Home / Romansa / MANT(en)AN / Membalas Perilaku Tasya

Share

Membalas Perilaku Tasya

Author: Momoy
last update Last Updated: 2021-03-16 17:08:11

“Jadi, kita mau ke mana hari ini, Na?”

“Kita happy-happy aja. Terserah mau ke mana. Yang penting dengan kita jalan berdua, kamu bisa ngelupain tentang Tasya sebentar aja.”

“Hmm. Ya, udah. Yuk!”

“Eits! Kamu yang nyetir, Jay!” Risna mengulurkan tangan kanannya. Sedangkan, sebuah kunci mobil telah menggantung di jari telunjuknya.

“Hmm.” Aku melenguh malas. “Iya, deh!” Kemudian kuambil kunci tersebut dari tangan Risna. Kami menjejak keluar dari kost.

Semenjak hari di mana aku telah resmi menjadi kekasih Risna, perempuan bermata cokelat tersebut telah berubah. Sepertinya Risna ingin memberikan perhatian padaku sepenuhnya. Ia ingin membuktikan sekaligus membuatku tidak lagi memikirkan Tasya. Hal ini memang bagus menurutku. Akan tetapi, aku masih tidak mampu untuk membuang segala kenanganku bersama dengan Tasya dulu.

Meskipun aku lebih dulu mengenal Risna dari

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • MANT(en)AN   Kisah Masa Lalu

    4 tahun lalu“Eh! Lo yang namanya Jaya?!” Seorang lelaki dari SMA sebelah bernama Ridho datang menghampiriku ketika jam sekolah telah berakhir. Sambil petantang-petenteng, Ridho tersenyum kecut dan memberikan tatapan seolah menantang.“Iya. Kenapa? Lo dari SMA sebelah yang mau balasin dendam anak-anak buah lo?” Aku yang tadinya berdiri di depan gerbang sekolah pun melangkah maju lebih dekat di hadapan Ridho. Aku sama sekali tak takut dengan gelagat yang lelaki ini tunjukkan.“Sialan lo! Berani-beraninya lo ngebantai temen-temen gua. Udah merasa kuat lo?!” Ridho menatap tajam padaku dengan wajah beringasnya.“Kenapa? Lo juga mau gue bantai habis-habisan di sini? Jangan mentang-mentang lo bawa temen sekompi kayak gini gue bakalan takut sama lo. Gue nggak akan mundur!” Aku balik menatap Ridho dengan beringas. Menyeringai.Di belakang Ridho, sudah ada sekompi pasukan yang siap bertempur m

    Last Updated : 2021-03-16
  • MANT(en)AN   Risna dan Tasya

    “Wooooo! Gue lulus!” Risna terpekik kegirangan ketika namanya tertera pada sebuah surat kabar kelulusan SMA. Ia meloncat-loncat kegirangan sembari memutar-mutar secarik kertas di tangannya.Perasaan berdebarnya terbayarkan sudah karena mengetahui dirinya lulus dari Sekolah Menengah Akhir. Begitu pun denganku yang sama girangnya, berekspresi hanya dengan mengangkat tangan kanan yang terkepal.Dengan hanya melihatnya bahagia saja, sudah mampu memahat sebuah senyum di wajahku. “Segitu senengnya, ya?”Risna menghentikan aktivitasnya. “Ya, iyalah! Setelah ini kita bakal masuk universitas! Elo gimana? Lulus, nggak?”“Luluslah. Kan, kita tiap hari belajar terus bareng-bareng.”“Asyik! Sini, gue corat-coret baju lo terus tanda tangan!”“Di mana? Di punggung aja kali, ya?”“Jangan! Di depan aja!” Risna kemudian mengeluarkan sebuah spidol di dalam tasnya. Ia men

    Last Updated : 2021-03-16
  • MANT(en)AN   Mantan

    “Wooooo! Gue lulus!” Risna terpekik kegirangan ketika namanya tertera pada sebuah surat kabar kelulusan SMA. Ia meloncat-loncat kegirangan sembari memutar-mutar secarik kertas di tangannya.Perasaan berdebarnya terbayarkan sudah karena mengetahui dirinya lulus dari Sekolah Menengah Akhir. Begitu pun denganku yang sama girangnya, berekspresi hanya dengan mengangkat tangan kanan yang terkepal.Dengan hanya melihatnya bahagia saja, sudah mampu memahat sebuah senyum di wajahku. “Segitu senengnya, ya?”Risna menghentikan aktivitasnya. “Ya, iyalah! Setelah ini kita bakal masuk universitas! Elo gimana? Lulus, nggak?”“Luluslah. Kan, kita tiap hari belajar terus bareng-bareng.”“Asyik! Sini, gue corat-coret baju lo terus tanda tangan!”“Di mana? Di punggung aja kali, ya?”“Jangan! Di depan aja!” Risna kemudian mengeluarkan sebuah spidol di dalam tasnya. Ia men

    Last Updated : 2021-03-16
  • MANT(en)AN   Semakin Hancur

    “Sayang! Kamu, kok, ngelamun aja dari tadi? Dimakan dong baksonya.” Risna menarikku keluar dari fantasi kenangan beberapa tahun yang lalu.“I-iya.”Aku merasa hubunganku dengan Risna begitu aneh. Setelah lama kami menjalin hubungan pertemanan, kini kami diharuskan terbiasa untuk menjalani hari-hari yang dramatis dalam nuansa percintaan. Aku takut jika pada akhirnya asmara yang terjalin di antara kami berakhir tidak seperti yang diharapkan. Jika hal itu terjadi, apakah hubungan pertemanan kami akan dilanjutkan?Tentu saja perihal cinta yang tidak berjalan sesuai keinginan akan membuat kami tenggelam dalam kecanggungan. Maka, tidak ada yang bisa diubah lagi. Sudah terlambat sebab Risna telah merasakan apa yang pernah kurasakan dulu.Memiliki orang yang begitu cinta dan perhatian padaku memang adalah kebahagiaan terbesar dalam hidup ini. Namun, cinta itu kadang membingungkan. Bahkan meskipun diriku mengaku ahli dalam perihal romansa,

    Last Updated : 2021-05-23
  • MANT(en)AN   PROLOG

    “Lo emang nggak pernah ngertiin gue!”“Apa?! Gue nggak pernah ngertiin lo? Maksud lo apa, Sya?! Saat lo lagi sibuk sama temen-temen lo, apa gue pernah nyalahin lo? Apa gue pernah larang-larang lo? Lagian, gue selalu ngasih apa pun yang elo mau.” Sorot mataku menatap tajam pada seorang perempuan bernama Tasya, sang pujaan hati.Aku dan Tasya sudah menjalin hubungan semenjak tiga tahun yang lalu, tepatnya saat kami baru saja lulus dari Sekolah Menengah Atas, yang mana pada saat itu Tasya dirundung sebuah nestapa. Ibunya meninggal. Ya, dan akulah satu-satunya orang yang menyelamatkan Tasya dari neraka bernama kesepian.Sejak saat itu juga, Tasya selalu menggunakan bahuku untuk menyandarkan kepalanya di saat dia mengalami masalah yang menghancurkan hatinya. Kami berbagi kasih dan sayang. Juga berbagi kesedihan.“Bukan itu maksud gue, Jaya! Bukan itu! Gua tahu kalau lo selalu pengertian sama gue.” Tasya menggeleng pelan. Jel

    Last Updated : 2021-03-16
  • MANT(en)AN   Mantan Digebet Temen

    Sekian bulan berlalu semenjak hari di saat aku bertengkar hebat dengan Tasya. Aku tidak pernah mendengar kabar lagi darinya. Semua pesan yang kukirim dari berbagai media sosial diabaikan olehnya. Begitu pun jika aku mencoba untuk meneleponnya. Tidak digubris sama sekali.Tak dimungkiri, aku menjadi lelaki yang amat sangat kesepian. Aku merasa kehilangan sosoknya yang selalu menghiburku saat pikiran begitu lelah dengan berbagai masalah. Kini, tiada lagi senyuman itu menghiasi hari-hariku.“Eh! Kenapa lo ngelamun?” Seorang lelaki tiba-tiba menarikku dari dunia imaji.“Nggak kenapa-kenapa. Gue ngantuk, mau tidur!” Kuletakkan ponsel di atas nakas, lalu membaringkan badan, memeluk guling.“Eh, eh, eh! Jangan tidur dulu, Jay! Gue mau curhat sama lo. Bentar aja!” Tio menyatukan kedua tangan, memohon.“Curhat soal apaan?” tanyaku, tanpa mengubah posisi.“Gue lagi jatuh cinta, Jay.”A

    Last Updated : 2021-03-16
  • MANT(en)AN   Mendekati Kehancuran

    “Jay! Kenapa lo ngelamun gitu? Ntar kesurupan setan lo!” Tio baru saja keluar dari kamar mandi. Ia mengelap rambutnya yang basah karena sehabis mandi.“Nggak ada. Gue pengin ngelamun aja, sih.”“Jay!” Tio duduk di atas ranjang, sementara aku tidur telentang menghadapkan wajah ke langit-langit. “Kalau lo ada masalah, cerita sama gue. Lo, kan, udah bantuin gue juga deket sama si Tasya.” Tio tersenyum meyakinkan.Sangat menyebalkan sebenarnya bila mendengar nama Tasya dari mulut Tio. Meskipun dia teman ataupun sahabatku, tetapi tetap saja bila melihat Tasya bersama dengannya, aku ingin sekali berteriak dan memaki mereka berdua. Sangat kejam memang. Terlebih lagi, walau Tasya tahu kini aku adalah sahabat Tio, aku yakin sekali bahwa ia tidak akan pernah berhenti. Ia akan menyiksaku secara terus-menerus dengan cara seperti ini.Sebab ini merupakan kesempatan baginya untuk membalaskan dendam sakit hatinya. Aku tak

    Last Updated : 2021-03-16
  • MANT(en)AN   Kemarahan Tio

    Aku menghela napas gusar untuk kesekian kalinya. Dengan wajah kusut dan kepala dipenuhi pikiran kacau tentang Tasya dan Tio. Sejak sejam yang lalu, aku hanya menatap layar smartphone, melihat berbagai status penghuni media sosial. Kugestur ke bawah, memberikan tanda jempol, dan begitu seterusnya hingga berhenti ketika mendengar ketukan pintu dari ruang tamu. Aku berjalan gontai dan membuka pintu. Setelah melihat siapa yang datang, aku tertegun dan membelalak.Sebetulnya, kalian pun bisa menebak siapa yang datang karena wajahku pasti sudah memberikan jawabannya. Sepertinya, aku memang harus terbiasa dengan kehadiran Tasya di dunia yang sudah berubah di mana aku hanya tokoh figuran ini. Dia untuk orang lain, bukan untukku. Karena memang seperti itulah kenyataannya.“T-Tasya?” Cukup senang sebenarnya melihat Tasya datang ke kost lagi hingga jantungku pun berontak. “L-lo tumben. Ada—““Gue nggak dateng buat lo! T

    Last Updated : 2021-03-16

Latest chapter

  • MANT(en)AN   Semakin Hancur

    “Sayang! Kamu, kok, ngelamun aja dari tadi? Dimakan dong baksonya.” Risna menarikku keluar dari fantasi kenangan beberapa tahun yang lalu.“I-iya.”Aku merasa hubunganku dengan Risna begitu aneh. Setelah lama kami menjalin hubungan pertemanan, kini kami diharuskan terbiasa untuk menjalani hari-hari yang dramatis dalam nuansa percintaan. Aku takut jika pada akhirnya asmara yang terjalin di antara kami berakhir tidak seperti yang diharapkan. Jika hal itu terjadi, apakah hubungan pertemanan kami akan dilanjutkan?Tentu saja perihal cinta yang tidak berjalan sesuai keinginan akan membuat kami tenggelam dalam kecanggungan. Maka, tidak ada yang bisa diubah lagi. Sudah terlambat sebab Risna telah merasakan apa yang pernah kurasakan dulu.Memiliki orang yang begitu cinta dan perhatian padaku memang adalah kebahagiaan terbesar dalam hidup ini. Namun, cinta itu kadang membingungkan. Bahkan meskipun diriku mengaku ahli dalam perihal romansa,

  • MANT(en)AN   Mantan

    “Wooooo! Gue lulus!” Risna terpekik kegirangan ketika namanya tertera pada sebuah surat kabar kelulusan SMA. Ia meloncat-loncat kegirangan sembari memutar-mutar secarik kertas di tangannya.Perasaan berdebarnya terbayarkan sudah karena mengetahui dirinya lulus dari Sekolah Menengah Akhir. Begitu pun denganku yang sama girangnya, berekspresi hanya dengan mengangkat tangan kanan yang terkepal.Dengan hanya melihatnya bahagia saja, sudah mampu memahat sebuah senyum di wajahku. “Segitu senengnya, ya?”Risna menghentikan aktivitasnya. “Ya, iyalah! Setelah ini kita bakal masuk universitas! Elo gimana? Lulus, nggak?”“Luluslah. Kan, kita tiap hari belajar terus bareng-bareng.”“Asyik! Sini, gue corat-coret baju lo terus tanda tangan!”“Di mana? Di punggung aja kali, ya?”“Jangan! Di depan aja!” Risna kemudian mengeluarkan sebuah spidol di dalam tasnya. Ia men

  • MANT(en)AN   Risna dan Tasya

    “Wooooo! Gue lulus!” Risna terpekik kegirangan ketika namanya tertera pada sebuah surat kabar kelulusan SMA. Ia meloncat-loncat kegirangan sembari memutar-mutar secarik kertas di tangannya.Perasaan berdebarnya terbayarkan sudah karena mengetahui dirinya lulus dari Sekolah Menengah Akhir. Begitu pun denganku yang sama girangnya, berekspresi hanya dengan mengangkat tangan kanan yang terkepal.Dengan hanya melihatnya bahagia saja, sudah mampu memahat sebuah senyum di wajahku. “Segitu senengnya, ya?”Risna menghentikan aktivitasnya. “Ya, iyalah! Setelah ini kita bakal masuk universitas! Elo gimana? Lulus, nggak?”“Luluslah. Kan, kita tiap hari belajar terus bareng-bareng.”“Asyik! Sini, gue corat-coret baju lo terus tanda tangan!”“Di mana? Di punggung aja kali, ya?”“Jangan! Di depan aja!” Risna kemudian mengeluarkan sebuah spidol di dalam tasnya. Ia men

  • MANT(en)AN   Kisah Masa Lalu

    4 tahun lalu“Eh! Lo yang namanya Jaya?!” Seorang lelaki dari SMA sebelah bernama Ridho datang menghampiriku ketika jam sekolah telah berakhir. Sambil petantang-petenteng, Ridho tersenyum kecut dan memberikan tatapan seolah menantang.“Iya. Kenapa? Lo dari SMA sebelah yang mau balasin dendam anak-anak buah lo?” Aku yang tadinya berdiri di depan gerbang sekolah pun melangkah maju lebih dekat di hadapan Ridho. Aku sama sekali tak takut dengan gelagat yang lelaki ini tunjukkan.“Sialan lo! Berani-beraninya lo ngebantai temen-temen gua. Udah merasa kuat lo?!” Ridho menatap tajam padaku dengan wajah beringasnya.“Kenapa? Lo juga mau gue bantai habis-habisan di sini? Jangan mentang-mentang lo bawa temen sekompi kayak gini gue bakalan takut sama lo. Gue nggak akan mundur!” Aku balik menatap Ridho dengan beringas. Menyeringai.Di belakang Ridho, sudah ada sekompi pasukan yang siap bertempur m

  • MANT(en)AN   Membalas Perilaku Tasya

    “Jadi, kita mau ke mana hari ini, Na?”“Kita happy-happy aja. Terserah mau ke mana. Yang penting dengan kita jalan berdua, kamu bisa ngelupain tentang Tasya sebentar aja.”“Hmm. Ya, udah. Yuk!”“Eits! Kamu yang nyetir, Jay!” Risna mengulurkan tangan kanannya. Sedangkan, sebuah kunci mobil telah menggantung di jari telunjuknya.“Hmm.” Aku melenguh malas. “Iya, deh!” Kemudian kuambil kunci tersebut dari tangan Risna. Kami menjejak keluar dari kost.Semenjak hari di mana aku telah resmi menjadi kekasih Risna, perempuan bermata cokelat tersebut telah berubah. Sepertinya Risna ingin memberikan perhatian padaku sepenuhnya. Ia ingin membuktikan sekaligus membuatku tidak lagi memikirkan Tasya. Hal ini memang bagus menurutku. Akan tetapi, aku masih tidak mampu untuk membuang segala kenanganku bersama dengan Tasya dulu.Meskipun aku lebih dulu mengenal Risna dari

  • MANT(en)AN   Perasaan Risna dan Hubungan Baru

    “Lo serius udah nyerah dapetin Tasya lagi?!”“Iya. Gue rasa udah saatnya gue berkorban demi sahabat gue. Keputusan gue udah bulat, Na. Gue bakalan cari cewek lain—““Eh, jangan!” Risna menyela dengan lugas. Ada sebuah kecemasan yang dapat kulihat dengan jelas terlihat di bola matanya. Aku tak mau menduga, tetapi akan kucoba untuk menyelidikinya.“Kenapa?”“Enggak. Hmm ... m-maksud gue ....” Risna tak melanjutkan kalimatnya. Ia juga menolak tatapan mataku.“Maksud lo?” Lantas, aku terheran dibuatnya. “Risna. Gue boleh tanya sesuatu sama lo?”“Boleh. Soal apa?” Risna kembali menatap ke arahku.“Tapi, lo jangan marah, ya? Gue enggak bermaksud, sih. Cuman ... ada sesuatu yang mesti gue pastiin sama elo.”“I-iya. Apa yang mau lo tanyain ke gue?” Risna sudah mulai tampak gugup. Aku yakin bahwa ia sudah menebak

  • MANT(en)AN   Menanggalkan Perasaan

    “Tio! Lo mau ke mana? Pulang kampung?” tanyaku sebab melihat Tio menenteng sebuah koper.“Sori, Jay, gue mau pindah kost.”“Apa?! Kenapa mendadak begini?” Aku terhenyak, bertanya-tanya alasan apa yang membuat Tio ingin pindah kost.“Untuk saat ini gue nggak bisa jelasin alasan gue. Pokoknya gue mau pindah, lah.” Tio buru-buru menjejakkan langkah.“Eh, eh, eh! Tunggu, tunggu!” Kuhentikan langkah Tio. Ia enggan melihat wajahku.“Ada apa? Kalau gue ada salah, gue minta maaf. Kita bisa ngomong baik-baik, kan, Yo,” kataku menyarankan. Berusaha menghentikan keinginan Tio.“Enggak ada yang harus kita omongin, Jay. Ini bukan tentang lo dan gue.”“Lah, terus tentang apaan? Ayolah, kita udah dewasa, Yo. Gue tahu, kok, kalau sikap lo kayak begini, lo pasti lagi marah sama gue.”“Kalau lo emang sahabat gue, biarin gue lew

  • MANT(en)AN   Gelagat Aneh Risna

    Dering smartphone di atas nakas membangunkanku dari tidur. Dengan mata terpejam, kugapai smartphone tanpa melihat siapa yang menelepon.“Halo?”“Halo, Jay. Ini gue Risna.” Terdengar suara Risna di ujung telepon.“Iya? Ada apa nelpon pagi-pagi begini? Ada yang penting, ya?”“Bisa ketemu?”“Iya, bisa. Mau ketemu di mana?”“Bisa ke rumah gue?”“Rumah lo? Nggak, ah! Malu gue sama bonyok lo.”“Please, Jay! Nggak ada siapa-siapa di rumah gue. Mobil gue lagi dipake nyokap. Makanya gue nggak bisa ngajakin lo ketemuan di luar. Mau, ya?”“Ya, udah, iya. Gue mandi dulu. Baru bangun gue, nih!”“Oke. Gue tungguin.”Setelah mematikan telepon, aku beranjak menuju kamar mandi untuk segera membasuh t

  • MANT(en)AN   Revolusi Persahabatan

    “Gue bilang juga apa! Elo, sih, jadi cowok cemen banget!” Risna bersandar pada punggung kursi.“Semua salah gue. Apa-apa gue. Terus gue harus gimana, gitu? Gue ngerasa dilema sama semua ini.”“Ya, emang, kan? Lo lelet bertindak. Lo orang yang suka ngeremehin masalah. Kan, jadi gini, nih, jadinya,” omel Risna, “terus lo bakalan gimana sekarang?”“Ya, udah. Gue nggak bakalan ngapa-ngapain. Kan, udah gue bilang sebelumnya. Kalau Tasya udah jadian sama Tio, itu artinya Tasya nggak bener-bener masih sayang sama gue,” cetusku, kemudian menyesap kopi hangat milikku.“Terserah lo aja, deh.” Risna melenguh panjang. “Jadi, rencana lo selanjutnya gimana?”“Gue nggak tahu, Na. Gue rasa diri gue udah hancur banget. Dan lagian, Tio kayaknya udah berubah gitu semenjak kenal sama Tasya. Dia udah jarang banget ngobrol sama gue. Nada bicaranya udah kayak bukan dia lagi. Gue nge

DMCA.com Protection Status