepalaya dengan bantal. Mia tahu sepertinya Zontus kembali mengutus gagak jelek itu setelah curiga ada lycan menyelinap masuk ke kamarnya. "Kak...! Kak...!" Ketika mendengar suara gagak berulang ulang, tiba-tiba Mia justru mendapat ide. Mia buru-buru keluar dari kamar. "Hai kemari kau!" Mia memangil burung gagak hitam yang sedang berdiri di pagar balkon. Begitu gagak mendekat, Mia langsung menangkap burung itu untuk dia genggam kepalanya. Mia malah coba mempraktekkan pelajaran dari Zontus pada burung gagaknya. "Beri aku kemanpuan seperti papa!" Mia memusatkan konsentrsi
BAB 139 PENGHIANAT"Aaaaaaaaa....!!!"Gerald mendengar teriakkan Mia dan seketika ponselnya padam."Brengsek!" Gerald mengumpat keras.Emillie menoleh pada suaminya yang masih menggenggam ponsel."Kenapa?" Emillie menahan napas tegang."Sepertinya aku sudah tahu di mana Zontus menyimpan tongkat dan mahkota." Gerald berhenti sejenak untuk mempersiapkan reaksi Emillie. "Tapi nampaknya Mia juga sedang mendapat masalah!""Apa maksudmu?" Kali ini Emillie benar-benar cemas."Sepertinya Mia tertangkap oleh Zontus!""Oh, Tidak!" Emillie reflek mencengkeram kepalanya karena ide untuk mendekati Zontus merupakan saran darinya.Gerald ikut berada dalam dua pilihan, antara pergi untuk mengambil tongkat dan mahkota atau pergi menyelamatkan Mia. Suara jeritan terakhir Mia jelas menandakan jika kondisinya jauh lebih genting."Kita kejar Zontus!"******Theo berlari dari kejaran kelompok lycan, tubuh Theo penuh luka akibat perkelahian brutal dan dia dikeroyok hampir lima belas ekor monster serigala.
BAB 140Brandon segera menghubungi Jared Landon untuk memberi tahu mengenai peta yang dia temukan di balik sampul buku tua."Aku menemukan petunjuk baru!"Brandon ikut mengirim foto dari peta pegunungan yang digambar dalam kertas coklat buram mengunakan getah tanaman khusus."Aku menemukannya di balik sampul buku." Brandon juga menjelaskan bagaimana dia telah menuangkan angur di atas permukaan kertas hingga tulisannya perlahan luntur dan muncul peta misterius tersebut."Itu pegunungan di utara!" Jared langsung ingat dengan puncak barisan gunung ketika dia sedang mencari goa tempat persembunyian Gerald. "Aku menduga di tempat itu raja negeri utara pernah mengorbankan elang api."Brandon dan Jared pernah mendengar kisah mengenai elang api dari cerita Gerald."Apa kita harus pergi ke sana untuk melenyapkan kutukan?" Jared yang bertanya."Sepertinya Gerald juga yang akan lebih tahu." Brandon berkeyakinan jika Gerald telah ditakdirkan untuk menempati tahta negeri utara, menjadi raja sela
BAB 141 BERUBAH PIKIRANBegitu mengetahui Mia telah menggenggam kepala gagak, Zontus langsung melesat pergi. Burung gagak hitam itu adalah kamera CCTV bagi Zontus, dia bisa tahu apa yang dilihat dan dipikirkan oleh burung gagak. Seharusnya Zontus memang tidak pernah mempercayai ucapan gadis sembrono seperti Mia, janjinya tidak pernah bisa dipegang. Meskipun Zontus keras, kasar dan sering semaunya sendiri, tapi dia tidak pernah ingkar janji. Sampai detik ini Zontus masih sama sekali tidak memiliki alasan buat berkorban untuk paran penghianat. Zontus telah memiliki tahta dan kehebatan sihir tidak terkalahkan, mustahil dia mau kehilangan semua itu. Zontus juga tahu jika ratunya sudah kembali. Zontus akan pilih membekukan tubuh Mia seumur hidup dari pada melihatnya jadi penghianat.Kemarahan Zontus tidak main-main, Zontus mendatangi sebuah danau yang telah lama dia tinggalkan berabad-abad silam. Danau yang waktu itu sempat habis mengering sudah kembali di penuhi air. Begitu Zontus berdi
BAB 142 HARUS DITELANGerald memperhatikan bandul liontin nya yang berisi darah murni dari raja negeri utara. Pangeran Artur pernah mengatakan jika darah tersebut dapat digunakan untuk menghadapi Zontus. Tiba-tiba Gerald terpikir apa dia benar-benar bisa mengalahkan Zontus jika menelan darah paling murni dari raja negeri utara. Saat ini Gerald bukan cuma harus menyelamatkan Mia, tapi dia juga harus mendapatkan keempat pusaka raja negeri utara yang masih berada di tangan Zontus. Gerald tidak perduli jika nanti dia harus ikut menumbalkan dirinya untuk melenyapkan semua kutukan mahluk immortal.Gerald memperhatikan botol kristal kecil di tangannya sekali lagi sampai benar-benar yakin dan Gerald sudah siap untuk menelannya."Papa!" Lana datang mengejutkan. "Aku tidak mau kau jadi monster!"*****"Sekarang kita adalah Monster!" Jhony memperjelas ucapannya di hadapan Theo. "Kita harus bersembunyi dari manusia jika ingin hidup!""Sejak kapan kau menjadi lycan?" Theo benar-benar ingin tahu. "
BAB 143 ADA YANG ANEHPangeran Husain masih duduk cemberut di balkon kamar ketika seekor elang hitam menghampirinya."Kenapa kau kembali?"Elang besar yang sudah berdiri di atas meja itu berjalan mendekat kemudian menundukkan kepalanya untuk disentuh."Di mana kau melihat Zontus?" Husain langsung bertanya.*******"Papa!" Lana datang mengejutkan. "Aku tidak mau kau jadi monster!"Gerald langsung berhenti untuk memperhatikan putrinya"Kemari!" Gerald memanggil Lana agar mendekat."Apa yang kau ketahui?" Gerald langsung menodong putri kecilnya dengan pertanyaan serius. Gerald yakin anak nakal itu pasti mengetahui sesuatu.Sepasang mata bulat Lana cuma mengerjap tapi mulutnya tidak berani bergerak."Katakan atau aku akan membawamu pulang kembali ke utara!" Gerald mulai mengeluarkan ancaman. Kali ini Lana cuma mengerjap kaku sambil mengigit bibirnya sendiri agar tidak sampai lolos bicara. Gerald melotot galak, tapi beruntung tiba-tiba Emillie menerobos masuk."Mia sudah kembali!" Emill
BAB 239 KEKHAWATIRAN SEMUA ORANGMia bukan cuma telah kehilangan Zontus, dia juga baru tahu jika Helena adalah ibunya. Tapi dari semua kepedihannya, Mia paling sedih karena dia dan Zontus berpisah dalam kondisi sedang marah, bahkan Mia mengusirnya pergi.Sebuah kesalahan pahaman yang pastinya juga sulit untuk Zontus jelaskan dalam kondisi seperti kemarin. Zontus bersikeras tetap pergi karena Helena memang harus dia selamatkan. Sekarang mereka berdua sudah sama-sama tidak ada, Zontus pergi menyusul Helena.Penyesalan memang sering kali datang terlambat. Sekarang Zontus benar-benar pergi dan rasanya Mia ingin gila. Sejak kemarin Mia hanya duduk di balkon kamar, diam melihat jauh ke garis hutan tanpa mau berkumpul dengan keluarga yang lain. Keluarga Mia sedang berkumpul, bahkan Kai juga kembali datang bersama istri serta anak-anaknya untuk Mia."Semua akan berlalu dia akan baik-baik saja." Emillie berusaha menenangkan ibunya meski sebenarnya dua juga khawatir dengan kondisi Mia. "Mia
238 KEPERGIAN ZONTUSSetelah suara retakan kubah magma disusul ledakan dahsyat, elang api keluar dari puncak gunung dengan langsung merentangkan sayap lebar. Tiap helai dari bulu elang raksasa itu berkobar jingga, wujudnya benar-benar mengagumkan. Gerald terus berdiri takjup karena tidak menyangka dirinya bakal menjadi saksi dari kebebasan elang api yang telah ribuan tahun bersemayam dalam belenggu. Elang api sudah terbebas, dia terbang lenyap ke angkasa. Saat itu juga Gerald langsung berlutut untuk pengorbanan rajanya. Gerald terus berlutut hingga gemuruh di pungcak gunung api itu kembali mereda tapi jantung Gerald tetap berdebar kencang.Sungguh Gerald juga masih gemetar melihat pengorbanan Zontus untuk meraka semua. Meski Gerald tidak menyangka akan berakhir seperti ini. Tapi Zontus telah pergi membawa semua benda milik raja negeri Utara bersama tubuhnya, pedang perak, belati, permata bahkan darah milik raja tertua mereka.Setelah cukup tenang dan yakin semuanya telah usai, Ge
BAB 237 KING IN THE NORTH Sejak awal sudah benar tindakan Zontus dengan membekukan Latuza agar tidak mengacau, tapi dengan iseng Lana yang nakal justru membangunkannya. Kali ini giliran Gerald yang kembali mengacau karena tidak mau mendengarkan peringata Zontus untuk berheti ikut campur. Helena yang sudah berahasil lolos dari Latuza terpaksa harus ikut bertarung demi untuk menyeamatkan keturunannya.Mustahil jika Zontus tidak murka, peringatannya telah di abaikan dan sekarang tetap Zontus juga yang harus bertanggung jawab menyelesaikan semuanya segera. Zontus tidak memiliki pilihan lagi setelah melihayat Helena juga telah berkorban."Kalian telah mengacaukan segalanya!" Setelah berteriak lantang Zontus juga langsung melesat pergi dengan murka."Kupikir dia akan melenyapkan kita!" Theo yang bicara disisa atmosfer yang masih beku mencekamGerald juga masih syok karena dia pikir Zontus akan melenyapkan mereka bertiga, tapi ternyata tidak. Gerald, Jared, dan Theo sama-sama masih berd
BAB 236 AKHIR PERTARUNGANDalam kondisi panik terdesak, Latuza langsung melesat ke arah Jared berdiri seorang diri tanpa senjata dan tanpa perlindungan. Meskipun Jared seorang mutan tapi dia tetap bukan lawan sepadan untuk Latuza yang memiliki kemampuan sihir hebat. Haya dengan tatapan mata saja, Jared seketika lupa cara untuk lari dan bergerak. Jared tetap berdiri seperti orang linglung ketika Latuza mendatanginya dengan sangat cepat tidak terduga."Jared!" Gerald berteriak lantang, tapi seperinya dia sudah terlambat.Latuza sengaja menyerang jared untuk mengalihkan perhatian Gerald sekaligus membalas kelancangan musuh-musuhnya. Jared sama sekli tidak menghindar dari serangan Latuza. Tepat ketika Latuza ingin menelan kepala Jared dengan mulut terbuka lebar, tiba-tiba sebuah gelombang tidak kasat mata menerjang tubuh Jared sampai terpental jauh."Wanita terkutuk!" Latuza berteriak melengking pada penyihir berambut merah yang tibatiba sudah berdiri di hadapannya.Jared yang baru terpe
BAB 235 BEKERJA SAMA MENJEBAK LATUZAAnelies dan Emillie sedang duduk di balkon istana membicarakan buku tua Brandon Lington yang masih hilang."Ternyata buku itu berisi kumpulan ramuan sihir yang sangat kuno." Emillie memberitahu Anelies. "Papa yakin, dalam buku itu juga terdapat ramuan sihir yang dapat membebaskan kami dari darah immortal."Anelies jadi membayangkan jika Emillie, Gerald, dan putri mereka bisa mendapatkan kehidupan normal."Sayangnya buku itu hilang." Anelies ikut menyesal. "Seandainya aku bisa melihat siapa yang mengambilnya.""Gerald mencurigai Latuza, karena itu juga sekarang papa dan Gerald sedang bekerja sama memburunya."Pangeran Husain yang diam-diam mendengar pembicaraan mereka tidak berani bicara meskipun dia tahu, buku tersebut sudah dibakar oleh Zontus. Zontus beralasan jika buku tua itu adalah benda terkutuk, harus dimusnahkan, agar tidak kembali menciptakan bencana. Sebenarnya Husain juga tidak mengerti dengan semua tindakan Zontus yang sulit diprediksi.
BAB 234 SEMAKIN DEKATBegitu melihat Lana yang duduk membeku di lantai, Mia langsung sadar siapa pelakunya, karena memang cuma Zontus yang dapat membekukan mahluk apapun yang dia mau."Zontus!" Mia berpaling cepat untuk melihat ke sekeliling kamar.Zontus terlihat sudah berdiri di ambang pintu balkon kamar. Seketika dada Mia berdebar hangat, meledakkan kelegaan luarbiasa meski mahluk yang tidak tahu sudah sangat dia rindukan itu sama sekali tidak memiliki ekspresi menyenangkan.Zontus tetap kaku, dingin dan suka semaunya sendiri. Mia juga masih belum mengerti kenapa dia bisa memiliki persaan berdebar pada mahluk seperti Zontus. Yang Mia tahu, merindukan seseorang tanpa kabar ternyata sangat tidak enak. Mia sudah tidak tahan, dia langsung berlari memeluk Zontus lebih dulu. "Jangan membuatku rindu!" Mia menenggelamkan wajah ke dada hangat Zontus untuk dia hirup dalam-dalam."Jangan membuatku marah!" Zontus balas memeluk erat."Jangan membuatku cemburu!" Kali ini Mia mendongak pada le
BAB 233 RINDU“Aku lapar …!”Seketika Jared langsung menginjak rem mobilnya dan kembali terdengar suara benturan dari punggung jok paling belakang.“Ao!” Kepala Lalan terbentur dan terpental dua kali “Ao!”“Apa yang kau lakukan di situ?” Jared menemukan Lana masih meringkuk di bagasi.“Aku ketiduran.” Lana beralasan.“Harusnya kau tidur di kamar, bukan di sini!” Jared tidak tahan untuk tidka melotot. “Aku mau ikut …” Lana merengek manja.“Kau tidak boleh ikut!” Jared tidak pernah membentak anakanak tapi kali ini pengecualian. “Jangan telpon papaku …!” Bahkan Lana tahu bila Jared akan melapor pada Gerald. Jared tidak mendengarkan rengekan Lana, saat itu juga dia langsung menelpon Gerald.“Hwaaaaa ….!!!” Lana menagis kencang. “Aku maua ikut! Hwaaaaa….!!!”*******Mia sudah berguling ke kiri, berguling lagi ke kanan tapi tetap tidak bisa tidur. Padahal kalau dihitung baru empat hari Zontus pergi, tapi rasanya sudah seperti tujuh abad bagi Mia yang menunggu tanpa kabar. Mia kembali men
BAB 232 MEMBURU LATUZALatuza berhasil kabur dari kejaran bocah immortal nakal. Tapi seandainya Lana tidak sambil keberatan memanggul batang pohon besar, mungkin bocah lincah itu bakal lebih cepat dari pada ular wanita berekor panjang. Akhirnya Lana pulang kerumah dengan kesal dan sekujur tubuhnya belepotan hitam bekas jelanga.Jared terpaksa membersihkan tubuh kotor Lana dengan selang air di halaman. Jared sama sekali tidak tahu jika Lana baru berkelahi dan mengejar ular wanita di tengah huta."Dengar, kau tidak boleh mencuri korek api dari kantong Paman Gerik lagi!" Jared mengosok pipi hitam Lana sambil terus dia beri banyak peringatan. "Tidak boleh asal membakar daun kering!""Aku sudah meniup apinya sampai padam." Lana tidak memberitahu jika yang dia bakar bukan cuma sekedar daun kering, tapi satu batang pohon besar."Bermain api di musim panas sangat berbahaya, kau bisa benar-benar terbakar sampai tidak punya rambut dan bulu mata!" Jared menakut-nakuti Lana."Rambutku tidak bisa
BAB 231 LATUZA VS LANALatuza kembali mendatangi musuhnya satu-persatu, menelan mereka seperti mangsa lezat untuk menambah kekuatan sihir agar menjadi mahluk terkuat. Semakin hebat kemapuan penyihir yang berhasil Latuza telan, maka akan semakin hebat pula kemampuan sihir yang dia dapatkan. Bukan hal mustahil jika Latuza bisa benar-benar menjadi tak terkalahkan.Latuza sedang berdiri di pinggir garis hutan tanah keluarga Clark yang sudah tidak memiliki pelindung. Dari kejauhan Latuza memperhatikan bocah wanita kecil dengan rok tutu merah muda sedang bermain seorang diri di halaman, kaki kecilnya terlihat asik melompat bermain percikan air dengan sepatu booth merah.Latuza tidak menduga bakal kembali melihat anak imortal itu di tanah keluarga Clark. Anak immortal yang juga memiliki kemampuan membangunkan Latuza dari sihir beku milik Zontus. Sebuah kemampuan luar biasa tidak terduga dan bisa jadi mangsa sangat bergizi. Tapi, walaupun terlihat seperti mangsa menggiurkan, bocah nakal adala