***
“Shela, kenapa kamu baru mau menemuiku?” tanya Anna tersenyum, dia senang karena akhirnya Shela ingin menemuinya setelah sekian lama gadis itu selalu sibuk.
“Aku harus mengurus mama. Semenjak Kak Leon pergi dan menghilang tanpa kabar, mama jadi sakit-sakitan. Mama ingin Kak Leon pulang,” balas Shela.
“Tapi kamu masih komunikasi dengan kakakmu?”
Shela mengangguk. “Aku masih suka chat-an dengannya, bahkan aku meminta temannya untuk terus memberi kabar padaku. Kak Leon selalu membalas singkat dan bilang jangan terlalu mengkhawatirkannya karena di sana dia baik-baik saja.”
“Kenapa kamu tidak menyusul kakakmu ke Singapura? Mungkin sebenarnya dia ingin kalian datang untuk menguatkannya,” usul Anna.
“Aku sudah pernah ke sana, Anna. Tapi Kak Leon malah memarahiku, dia bahkan mengancam tidak akan pernah pulang lagi. Aku merasa terpukul karena Kak Leon yang penyayang dan le
***Dara merasa puas dengan kinerja para karyawan di perusahaannya dan produksi batch 2 pun sangat sukses, dia tersenyum menatap para karyawan yang sumringah karena mendapatkan bonus.“Bu Dara, apa kita akan memproduksi batch ketiga dan juga melakukan preorder?” tanya Ilyas.Dara menggelengkan kepalanya. “Kita produksi normal saja, Pak. Kalau kita melakukan preorder malah khawatir nanti para karyawan terlalu lelah dan jadi menurunkan kualitas produk.”“Para karyawan tidak mempermasalahkannya, Bu. Mereka begitu bersemangat dan bertanya kapan akan produksi lagi,” ucap Ilyas.“Bersemangat karena bonus, kan?” tanya Dara setengah tertawa.“Bukan bonusnya saja, Bu. Tapi karena Bu Dara dan Bu Anna yang memimpin kami. Perusahaan ini sangat memanusiakan para pekerja dan kami enggan untuk mengabdi di perusahaan lain,” balas Ilyas memuji.Dara mengangguk. “Saya t
***Nichole membawa banyak makanan ke kediaman Liu. Dia juga membawakan tas mahal yang dibelikan oleh ibunya untuk Jessica.Jessica senang karena calon menantunya itu datang mengunjunginya, dia tidak sabar segera menikahkan putra laki-lakinya dengan keluarga Choi, mereka akan semakin kuat dan menguasai Singapura dengan kedudukan yang mereka miliki.“Akhirnya kamu bisa datang ke rumah Tante,” ucap Jessica.“Maafkan aku, Tante Jessica. Akhir-akhir aku sangat sibuk dan juga aku sedang membuka cabang baru untuk butikku,” balas Nichole.“Ya, Tante tahu dan Tante bangga melihat berita di televisi maupun media cetak kalau kamu sukses dengan karya-karyamu,” ucap Jessica dengan bangga.“Itu bukan hanya aku saja yang terlibat, tapi semua staff yang selalu membantuku.”“Ya Tuhan, gadis ini sangat cantik hati dan wajahnya. Kami keluarga Liu tidak akan salah pilih untuk memilih kamu menjadi men
***Zea merasa tubuhnya tidak karuan, dia menahan amarahnya semalam karena pria tua itu terus saja membuat tubuhnya seperti jelly. Dia sebenarnya ingin menyudahi kegilaan Mr. Frost dan bisa saja dia menolak untuk melakukannya lagi, namun saat ingat kalau Mr. Frost bisa membantunya menemukan Kana, dia mau tidak mau harus mengikuti keliaran pria tua itu.“Kenapa dia tidak cari gadis muda saja! Sungguh merepotkan melayani si tua itu,” gumam Zea kesal.Dia berjalan ke arah pintu dan terkejut mendapati sang suami sudah duduk di ruang tamu. Riky menatapnya dengan tatapan yang marah. Zea terdiam beberapa detik, namun dia tidak mempedulikan suaminya itu. Baginya, Riky juga tidak berguna sama sekali, jadi untuk apa patuh dan hormat pada pria yang tak tahu malu seperti dia?“Darimana saja kamu?” tanya Riky dengan dingin.“Bukan urusanmu!” balas Zea dengan sinis.“Aku ini suamimu dan kamu sudah menjadi tanggung
***“Papa… kenapa hanya diam di sini? Papa tidak mau masuk?” tanya Dara. Dia disuruh Adam untuk bertemu Riky dan mengatakan kalau wajah Riky muram dan menolak untuk masuk ke dalam rumah.“Papa kebetulan melewati rumahmu dan ternyata ada mertuamu di sini. Papa tidak enak mendadak datang ke rumahmu tanpa memberitahukanmu dulu,” balas Riky.“Dara kan bukan orang asing, jadi kapanpun Papa mau datang ke rumah ini, pintu rumah ini terbuka lebar untuk Papa. Jangan-jangan selama ini Papa tidak menganggap Dara sebagai putri kandung Papa sampai Papa sungkan dengan Dara,” kata Dara tersenyum.“Kamu selalu jadi putri kesayangan Papa, meski Papa bukan ayah yang sempurna dan bukan ayah terbaik yang mampu membahagiakanmu, tapi doa Papa untukmu selalu saja Papa panjatkan,” tukas Riky.Riky merasa kacau, pikirannya berantakan dan dia sampai lupa harus bicara apa dengan Dara. Saat ini hatinya ada rasa luka, rasa
***Sarah sudah kembali ke Jakarta, sudah dua minggu berlalu saat dia gagal menjebak Adam di Singapura. Wanita itu bahkan tidak berani menemui Adam, biasanya dulu dia sengaja mendatangi Adam dan pura-pura tak sengaja bertemu dengan pria itu. Sarah ingin memberi kesan kalau takdirlah yang mempertemukan keduanya untuk saling dekat satu sama lainnya.Sarah merasa bimbang karena Adam semakin menjauh darinya, apalagi setelah kejadian malam itu, dia yakin Adam tidak akan peduli lagi padanya. Dulu, Adam masih perhatian saat dia menceritakan traumanya berumah tangga dengan Leon, namun kali ini setelah semuanya berubah, Adam tidak peduli lagi padanya. semua pesan yang dia kirimkan pun, Adam mengabaikannya.“Aku tidak boleh menyerah! Selama ada peluang, aku harus bisa membuat Adam kembali melihatku,” ucap Sarah meyakinkan dirinya. Dia melihat chat undangan yang diberikan salah satu kenalannya yang mengundangnya untuk makan, kebetulan dia melihat Adam
***Di rumah kediaman Adam Tanaka…Di rumah semuanya berkumpul bersama, apalagi Lim sudah tiba dari sore. Mereka semuanya menghabiskan makan malam bersama dan juga merencanakan apa yang harus mereka lakukan saat nanti berbagi peran.Adam datang bergabung setelah dia melihat kedua anaknya sudah tertidur.“Kai dan Suri sudah tidur?” tanya Dara.“Iya, mereka sudah tidur dengan nyenyak,” balas Adam, pria itu langsung duduk di samping sang istri.Lim melihat sikap Adam yang sangat lembut pada Dara dan itu hanya berlaku untuk Dara karena Adam Tanaka terkenal seperti monster yang menakutkan di luaran sana.“Satu minggu lagi pesta itu akan kita adakan, persiapan pesta sudah oke. Bagaimana rencana kalian selanjutnya?” tanya Tiara.“Sesuai dengan rencana kita dari awal. Nanti Paman Lim dan Mami datang di tengah pesta dan mengenalkan diri sebagai pasangan suami ist
***“Shinta, apa Adam masih di sana?” tanya Sarah.“Ada dan dia hanya datang sendiri. Kamu cepat datang kesini! Banyak wartawan juga, biar kamu bisa jadi sorotan kamera wartawan. Aku mendengar dari salah satu reporter kalau Dara dan Adam sedang ada masalah untuk itu Adam hanya datang seorang diri,” balas Shinta.“Oke. Aku akan kesana, aku pasti akan jadi pusat perhatian!”Sarah mengakhiri panggilannya, dia tersenyum menatap dirinya di cermin.“Dara, kamu harus sadar bahwa kamu hanya bayangan saja, akulah pemeran utama yang sebenarnya,” gumamnya dengan tersenyum.“Kak, bagaimana? Apa Kakak mau pergi ke pesta pertunangan yang diadakan oleh Pak Hary? Ini kesempatan emas Kakak untuk membuatnya terkesan dan di sana ada Adam.” Zea menghampiri putrinya yang sedang berada di kamar.“Kakak tahu, Ma. Kakak pasti akan membuat Pak Hary terkesan, bukankah cucunya itu diselamat
***“Dara, kenapa kamu bicara seperti itu? Kita ini adalah saudara, kamu adiknya Kakak. Bukankah dari kecil kita selalu bersama dan Kakak selalu ada di sisi kamu,” kata Sarah.“Kesalahanku dulu adalah aku sangat lugu dan bodoh. Percaya dengan ketulusan Kak Sarah. Dulu kamu adalah panutanku, Kak. Nyatanya, kamu adalah musuh dalam selimut. Kamu sengaja membuatku bergantung dan percaya pada Kakak agar Kakak bisa mengontrolku dan tahu titik lemahku,” ungkap Dara.“Dara, kamu marah dengan Kakak? Ada masalah apa? Mari kita bicarakan dengan kepala dingin,” kata Sarah.“Kita tidak perlu berpura-pura lagi, Kak. Lepaskan topengmu di depanku karena bagiku wajahmu sama saja, Kakak mungkin bisa menipu orang lain dengan wajah itu, tapi tidak denganku. Aku sudah mengetahui warna aslimu,” tutur Dara.“Kamu pasti salah paham pada Kakak. Apa Adam mengatakan sesuatu padamu?”“Iya, Mas Adam itu s