BAB 129 BICARA DENGAN TENANGHari sudah sore tapi Pangeran Habibi dan Pangeran Husian masih belum keluar dari tempat pesembunyian."Yang Mulya ..." Anelies menghampiri Sekan yang baru tiba bersama Omar di depan istana. "Husain dan Habibi masih bersembunyi."Kedua anak nakal itu sepertinya memang masih kenyang karena terlalu banyak makan snack, sampai hari sore mereka belum juga lapar."Apa saya perlu mencarinya?" Omar baru bertanya ketika Serkan melihat kertas lipat yang tergeletak di halaman rumput. Serkan memungut lipatan kertas kecil tersebut kemudian menolak saran Omar."Tidak perlu, sepertinya aku sudah menemukannya."Yang Mulya Serkan langsung masuk ke Istana Zubair. Serkan sendiri yang masuk ke dalam ruang kerjanya di lantai tiga dan menemukan kedua pangeran kecil sedang bermain melipat kertas memo untuk mereka jadikan burung dan pesawat terbang."Apa yang kalian lakukan?""Baba!" Habibi yang langsung meloncat berdiri dan berlari memeluk kaki Serkan dengan manja agar tidak ken
BAB 130 BOSAN BERMAINSejak Mia lolos dari pengejaran para lycan dan diketahui selamat setelah kebakaran, Mia tidak tahu jika semua aktifitasnya sedang terus di intai. Begitu mia muncul di area publik maka dia akan langung terpantau. Jadi tidak terbayangkan sebanyak apa angota masyarakat awam yang telah mereka rekrut sebagai jaringan mata-mata.[Gadis itu masih hidup!]Foto Mia di kirim dalam sebuah pesan.[Dia terlihat berinteraksi dengan beberapa orang]Foto yang lain ikut dikirim pada Ramzi. Foto ketika Mia memluk Emillie dan mencium Lana.[Sepertinya mereka keluarganya][Bagus, tangkap saja keluarganya!]Ramzi biasa menghabisi keluarga, teman dekat, bahkan tetangga dari target mereka yang berni melawan atau berkhianat.*******Yang Mulya Serkan memberi tahu Anelies mengenai permintaan Raja Haleed tentang perjodohan anak-anak mereka."Hamdan dan Sofia bahkan belum genap lima belas tahun!" Anelies langsung menetang keras."Itu bukan untuk sekarang.""Aku tetap tidak setuju dengan pe
BAB 131 LANA DICULIK Setelah hampir setengah jam berlalu Emillie baru sadar tidak melihat Lana bermain di sekitar jendela. "Gerald, di mana putrimu?" Mereka bertiga serempak melihat ke sekeliling untuk mencari Lana. Lana tidak terlihat di manapun padahal dari tadi anak itu cuma bermain di sekitar jendela dan sesekali berlarian di antara lorong meja. "Lana!" Emillie yang langsung bangkit berdiri dan memanggil putrinya sambil beberapa kali mengintip ke bawah meja. "Lana!" "Aku akan cari di halaman!" Mia segera berlari keluar gedung. "Lana tidak ada!" Emillie terus panik. "Putrimu tidak boleh berkeliaran seorang diri." Pastinya Gerald juga sadar sebahaya apa jika Lana keluar di tengah keramaian manusia tanpa pengawasan. Gerald ikut melesat keluar untuk mencari putrinya. "Lana!" "Lana!" Seorang pelayan restoran menghampiri Emillie yang masih mencari di bawah-bawah meja. "Ada yang bisa saya bantu?" pemuda bersetelan dasi kupu-kupu itu bertanya dengan sopan. "Putriku
BAB 132 MERAYU Asap debu pekat bekas ledakan masih membumbung tinggi, suara jeritan panik bercampur sirine mobil polisi menambah keramaian di tengah situasi kacau. Lana terlihat merangkak keluar dari lobang penutup saluran air di tepi jalan, tepat ketika kepala gadis nakal itu baru keluar dari lubang, Gerald langsung menangkapnya untuk dia tenteng pergi."Oh Tuhan!" Emillie terkejut melihat putrinya hitam kotor seperti anak kucing baru tercebur got."Momy ..!!!" Lana tersenyum cemerlang dan cuma barisan giginya yang terlihat bersih putih."Bersihkan dulu baru bawa padaku!" Emillie melotot jijik, dia menyuruh Gerald untuk mencuci putri mereka."Kita pergi ketempat Kai!" Mia yang memberi saran karena di situ masih terlalu kacau.Gerald melempar Lana ke jok paling belakang kemudian segera membawa mereka semua meluncur pergi di tengah jalana sibuk yang masih panik akibat ledakan. Mobil sudah berjalan ketika Lana memanggil Mia dari jok belakang."Mia!""Kau kotor dan bau got, jangan mende
BAB 133 BAB MIA & ZONTUSSetelah berakting pusing dan Mual, Mia harus bisa membujuk Zontus agar mau meminjamkan belatinya."Kau ingin senjata seperti apa?" Zontus langsung bertanya."Belati!" Mia menatap tegas. "Aku suka menggenggam belati!"Zontus masih berpikir jika gadis muda di hadapannya ternyata tetap memiliki sifat dasar seperti Putri Eluis yang suka menggunakan belati."Beri aku belati!"Mia tidak melihat Zontus bergerak tapi tiba-tiba dua buah pisau kecil ada di tangannya."Aku tidak mau pisau seperti itu!" Mia melotot.Zontus memberikan pisau kecil dengan gagang warna warni yang kemarin dipilih oleh Emillie dan Lana untuk isi perabot di dapur baru Mia."Aku benar-benar ingin bisa menghadapi para lycan!""Mereka tidak akan pernah bisa menyentuhmu!" Zontus mengingatkan jika Mia telah memiliki perisai yang bakal terus melindunginya dari segala serangan jahat. "Aku ingin balas memukul mereka! Aku tidak mau terus kabur!" Mia bersikeras sambil kembali melirik pisau di tangan Zont
BAB 134 MIA KERACUNANMeskipun Mia memiliki perisai yang dapat melindunginya dari serangan musuh, tapi perisai tersebut bukan untuk melindungi Mia dari racun. Seperti wajarnya tubuh manusia, Mia bisa saja keracunan dari makanan. Mia pusing, mual dan muntah."Ayo keluarkan semuanya!"Zontus kembali menjungkir kepala Mia dan menepuk punggungnya agar semua makanan yang Mia telan dapat kembali keluar. Mia batuk, tersengal-sengal dan muntah dengan hebat."Kau menjijikkan!" Zontus melihat daging yang baru dimuntahkan Mia menyembur di lantai.Seluruh baju mereka ikut kotor, berbau busuk seperti bangkai. Zontus segera melepas kemejanya kemudian membuang semua pakaian Mia untuk dia bersihkan. Zontus membersihkan tubuh Mia di bawah shower deras yang terus mengalir agar bau busuknya cepat lenyap."Jangan bodoh!" Zontus menepuk pipi Mia. "Kau tidak boleh pingsan!"Mia tetap lemas, wajahnya tertunduk tenggelam ke dada Zontus."Bangun Mia kau tidak boleh pingsan!" Zontus terus menepuk pipi Mia deng
BAB 135 BELUM BERHASILMia sama sekali tidak tahu jika Theo pernah tertangkap oleh para lycan, Mia cuma terkejut karena melihat Theo kembali menemuinya di lingkungan kampus."Aku ingat semua tentangmu!" Theo tersenyum dan pemuda itu sangat tampan. "Aku ingat dengan semua janji kita!"Jantung Mia terus berdegup kencang, kesulitan untuk menarik napas, sementara otaknya mendadak padam."Aku telah berjanji untuk ikut pulang denganmu ke tanah peternakan." Theo masih tersenyum. "Kita bisa kabur ke sana sekarang juga!""Kau sudah bertunangan." Mia mengingatkan Theo dengan gugup."I love You ...." Theo meluapkan perasaanya dengan jujur. "Hanya kau yang ingin kuingat dalam kepalaku tidak ada yang lain!"Sungguh Mia ingin mempercayai semua ucapan Theo dan mereka kabur berdua, tapi Mia kembali ingat dengan kondisinya. Mia pikir bakal gawat jika Zontus sampai tahu dia kembali bergaul dengan Theo. Selama Mia belum berhasil lepas dari kutukan dia belum berani membayangkan masa depan bersama Theo."
BAB 136 BELAJAR MENGENDALIKAN DIRI Siang itu Zontus benar-benar menjemput Mia, Mia masih berganti pakaian ketika tiba-tiba Zontus menerobos masuk ke kamarnya. "Aaaa ...!" Mia menjerit terkejut. "Aku belum berpakaian!" Tangan Mia reflek melempar bantal ke arah Zontus agar keluar. Tapi bukannya keluar Zontus malah melotot. "Kau lama sekali!" Mia memang sudah telat setengah jam gara-gara kebanyakan melamunkan pertemuannya dengan Theo. "Cepat pakai bajumu atau kita batal!" Zontus tambah mengancam agar Mia bergegas. "Oh Tuhan ... kau jahat sekali!" Mia sama sekali tidak diberi kesempatan untuk mengomel karena harus segera berpakaian atau Zontus bakal benar-benar pergi kabur. Selain ingin serius belajar memukul lycan, Mia juga sedang dalam misi merayu Zontus. "Apa nanti aku bisa belajar melempar belati sepertimu?" Mia bertanya sambil meloncat terpincang-pincang untuk memasukkan sebelah kaki ke celana jeans. "Aku tidak mau belati mainan, aku mau belati yang keren seperti m
BAN 192 BERTEMU KAIWalaupun sudah duduk di dalam mobil Zontus, Mia tetap tidak bisa tenang. Jantung Mia terus berdebar-debar karena Zontus akan ikut bertemu dengan keluarganya, apa lagi di tempat Livie nanti juga akan ada Kai beserta istrinya."Mia apa kau tidak lupa membawakan baju gantiku?" Lana mengingatkan Mia. "Aku akan menginap di tempat Kai!""Ya, sudah ada di dalam tasmu!"Mia masih tegang karena memikirkan Zontus yang akan bertemu Kai. Selama mereka masuk ke dalam mobil, Zontus sama sekali belum bicara. Mustahil jika Mia tidak cemas, Mia takut Zontus membuat keluarganya celaka. Zontus bisa melenyapkan apapun cuma dengan menjentikkan jari jika sedikit saja merasa terusik atau marah.Begitu Zontus menghentikan mobilnya di area basement, Lana langsung buru-buru keluar paling dulu. Lana menenteng ransel kecil merah muda miliknya yang berisi pakaian ganti untuk menginap di tempat tinggal Kai."Ingat kau sudah berjanji untuk tidak menyakiti keluargaku!" Mia menoleh Zontus yang m
BAB 191 MEMANGSA PENYIHIRSekumpulan penyihir pria dan wanita yang telah berhasil ditangkap oleh para lycan dimasukkan ke sel bawah tanah. Sebuah sel khusus yang telah diberi perisai sihir lebih hebat dari Latuza.Seorang pria bungkuk yang baru dilempar masuk ke dalam sel coba menggunakan kemampuan sihirnya untuk mematahkan jeruji sel, tapi begitu tangan pria itu menyentuh jeruji besi, tiba-tiba tangannya terbakar dan menjerit."Aaaaaaaaaaa....!"Tangan penyihir bungkuk bukan cuma terbakar, tubuhnya juga terpental. Penyihir yang lain cuma menyaksikan tidak ada yang berani menolong atau membantu."Kau tidak akan bisa kabur!" Kata salah seorang penyihir wanita yang sudah hampir tiga hari berada di dalam sel. "Aku sudah melihat orang-orang keras kepala sepertimu sejak kemarin!""Untuk apa kita dikumpulkan seperti ini?" Penyihir bungkuk bertanya pada wanita di sampingnya."Aku tidak tahu!" Wanita berambut putih salju itu tidak berbohong. "Aku sedang bekerja di restoran ketika mereka dat
BAB 190 PENYIHIR WANITATheo kembali berada di tengah kawanan lycan. Kali ini pasukan elit para lycan sedang memburu seorang penyihir wanita yang bekerja di sebuah rumah sakit. Dokter wanita yang telah banyak menangani pasien persalinan itu ternyata jenis penyihir yang menyukai darah bayi untuk mempertahankan kecantikan dan umur panjang. Dokter Meriam Belis didatangi oleh para lycan ketika sedang menjilati darah bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya."Siapa kalian?" Wanita yang tetap terlihat muda di usia hampir seratus tahun itu terkejut melihat tiga orang pria berbadan tinggi besar berdiri di hadapannya. "Bagaimana kalian bisa masuk?"Ruang tindakan medis harusnya steril dari pengunjung."Ikut kami!" Salah satu lycan yang bicara.Dr. Belis langsung berdesis waspada dengan gigi serta mulutnya yang penuh darah. "Kalian serigala!"Penyihir wanita itu langsung meletakkan bayi dalam gendongannya, bayi yang masih merah itu langsung manggis kencang dan tiba-tiba kepala Dr. Belis berputar
BAB 189 KEMBALI"Aku yang memakamkan ayahmu," Theo memberi tahu putri Jhony. "Dia meminta untuk dimakamkan di samping istrinya.""Oh, ....!" Julie terkejut menahan sesak dengan mebekap mulutnya sendiri untuk sejenak menghela napas. "Bagaimana ayahku meningga?""Jhony mengalami kecelakaan di area proyek." Untuk bagian ini Theo berbohong. "Aku mengenal ayahmu dengan baik, kami kerja bersama di proyek pembangunan hotel."Julie sudah tidak lagi bertanya tapi dia kembali berjongkok di depan batu nisan ayahnya. Sepertinya gadis itu menagis tapi Theo tidak berani mengusik. Sampai cukup lama Theo berdiri menunggu di belakang gadis muda itu. Rasanya tidak mungkin jika Theo melupakan kematian Jhony begitu saja. Theo kembali bersumpah akan menghancurkan para lycan."Terima kasih untuk semuanya." Tiba-tiba Julie bangkit berdiri, mentap Theo untuk berterimakasih.Mendadak Theo yang tidak bisa bicara, karena dia memang tidak tahu apa seharusnya gadis muda itu berterima kasih karena Theo masih mera
BAB 188Theo terkejut mengetahui Jhony memiliki seorang anak gadis."Kau putri Jhony?"Gadis cantik berlesung pipi dalam itu langsung mengangguk kemudian mengulurkan tangan untuk berkenalan."Julie Parker!"Theo masih gugup ketika ikut menyebutkan namanya."Theo Haris!"Saat itu Jhony pernah bercerita pada Theo, jika dia baru memiliki hidup yang sempurna bersama sang istri. Ternyata Jhony dan istrinya baru memiliki bayi perempuan setelah beberapa tahun menikah dan tiba-tiba sebuah bencana mengerikan terjadi. Jhony tidak sengaja menyayat leher istrinya sampai terputus ketika dia sedang meledak tidak terkendali di masa awalnya berubah menjadi lycan.Setelah istri Jhony meninggal, Jhony menitipkan putri kecilnya pada sang kakak. Jhony pergi menjauhi keluarganya. Demi untuk menjaga keselamatan orang-orang yang dia cintai, Jhony rela hidup seorang diri hingga akhir hayatnya.Selama ini Jhony melarang putrinya untuk mencari. Tapi kemarin ketika Julie berkunjung ke makam ibunya, dia terkeju
BAB 187 SEORANG ANAK PEREMPUANSementara Gerald pergi untuk mencari tahu kelemahan Latuza, Theo harus menyusup dalam pasukan elit para lycan yang sedang memburu lone wolf dan penyihir. Untuk kesekian kalinya Theo berada di tengah kawanan untuk ikut membasmi jenisnya sendiri. Kali ini Theo sedang ikut dalam aksi pembantaian seorang lone wolf tua yang tinggal di sebuah apartemen kecil seorang diri. Begitu sadar tempat tinggalnya sudah dikepung, lycan berbulu abu pucat itu langsung meloncat dari jendela apartemennya untuk berlari kabur. Pasukan lycan pemburu yang telah mengepung juga langsung mengejar, jumlah mereka hampir lima belas ekor di antaranya Theo. Theo ikut berlari mengejar dan melopat tinggi untuk menghadang target buruan mereka. Secepat apapun lycan abu-abu itu berlari dia tetap bukan tandingan para lycan bercicin hitam, dalam sekejap dia sudah kembali terkepung."Grmmm!!!" Suara pimpinan pasukan elit lycan mengeram, memberi instruksi pada kawannya untuk langsung menghabi
BAB 186Diam-diam Theo memperhatikan foto Mia di ponselnya. Sungguh Theo ingin sekali menelpon Mia untuk sekedar mendengar suara gadis itu, tapi Theo masih takut. Theo takut melibatkan Mia dalam masalahnya. Diam-diam Theo juga bersumpah tidak akan menemui Mia sebelum semua urusannya dengan para lycan usai."Apa kau sudah menjalankan perintahku!" Tiba-tiba Gerald sudah berdiri di hadapan Theo.Theo buru-buru matikan layar ponsel dan memasukan benda itu ke dalam saku. Beruntung Gerald tidak sampai ikut melihat foto Mia."Ya!" Theo ikut bangkit berdiri."Ingat kau tetap harus sangat berhati-hati dengan identitasmu!" Gerald telah menyusun rapi semua rencana mereka. "Sekarang kau bukan 'lone wolf', kau harus bisa menyingkirkan egomu sebagai angota kawanan!"Gerald juga telah mengatur semua identitas Theo untuk bisa masuk ke jajaran pasukan elit para lycan. Theo akan menyelinap sebagai mata-mata di tengah kawanan.********Theo tidak akan tahu jika gadis yang sedang dia rindukan justru seda
BAB 185 INGIN MENGUASAI"Siapa dia?" Henry penasaran dengan pemuda yang sedang bersama Mia."Dia Tom!" Lana yang menjawab Henry. "Cowoknya Mia!"Saat itu juga Mia langsung menarik telinga Lana untuk mundur ke belakang pinggangnya. Sumpah Mia takut dengan reaksi Zontus terhadap Henry."Tom temanku di kampus." Mia buru-buru berbohong.Zontus terlihat seumuran Henry, dengan gaya pakaian yang juga sama-sama tidak kalah modis dan terlalu mahal. Henry kurang percaya jika mahasiswa berpenampilan seperti itu."Henry!" Henry mengulurkan tangan lebih dulu pada Zontus untuk memperkenalkan diri. "Aku sepupu Mia."Setelah itu Zontus baru mau bicara. "Tom!"Zontus memperkenalkan diri dengan nama menjijikkan yang diberikan Mia."Senang bertemu denganmu, Tom."Livie ikut berkenalan kemudian Lana menarik lengan Livie dan berjinjit ke telinganya untuk berbisik."Cowok Mia sangat tampan, dia juga membelikan sepatu untukku!""Oh, Ya!" Livie ikut tersenyum cemerlang pada Lana yang sedang pamer."Lihat T
BAB 184 MENGURUS ANAK-ANAK Rasanya seperti mimpi buruk bagi Mia karena harus mengurus anak nakal seperti Lana untuk satu bulan lagi."Seenaknya saja kau meninggalkan anak di apartemenku hanya dengan satu koper pakaian!" Mia juga gemas dengan Emillie, karena tanpa minta persetujuan tiba-tiba meninggalkan Lana di tempat tinggalnya cuma dengan menyelipkan selembar kertas memo."Aku harus menjaga Anelies, semua ini sangat mendadak." Emillie berusaha menjelaskan kenapa dia tidak bisa membawa Lana ke Istana Zubair. "Aku tidak mau Lana mengacau di istana.""Jadi kau tidak pernah khawatir jika dia mengacaukan tempat tinggal ku!" Mia masih kesal."Aku ingin bicara dengan Lana." Emillie minta Mia untuk memberikan ponselnya pada Lana."Hai, Mom!" Lana melambai ceria sambil menggigit pizza."Ingat kau tidak boleh nakal di tempat Mia!" Emillie langsung mengingatkan semua peraturan yang harus dipatuhi oleh putrinya."Yes, Mon!" Lana juga terus mengangguk sangat manis."Jika kau pintar nanti kita a