Putri Kalifa makin terbakar ketika melihat pengumuman yang dibuat Serkan di istana Zubair. Pangeran Serkan menunjukkan kedua bayi kembarnya di depan publik. Sepasang bayi berambut gelap yang mendapatkan banyak pujian sebagai bayi tercantik dan tertampan. Pemberitaannya menjadi sangat viral karena kedua bayi kembar itu lahir setelah tragedi penembakan yang hampir merenggut nyawa Serkan. Sebuah hadiah luar biasa setelah kesedihan dan bencana.Meski Serkan tidak menyebutkan siapa ibu dari bayi tersebut, tapi publik langsung berspekulasi jika ibunya adalah putri dari keluarga Loghan yang beberapa bulan lalu baru Serkan angkat resmi sebagai istri senior.Putri Kalifa kembali memperhatikan foto Anelies yang sedang berpelukan dengan Jared. Putri Kalifa masih berpikir jika Anelies sedang berselingkuh dari Serkan dan sama sekali tidak menaruh curiga jika Anelies adalah putri dari keluarga Loghan."Jika aku tidak bisa mendapatkannya, harusnya kau juga tidak, Wanita Murahan!" kecam Kalifa dengan
Setelah dibuat menggigil ketakutan setengah mati akhirnya Tuan Jalal berhasil dibuat mengaku jika dia memang tahu mengenai keberadaan putra Pangeran Rasyid."Bukan hanya aku yang tahu jika Pangeran Rasyid memiliki anak laki-laki. Tapi tetap ibu Anda sendiri yang paling tahu semuanya termasuk kenapa putranya sampai celaka!"Ucapan Tuan Jalal selalu berhasil membakar telinga Serkan meski Serkan sadar jika kali ini dia sedang diadu domba dengan ibunya. Entah Jalal yang terlalu lihai dengan kelicikannya atau Serkan yang terlalu bodoh untuk menyadari wajah tak berdosa ibunya sendiri.******Serkan adalah pria yang sangat tegas, keras, dan berwibawa. Tapi Serkan bisa seketika berubah menjadi sosok yang sangat berbeda ketika berada di sekitar anak-anak. Lembut, penyayang, dan dicintai. Mustahil jika Serkan tidak ingin menyayangi putra dari kakak laki-lakinya sendiri.Serka langsung mendatangi ibunya di istana Zubair. Tadinya Yang Mulya Seika tidak menaruh curiga sama sekali jika putranya seda
Akhirnya acara pembukaan kongres kembali dilaksanakan di ruang tertutup dangan hanya diisi oleh tamu undangan serta rekan media. Serkan kembali naik ke podium untuk membuka acara yang dihadiri oleh banyak pemimpin negara dan para investor yang mendukung pembangunan ekonomi global untuk kawasan negara-negara teluk. Dalam kesempatan tersebut Serkan juga menyuarakan misinya dengan sangat lantang termasuk menyampaikan terimakasihnya pada dukungan perusahan-perusahan besar dalam pembangunan negaranya.Ini adalah kongres pertama Serkan sejak dirinya dinobatkan, kepemimpinannya akan menjadi cermin besar bagi masyarakat dunia yang selama ini masih memiliki sinisme terhadap budaya masyarakat mereka yang dianggap kaku, kuno, dan sulit untuk maju.Serkan sangat cekatan dalam mengajar target visi serta misinya yang ingin menunjukkan jika budaya bukan penghalang bagi mereka untuk menjadi masyarakat yang cerdas dan maju. Mereka bisa bersaing dan menyusul kemajuan tanpa harus meninggalkan aturan. Ser
Jeny masih seperti tidak percaya jika pemuda di depan matanya itu adalah Pangeran Albany. Sangat tampan tapi sialan karena muncul di mana-mana."Apa kau mau ikut?"Jeny langsung berhenti menyesap sisa lemonade di dalam gelasnya untuk segera dia telan."Kulihat kau sendirian."Pangeran Albany berlagak melihat ke sekeliling."Kau benar-benar pengangguran!" ketus Jeny dengan nada kesal."Aku diberi pekerjaan untuk menggodamu.""Pekerjaanmu gagal!" Jeny berkacak pinggang. "Berhenti menguntitku!""Aku sedang berkeliling dan tidak sengaja menemukanmu." Pangeran Albany masih tersenyum enteng."Omong kosong!" Jeny sama sekali tidak percaya.Pangeran Albany mengernyit silau dari sinar matahari yang menimpa wajahnya. "Itu mansion milikku!" pemuda itu menunjuk sebuah pulau kecil dengan mercusuar yang jaraknya sekitar lima ratus meter kemudian kembali berpaling pada gadis berambut pirang madu di hadapannya."Aku serius, kau boleh mengemudi jika takut kubawa kabur."Jeny memberi reaksi dengan meng
Serkan sudah sangat waspada dengan persekongkolan musuh-musuhnya dan tetap harus bisa berpikir bijak karena ada putra Pangeran Rasyid di antara mereka. Serkan sama sekali belum bercerita pada siapapun mengenai hal itu, kecuali pada Jared. Sebuah kekompakan tidak terduga antara mutan keras kepala dan menantunya yang ternyata mampu meluluhkan pria sekeras batu.Jared tergolong orang yang tidak mudah cocok dengan siapapun, selama ini dia hanya patuh pada Jeremy dan dekat dengan Nathan. Brandon Lington pun tidak mampu mengatasi sifat kakunya, sampai sekarang mereka masih belum benar-benar cocok.Kali ini Jared sedang membantu Serkan untuk memburu Maryam. Karena menangkap Maryam adalah satu-satunya jalan termudah untuk mendapatkan anak laki-lakinya sekaligus untuk membongkar konspirasi jahat di sekitar keluarga istana.Ternyata tidak butuh waktu lama bagi Jared untuk mendapatkan Maryam yang selama ini bersembunyi di London dan hampir tidak pernah berkomunikasi lagi dengan keluarganya. Marya
"Maryam tertangkap!""Bagaimana bisa?" Selir Kumaira terkejut dengan berita yang dibawa salah satu putranya."Sepertinya ada yang tahu jika dia pernah hamil putra pangeran rasyid." "Seharusnya tidak ada yang tahu masalah itu, dan tidak ada yang tahu keberadaan Maryam?" Selir Kumaira langsung panik karena seharusnya memang cuma Yang mulya Seika yang tahu jika Maryam berhubungan dengan putranya, dan mereka semua sudah sama-sama menutup aib itu rapat-rapat.Nampaknya mereka melupakan Tuan Jalal yang paling licik dan cerdik. Ketika Pangeran Sofyan membuat pertemuan dengan Tuan Jalal untuk menawarkan kerjasama. Mereka membuat kesepakatan jika Tuan Jalal yang bertugas menghabisi Serkan. Tidak ada yang menduga jika Jalal akan memanfaatkan Maryam untuk dia adu domba."Maryam sudah sangat sinting dengan aksinya kemari!" Selir Kumaira semakin panik. "Habislah kita jika Serkan sampai menangkapnya!"Tetap Tuan Jalal yang paling licik dan cerdik, karena jika usahanya membunuh Serkan sampai gagal,
NOTE: YANG SEDANG PUASA BACA MALAM AJA Kulit pria itu terasa hangat saat bersentuhan dengan akulit punggung Anelis yang baru Serkan turunkan bahu gaunnya. Serkan mulai bergrelia dengan berbagai kecupan tapi Anelies tetap pura-pura tidur tidak bergerak. Lekuk tubuhnya diraba dan buah dadanya dibuai lembut dengan telapak tangan. Telapak tangan Serkan menggenggam dan memulas berpusar-pusar. Anelies terus dibuat merinding dengan gerakan maskulin suaminya yang sedang menggesekkan batang kencang ke belakang pinggulnya. "Mimpikan aku Sayang ..." Anelies semakin merinding dan tidak tahan untuk ikut melenguh lembut. "Kau mengeras ..." Serkan memilin lembut puncak kenyal Anelies yang tumbuh menegang. "Ah ... Yang Mulya ...." Anelies sudah benar-benar tidak tahan ketika merasakan cubitan kecil yang dilakukan lelakinya untuk menggoda. Serkan senang akhirnya Anelies terbangun, tubuhnya langsung Serkan balik untuk dia baringkan. Gaun tidur tipisnya Serkan tarik turun sampai lolos melalui kaki
"Papa, aku akan tinggal satu bulan lagi bersama Ane.""Tidak!" tolak Tobias pada putrinya yang baru menelpon. "Kau harus pulang bersama Lily!""Ane ingin aku tinggal untuk menemaninya." Jeny mulai berbohong untuk melancarkan aksinya. "Papa juga bisa berkunjung, Ane punya resort spa ekslusif untuk berlibur.""Aku ingin bicara pada Ane!" Tobias minta Jeny memberikan ponselnya pada Anelies.Anelies juga pandai mengarang kebohongan agar Jeny bisa mendapatkan ijin tinggal satu bulan lagi. Setelah ikut membujuk dengan beberapa drama meyakinkan akhirnya Tobias setuju."Kau dapat ijin satu bulan." Anelies baru menutup panggilan telpon dari Tobias."Tidak masalah, masih bisa diperpanjang sesuai kebutuhan!" Enteng Jeny. "Sekarang kita cari cara untuk menangkap playboy gurun!"Jeny dan Anelies bisa sangat cocok karena mereka hampir seumuran, meski Jeny lebih banyak bicara dan Anelies cenderung menyimak idenya tapi mereka kompak dalam bersekongkol. Mereka berdua sudah mengatur rencana untuk memper
BAB 241 MENJALANI HIDUPMia masih sangat muda dan labil, bisa bertindak ceroboh dalam kondisi tidak stabil. Sebelum pergi dari rumah peternakan, Anelies terus mengingatkan adiknya agar tidak pernah putus asa."Waktu adalah kesempatan dengan banyak pelajaran yang dapat menjadi penyembuh bagi hati dan jiwa yang sakit. Tidak boleh putus asa, hidup harus tetap dijalani seperti janji yang telah diambil sumpahnya!" Sebagai kakak perempuan, Anelies akan terus mengingatkan Mia lagi dan lagi sesering dia bisa."Berjanjilah untuk kami semua!" Anelies meminta Mia untuk berjanji agar tidak menyakiti dirinya sendiri."Aku berjanji tidak akan bertindak bodoh!" Mia bersumpah.Anelies memeluk Mia erat-erat sambil terus berbisik. "Kami semua mencintaimu!"Mia mengangguk kemudian balas memeluk Anelies yang berpamitan pergi bersama anakanak. Aneleis yang pergi paling terakhir dari rumah peternakan. Satu pekan setelah Anelies pergi Mia ikut kembali ke New York.*******Walapun Mia telah berjanji tidak a
240 MIA RINDUSatu Minggu setelah semua orang pergi meninggalkan rumah peternakan, Mia masih terlihat murung, belum memiliki aktifitas lain kecuali berdiam diri di dalam kamar. Mia sering menangis sampai pagi tanpa sedetikpun memejamkan mata.Sungguh Mia sangat rindu tapi tidak tahu harus mencari Zontus kemana. Patah hati karena ditinggalkan selamanya ternyata jauh lebih menyakitkan dari pada sakit hati karena cemburu dan pertengkaran. Ketika hanya sekedar bertengkar, paling tidak Mia masih memiliki kesempatan untuk melihat Zontus kembali. Sekarang Mia sudah tidak bisa dan tidak tahu harus menahan rindunya sampai kapan.Mia semakin sedih karena satu buah kenangan foto pun dia tidak punya. Kadang Mia juga sangat takut bagaimana jika nanti dia lupa dan semua ingatannya tentang Zontus menghilang seolah mereka memang tidak pernah ada. Mia benar-benar bisa gila jika terus seperti ini."Mia apa kau sudah bangun?" Suara Mara mengetuk pintu kamar Mia dari luar."Masuklah, Mom."Begitu mendeng
BAB 239 KEKHAWATIRAN SEMUA ORANGMia bukan cuma telah kehilangan Zontus, dia juga baru tahu jika Helena adalah ibunya. Tapi dari semua kepedihannya, Mia paling sedih karena dia dan Zontus berpisah dalam kondisi sedang marah, bahkan Mia mengusirnya pergi.Sebuah kesalahan pahaman yang pastinya juga sulit untuk Zontus jelaskan dalam kondisi seperti kemarin. Zontus bersikeras tetap pergi karena Helena memang harus dia selamatkan. Sekarang mereka berdua sudah sama-sama tidak ada, Zontus pergi menyusul Helena.Penyesalan memang sering kali datang terlambat. Sekarang Zontus benar-benar pergi dan rasanya Mia ingin gila. Sejak kemarin Mia hanya duduk di balkon kamar, diam melihat jauh ke garis hutan tanpa mau berkumpul dengan keluarga yang lain. Keluarga Mia sedang berkumpul, bahkan Kai juga kembali datang bersama istri serta anak-anaknya untuk Mia."Semua akan berlalu dia akan baik-baik saja." Emillie berusaha menenangkan ibunya meski sebenarnya dua juga khawatir dengan kondisi Mia. "Mia
238 KEPERGIAN ZONTUSSetelah suara retakan kubah magma disusul ledakan dahsyat, elang api keluar dari puncak gunung dengan langsung merentangkan sayap lebar. Tiap helai dari bulu elang raksasa itu berkobar jingga, wujudnya benar-benar mengagumkan. Gerald terus berdiri takjup karena tidak menyangka dirinya bakal menjadi saksi dari kebebasan elang api yang telah ribuan tahun bersemayam dalam belenggu. Elang api sudah terbebas, dia terbang lenyap ke angkasa. Saat itu juga Gerald langsung berlutut untuk pengorbanan rajanya. Gerald terus berlutut hingga gemuruh di pungcak gunung api itu kembali mereda tapi jantung Gerald tetap berdebar kencang.Sungguh Gerald juga masih gemetar melihat pengorbanan Zontus untuk meraka semua. Meski Gerald tidak menyangka akan berakhir seperti ini. Tapi Zontus telah pergi membawa semua benda milik raja negeri Utara bersama tubuhnya, pedang perak, belati, permata bahkan darah milik raja tertua mereka.Setelah cukup tenang dan yakin semuanya telah usai, Ge
BAB 237 KING IN THE NORTH Sejak awal sudah benar tindakan Zontus dengan membekukan Latuza agar tidak mengacau, tapi dengan iseng Lana yang nakal justru membangunkannya. Kali ini giliran Gerald yang kembali mengacau karena tidak mau mendengarkan peringata Zontus untuk berheti ikut campur. Helena yang sudah berahasil lolos dari Latuza terpaksa harus ikut bertarung demi untuk menyeamatkan keturunannya.Mustahil jika Zontus tidak murka, peringatannya telah di abaikan dan sekarang tetap Zontus juga yang harus bertanggung jawab menyelesaikan semuanya segera. Zontus tidak memiliki pilihan lagi setelah melihayat Helena juga telah berkorban."Kalian telah mengacaukan segalanya!" Setelah berteriak lantang Zontus juga langsung melesat pergi dengan murka."Kupikir dia akan melenyapkan kita!" Theo yang bicara disisa atmosfer yang masih beku mencekamGerald juga masih syok karena dia pikir Zontus akan melenyapkan mereka bertiga, tapi ternyata tidak. Gerald, Jared, dan Theo sama-sama masih berd
BAB 236 AKHIR PERTARUNGANDalam kondisi panik terdesak, Latuza langsung melesat ke arah Jared berdiri seorang diri tanpa senjata dan tanpa perlindungan. Meskipun Jared seorang mutan tapi dia tetap bukan lawan sepadan untuk Latuza yang memiliki kemampuan sihir hebat. Haya dengan tatapan mata saja, Jared seketika lupa cara untuk lari dan bergerak. Jared tetap berdiri seperti orang linglung ketika Latuza mendatanginya dengan sangat cepat tidak terduga."Jared!" Gerald berteriak lantang, tapi seperinya dia sudah terlambat.Latuza sengaja menyerang jared untuk mengalihkan perhatian Gerald sekaligus membalas kelancangan musuh-musuhnya. Jared sama sekli tidak menghindar dari serangan Latuza. Tepat ketika Latuza ingin menelan kepala Jared dengan mulut terbuka lebar, tiba-tiba sebuah gelombang tidak kasat mata menerjang tubuh Jared sampai terpental jauh."Wanita terkutuk!" Latuza berteriak melengking pada penyihir berambut merah yang tibatiba sudah berdiri di hadapannya.Jared yang baru terpe
BAB 235 BEKERJA SAMA MENJEBAK LATUZAAnelies dan Emillie sedang duduk di balkon istana membicarakan buku tua Brandon Lington yang masih hilang."Ternyata buku itu berisi kumpulan ramuan sihir yang sangat kuno." Emillie memberitahu Anelies. "Papa yakin, dalam buku itu juga terdapat ramuan sihir yang dapat membebaskan kami dari darah immortal."Anelies jadi membayangkan jika Emillie, Gerald, dan putri mereka bisa mendapatkan kehidupan normal."Sayangnya buku itu hilang." Anelies ikut menyesal. "Seandainya aku bisa melihat siapa yang mengambilnya.""Gerald mencurigai Latuza, karena itu juga sekarang papa dan Gerald sedang bekerja sama memburunya."Pangeran Husain yang diam-diam mendengar pembicaraan mereka tidak berani bicara meskipun dia tahu, buku tersebut sudah dibakar oleh Zontus. Zontus beralasan jika buku tua itu adalah benda terkutuk, harus dimusnahkan, agar tidak kembali menciptakan bencana. Sebenarnya Husain juga tidak mengerti dengan semua tindakan Zontus yang sulit diprediksi.
BAB 234 SEMAKIN DEKATBegitu melihat Lana yang duduk membeku di lantai, Mia langsung sadar siapa pelakunya, karena memang cuma Zontus yang dapat membekukan mahluk apapun yang dia mau."Zontus!" Mia berpaling cepat untuk melihat ke sekeliling kamar.Zontus terlihat sudah berdiri di ambang pintu balkon kamar. Seketika dada Mia berdebar hangat, meledakkan kelegaan luarbiasa meski mahluk yang tidak tahu sudah sangat dia rindukan itu sama sekali tidak memiliki ekspresi menyenangkan.Zontus tetap kaku, dingin dan suka semaunya sendiri. Mia juga masih belum mengerti kenapa dia bisa memiliki persaan berdebar pada mahluk seperti Zontus. Yang Mia tahu, merindukan seseorang tanpa kabar ternyata sangat tidak enak. Mia sudah tidak tahan, dia langsung berlari memeluk Zontus lebih dulu. "Jangan membuatku rindu!" Mia menenggelamkan wajah ke dada hangat Zontus untuk dia hirup dalam-dalam."Jangan membuatku marah!" Zontus balas memeluk erat."Jangan membuatku cemburu!" Kali ini Mia mendongak pada le
BAB 233 RINDU“Aku lapar …!”Seketika Jared langsung menginjak rem mobilnya dan kembali terdengar suara benturan dari punggung jok paling belakang.“Ao!” Kepala Lalan terbentur dan terpental dua kali “Ao!”“Apa yang kau lakukan di situ?” Jared menemukan Lana masih meringkuk di bagasi.“Aku ketiduran.” Lana beralasan.“Harusnya kau tidur di kamar, bukan di sini!” Jared tidak tahan untuk tidka melotot. “Aku mau ikut …” Lana merengek manja.“Kau tidak boleh ikut!” Jared tidak pernah membentak anakanak tapi kali ini pengecualian. “Jangan telpon papaku …!” Bahkan Lana tahu bila Jared akan melapor pada Gerald. Jared tidak mendengarkan rengekan Lana, saat itu juga dia langsung menelpon Gerald.“Hwaaaaa ….!!!” Lana menagis kencang. “Aku maua ikut! Hwaaaaa….!!!”*******Mia sudah berguling ke kiri, berguling lagi ke kanan tapi tetap tidak bisa tidur. Padahal kalau dihitung baru empat hari Zontus pergi, tapi rasanya sudah seperti tujuh abad bagi Mia yang menunggu tanpa kabar. Mia kembali men