***
Kevin marah besar saat Kris memberitahukannya kalau rencana yang sudah dia susun berantakan karena kebodohan Sarah. Pria itu langsung meminta anak buahnya untuk mengantar Sarah ke perusahaannya. Dia ingin mendengar langsung penjelasan dari wanita itu, kenapa bisa gagal dengan mudah. Padahal hotel itu adalah miliknya dan dia sudah meminta para pengawal untuk menjaga kamar itu. Tapi, kenapa semuanya bisa lolos?
“Lalu, kenapa bisa para pengawal yang aku suruh menjaga kamar itu tidak mencurigai adanya penyusup?” tanya Kevin dengan penuh amarah.
“Para pengawal awalnya tidak curiga dengan seorang pria yang menghampiri mereka karena pria itu menunjukkan kartu keanggotaan dan dalam hitungan detik, pria asing itu menyemprot cairan obat bius dengan cepat dan para pengawal langsung tak sadarkan diri,” balas Kris.
“Bagaimana dengan CCTV?”
“Mereka sepertinya pengawal yang sangat professional dan s
***Dara terbangun dari tidurnya, tapi kedua matanya benar-benar masih rapat terpejam. Dia mencium bau parfum suaminya, dia terdiam sejenak. Kedua matanya masih enggan untuk terbuka lebar. Mungkin hanya halusinasinya saja dan dia terlalu merindukan Adam sampai dalam mimpi pun wangi khas suaminya terbawa dalam tidurnya.“Baunya aku suka, baunya Mas Adam. Kenapa bisa setajam ini wanginya Mas Adam di hidungku? Apa aku memang terlalu merindukannya?” gumamnya.“Ini bukan mimpi, Sayang. Aku sudah ada di sini, di sisimu.”Sebuah pelukan terasa di pinggang Dara, kedua matanya langsung terbelalak sempurna. Dia langsung membalikan tubuhnya dan terkejut karena Adam memang ada di sampingnya. Dia masih enggan percaya kalau Adam sudah berada dalam pelukannya.“Sayang, bagaimana harimu? Kamu selalu merindukan Mas, kan? Terima kasih karena selalu kamu rindukan. Mas bahagia mendengarnya,” ucap Adam.Kedua tangan Dara menan
***Adam menarik tangan Dara dan mengajaknya untuk melihat Kana lebih dekat lagi. Dia melihat Dara yang masih membeku, Adam tahu kalau Dara pasti merasa saat ini hanya sebuah ilusi.“Sayang, Mas bilang dan berjanji padamu kalau Mas pasti akan menemukan ibu kandungmu, kan?” tanya Adam lembut.Dara masih sesenggukan, dia merasa ini seperti tidak nyata. Wanita yang ada di hadapannya meski saat ini baru dia lihat, dia merasa dekat dan tidak asing. Ada perasaan yang hangat dan sesuatu yang hilang itu seperti kembali padanya.Adam mengecup jemari Dara dan membelai puncak kepala istrinya dengan lembut. “Mas mau pergi dulu dan kamu bicara apapun dengan mami di sini. Ada Via di sini, jadi kalau kamu mau minta apa-apa bilang saja padanya.”Lalu, Adam menatap Kana dengan senyum dan dia mengecup punggung tangan Kana dengan hormat. “Mami, Adam mau ke rumah orang tua Adam, Mami bicara saja dengan Dara. Gunakan waktunya lebih banyak,
***Di salah satu klub malam di Jakarta, Zea dan Halim diam-diam bertemu dengan Mr. Frost. Pertemuan rahasia ini untuk membahas langkah-langkah bagaimana Kevin Liu hancur. Zea sudah bertekad untuk melawan Kevin dan membantu Mr. Frost untuk membuat Kevin Liu menderita. Zea tidak mau menundanya karena Sarah baru saja memberitahukannya kalau Kevin sengaja membodohi mereka, bahkan pria itu masih tergila-gila pada Dara. Hal itulah yang membuat Zea yakin kalau Kevin Liu pun harus hancur.“Halo, Nyonya Zea. Akhirnya kita bisa bertemu dan bertatap muka,” ucap Mr. Frost.Zea mengangguk, dia melihat pria yang tinggi besar itu sedang menatapnya dari ujung kaki sampai ujung rambut. Zea sudah menebak kalau pria itu pasti pria mesum yang kurang ajar dan mata keranjang.“Halo, Mr. Frost. Senang bertemu dengan anda dan saya merasa terhormat karena anda mengundang saya malam ini,” balas Zea.“Ternyata Nyonya Zea itu masih terlihat sega
***“Shela, kenapa kamu baru mau menemuiku?” tanya Anna tersenyum, dia senang karena akhirnya Shela ingin menemuinya setelah sekian lama gadis itu selalu sibuk.“Aku harus mengurus mama. Semenjak Kak Leon pergi dan menghilang tanpa kabar, mama jadi sakit-sakitan. Mama ingin Kak Leon pulang,” balas Shela.“Tapi kamu masih komunikasi dengan kakakmu?”Shela mengangguk. “Aku masih suka chat-an dengannya, bahkan aku meminta temannya untuk terus memberi kabar padaku. Kak Leon selalu membalas singkat dan bilang jangan terlalu mengkhawatirkannya karena di sana dia baik-baik saja.”“Kenapa kamu tidak menyusul kakakmu ke Singapura? Mungkin sebenarnya dia ingin kalian datang untuk menguatkannya,” usul Anna.“Aku sudah pernah ke sana, Anna. Tapi Kak Leon malah memarahiku, dia bahkan mengancam tidak akan pernah pulang lagi. Aku merasa terpukul karena Kak Leon yang penyayang dan le
***Dara merasa puas dengan kinerja para karyawan di perusahaannya dan produksi batch 2 pun sangat sukses, dia tersenyum menatap para karyawan yang sumringah karena mendapatkan bonus.“Bu Dara, apa kita akan memproduksi batch ketiga dan juga melakukan preorder?” tanya Ilyas.Dara menggelengkan kepalanya. “Kita produksi normal saja, Pak. Kalau kita melakukan preorder malah khawatir nanti para karyawan terlalu lelah dan jadi menurunkan kualitas produk.”“Para karyawan tidak mempermasalahkannya, Bu. Mereka begitu bersemangat dan bertanya kapan akan produksi lagi,” ucap Ilyas.“Bersemangat karena bonus, kan?” tanya Dara setengah tertawa.“Bukan bonusnya saja, Bu. Tapi karena Bu Dara dan Bu Anna yang memimpin kami. Perusahaan ini sangat memanusiakan para pekerja dan kami enggan untuk mengabdi di perusahaan lain,” balas Ilyas memuji.Dara mengangguk. “Saya t
***Nichole membawa banyak makanan ke kediaman Liu. Dia juga membawakan tas mahal yang dibelikan oleh ibunya untuk Jessica.Jessica senang karena calon menantunya itu datang mengunjunginya, dia tidak sabar segera menikahkan putra laki-lakinya dengan keluarga Choi, mereka akan semakin kuat dan menguasai Singapura dengan kedudukan yang mereka miliki.“Akhirnya kamu bisa datang ke rumah Tante,” ucap Jessica.“Maafkan aku, Tante Jessica. Akhir-akhir aku sangat sibuk dan juga aku sedang membuka cabang baru untuk butikku,” balas Nichole.“Ya, Tante tahu dan Tante bangga melihat berita di televisi maupun media cetak kalau kamu sukses dengan karya-karyamu,” ucap Jessica dengan bangga.“Itu bukan hanya aku saja yang terlibat, tapi semua staff yang selalu membantuku.”“Ya Tuhan, gadis ini sangat cantik hati dan wajahnya. Kami keluarga Liu tidak akan salah pilih untuk memilih kamu menjadi men
***Zea merasa tubuhnya tidak karuan, dia menahan amarahnya semalam karena pria tua itu terus saja membuat tubuhnya seperti jelly. Dia sebenarnya ingin menyudahi kegilaan Mr. Frost dan bisa saja dia menolak untuk melakukannya lagi, namun saat ingat kalau Mr. Frost bisa membantunya menemukan Kana, dia mau tidak mau harus mengikuti keliaran pria tua itu.“Kenapa dia tidak cari gadis muda saja! Sungguh merepotkan melayani si tua itu,” gumam Zea kesal.Dia berjalan ke arah pintu dan terkejut mendapati sang suami sudah duduk di ruang tamu. Riky menatapnya dengan tatapan yang marah. Zea terdiam beberapa detik, namun dia tidak mempedulikan suaminya itu. Baginya, Riky juga tidak berguna sama sekali, jadi untuk apa patuh dan hormat pada pria yang tak tahu malu seperti dia?“Darimana saja kamu?” tanya Riky dengan dingin.“Bukan urusanmu!” balas Zea dengan sinis.“Aku ini suamimu dan kamu sudah menjadi tanggung
***“Papa… kenapa hanya diam di sini? Papa tidak mau masuk?” tanya Dara. Dia disuruh Adam untuk bertemu Riky dan mengatakan kalau wajah Riky muram dan menolak untuk masuk ke dalam rumah.“Papa kebetulan melewati rumahmu dan ternyata ada mertuamu di sini. Papa tidak enak mendadak datang ke rumahmu tanpa memberitahukanmu dulu,” balas Riky.“Dara kan bukan orang asing, jadi kapanpun Papa mau datang ke rumah ini, pintu rumah ini terbuka lebar untuk Papa. Jangan-jangan selama ini Papa tidak menganggap Dara sebagai putri kandung Papa sampai Papa sungkan dengan Dara,” kata Dara tersenyum.“Kamu selalu jadi putri kesayangan Papa, meski Papa bukan ayah yang sempurna dan bukan ayah terbaik yang mampu membahagiakanmu, tapi doa Papa untukmu selalu saja Papa panjatkan,” tukas Riky.Riky merasa kacau, pikirannya berantakan dan dia sampai lupa harus bicara apa dengan Dara. Saat ini hatinya ada rasa luka, rasa