Beranda / Romansa / MBOK JAMU SEKSI / Gak Ada Bibit Pelakor

Share

Gak Ada Bibit Pelakor

last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-13 05:01:05

"Nah ini rumahnya." Mpok Leha menunjukkan rumah kontrakan yang tadi Mereka sepakati.

"Loh, Loh, Leha. Ini Rumah? Bukannya petakan ya?" Bude Sri celingak celinguk melihat sekitar dan tak ada petakan.

"Mpok Leha, ga salah kan? Saking kebanyakan kontrakan ya sampe bingung? Mana petakannya?" kini Marni yang tak kalah bingung.

"Ampun dah ni orang ya! Emang ini yang Babeh maksud. Udah, tadi kan udah deal! Masuk yuk! Lihat-lihat, Kan mesti di benahin, maklum udah agak lama kosong nih! Banyak debu pasti!" Mpok Leha membuka gembok dan kini terlihat rumah sederhana dengan teras luas namun terlihat sudah lama sekali tak diurus.

Marni dan Bude Sri saling tatap. Mau bingung tapi ini kenyataan.

"Ayo Bude, Kita masuk." Marni kini menuntun Bude Sri memulai langkah agar yakin bahwa ini nyata bukan mimpi.

"Maaf ye, maklum udah lama kosong. Tahu sendiri si Babeh iseng dikit beli rumah. Ujung-ujungnye ga keurus. Lah Gua kagak boleh ninggalin die, kudu tinggal bareng die sama Bang Udin."

Marni melihat rum
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • MBOK JAMU SEKSI   Keliling Lagi

    "Ndok, Kamu keliling jam berapa?" Sambil mempersiapkan warung sayurannya yang kini sedang ia tata letaknya."Jam enaman Bude. Bude udah beres? Mau buka sekarang?""Iya, biasanya kali pagi begini banyak yang mau buat sarapan jadi cari sayuran. Semoga saja ada milik rezekinya ya Ndok.""Aamiin Bude. Saling mendoakan ya, agar Marni dan Bude jualannya laris manis.""Aamiin Gusti Allah. Kabul doanya Marni.""Ya sudah, Marni keliling dulu yw Bude. Assalamualaikum." Marni pamit sambil mencium tangan Bude Sri.Udara pagi begitu segar langit mulai sedikit demi sedikit meninggalkan awan berganti secercah sinar mentari yang mulai menyapa bumi."Jamu, Jamu, Jamune Mas, Mbak, Jamu, Jamu!" Merdu alunan suara Marni membuat yang mendengar penasaran hingga menengok siapa gerangan penjual Jamu yang suaranya masih asing di daerah itu.Marni membalas senyum saat melintasi beberapa penduduk yang melihatnya datar bahkan ada yang seolah menelisik dari atas hingga bawah.Sudah biasa bagi Marni jika kaum pere

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-14
  • MBOK JAMU SEKSI   Stigma Negatif

    Marni mengucap salam saat memasuki rumah. Terlihat Bude Sri sedang membereskan dagangannya yang sudah tinggal sedikit."Laris Bude?" Marni mencium tangan Bude Sri melihat meja yang tadinya penuh berisi sayur mayur terlihat tinggal sisa-sisa saja. "Alhamdulillah. Kamu juga, Jamune habis Ndok?""Alhamdulillah Bude. Tadi awalnya masih cari pembeli, alhamdulillah, pas lewat sekolah TK yang ada di ujung jalan ramai dibeli Ibu-Ibu tang lagi nunggu anaknya.""Matur suwon Gusti Allah, hari ini Kami ketiban rezeki. Semoga setiap hari jualan Kami laris manis.""Aamiin.""Ndok, wis mangan urung? Bude tadi masak sop. Yuk makan.""Iya Bude. Udah laper juga.""Biar Marni saja yang cuci piring Bude. Bude sudah capek masak sama jualan."Saat keduanya selesai makan, terdengar suara salam dari luar rumah."Biar Bude saja yang keluar."Bude Sri menuju kekuar membuka pintu menyambut tamu yang datang."Ini, Bu Sri ya, Budenya Mbak Marni?" Perkenalkan Saya Sudarmi, Bu RT disini. Dan ini Bu Minto Bendahara

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-14
  • MBOK JAMU SEKSI   Ribut

    "Bude, Marni keliling dulu ya. Oh ya, nanti sekalian Marni mau kepasar. Belanja dagangan sama mau tahu kabar terbaru gimana kelanjutannya soal penggusuran.""Kamu hati-hati Ndok. Jangan terpancing emosi saja. Lihat situasi ya. Bude sih sudah ikhlas kalau memang ga ada penggantian apa-apa. Walau nyesek juga dihati, dulu belinya duite boleh kumpul-kumpulin dikit-dikit, tapi yowes mungkin sudah selesai rezekinya sampai sini.""Sudah Bude. Nanti kalo dipikirin lagi malah jadi sakit hati. Tapi Marni tetep sama-sama dengan penjual lain yang mau berjuang agar paling tidak Bude dapat uang penggantian. Udah ada Marni yang urus.""Iya Ndok. Bude ikut gimana baiknya saja. Oh ya Ndok kalau ketemu Si Iwan di pasar bilang besok Bude mulai ambil ikan basahnya. Bikin setengah kiloan saja sekantong. Ibu-Ibu sini pada nanyain kemarin pas belanja sayur. Gak usah banyak Kembung, Mujair, sama Nila saja dulu, masing-masing sekilo dibuat per dua kantong.""Iya Bude, nanti Marni ke Pakde Iwan. Bude Titi juga

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-15
  • MBOK JAMU SEKSI   Dua Penguasa

    Rasa penasaran Marni semakin menjadi, "Lu mau kemana Marni! Udah diem disini! Orang lagi pade panas ntar Lu kena sasaran!""Saya penasaran Pak!" Tak bisa diam saja, Marni memilih melihat lebih dekat mendengarkan apa yang sedang menjadi sengketa antara kedua orang berpengaruh yang selama ini dikenal menjadi penguasa pasar."Jadi Lu juga ga tahu siapa yang bikin Lu celaka begitu?""Gua pikir kerjaan Lu bikin rem mobil Gua blong biar Gua celaka?""Walaupun Gua ada niat begitu, tapi Gua ga mau pake cara kotor begitu! Lagian Siapa juga yang mau nyelakain orang terus Gua sendiri juga hampir mati."Babeh Ali dan Juragan Basir sama-sama bingung, bagaimana Mereka berdua menjadi korban oleh entah siapa yang berniat jahat kepada keduanya."Nah terus Lu kesini ngapain?""Ada yang minta Gua dateng! Gua pikir Lu mau nantangin Gua!""Ngak penting amat Gua nantangin Lu!"Marni masih setia menyaksikan dua pria paruh baya yang masih adu urat tampak diselimuti emosi."Liat! Siapa tuh! Buset dah! Mobilny

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-15
  • MBOK JAMU SEKSI   Bukan Maksud Menutupi

    "Oh iya Ndok, di pasar ada kabar apa?"Marni seketika berhenti, sendok ditangannya mengambang diudara tak lagi melanjutkan suapan yang mulai hilang selera.Marni sendiri bingung harus memulai cerita darimana.Semua terlalu cepat dan masih abu-abu."Ndok, Loh Kamu kok ngelamun? Makanmu juga ga dihabiskan." Bude Sri melihat perubahan rona wajah Marni.Sekilas, Marni melihat wajah tua dihadapannya yang tulus berhati baik padahal bukan siapa-siapa namun kebaikan dan ketulusan Bude Sri membuat Marni tak tega menyampaikan hal-hal yang mungkin saja menambah beban pikiran wanita paruh baya dihadapannya yang sudah Marni anggap selayaknya orang tuanya sendiri."Iya Bude. Ini Marni lanjutkan." Marni kembali menyuap nasi yang kini sudah terasa hambar. Bukan karena rasa masakannya yang berubah namun suasana hati Marni yang membuatnya tak lagi sama."Ndok, hari ini pembeli sayur semakin banyak. Mereka tahu warung sayur Bude katanya dari mulut ke mulut. Bude bersyukur sekali Gusti Allah tak lepas Ki

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-16
  • MBOK JAMU SEKSI   Jamu Anti Gayung Lope

    "Jamu, Jamu! Jamune Bu, Pak, Jamu, Jamu! Jamune Mas, Mbak!" Marni dengan suara mendayu penuh semangat menebar senyum menawarkan Jamu kepada siapa saja yang ia temui."Jamu Bu?" Marni menawarkan Jamu kepada sekelompok Ibu-Ibu yang sedang berkumpul.Marni melihat kelompok Ubu-Ibu muda dengan dandanan menor namun berhijab pasmina cekek leher kekinian.Penampilan wah tapi bukan branded hanya saja sesikit mencolok dengan kacamata hitam, alis sulaman, eyelash dan jangan lupa nail art menjadi ciri khas geng yang entah apa namanya Marni sebutkan."Jamune Mbak," Marni dengan ramah menawarkan. Sedikit merubah panggilan dari Ibu menjadi Mbak dengan harapan sang calon pembeli tertarik."Eh Guys, minum Jamu aja yuk!" Salah seorang perempuan yang terlihat paling heboh dandanannya kemudian diikuti oleh teman-temannya yang lain."Mbak Jamu ya." Bagai koloni lebah satu duduk semua pengikutnya ikut duduk.Marni kini dikelilingi kawanan mamah muda dengan penampilan wah namun banyak barang KW disana-sini

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-16
  • MBOK JAMU SEKSI   Kesepakatan

    "Assalamualaikum.""Waalaikumsalam."Wajah Marni yang biasanya cerah ceria kini menekuk bagai dompet akhir bukan belum gajian."Loh, Ndok, kenapa, merengut begitu. Lah ini kok wes basah semua pakaianmu?" Bude Sri dibuat kebingungan melihat pakaian Marni basah mana kotor sana sini. Berangkat masih rapi, bersih dan wangi, malah pulang-pulang belepotan seperti kecebur kubangan."Ada yang bawa mibilnya sambil mules kali Bude. Marni tak mandi dulu. Bude jadi kan mau diantar ke pasar?""Jadi Ndok. Tapi Kamu rapopo? Ga ketabrakkan? Ga ada yang luka?" Saking khawatirnya Bude Sri sampai membalik tubuh Marni agar bisa melihat dengan teliti aoakah Marni baik-baik saja selain belepotan dan basah."Aku rapopo Bude. Kalo gitu Marni mandi dulu ya Bude. Sama ini bajunya mau sekalian direndem dulu biar wangi, ini bau got begini.""Yowes, Bude juga mau dzuhuran dulu. Kamu sekalian dzuhuran ya Ndok. Jadi tenang takutnya lama di pasar."Marni mengangguk seiring langkah kakinya menuju kamar mengambil ha

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-17
  • MBOK JAMU SEKSI   Mengantar Pulang

    "Gimana Bude kerasan gak tinggal ditempat sekarang?" Mpok Leha mana betah berdiam diri saja saat mobil melaju.Babeh Ali melirik kearah spion tengah melihat ekspresi Marni.Ternyata disaat yang sama Marnipun sedang melihat ke spion hingga keduanya sama-sama berpaling.Marni selalu saja canggung bila bertemu tatap dengan Babeh Ali. Begitupun sebaliknya. Namun keduanya memasrikan bukan karna ada getar-getar cinta entah apa tak tahu bagaimana mendefinisikannya."Alhamdulillah, betah. Warung Bude juga laris manis Leha. Makasi Babeh Ali yang sudah mengizinkan Kami ngontrak disana."Terlihat Babeh Ali menganggykan kepala meski tatapan mata sesekali masih mencuri pandang pada spion tengah sedangkan Marni antisipasi memilih melihat keluar mobil melalui kaca jendela."Mar, besok Lu anterin Bude Sri ke pasar lagi. Besok udah bisa mulai urus-urus duit penggantian gusuran lapak. Iya kan Beh?" Kini Mpok Leha melihat Babehnya dari spion tengah."Hem." Singkat saja jawaban Babeh Ali."Babeh Saya mau

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-17

Bab terbaru

  • MBOK JAMU SEKSI   Disemprot Bude Sri

    Marni menyesal akhirnya ikut dalam mobil Juragan Basir. Sepanjang jalan ditengah hujan lebat dan begitu deras ada saja kesempatan Juragan Basir untuk bisa mendekati Marni."Ngak lagi-lagi ikut mobil Si Tua Keladi! Gak sadar diri! Bojo udah tiga malah ada tang lagi meteng yo mau jadikan Aku yang keempat! Edan!" Batin Marni."Abang sih masih nunggu loh, kali aja Neng Marni mau mikir lagi, Abang sih oke oke aja. Tapi jangan kelamaan Neng, digantung gak enak." Sungguh rasanya mau muntah saja melihat ekspresi genit tatapan Juragan Basir yang bagai singa lapar."Maaf Juragan, sebaiknya Juragan cari Perempuan lain saja. Saya gak berniat merubah keputusan Saya."Juragan Basir membolakan matanya, baru kali ini ada Perempuan menolaknya secara terang-terangan."Terima kasih banyak Juragan, maaf mobilnya jadi basah." Marni segera turun begitu sudah sampai di dekat rumahnya dan saat bunyi pintu mobil terbuka.Marni buru-buru menurunkan belanjaannya, meski masih keki dengan penolakan Marni Juragan

  • MBOK JAMU SEKSI   Banjir

    Juminten dan Ratmi secara bersamaan tiba di rumah Bude Sri dan Marni dengan tubuh terpapar air hujan."Jum, Mi, Kalian opo ndak pake payung? Itu basah-basahan. Masuk angin. Bentar," Bude Sri masuk ke dalam kamarnya membawa dua handuk bersih dan daster untuk keduanya."Salin dulu. Baru sana di kamar Bude.""Enakan Bude. Dasternya adem. Mana bahannya jatuh begini. Beli dimana Bude, mana masih baru ini." Juminten malah memutar tubuhnya bagai pragawati tapi dengan daster sebagai kostumnya."Loh, Bude sendiri Marni kemana?" Kini Ratmi yang kekuar dengan daster sejenis namun berneda warna."Lah yang dipakai Ratmi bagus juga warnanya. Bahannya sama dan baru juga." Juminten masih saja ribut soal daster."Wes toh, jadi ngeributin daster. Sini duduk dulu, minum jahe hangat dulu." Bude Sri membawa keduanya duduk menikmati Jahe hangat."Ini enak banget Bude Jahe hangatnya, sopo yang buat? Marni?" Ratmi yang kedinginan kembali meneguk jahe hangat yang ia tuang dari teko berbahan tanah."Iyo,""Pa

  • MBOK JAMU SEKSI   THR

    "Ini uangnya semua seratus ribuan kompak banget? Apa udah turun THRnya?"Marni dan Bude Sri berangkat bersama menuju agen yang tak jauh dari rumah Mereka.Persediaan bahan masakan yang minyak goreng, tepung-tepungan, kerupuk dan bumbu-bumbu kering sudah habis."Ndok, sekalian beli bahan kue juga, sesekali snack takjilan Kita buatin bolu. Biar ada variasinya.""Berarti tambah terigunya sama margarinnya Bude. Kalau pasta-pasta dibeli sekalian saja Bude?""Yo ambil saja yang diperlukan untuk buat bolu. Sama plastik kecil buat bungkusnya sekalian juga. Oh ya, tissu makan juga sudah tinggal sedikit, sendok garpu masih ada setengah, mau beli boleh enggak ya masih ada.""Beli yang sekiranya butuh dulu saja Bude. Selebihnya kalau kurang gampang, Marni bisa kesini atau pesan nanti diantar.""Iyo baik kalo begitu."Marni memasukkan kebutuhan membuat kue tak lupa Marni juga memasukan beberapa toping seperti mesem, chocochip dan lainnya agak kue Mereka semakin menarik."Lah kalo ada receh yo dika

  • MBOK JAMU SEKSI   Ojo Dumeh

    "De, tadi sore kemana toh?" Ratmi sedang mencetak nasi dan memasukkannya ke kotak nasi berkolaborasi dengan Juminten yang menata sambal goreng kentang ati plus tumis buncis putren."Oh pas buka? Aku karo Marni ke rumahnya Babeh Ali, Si Leha minta dibawakan makanan. Minta dimasakin urap sayur. Kepingin." Bude Sri duduk di meja makan sambil mengecek kelengkapan nasi kotak agar tak ada menu yang tertinggal dan memasukkan komponen terakhir pisang ambon, kerupuk udang dan air mineral."Ladalah, Jangan-Jangan ngisi yo De?" Juminten terkejut mengira Mpok Leha hamil."Wus masih pagi jangan ghibah! Nduk, pisangnya masih ada di dalam, ini tuker, kekecilan. Kasian yanh dapet takut iri ngelihat kotak nasi sebelahnya pisangnya gede!" "Bude bisa saja, Lah tahu gitu doyanan wong pisang yang gede-gede!" Juminten malah mesam mesem sendiri sambil memikirkan sesuatu tang bersifat mesum."Yo koe aja Jum yang otaknya ngeres, tak sapu nanti. Lah pisang yang diomong iki pisang buahan, Ora pisang bojomu!""

  • MBOK JAMU SEKSI   Diusir

    Brakkkk!Tatapan tajam dengan nafas memburu, garis wajah mengeras, rahang yang ditumbuhi jenggot yang telah memutih gemeretak menahan amarah yang telah memuncak jelas tergambar dari sorot penuh emosi yang Babeh Ali tunjukkan saat ini"Beh, Leha! Saya minta maaf, Abang minta maaf Leha, Beh, Udin minta maaf." Bang Udin baru saja datang seketika meringsut di bawah kaki Babeh Ali."Lu bawa semua barang-barang Lu! Gua gak sudi nampung gelandangan tang gak tahu diri kayak Lu!" Sekali hentak Babeh Ali melepas tangan Bang Udin yang memegangi kakinya."Leha, Leha, tunggu! Abang bisa jelasin!" Bang Udin menggapai tangan Mpok Leha besar harapan agar Istrinya mau mendengarkan kata-katanya."Abang, cukup sampe disini aje ye. Leha ikhlas Bang, Abang pergi aje ye. Nanti tunggu surat dari pengadilan." Tak lagi melihat kebelakang Mpok Leha mengikuti Babeh Ali masuk ke dalam rumah."Bang," penjaga rumah Babeh Ali menghampiri Bang Udin.Udin merasa akan di bantu namun tidak sesuai harapan, "Bang mending

  • MBOK JAMU SEKSI   Wonder Women

    "Kamu kenapa toh Ndok? Sejak tadi Bude perhatikan yo mesam-mesem gitu. Gak kesambet kan di rumah Bu RW? Maklum banyak patung tadi rupanya." Bude Sri heran melihat Marni sesekali menatap Bude Sri sambil senyum-senyum."Ndak Bude. Marni baik-baik saja. Marni ruh cuma lagi kagum saja. Keren!" Marni masih tersenyum menatap Bude Sri sambil memberikan dua jempolnya."Sopo yang keren? Lah Bude gak lihat ono lanang disini." Bude Sri celingak celinguk memperhatikan apakah ada pria yang membuat Marni senyum-senyum begitu.Keduanya masih menunggu angkot yang lewat menuju pasar untuk membeli belanjaan."Yang keren itu ada si depan Marni!""Bude?"Anggukan serta senyum manis Marni dengan semangat membenarkan."Ada-ada saja Kamu Ndok. Lah Bude pake baju lama, Dandan juga enggak, yo keren dari mana? Wes mujimu salah alamat Ndok. Bude kasih sewu mau ora?" Tawa Bude Sri balik menggoda Marni."Ih Bude, Bukan karena penampilan, tapi Bude Keren banget tadi bisa melibas makhluk-makhluk julid yanh ada di r

  • MBOK JAMU SEKSI   Julid

    "Ndok, udah dikunci?" Bude Sri memastikan pintu belakang dan juga depan sebelum Mereka berangkat berbelanja kebutuhan Katering."Sampun Bude, kompor juga uwis. Sekalian mampir ke warung mau beli gas. Habis. Ada dua tabung yang kosong. Biar diantar nanti pas Kita sudah di rumah.""Iyo Ndok. Untung saja persoalan Gas yang sempat langka segera teratasi ya. Bulan Puasa yo repot kalo gas langka macam kemaren. Kalo dulu di Kampung bisa masak pakai kayu bakar. Lah disini jangankan kayu bakar, pohon aja susah. Tanah sudah gak ada. Lahan buat nanem ya seadanya."Marni tersenyum mendengarkan ceriwisnya Bude Sri yang membuatnya selalu sayang dengan perempuan yang sudah Marni anggap Ibunya sendiri."Bude, Kita naik angkot saja yo berangkatnya. Nanti pulangnya baru naek becak. Kan bawa belanja banyak.""Iyo, Wes jalan ke depan itung-itung olahraga.""Bu Sri mau kemana iki?" Sapa salah seorang tetangga."Mau belanja buat Katering. Loh, iki mau kemana toh ramean?""Itu loh Bu Sri, denger-denger Cucu

  • MBOK JAMU SEKSI   Kembali Pulang

    Setiap dini hari aktivitas di dapur Bude Sri sudah sibuk. Menyiapkan seratus porsi Katering orderan Mpok Leha untuk anak-anak Pabrik yang bekerja di Pabrik milik Babeh Ali.Ramadhan memang selalu mendatangkan rezeki bagi siapa saja yang mau berusaha.Tergantung bagaimana setiap individu menyikapinya.Ada yang mengisi Ramadhan dengan tidur saja seharian, ada yang memilih fokus beribadah namun tak sedikit yang mencari rezeki dengan berjualan takjil dan sebagainya.Dibalik kejadian penggusuran lahan di pasar yang hingga kini masih terkendali soal pemberian kompensasi, Bude Marni bersyukur Allah masih memberikan jalan bagi dirinya dan Marni untuk dapat menjemput rezeki dengan cara lain yakni dengan berjualan sayur dan kini saat Ramadhan tidak disangka-sangka Allah datangkan rezeki lewat order Katering sebulan full.Betapa rasa syukur yang terucap dari lisan dan hati Bude Sri atas segala kemurahan Allah kepada dirinya dan Marni untuk bisa bertahan dalam situasi apapun.Selesai menunaikan s

  • MBOK JAMU SEKSI   Ribut

    Tok!Tok!Tok!"Kayaknye ada yang ngetok pintu Mar?" Mpok Leha menajamkan indera pendengarannya sambil ekor mata beralih kearah pintu rumah."Iya ya, Bude kalau pulang pasti salam dan langsung masuk. Apa Aku lupa ngunci ya. Sek Mpok tak lihat dulu."Marni bangkit dari kursi diikuti Mpok Leha yang beradang dibelakang Marni.Ceklek!"Leha! Lu disini! Lu bikin Abang kuatir seharian! Lu gak angkat telepon! WA Abang Lu kagak bales! Pulang!" Bang Udin langsung saja masuk tak memperdulikan Marni yang kini melongo dengan apa yang kini Ia lihat."Lu jangan ciba deket-deket agua Bang! Gua kagak mau Lu sentuh! Najis! Tangan Lu udah kotor belas megang-megang Si Sundel!" Mpok Leha menepis tangan Bang Udin yang memegang lengannya."Lu kenape sih! Ngomong jangan begini Leha! Malu! Ini dirumah orang! Lu malah disini! Abang cari Lu dirumah Babeh tapi gak ada orang. Babeh lagi ke Kota dan Lu Gak bisa dihubungin! Abang Kuatir Leha!""Dah Bang! Lu Kagak usah banyak cincong! Gua udah gak mau lagi Lu boongin

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status