***
Situasi di Jakarta saat ini agak berbeda. Apalagi gosip retaknya rumah tangga Dara dan Adam jadi hot topic. Siapa yang tidak tahu dengan perfect couple seperti mereka? Keduanya terlalu sempurna dan juga jadi pasangan favorit bagi masyarakat. Dara adalah sosok wanita yang dicemburui oleh jutaan wanita di luar sana karena Dara bisa meraih posisinya saat ini dari nol dan Adam adalah pria idaman bagi para wanita. Siapa yang akan menolak menjadi bagian dari keluarga Tanaka?
Tentu saja gosip rumah tangga Adam dan Dara adalah yang terpanas, apalagi baik Dara maupun Adam tak menyatakan apapun dan selalu enggan untuk diwawancara. Semua orang penasaran, apakah rumah tangga keduanya tidak sesempurna yang mereka bayangkan?
Berita panas itu tentu saja membuat kedua orang tua Adam gelisah, Tiara dan Wijaya baru saja tiba di Jakarta dan saat banyak kerabat mereka yang mengirim link berita itu membuat Tiara dan Wijaya terkejut. Keduanya lang
***Dara terkejut dengan apa yang Kai katakan. Kai menjelaskan semuanya, bahkan anak laki-lakinya itu menunjukkan bukti percakapan Sarah dengan seseorang yang ingin menjebaknya. Jelas Sarah ingin dia hancur dan merusak produksi skincare-nya yang akan datang. Dara tak habis pikir jika memang Sarah berhasil membuat bisnisnya hancur, maka perusahaan dan para karyawan yang akan terkena dampaknya.“Bunda, Kai pasti akan menjaga Bunda dan Kai akan selalu memberikan informasi apa saja rencana Tante Sarah,” ucap Kai dengan bersungguh-sungguh.Dara sangat terharu karena sang anak laki-lakinya begitu dewasa dan sangat melindunginya. Usia Kai masih anak-anak, tapi pemikiran dan kejeniusannya membuat siapapun akan berdecak kagum, namun Dara tidak ingin melibatkan urusan orang dewasa pada Kai. Baginya, Kai harus tumbuh sebagaimana seusianya.Dara tersenyum dan dia memeluk Kai beberapa detik. “Kai, apa ada orang yang tahu selain Bunda?”
***Adam hanya tersenyum singkat, tapi bagi Sarah senyum pria itu terasa sangat dingin dan juga membunuh. Sarah merasakan ngeri melihat senyum pria itu. Baru kali ini dia merasa takut dengan Adam. Sarah ingat kalau Adam selalu bersikap hangat dan lembut padanya, namun sikap Adam baru-baru ini terasa asing baginya, dia merasa Adam tak peduli lagi padanya dan selalu mengabaikan pesan darinya, bahkan saat dia mengirim pesan dan menangis memberitahukan pada Adam kalau Leon telah mengancamnya. Sarah tidak mau sikap Adam semakin dingin padanya, pria itu sudah lagi tidak peduli lagi padanya. Dulu kalau menggunakan alasan Leon, Adam pasti akan lebih peduli padanya dan selalu meminta maaf padanya, tapi saat ini Adam bahkan tak mau tahu lagi urusannya.Sarah tersenyum. “Jangan marah, Adam. Aku hanya bercanda, aku juga tidak akan meminta izin pada Dara. Jangan ketakutan seperti itu!”“Aku tidak takut dengan apapun yang akan kamu katakan pada Dara. Kami be
***Situasi di pabrik sangat ramai. PT. Shinee Serein sedang memproduksi jutaan pcs produk kecantikan. Setelah Nabila Gween didapuk sebagai brand ambassador untuk produk kecantikan khusus remaja, ternyata permintaan produk itu meledak. Bahkan selalu saja kehabisan stok. Belum satu jam open, stok langsung habis. Kekuatan Nabila Gween, dan review positif dari banyaknya beauty vlogger membuat konsumen berbondong-bondong membeli paket skincare yang ditawarkan.Dara langsung mengecek ke pabriknya dan melihat prosesnya. Dia juga memeriksa semua pegawai yang terlibat langsung dalam packing dan setelah yakin dia memerintahkan para karyawan untuk mengatur distribusi produk kecantikan yang siap diedarkan untuk esok pagi dan sebagiannya di packing karena konsumen sudah memesannya terlebih dahulu secara online.“Bu Dara, saya terkejut karena Ibu malam-malam datang ke sini,” ucap s
***Adam masih ada sisa kesadaran. Dia merasakan ada seseorang yang sedang memeluknya. Tangan asing itu dengan sekuat tenaga dia tahan agar tidak menyentuh area sensitifnya. Adam sedang berjuang, di hatinya masih terus saja mengingat Dara."Kenapa kamu menolakku? Aku akan memberimu kenikmatan malam ini. Malam ini pasti malam yang takkan pernah kita lupakan seumur hidup kita."Suara wanita itu membuatnya setengah sadar, itu suara Sarah! Jadi wanita itu telah menjebaknya? Pantas saja setelah menghabiskan minuman tadi di pesta keluarga Choi, mendadak dia hilang kesadaran. Adam harus tetap tenang, jangan sampai Sarah tahu kalau dia mulai sadar, saat ini yang perlu dia lakukan bagaimana cara agar tenaganya pulih kembali, dia masih merasa lemas. Apalagi tubuhnya terasa terbakar, dia ingin sesuatu yang mendinginkan tubuhnya."Sayang, ayo nikmati malam ini hanya berdua. Aku sudah lama menantikan malam yang indah ini," bisik Sarah. Dia meraih lengan Adam dan melet
***Efek obat perangsang yang diberi oleh Sarah membuat tubuh Adam terasa panas. Pria itu langsung mengguyur badannya dengan air yang dingin agar dia bisa berpikir dengan normal. Adam tidak pernah membayangkan kalau Sarah yang sudah dia kenal saat keduanya masih remaja ternyata punya sifat yang kejam dan tega ingin menghancurkan hidupnya. Adam tidak pernah berpikir kalau Sarah akan mempunyai sifat yang sama dengan Zea.“Sarah, aku tidak akan pernah mau diam lagi! Kamu sudah sangat keterlaluan dan aku harus menghentikan semuanya! Kali ini, aku tidak akan pernah mau percaya padamu lagi!”Adam menahan amarahnya, dia ingin tahu bagaimana bisa Jhony datang ke hotel bersama Leon? Apakah Leon memang sudah tahu rencana kejam Sarah?Setelah satu jam berada di kamar mandi, Adam bergegas memakai baju dan dia keluar kamar melihat Jhony sudah berdiri menunggunya.“Duduklah!” perintah Adam.Jhony mengangguk, dia langsung dudu
*** Winda sudah tidak sabar untuk meninggalkan tanah air. Dia sudah membayangkan bagaimana tenangnya nanti hidup di Jerman. Zea menjanjikannya pekerjaan di sana dengan gaji yang fantastis. Dia sangat bersemangat karena kehidupannya nanti di Jerman akan dia pamerkan pada keluarga besarnya, terutama sang mantan suami yang sudah menceraikannya setahun yang lalu.Winda langsung masuk ke kamar hotel, dia tidak mau menundanya lagi dan masalah bisnis Dara yang hancur, dia tidak peduli. Selama 6 tahun bekerja, dia merasa tidak dianggap oleh Dara maupun Anna, untuk itu dia sekalian membalaskan dendam agar Dara bisa merasakan bagaimana rasanya menderita.“Kamu wanita sombong, esok pasti akan mati bunuh diri karena malu!” Winda bergumam saat memasuki kamar hotel.“Siapa yang akan mati bunuh diri?”Seketika Winda terkejut dengan suara yang sudah tidak asing lagi, dia langsung memutar tubuhnya dan terkejut saat mendapati seseorang
***Kana tersenyum karena saat ini Adam sudah kembali. Semalam dia mendadak merasa khawatir dan gelisah. Entah ada apa, tapi Kana merasa Adam mungkin dalam keadaan bahaya. Tapi, pikiran buruk itu akhirnya hanya sekedar pikirannya saja di kepalanya karena pagi ini dia bisa melihat Adam.“Semalam Mami tidak tidur?” tanya Adam.“Ya, Mami hanya khawatir sama kamu, Adam. Tapi, itu hanya pikiran Mami saja, Mami memang selalu berlebihan,” balas Kana.Adam tertegun sejenak, hatinya merasa hangat karena ikatan batin antara dia dan Kana sudah mulai terikat. Mungkin Tuhan memang sengaja langsung mengikat simpul perasaan itu karena tahu kalau Kana adalah ibu kandung dari Dara dan saat ini Kana adalah ibu baginya.“Semalam Adam memang sedang ada kesibukan, jadi Adam tidak bisa menghubungi Mami,” kata Adam.“Mami tahu kalau kamu pasti akan baik-baik saja, Mami selalu berdoa untuk kalian. Bahkan saat Mami terpisah
*** Kevin marah besar saat Kris memberitahukannya kalau rencana yang sudah dia susun berantakan karena kebodohan Sarah. Pria itu langsung meminta anak buahnya untuk mengantar Sarah ke perusahaannya. Dia ingin mendengar langsung penjelasan dari wanita itu, kenapa bisa gagal dengan mudah. Padahal hotel itu adalah miliknya dan dia sudah meminta para pengawal untuk menjaga kamar itu. Tapi, kenapa semuanya bisa lolos?“Lalu, kenapa bisa para pengawal yang aku suruh menjaga kamar itu tidak mencurigai adanya penyusup?” tanya Kevin dengan penuh amarah.“Para pengawal awalnya tidak curiga dengan seorang pria yang menghampiri mereka karena pria itu menunjukkan kartu keanggotaan dan dalam hitungan detik, pria asing itu menyemprot cairan obat bius dengan cepat dan para pengawal langsung tak sadarkan diri,” balas Kris.“Bagaimana dengan CCTV?”“Mereka sepertinya pengawal yang sangat professional dan s
*** Matahari terbenam di ufuk barat saat Dara, Adam, dan Kana tiba di rumah Riky. Suasana tenang, tetapi tegang, seolah-olah mendahului pertemuan yang penuh kenangan dan penyesalan. Riky membuka pintu dengan senyuman kecil. "Selamat datang." Mereka masuk ke rumah yang penuh kenangan, di mana setiap sudutnya menciptakan jejak-jejak waktu. Riky mempersilakan mereka duduk di ruang tamu yang hangat. Dara memandang sekeliling, mengenang momen-momen pahit yang pernah ada di sini. "Bagaimana keadaan Mama Zea?" tanya Adam dengan nada khawatir. Riky menarik nafas dalam-dalam sebelum menjawab, "Dia tidak ingin bertemu siapa-siapa. Menutup diri sepenuhnya. Kepergian Sarah telah menghancurkannya." Kana menaruh tangannya di pundak Dara, memberikan dukungan yang dibutuhkan. Riky melanjutkan, "Aku menyesal, sangat menyesal. Tidak hanya karena Sarah, tapi juga karena semua yang terjadi pada kalian, Dara, dan kamu, Kana. Aku kehilangan begitu banyak, dan aku menyadari betapa bodohnya aku dulu.
***Rumah sakit itu terasa sunyi, langit yang mendung di luar jendela, dan bau antiseptik yang khas mengisi udara. Adam duduk di kursi seberang tempat tidur Dara, tangannya bergetar ketika ia memegang tangan istrinya yang lemah. Kondisi Dara melemah lagi, ia tahu karena penawar itu tidak sepenuhnya menghilangkan racun di tubuh sang istri."Maafkan suamimu ini, Dara," ucap Adam dengan mata berkaca-kaca. "Mas tidak bisa melindungimu dengan baik."Dara tersenyum lemah, mencoba memberikan kekuatan pada suaminya. "Mas Adam tidak salah. Ini bukan salahmu, Mas."Adam menarik napas dalam-dalam. "Tapi Mas harusnya bisa mencegah semua ini. Mas tidak boleh mengizinkan orang-orang itu menyakitimu.""Sudahlah, sayang," jawab Dara. "Aku tahu Mas mencintai aku, dan itu sudah cukup. Kita akan melalui ini bersama."Adam mengangguk, tetapi tatapannya terus melayang ke wajah pucat Dara. "Mas selalu merindukanmu, Sayang. Setiap detik tanpamu adalah siksaan bagi Mas."Dara tersenyum tipis, "Dan aku merind
***Di tengah gemerlap lampu malam, Sarah dan Shinta duduk di sebuah restoran mewah yang penuh dengan aroma harum masakan lezat. Mereka bersulang, gelas anggur mereka saling bersentuhan sebagai tanda keberhasilan mereka. Sarah tersenyum lebar, dan matanya berkilat ketika dia menceritakan rencananya yang licik kepada Shinta."Shinta, kamu tak akan percaya apa yang terjadi hari ini. Akhirnya, aku berhasil membuat Adam tunduk pada keinginanku," kata Sarah sambil tertawa penuh kepuasan.Shinta memandang Sarah dengan kagum. "Benarkah? Ceritakan semuanya padaku!"Sarah menceritakan dengan penuh detail bagaimana dia meracuni Dara dan membuat Adam tunduk pada permintaannya. Shinta tak bisa menyembunyikan kekagumannya terhadap kecerdasan sahabatnya."Dia tak akan pernah menyangka bahwa penawar itu hanya aku berikan seperempat. Dan dalam tiga hari, Dara akan lemas lagi," ujar Sarah sambil tersenyum misterius.Shinta terkejut namun tak bisa menahan tawanya. "Kamu benar-benar genius, Sarah! Aku t
***Pengumuman Adam tentang perceraiannya dengan Adam telah mengejutkan banyak pihak. Kabar ini membahana di media, membuatnya menjadi sorotan utama. Namun, tidak semua orang bisa memahami kedalaman perasaan dan keputusan sulit yang harus diambil oleh Adam.Ketika Adam tiba di rumahnya, dia disambut dengan tatapan tajam dan hening yang mengancam dari Tiara dan Wijaya, orang tua yang mencintainya. Kedua orang tua itu segera mendatangi Adam dengan langkah yang penuh kekecewaan.“Adam, apa yang kamu lakukan? Bagaimana bisa kamu mengumumkan perceraianmu seperti itu?” tanya Tiara dengan tatapan penuh kecewa.Wijaya Menggeleng. “Kami tidak mendidikmu menjadi orang seperti ini, Adam. Apa yang kamu pikirkan”Adam menarik nafas dalam-dalam. “Maafkan aku, Ma, Pa. Aku tahu ini sulit dipahami, tetapi aku tidak punya pilihan lain.”“Tidak punya pilihan? Apa yang membuatmu sampai pada keputusan ini?” tanya Tiara dengan suara meninggi.“Ini semua untuk Dara, Ma. Sarah, dia... dia memiliki penawar ra
***Di dalam kamar rumah sakit yang hening, Dara terbaring tanpa gerakan, tubuhnya terhubung dengan berbagai alat medis. Suasana kritis yang menyelimuti ruangan membuat Adam merasa semakin tenggelam dalam keputusasaan. Dara tampak semakin rapuh, dan perlahan kehidupannya menggeliat tipis.Adam duduk di samping tempat tidur istrinya, tatapannya kosong, dan napasnya tersengal. Dia tak tega melihat Dara menderita, dan perasaan frustrasinya semakin memuncak. Dokter keluar dari ruangan perawatan dengan wajah sedih, mencoba memberi penjelasan kepada Adam."Bu Dara memerlukan penawar yang sangat langka, Pak Adam. Kita berusaha semaksimal mungkin, tapi sampai saat ini, belum ada perkembangan yang signifikan," ucap dokter dengan suara pelan.Adam menundukkan kepalanya, memejamkan mata sejenak untuk menahan emosinya. "Istriku harus sembuh, dok. Aku tidak bisa kehilangannya."Di tengah keputusasaan, pikiran Adam tertuju pada Sarah, orang yang diketahuinya sebagai dalang di balik segala penderita
***Hari itu, keheningan di rumah sakit dipecah oleh telepon yang tak terduga. Adam mengangkat teleponnya dan mendengarkan berita yang membuat hatinya berdegup kencang. Informasi itu mengguncangnya seperti gempa bumi, menghancurkan kedamaian yang selama ini dia bangun bersama istrinya, Dara."Dara diracun oleh Sarah? Bagaimana ini bisa terjadi?" gumam Adam dengan nada gemuruh, penuh amarah. Apalagi saat tadi a dokter rumah sakit memberitahu keadaan Dara yang masih koma karena keracunan.Adam merasa darahnya mendidih ketika dia menyadari bahwa Dara menjadi korban ulah dua orang yang tidak punya hati dan tega melakukan hal yang keji seperti itu. Dia segera mengambil ponselnya dan memanggil asistennya, David."David, ini Adam. Segera blokir bandara. Ada seseorang yang harus kita tangkap. Namanya Nichole Choi. Lakukan ini secepat mungkin," perintah Adam dengan suara yang penuh urgensi.David yang merasakan seriusnya situasi ini, langsung menjawab, "Baik, Pak Adam. Saya akan segera melakuk
***Suri duduk sendirian di pojok kamar, matanya yang kecil dan cemerlang kini dipenuhi oleh air mata. Rambut hitam kecilnya berantakan, dan wajahnya terlihat lesu. Di tangan kecilnya, dia memeluk erat boneka kelinci kesayangannya, seolah-olah mencari kenyamanan dari objek kecil itu.Di sudut ruangan, Tiara dan Wijaya saling pandang, keprihatinan tergambar di wajah mereka. Mereka menyadari betapa sulitnya bagi Suri menghadapi kenyataan bahwa ibunya, Dara, harus dirawat di rumah sakit.Tiara mendekati Suri dengan langkah lembut, duduk di sampingnya, dan memeluknya erat. "Sayangku, apa yang membuat Suri begitu sedih?" tanya wanita paruh baya itu dengan lembut.Suri menoleh ke arah Tiara, air mata masih terus mengalir. "Suri sangat merindukan bunda, Nenek. Kapan bunda pulang? Suri mau lihat bunda."Tiara memahami perasaan cucunya dan mencoba menenangkan hatinya. "Bunda sedang sakit, sayang. Dokter harus merawatnya agar segera sembuh. Tapi jangan khawa
***Riky duduk gelisah di ruang tunggu rumah sakit, tatapannya kosong menuju pintu kamar tempat istrinya, Zea, dirawat. Pikirannya bergejolak di tengah ketidakpastian tentang nasib Zea yang masih belum sadarkan diri. Seiring waktu berlalu, kekhawatiran Riky semakin membesar, terutama setelah tadi ke rumah sakit mengantar Kana untuk melihat Dara yang juga dirawat di ruang gawat darurat karena keracunan. Keduanya dirawat di rumah sakit yang sama.Dokter langsung keluar dari kamar Zea dan menghampiri pria itu yang sedang melamun. “Pak Riky, kondisi istri anda masih belum stabil. Kami masih mencoba mencari penyebab luka yang parah ini. Mohon bersabar."Riky tambah gelisah. “Terima kasih, Dokter. Bagaimana dengan putri saya, Dara? Bagaimana keadaannya?""Bu Dara sedang dalam perawatan intensif. Kami berusaha semaksimal mungkin untuk mendeteksi dan mengatasi dampak keracunan,” balas dokter itu.Riky mengangguk dengan tatapan kosong. Pikirannya melayang ke masa lalu, mencari tahu bagaimana k
***Ruangan CEO PT. Shinee Serein tampak begitu elegan dengan sentuhan modern dan nuansa yang memberikan kesan kekuatan dan keberhasilan. Dara duduk di meja kerjanya yang besar, fokus pada pekerjaannya yang menumpuk. Suasana ruangan diisi dengan keheningan, hanya terdengar bisikan ringan dari mesin pencetak dokumen dan suara langkah kaki di lantai marmer.Pintu ruangan terbuka perlahan, mengungkapkan seorang asisten dengan senyum misterius di wajahnya. Dara menoleh dan terkejut melihat seorang kurir membawa sebuah paket yang cantik terbungkus rapi."Maaf mengganggu, Bu Dara. Paket ini baru saja datang untuk Anda," kata asisten sambil menyerahkan paket itu pada Dara.Dara tersenyum dan meraih paket itu dengan tanda tanya di wajahnya. Dia membaca nama pengirim di label: Adam Tanaka, suaminya. Hatinya berdebar-debar saat dia membuka paket itu dengan hati penuh harap.Di dalamnya, dia menemukan sekotak cokelat coklat gelap yang menggoda dan sebuket bun