BAB 134 MIA KERACUNANMeskipun Mia memiliki perisai yang dapat melindunginya dari serangan musuh, tapi perisai tersebut bukan untuk melindungi Mia dari racun. Seperti wajarnya tubuh manusia, Mia bisa saja keracunan dari makanan. Mia pusing, mual dan muntah."Ayo keluarkan semuanya!"Zontus kembali menjungkir kepala Mia dan menepuk punggungnya agar semua makanan yang Mia telan dapat kembali keluar. Mia batuk, tersengal-sengal dan muntah dengan hebat."Kau menjijikkan!" Zontus melihat daging yang baru dimuntahkan Mia menyembur di lantai.Seluruh baju mereka ikut kotor, berbau busuk seperti bangkai. Zontus segera melepas kemejanya kemudian membuang semua pakaian Mia untuk dia bersihkan. Zontus membersihkan tubuh Mia di bawah shower deras yang terus mengalir agar bau busuknya cepat lenyap."Jangan bodoh!" Zontus menepuk pipi Mia. "Kau tidak boleh pingsan!"Mia tetap lemas, wajahnya tertunduk tenggelam ke dada Zontus."Bangun Mia kau tidak boleh pingsan!" Zontus terus menepuk pipi Mia deng
BAB 135 BELUM BERHASILMia sama sekali tidak tahu jika Theo pernah tertangkap oleh para lycan, Mia cuma terkejut karena melihat Theo kembali menemuinya di lingkungan kampus."Aku ingat semua tentangmu!" Theo tersenyum dan pemuda itu sangat tampan. "Aku ingat dengan semua janji kita!"Jantung Mia terus berdegup kencang, kesulitan untuk menarik napas, sementara otaknya mendadak padam."Aku telah berjanji untuk ikut pulang denganmu ke tanah peternakan." Theo masih tersenyum. "Kita bisa kabur ke sana sekarang juga!""Kau sudah bertunangan." Mia mengingatkan Theo dengan gugup."I love You ...." Theo meluapkan perasaanya dengan jujur. "Hanya kau yang ingin kuingat dalam kepalaku tidak ada yang lain!"Sungguh Mia ingin mempercayai semua ucapan Theo dan mereka kabur berdua, tapi Mia kembali ingat dengan kondisinya. Mia pikir bakal gawat jika Zontus sampai tahu dia kembali bergaul dengan Theo. Selama Mia belum berhasil lepas dari kutukan dia belum berani membayangkan masa depan bersama Theo."
BAB 136 BELAJAR MENGENDALIKAN DIRI Siang itu Zontus benar-benar menjemput Mia, Mia masih berganti pakaian ketika tiba-tiba Zontus menerobos masuk ke kamarnya. "Aaaa ...!" Mia menjerit terkejut. "Aku belum berpakaian!" Tangan Mia reflek melempar bantal ke arah Zontus agar keluar. Tapi bukannya keluar Zontus malah melotot. "Kau lama sekali!" Mia memang sudah telat setengah jam gara-gara kebanyakan melamunkan pertemuannya dengan Theo. "Cepat pakai bajumu atau kita batal!" Zontus tambah mengancam agar Mia bergegas. "Oh Tuhan ... kau jahat sekali!" Mia sama sekali tidak diberi kesempatan untuk mengomel karena harus segera berpakaian atau Zontus bakal benar-benar pergi kabur. Selain ingin serius belajar memukul lycan, Mia juga sedang dalam misi merayu Zontus. "Apa nanti aku bisa belajar melempar belati sepertimu?" Mia bertanya sambil meloncat terpincang-pincang untuk memasukkan sebelah kaki ke celana jeans. "Aku tidak mau belati mainan, aku mau belati yang keren seperti m
BAB 137 MELATIH MIASetelah menelan dua dosis obat tidur, Mia menggeliat bangun dengan tubuh lemas akibat tidur lelap tanpa mimpi. Begitu Mia mengerjap dan otaknya pulih, Mia malah langsung teringat kembali dengan perbuatanya pada Zontus. Semula Mia tidak pernah ingat apa-apa, tapi sekarang Mia tahu pernah memanjat dan melilit tubuh Zontus untuk dia bujuk berbuat kotor. Zontus sangat marah, dia tidak suka digoda. Zontus bukan cuma tega menepis ciuman Mia dengan tamparan keras, dia juga tidak segan untuk menjerat tubuh Mia kemudian membantingnya ke lantai basah. Sialnya Mia tetap tidak kalah lincah berkelit, dia kembali memanjat tubuh besar Zontus untuk ia gigit bibirnya. Usia Mia baru delapan belas tahu, masih virgin, bahkan belum pernah telanjang bersama laki-laki manapun. Sekarang rasanya Mia justru ingin sekali dibuat hilang ingatan.Mia menoleh alarm di atas meja nakas. Hari ini Mia masih libur, sebentar lagi Zontus akan menjemputnya. Mia masih malas bergerak, tapi Mia harus mema
BAB 138 GARA-GARA BURUNG Malam semakin larut Mia sedang berbaring di atas ranjang sambil menatap langit-langit kamarnya yang sunyi. Sesekali Mia masih memikirkan Theo, memikirkan tugas dari Emillie, dan memikirkan cara untuk menbujuk Zontus yang semuanya belum mendapatkan jalan keluar. "Kak ..! Kak ...!" Tiba-tiba suara gagak kembali mengganggu konsentrasi Mia. "Apa kau tidak bisa diam!" Mia menutup kepalaya dengan bantal. Mia tahu sepertinya Zontus kembali mengutus gagak jelek itu setelah curiga ada lycan menyelinap masuk ke kamarnya. "Kak...! Kak...!" Ketika mendengar suara gagak berulang ulang, tiba-tiba Mia justru mendapat ide. Mia buru-buru keluar dari kamar. "Hai kemari kau!" Mia memangil burung gagak hitam yang sedang berdiri di pagar balkon. Begitu gagak mendekat, Mia langsung menangkap burung itu untuk dia genggam kepalanya. Mia malah coba mempraktekkan pelajaran dari Zontus pada burung gagaknya. "Beri aku kemanpuan seperti papa!" Mia memusatkan konsentrsi
BAB 139 PENGHIANAT"Aaaaaaaaa....!!!"Gerald mendengar teriakkan Mia dan seketika ponselnya padam."Brengsek!" Gerald mengumpat keras.Emillie menoleh pada suaminya yang masih menggenggam ponsel."Kenapa?" Emillie menahan napas tegang."Sepertinya aku sudah tahu di mana Zontus menyimpan tongkat dan mahkota." Gerald berhenti sejenak untuk mempersiapkan reaksi Emillie. "Tapi nampaknya Mia juga sedang mendapat masalah!""Apa maksudmu?" Kali ini Emillie benar-benar cemas."Sepertinya Mia tertangkap oleh Zontus!""Oh, Tidak!" Emillie reflek mencengkeram kepalanya karena ide untuk mendekati Zontus merupakan saran darinya.Gerald ikut berada dalam dua pilihan, antara pergi untuk mengambil tongkat dan mahkota atau pergi menyelamatkan Mia. Suara jeritan terakhir Mia jelas menandakan jika kondisinya jauh lebih genting."Kita kejar Zontus!"******Theo berlari dari kejaran kelompok lycan, tubuh Theo penuh luka akibat perkelahian brutal dan dia dikeroyok hampir lima belas ekor monster serigala.
BAB 140Brandon segera menghubungi Jared Landon untuk memberi tahu mengenai peta yang dia temukan di balik sampul buku tua."Aku menemukan petunjuk baru!"Brandon ikut mengirim foto dari peta pegunungan yang digambar dalam kertas coklat buram mengunakan getah tanaman khusus."Aku menemukannya di balik sampul buku." Brandon juga menjelaskan bagaimana dia telah menuangkan angur di atas permukaan kertas hingga tulisannya perlahan luntur dan muncul peta misterius tersebut."Itu pegunungan di utara!" Jared langsung ingat dengan puncak barisan gunung ketika dia sedang mencari goa tempat persembunyian Gerald. "Aku menduga di tempat itu raja negeri utara pernah mengorbankan elang api."Brandon dan Jared pernah mendengar kisah mengenai elang api dari cerita Gerald."Apa kita harus pergi ke sana untuk melenyapkan kutukan?" Jared yang bertanya."Sepertinya Gerald juga yang akan lebih tahu." Brandon berkeyakinan jika Gerald telah ditakdirkan untuk menempati tahta negeri utara, menjadi raja sela
BAB 141 BERUBAH PIKIRANBegitu mengetahui Mia telah menggenggam kepala gagak, Zontus langsung melesat pergi. Burung gagak hitam itu adalah kamera CCTV bagi Zontus, dia bisa tahu apa yang dilihat dan dipikirkan oleh burung gagak. Seharusnya Zontus memang tidak pernah mempercayai ucapan gadis sembrono seperti Mia, janjinya tidak pernah bisa dipegang. Meskipun Zontus keras, kasar dan sering semaunya sendiri, tapi dia tidak pernah ingkar janji. Sampai detik ini Zontus masih sama sekali tidak memiliki alasan buat berkorban untuk paran penghianat. Zontus telah memiliki tahta dan kehebatan sihir tidak terkalahkan, mustahil dia mau kehilangan semua itu. Zontus juga tahu jika ratunya sudah kembali. Zontus akan pilih membekukan tubuh Mia seumur hidup dari pada melihatnya jadi penghianat.Kemarahan Zontus tidak main-main, Zontus mendatangi sebuah danau yang telah lama dia tinggalkan berabad-abad silam. Danau yang waktu itu sempat habis mengering sudah kembali di penuhi air. Begitu Zontus berdi
BAN 192 BERTEMU KAIWalaupun sudah duduk di dalam mobil Zontus, Mia tetap tidak bisa tenang. Jantung Mia terus berdebar-debar karena Zontus akan ikut bertemu dengan keluarganya, apa lagi di tempat Livie nanti juga akan ada Kai beserta istrinya."Mia apa kau tidak lupa membawakan baju gantiku?" Lana mengingatkan Mia. "Aku akan menginap di tempat Kai!""Ya, sudah ada di dalam tasmu!"Mia masih tegang karena memikirkan Zontus yang akan bertemu Kai. Selama mereka masuk ke dalam mobil, Zontus sama sekali belum bicara. Mustahil jika Mia tidak cemas, Mia takut Zontus membuat keluarganya celaka. Zontus bisa melenyapkan apapun cuma dengan menjentikkan jari jika sedikit saja merasa terusik atau marah.Begitu Zontus menghentikan mobilnya di area basement, Lana langsung buru-buru keluar paling dulu. Lana menenteng ransel kecil merah muda miliknya yang berisi pakaian ganti untuk menginap di tempat tinggal Kai."Ingat kau sudah berjanji untuk tidak menyakiti keluargaku!" Mia menoleh Zontus yang m
BAB 191 MEMANGSA PENYIHIRSekumpulan penyihir pria dan wanita yang telah berhasil ditangkap oleh para lycan dimasukkan ke sel bawah tanah. Sebuah sel khusus yang telah diberi perisai sihir lebih hebat dari Latuza.Seorang pria bungkuk yang baru dilempar masuk ke dalam sel coba menggunakan kemampuan sihirnya untuk mematahkan jeruji sel, tapi begitu tangan pria itu menyentuh jeruji besi, tiba-tiba tangannya terbakar dan menjerit."Aaaaaaaaaaa....!"Tangan penyihir bungkuk bukan cuma terbakar, tubuhnya juga terpental. Penyihir yang lain cuma menyaksikan tidak ada yang berani menolong atau membantu."Kau tidak akan bisa kabur!" Kata salah seorang penyihir wanita yang sudah hampir tiga hari berada di dalam sel. "Aku sudah melihat orang-orang keras kepala sepertimu sejak kemarin!""Untuk apa kita dikumpulkan seperti ini?" Penyihir bungkuk bertanya pada wanita di sampingnya."Aku tidak tahu!" Wanita berambut putih salju itu tidak berbohong. "Aku sedang bekerja di restoran ketika mereka dat
BAB 190 PENYIHIR WANITATheo kembali berada di tengah kawanan lycan. Kali ini pasukan elit para lycan sedang memburu seorang penyihir wanita yang bekerja di sebuah rumah sakit. Dokter wanita yang telah banyak menangani pasien persalinan itu ternyata jenis penyihir yang menyukai darah bayi untuk mempertahankan kecantikan dan umur panjang. Dokter Meriam Belis didatangi oleh para lycan ketika sedang menjilati darah bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya."Siapa kalian?" Wanita yang tetap terlihat muda di usia hampir seratus tahun itu terkejut melihat tiga orang pria berbadan tinggi besar berdiri di hadapannya. "Bagaimana kalian bisa masuk?"Ruang tindakan medis harusnya steril dari pengunjung."Ikut kami!" Salah satu lycan yang bicara.Dr. Belis langsung berdesis waspada dengan gigi serta mulutnya yang penuh darah. "Kalian serigala!"Penyihir wanita itu langsung meletakkan bayi dalam gendongannya, bayi yang masih merah itu langsung manggis kencang dan tiba-tiba kepala Dr. Belis berputar
BAB 189 KEMBALI"Aku yang memakamkan ayahmu," Theo memberi tahu putri Jhony. "Dia meminta untuk dimakamkan di samping istrinya.""Oh, ....!" Julie terkejut menahan sesak dengan mebekap mulutnya sendiri untuk sejenak menghela napas. "Bagaimana ayahku meningga?""Jhony mengalami kecelakaan di area proyek." Untuk bagian ini Theo berbohong. "Aku mengenal ayahmu dengan baik, kami kerja bersama di proyek pembangunan hotel."Julie sudah tidak lagi bertanya tapi dia kembali berjongkok di depan batu nisan ayahnya. Sepertinya gadis itu menagis tapi Theo tidak berani mengusik. Sampai cukup lama Theo berdiri menunggu di belakang gadis muda itu. Rasanya tidak mungkin jika Theo melupakan kematian Jhony begitu saja. Theo kembali bersumpah akan menghancurkan para lycan."Terima kasih untuk semuanya." Tiba-tiba Julie bangkit berdiri, mentap Theo untuk berterimakasih.Mendadak Theo yang tidak bisa bicara, karena dia memang tidak tahu apa seharusnya gadis muda itu berterima kasih karena Theo masih mera
BAB 188Theo terkejut mengetahui Jhony memiliki seorang anak gadis."Kau putri Jhony?"Gadis cantik berlesung pipi dalam itu langsung mengangguk kemudian mengulurkan tangan untuk berkenalan."Julie Parker!"Theo masih gugup ketika ikut menyebutkan namanya."Theo Haris!"Saat itu Jhony pernah bercerita pada Theo, jika dia baru memiliki hidup yang sempurna bersama sang istri. Ternyata Jhony dan istrinya baru memiliki bayi perempuan setelah beberapa tahun menikah dan tiba-tiba sebuah bencana mengerikan terjadi. Jhony tidak sengaja menyayat leher istrinya sampai terputus ketika dia sedang meledak tidak terkendali di masa awalnya berubah menjadi lycan.Setelah istri Jhony meninggal, Jhony menitipkan putri kecilnya pada sang kakak. Jhony pergi menjauhi keluarganya. Demi untuk menjaga keselamatan orang-orang yang dia cintai, Jhony rela hidup seorang diri hingga akhir hayatnya.Selama ini Jhony melarang putrinya untuk mencari. Tapi kemarin ketika Julie berkunjung ke makam ibunya, dia terkeju
BAB 187 SEORANG ANAK PEREMPUANSementara Gerald pergi untuk mencari tahu kelemahan Latuza, Theo harus menyusup dalam pasukan elit para lycan yang sedang memburu lone wolf dan penyihir. Untuk kesekian kalinya Theo berada di tengah kawanan untuk ikut membasmi jenisnya sendiri. Kali ini Theo sedang ikut dalam aksi pembantaian seorang lone wolf tua yang tinggal di sebuah apartemen kecil seorang diri. Begitu sadar tempat tinggalnya sudah dikepung, lycan berbulu abu pucat itu langsung meloncat dari jendela apartemennya untuk berlari kabur. Pasukan lycan pemburu yang telah mengepung juga langsung mengejar, jumlah mereka hampir lima belas ekor di antaranya Theo. Theo ikut berlari mengejar dan melopat tinggi untuk menghadang target buruan mereka. Secepat apapun lycan abu-abu itu berlari dia tetap bukan tandingan para lycan bercicin hitam, dalam sekejap dia sudah kembali terkepung."Grmmm!!!" Suara pimpinan pasukan elit lycan mengeram, memberi instruksi pada kawannya untuk langsung menghabi
BAB 186Diam-diam Theo memperhatikan foto Mia di ponselnya. Sungguh Theo ingin sekali menelpon Mia untuk sekedar mendengar suara gadis itu, tapi Theo masih takut. Theo takut melibatkan Mia dalam masalahnya. Diam-diam Theo juga bersumpah tidak akan menemui Mia sebelum semua urusannya dengan para lycan usai."Apa kau sudah menjalankan perintahku!" Tiba-tiba Gerald sudah berdiri di hadapan Theo.Theo buru-buru matikan layar ponsel dan memasukan benda itu ke dalam saku. Beruntung Gerald tidak sampai ikut melihat foto Mia."Ya!" Theo ikut bangkit berdiri."Ingat kau tetap harus sangat berhati-hati dengan identitasmu!" Gerald telah menyusun rapi semua rencana mereka. "Sekarang kau bukan 'lone wolf', kau harus bisa menyingkirkan egomu sebagai angota kawanan!"Gerald juga telah mengatur semua identitas Theo untuk bisa masuk ke jajaran pasukan elit para lycan. Theo akan menyelinap sebagai mata-mata di tengah kawanan.********Theo tidak akan tahu jika gadis yang sedang dia rindukan justru seda
BAB 185 INGIN MENGUASAI"Siapa dia?" Henry penasaran dengan pemuda yang sedang bersama Mia."Dia Tom!" Lana yang menjawab Henry. "Cowoknya Mia!"Saat itu juga Mia langsung menarik telinga Lana untuk mundur ke belakang pinggangnya. Sumpah Mia takut dengan reaksi Zontus terhadap Henry."Tom temanku di kampus." Mia buru-buru berbohong.Zontus terlihat seumuran Henry, dengan gaya pakaian yang juga sama-sama tidak kalah modis dan terlalu mahal. Henry kurang percaya jika mahasiswa berpenampilan seperti itu."Henry!" Henry mengulurkan tangan lebih dulu pada Zontus untuk memperkenalkan diri. "Aku sepupu Mia."Setelah itu Zontus baru mau bicara. "Tom!"Zontus memperkenalkan diri dengan nama menjijikkan yang diberikan Mia."Senang bertemu denganmu, Tom."Livie ikut berkenalan kemudian Lana menarik lengan Livie dan berjinjit ke telinganya untuk berbisik."Cowok Mia sangat tampan, dia juga membelikan sepatu untukku!""Oh, Ya!" Livie ikut tersenyum cemerlang pada Lana yang sedang pamer."Lihat T
BAB 184 MENGURUS ANAK-ANAK Rasanya seperti mimpi buruk bagi Mia karena harus mengurus anak nakal seperti Lana untuk satu bulan lagi."Seenaknya saja kau meninggalkan anak di apartemenku hanya dengan satu koper pakaian!" Mia juga gemas dengan Emillie, karena tanpa minta persetujuan tiba-tiba meninggalkan Lana di tempat tinggalnya cuma dengan menyelipkan selembar kertas memo."Aku harus menjaga Anelies, semua ini sangat mendadak." Emillie berusaha menjelaskan kenapa dia tidak bisa membawa Lana ke Istana Zubair. "Aku tidak mau Lana mengacau di istana.""Jadi kau tidak pernah khawatir jika dia mengacaukan tempat tinggal ku!" Mia masih kesal."Aku ingin bicara dengan Lana." Emillie minta Mia untuk memberikan ponselnya pada Lana."Hai, Mom!" Lana melambai ceria sambil menggigit pizza."Ingat kau tidak boleh nakal di tempat Mia!" Emillie langsung mengingatkan semua peraturan yang harus dipatuhi oleh putrinya."Yes, Mon!" Lana juga terus mengangguk sangat manis."Jika kau pintar nanti kita a