BAB 127 MENGUNDANG MUSUH[Aku akan menyelamatkan keluargamu dengan syarat pertukaran anak-anak kita. Pangeran Hamdan akan mendapat putriku Mahra dan Putraku Pangeran Al-Waleed akan mendapatkan salah satu dari putrimu]Memo itu diselipkan ke kantong Serkan oleh Raja Haleed ketika mereka berjabat tangan di pertemuan kongres. Sikap Serkan yang menentang keras pengembangan senjata nuklir di nilai terlalu berani. Sebuah keberanian untuk teguh pada pendirian sama artinya dengan mengundang para musuh.*******Sejak pulag dari kampus Mia sudah merasa tidak nyaman, ada beberapa pasang mata yang terus mengawasinya. Tapi Mia tetap berjalan pulang ke apartemennya tanpa menaruh curiga jika dirinya telah dikepung oleh kawanan besar. Seharusnya Mia memang lebih berhati-hati agar tidak menarik perhatian, karena menarik perhatian sama halnya dengan menarik bahaya. Terlalu bayak monster yang hidup bersembunyi di antara kumpulan manusia.Apartemen Mia tidak memiliki lift, cuma ada tangga manual. Mia be
BAB 128 KOLONI BESARTiga orang pria kulit hitam bertubuh gempal berjalan dengan derap kaki kasar melalui lorong suram. Pria yang paling tinggi besar melapor pada pimpinan mereka."Kami sudah mengepung gadis itu tapi tiba-tiba dia menghilang.""Mustahil!" Pria yang semula duduk di kursi kulit bersandaran tinggal langsung bangkit berdiri. "Jumlah pengikutmu hampir lima puluh ekor dan dia hanya seorang diri, bagaimana bisa lolos?"Ramzi sangat marah. Selama ini koloni mereka tidak pernah gagal untuk melenyapkan aneka macam jenis musuh dan pembangkang."Kalian yang akan menerima akibatnya jika gadis itu kembali berulah!" Ramzi menunjuk ketiga bawahannya dengan tatapan tegas."Gadis itu memiliki perisai.""Perisai macam apa sampai kalian tidak dapat mengatasinya!" Apapun alasannya Ramzi masih tidak percaya ada yang bisa lolos."Perisai itu membuat tubuh kami semua terpental, dia memiliki sihir yang sangat kuat, kami tidak dapat menyentuhnya!"Ramzi juga belum pernah mendengar mengenai per
BAB 129 BICARA DENGAN TENANGHari sudah sore tapi Pangeran Habibi dan Pangeran Husian masih belum keluar dari tempat pesembunyian."Yang Mulya ..." Anelies menghampiri Sekan yang baru tiba bersama Omar di depan istana. "Husain dan Habibi masih bersembunyi."Kedua anak nakal itu sepertinya memang masih kenyang karena terlalu banyak makan snack, sampai hari sore mereka belum juga lapar."Apa saya perlu mencarinya?" Omar baru bertanya ketika Serkan melihat kertas lipat yang tergeletak di halaman rumput. Serkan memungut lipatan kertas kecil tersebut kemudian menolak saran Omar."Tidak perlu, sepertinya aku sudah menemukannya."Yang Mulya Serkan langsung masuk ke Istana Zubair. Serkan sendiri yang masuk ke dalam ruang kerjanya di lantai tiga dan menemukan kedua pangeran kecil sedang bermain melipat kertas memo untuk mereka jadikan burung dan pesawat terbang."Apa yang kalian lakukan?""Baba!" Habibi yang langsung meloncat berdiri dan berlari memeluk kaki Serkan dengan manja agar tidak ken
BAB 130 BOSAN BERMAINSejak Mia lolos dari pengejaran para lycan dan diketahui selamat setelah kebakaran, Mia tidak tahu jika semua aktifitasnya sedang terus di intai. Begitu mia muncul di area publik maka dia akan langung terpantau. Jadi tidak terbayangkan sebanyak apa angota masyarakat awam yang telah mereka rekrut sebagai jaringan mata-mata.[Gadis itu masih hidup!]Foto Mia di kirim dalam sebuah pesan.[Dia terlihat berinteraksi dengan beberapa orang]Foto yang lain ikut dikirim pada Ramzi. Foto ketika Mia memluk Emillie dan mencium Lana.[Sepertinya mereka keluarganya][Bagus, tangkap saja keluarganya!]Ramzi biasa menghabisi keluarga, teman dekat, bahkan tetangga dari target mereka yang berni melawan atau berkhianat.*******Yang Mulya Serkan memberi tahu Anelies mengenai permintaan Raja Haleed tentang perjodohan anak-anak mereka."Hamdan dan Sofia bahkan belum genap lima belas tahun!" Anelies langsung menetang keras."Itu bukan untuk sekarang.""Aku tetap tidak setuju dengan pe
BAB 131 LANA DICULIK Setelah hampir setengah jam berlalu Emillie baru sadar tidak melihat Lana bermain di sekitar jendela. "Gerald, di mana putrimu?" Mereka bertiga serempak melihat ke sekeliling untuk mencari Lana. Lana tidak terlihat di manapun padahal dari tadi anak itu cuma bermain di sekitar jendela dan sesekali berlarian di antara lorong meja. "Lana!" Emillie yang langsung bangkit berdiri dan memanggil putrinya sambil beberapa kali mengintip ke bawah meja. "Lana!" "Aku akan cari di halaman!" Mia segera berlari keluar gedung. "Lana tidak ada!" Emillie terus panik. "Putrimu tidak boleh berkeliaran seorang diri." Pastinya Gerald juga sadar sebahaya apa jika Lana keluar di tengah keramaian manusia tanpa pengawasan. Gerald ikut melesat keluar untuk mencari putrinya. "Lana!" "Lana!" Seorang pelayan restoran menghampiri Emillie yang masih mencari di bawah-bawah meja. "Ada yang bisa saya bantu?" pemuda bersetelan dasi kupu-kupu itu bertanya dengan sopan. "Putriku
BAB 132 MERAYU Asap debu pekat bekas ledakan masih membumbung tinggi, suara jeritan panik bercampur sirine mobil polisi menambah keramaian di tengah situasi kacau. Lana terlihat merangkak keluar dari lobang penutup saluran air di tepi jalan, tepat ketika kepala gadis nakal itu baru keluar dari lubang, Gerald langsung menangkapnya untuk dia tenteng pergi."Oh Tuhan!" Emillie terkejut melihat putrinya hitam kotor seperti anak kucing baru tercebur got."Momy ..!!!" Lana tersenyum cemerlang dan cuma barisan giginya yang terlihat bersih putih."Bersihkan dulu baru bawa padaku!" Emillie melotot jijik, dia menyuruh Gerald untuk mencuci putri mereka."Kita pergi ketempat Kai!" Mia yang memberi saran karena di situ masih terlalu kacau.Gerald melempar Lana ke jok paling belakang kemudian segera membawa mereka semua meluncur pergi di tengah jalana sibuk yang masih panik akibat ledakan. Mobil sudah berjalan ketika Lana memanggil Mia dari jok belakang."Mia!""Kau kotor dan bau got, jangan mende
BAB 133 BAB MIA & ZONTUSSetelah berakting pusing dan Mual, Mia harus bisa membujuk Zontus agar mau meminjamkan belatinya."Kau ingin senjata seperti apa?" Zontus langsung bertanya."Belati!" Mia menatap tegas. "Aku suka menggenggam belati!"Zontus masih berpikir jika gadis muda di hadapannya ternyata tetap memiliki sifat dasar seperti Putri Eluis yang suka menggunakan belati."Beri aku belati!"Mia tidak melihat Zontus bergerak tapi tiba-tiba dua buah pisau kecil ada di tangannya."Aku tidak mau pisau seperti itu!" Mia melotot.Zontus memberikan pisau kecil dengan gagang warna warni yang kemarin dipilih oleh Emillie dan Lana untuk isi perabot di dapur baru Mia."Aku benar-benar ingin bisa menghadapi para lycan!""Mereka tidak akan pernah bisa menyentuhmu!" Zontus mengingatkan jika Mia telah memiliki perisai yang bakal terus melindunginya dari segala serangan jahat. "Aku ingin balas memukul mereka! Aku tidak mau terus kabur!" Mia bersikeras sambil kembali melirik pisau di tangan Zont
BAB 134 MIA KERACUNANMeskipun Mia memiliki perisai yang dapat melindunginya dari serangan musuh, tapi perisai tersebut bukan untuk melindungi Mia dari racun. Seperti wajarnya tubuh manusia, Mia bisa saja keracunan dari makanan. Mia pusing, mual dan muntah."Ayo keluarkan semuanya!"Zontus kembali menjungkir kepala Mia dan menepuk punggungnya agar semua makanan yang Mia telan dapat kembali keluar. Mia batuk, tersengal-sengal dan muntah dengan hebat."Kau menjijikkan!" Zontus melihat daging yang baru dimuntahkan Mia menyembur di lantai.Seluruh baju mereka ikut kotor, berbau busuk seperti bangkai. Zontus segera melepas kemejanya kemudian membuang semua pakaian Mia untuk dia bersihkan. Zontus membersihkan tubuh Mia di bawah shower deras yang terus mengalir agar bau busuknya cepat lenyap."Jangan bodoh!" Zontus menepuk pipi Mia. "Kau tidak boleh pingsan!"Mia tetap lemas, wajahnya tertunduk tenggelam ke dada Zontus."Bangun Mia kau tidak boleh pingsan!" Zontus terus menepuk pipi Mia deng
BAB 239 KEKHAWATIRAN SEMUA ORANGMia bukan cuma telah kehilangan Zontus, dia juga baru tahu jika Helena adalah ibunya. Tapi dari semua kepedihannya, Mia paling sedih karena dia dan Zontus berpisah dalam kondisi sedang marah, bahkan Mia mengusirnya pergi.Sebuah kesalahan pahaman yang pastinya juga sulit untuk Zontus jelaskan dalam kondisi seperti kemarin. Zontus bersikeras tetap pergi karena Helena memang harus dia selamatkan. Sekarang mereka berdua sudah sama-sama tidak ada, Zontus pergi menyusul Helena.Penyesalan memang sering kali datang terlambat. Sekarang Zontus benar-benar pergi dan rasanya Mia ingin gila. Sejak kemarin Mia hanya duduk di balkon kamar, diam melihat jauh ke garis hutan tanpa mau berkumpul dengan keluarga yang lain. Keluarga Mia sedang berkumpul, bahkan Kai juga kembali datang bersama istri serta anak-anaknya untuk Mia."Semua akan berlalu dia akan baik-baik saja." Emillie berusaha menenangkan ibunya meski sebenarnya dua juga khawatir dengan kondisi Mia. "Mia
238 KEPERGIAN ZONTUSSetelah suara retakan kubah magma disusul ledakan dahsyat, elang api keluar dari puncak gunung dengan langsung merentangkan sayap lebar. Tiap helai dari bulu elang raksasa itu berkobar jingga, wujudnya benar-benar mengagumkan. Gerald terus berdiri takjup karena tidak menyangka dirinya bakal menjadi saksi dari kebebasan elang api yang telah ribuan tahun bersemayam dalam belenggu. Elang api sudah terbebas, dia terbang lenyap ke angkasa. Saat itu juga Gerald langsung berlutut untuk pengorbanan rajanya. Gerald terus berlutut hingga gemuruh di pungcak gunung api itu kembali mereda tapi jantung Gerald tetap berdebar kencang.Sungguh Gerald juga masih gemetar melihat pengorbanan Zontus untuk meraka semua. Meski Gerald tidak menyangka akan berakhir seperti ini. Tapi Zontus telah pergi membawa semua benda milik raja negeri Utara bersama tubuhnya, pedang perak, belati, permata bahkan darah milik raja tertua mereka.Setelah cukup tenang dan yakin semuanya telah usai, Ge
BAB 237 KING IN THE NORTH Sejak awal sudah benar tindakan Zontus dengan membekukan Latuza agar tidak mengacau, tapi dengan iseng Lana yang nakal justru membangunkannya. Kali ini giliran Gerald yang kembali mengacau karena tidak mau mendengarkan peringata Zontus untuk berheti ikut campur. Helena yang sudah berahasil lolos dari Latuza terpaksa harus ikut bertarung demi untuk menyeamatkan keturunannya.Mustahil jika Zontus tidak murka, peringatannya telah di abaikan dan sekarang tetap Zontus juga yang harus bertanggung jawab menyelesaikan semuanya segera. Zontus tidak memiliki pilihan lagi setelah melihayat Helena juga telah berkorban."Kalian telah mengacaukan segalanya!" Setelah berteriak lantang Zontus juga langsung melesat pergi dengan murka."Kupikir dia akan melenyapkan kita!" Theo yang bicara disisa atmosfer yang masih beku mencekamGerald juga masih syok karena dia pikir Zontus akan melenyapkan mereka bertiga, tapi ternyata tidak. Gerald, Jared, dan Theo sama-sama masih berd
BAB 236 AKHIR PERTARUNGANDalam kondisi panik terdesak, Latuza langsung melesat ke arah Jared berdiri seorang diri tanpa senjata dan tanpa perlindungan. Meskipun Jared seorang mutan tapi dia tetap bukan lawan sepadan untuk Latuza yang memiliki kemampuan sihir hebat. Haya dengan tatapan mata saja, Jared seketika lupa cara untuk lari dan bergerak. Jared tetap berdiri seperti orang linglung ketika Latuza mendatanginya dengan sangat cepat tidak terduga."Jared!" Gerald berteriak lantang, tapi seperinya dia sudah terlambat.Latuza sengaja menyerang jared untuk mengalihkan perhatian Gerald sekaligus membalas kelancangan musuh-musuhnya. Jared sama sekli tidak menghindar dari serangan Latuza. Tepat ketika Latuza ingin menelan kepala Jared dengan mulut terbuka lebar, tiba-tiba sebuah gelombang tidak kasat mata menerjang tubuh Jared sampai terpental jauh."Wanita terkutuk!" Latuza berteriak melengking pada penyihir berambut merah yang tibatiba sudah berdiri di hadapannya.Jared yang baru terpe
BAB 235 BEKERJA SAMA MENJEBAK LATUZAAnelies dan Emillie sedang duduk di balkon istana membicarakan buku tua Brandon Lington yang masih hilang."Ternyata buku itu berisi kumpulan ramuan sihir yang sangat kuno." Emillie memberitahu Anelies. "Papa yakin, dalam buku itu juga terdapat ramuan sihir yang dapat membebaskan kami dari darah immortal."Anelies jadi membayangkan jika Emillie, Gerald, dan putri mereka bisa mendapatkan kehidupan normal."Sayangnya buku itu hilang." Anelies ikut menyesal. "Seandainya aku bisa melihat siapa yang mengambilnya.""Gerald mencurigai Latuza, karena itu juga sekarang papa dan Gerald sedang bekerja sama memburunya."Pangeran Husain yang diam-diam mendengar pembicaraan mereka tidak berani bicara meskipun dia tahu, buku tersebut sudah dibakar oleh Zontus. Zontus beralasan jika buku tua itu adalah benda terkutuk, harus dimusnahkan, agar tidak kembali menciptakan bencana. Sebenarnya Husain juga tidak mengerti dengan semua tindakan Zontus yang sulit diprediksi.
BAB 234 SEMAKIN DEKATBegitu melihat Lana yang duduk membeku di lantai, Mia langsung sadar siapa pelakunya, karena memang cuma Zontus yang dapat membekukan mahluk apapun yang dia mau."Zontus!" Mia berpaling cepat untuk melihat ke sekeliling kamar.Zontus terlihat sudah berdiri di ambang pintu balkon kamar. Seketika dada Mia berdebar hangat, meledakkan kelegaan luarbiasa meski mahluk yang tidak tahu sudah sangat dia rindukan itu sama sekali tidak memiliki ekspresi menyenangkan.Zontus tetap kaku, dingin dan suka semaunya sendiri. Mia juga masih belum mengerti kenapa dia bisa memiliki persaan berdebar pada mahluk seperti Zontus. Yang Mia tahu, merindukan seseorang tanpa kabar ternyata sangat tidak enak. Mia sudah tidak tahan, dia langsung berlari memeluk Zontus lebih dulu. "Jangan membuatku rindu!" Mia menenggelamkan wajah ke dada hangat Zontus untuk dia hirup dalam-dalam."Jangan membuatku marah!" Zontus balas memeluk erat."Jangan membuatku cemburu!" Kali ini Mia mendongak pada le
BAB 233 RINDU“Aku lapar …!”Seketika Jared langsung menginjak rem mobilnya dan kembali terdengar suara benturan dari punggung jok paling belakang.“Ao!” Kepala Lalan terbentur dan terpental dua kali “Ao!”“Apa yang kau lakukan di situ?” Jared menemukan Lana masih meringkuk di bagasi.“Aku ketiduran.” Lana beralasan.“Harusnya kau tidur di kamar, bukan di sini!” Jared tidak tahan untuk tidka melotot. “Aku mau ikut …” Lana merengek manja.“Kau tidak boleh ikut!” Jared tidak pernah membentak anakanak tapi kali ini pengecualian. “Jangan telpon papaku …!” Bahkan Lana tahu bila Jared akan melapor pada Gerald. Jared tidak mendengarkan rengekan Lana, saat itu juga dia langsung menelpon Gerald.“Hwaaaaa ….!!!” Lana menagis kencang. “Aku maua ikut! Hwaaaaa….!!!”*******Mia sudah berguling ke kiri, berguling lagi ke kanan tapi tetap tidak bisa tidur. Padahal kalau dihitung baru empat hari Zontus pergi, tapi rasanya sudah seperti tujuh abad bagi Mia yang menunggu tanpa kabar. Mia kembali men
BAB 232 MEMBURU LATUZALatuza berhasil kabur dari kejaran bocah immortal nakal. Tapi seandainya Lana tidak sambil keberatan memanggul batang pohon besar, mungkin bocah lincah itu bakal lebih cepat dari pada ular wanita berekor panjang. Akhirnya Lana pulang kerumah dengan kesal dan sekujur tubuhnya belepotan hitam bekas jelanga.Jared terpaksa membersihkan tubuh kotor Lana dengan selang air di halaman. Jared sama sekali tidak tahu jika Lana baru berkelahi dan mengejar ular wanita di tengah huta."Dengar, kau tidak boleh mencuri korek api dari kantong Paman Gerik lagi!" Jared mengosok pipi hitam Lana sambil terus dia beri banyak peringatan. "Tidak boleh asal membakar daun kering!""Aku sudah meniup apinya sampai padam." Lana tidak memberitahu jika yang dia bakar bukan cuma sekedar daun kering, tapi satu batang pohon besar."Bermain api di musim panas sangat berbahaya, kau bisa benar-benar terbakar sampai tidak punya rambut dan bulu mata!" Jared menakut-nakuti Lana."Rambutku tidak bisa
BAB 231 LATUZA VS LANALatuza kembali mendatangi musuhnya satu-persatu, menelan mereka seperti mangsa lezat untuk menambah kekuatan sihir agar menjadi mahluk terkuat. Semakin hebat kemapuan penyihir yang berhasil Latuza telan, maka akan semakin hebat pula kemampuan sihir yang dia dapatkan. Bukan hal mustahil jika Latuza bisa benar-benar menjadi tak terkalahkan.Latuza sedang berdiri di pinggir garis hutan tanah keluarga Clark yang sudah tidak memiliki pelindung. Dari kejauhan Latuza memperhatikan bocah wanita kecil dengan rok tutu merah muda sedang bermain seorang diri di halaman, kaki kecilnya terlihat asik melompat bermain percikan air dengan sepatu booth merah.Latuza tidak menduga bakal kembali melihat anak imortal itu di tanah keluarga Clark. Anak immortal yang juga memiliki kemampuan membangunkan Latuza dari sihir beku milik Zontus. Sebuah kemampuan luar biasa tidak terduga dan bisa jadi mangsa sangat bergizi. Tapi, walaupun terlihat seperti mangsa menggiurkan, bocah nakal adala