Sudah lima hari Darga tak bertemu dengan Bintang, dan sudah empat hari ia dan bunda nya pulang dari rumah sang tante karena ayahnya sudah kembali dari perjalanan bisnis. Setelah tragedi pom bensin itu ia merasa Bintang menghindarinya, mulai dari chat yang tak dibalas, telpon yang tak lagi diangkat dan jika Darga menunggu Bintang disekolah pasti saja ia tidak bertemu baik itu karena Bintang sudah pulang atau pura-pura sudah pulang, dan jika ia main ke rumah tantenya tidak memungkinkan juga ia bisa main ke rumah Bintang jika kucing-kucingan seperti ini.
"lemes bestie, belum liat gebetan," ujar Hans sambil membanting dirinya sendiri ke kursi samping Darga, membuat Darga mendengus kesal dengan menatap tajam Hans yang ngakak setelahnya.
"bilangnya jangan dideketin eh dianya sendiri dijauhin!" ujar Dudung membuat Darga mendengus kesal.
"BUKAN MAEN!" teriak Jordan membuat Romi dan Dudung ngakak tak karuan.
"diam hadirin!" balas Darga dengan kesal.
Suara langkah kaki menggema di koridor yang sepi, hampir seluruh siswa siswi ada di kelas masing masing untuk belajar, langkah tersebut terhenti tepat dikelas yang ia tuju, diketuknya pintu didepannya kemudian membukanya dengan pelan, mata semua siswa dengan pasti menatap kearah pintu."boleh saya masuk?" tanyanya."Silahkan," balas Bu Yash yang tengah menulis di whiteboard.Langkahnya yang anggun membuat beberapa siswa terpana sedangkan para siswi hanya menatap sekejap. Senyum Bu Yash amat manis pada orang tersebut membuat beberapa murid kesal."saya siswi baru dikelas ini bu," ujarnya pelan namun masih bisa didengar beberapa siswa membuat suasana yang awalnya kondusif kini tampak ricuh dengan suara bising."SUDAH SUDAH! Silahkan nak perkenalkan nama kamu!" titah Bu Yash."selamat pagi semuanya?" sapanya membuat kelas tambah ricuh dan beberapa orang yang yang tengah fokus ke buku langsung menatap kearahnya."selamat
Bel pulang menggema diseluruh penjuru SMK widya Kusumah, para siswa siswi dengan segera mengemas alat tulisnya kemudian bersiap menuju rumah masing masing setelah berjuang sejak pagi untuk menimba ilmu.Seperti biasa, Bintang dan sahabatnya menunggu koridor sepi agar tidak berdesak desakan."Anak Pancasila pada gans cuy," ujar Ranti yang tengah menstalking akun sekolah sebelah."banyak banget tau!" ujar Syami sambil menatap satu persatu feed instagram SMA pancasila."ketos nya gans anjir!" ujar Lili dengan semangat."anak sebelah cuci mata tiap hari sih ini, gila sih! Pantesan si Tami betah bener disekolah njir.""gapapa kan cecannya ada disekolah kita kebanyakan," timpal Aryani yang diangguki semuanya dengan semangat. Dan ya mayoritas murid SMK Widya Kusuma itu perempuan, anak laki laki perkelasnya bisa dihitung jari, kecuali jurusan Rekayasa Perangkat Lunak, kalo RPL banyak laki lakinya namun tak sebanyak siswi di jurusan
Tatapan tajam mengarah pada sepasang insan yang tengah bercanda bersama dengan romantis membuat yang melihatnya mendengus geli dan ngeri, sedangkan si perempuan yang tengah dipandang hanya menunduk malu dengan wajah memerah karena tingkah manis sang kekasih, dan si laki laki dengan santainya meluncurkan berbagai gombalan tanpa memperdulikan mata tajam dan mata ngeri yang melihatnya."kalian kalo mau uwu uwuan jangan disini anjir!" dengus sahabat si perempuan."sirik aja lu jomblo!" ujar si laki-laki."wah sekate kate lu Bang! Anggun calon pacar gue tau!" ujar Hans ngegas membuat Anggun meringis."baru calon! Calon manten aja bisa bubar apalagi cuma calon pacar, diembat orang nangis kejer!" celoteh orang yang di panggil 'Bang'."Ayo nikah aja Nggun," ajak Hans yang dibalas geplakan dikepalanya dari Anggun."Bang Putra pergi aja sono kalo mau romantis romantisan! Ini mau bahas Bibi loh, malah uwu uwuan gitu," gerutu Anggun.&n
Flashback :Canda dan tawa terlontar dari Satya, Bintang, Aryani, Anggun dan Lili. Kelimanya silih berganti pose demi mendapatkan satu gambar yang bagus dari sekian banyaknya pose dan gaya. Satya kali ini berperan sebagai pemotret keempat gadis tersebut.Berbagai gaya dan pose telah dicoba, Satya sendiri mengarahkan keempatnya agar mendapat gambar sesuai keinginan mereka, hingga entah pose dan gaya keberapa akhirnya keempatnya puas mendapat gambar yang bagus dan sesuai keinginan. Yang difotonya ribet.Setelah puas berkeliling dan berfoto ria, kelimanya berhenti ditempat istirahat berupa gazebo yang tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil."gue pesen dulu makanan ya disana," pamit Aryani sambil menunjuk ke arah warung."ikuuttt," seru Anggun dan Lili membuat Aryani terkekeh."Bi, Kak Sat mau pesen apa?" tanya Lili."gue air putih aja," balas Bintang."gue air putih sama cemilan agak pedes ya," balas Satya.
Suara tekanan pena menggema disebuah kamar karena sang pemilik mengulang tekanan pena berkali kali. Mata yang biasa terpancar dengan tajam kini menatap sebuah buku putih kecil dengan kosong, pikirannya mulai bercabang kemana mana.Tok tok tokKetukan pintu kamar menyentaknya dari berbagai macam pikiran, dengan segera is bangkit dan berjalan menuju pintu kamar yang sengaja ia kunci."Teh makan dulu yuk," ajak sang ibu."siap, ayo Bu," balas Bintang sambil menggandeng lengan ibunya."tumben kamu manja gini?" tanya Ibu Nur bingung melihat tingkah anaknya yang lebih manja ini."teteh lagi pengen dimanja hehehe," balas Bintang bercanda."ada ada aja kamu ini," ujar Nur sambil mengusap kepala sang anak.Keduanya berjalan menuju meja makan yang kini sudah terisi Ahmad sebagai kepala rumah tangga dan Fiza adik manisnya Bintang."lama ih teteh mah! Udah lapar tau," gerutu Fiza.
Sudah sepuluh menit Darga berdiri diparkiran SMK widya kusumah membuat hampir seluruh siswa siswi yang melihat keberadaannya menatap heran, dengan wajah datar tanpa dosa Darga menyibukan diri dengan menscroll layar ponselnya yang padahal hanya menampilkan daftar chattingnya tanpa ada chat yang masuk. Hati dan jantungnya tak karuan, antara malu dan risih karena ditatap terus menerus oleh siswa siswi smk Widkum, tepukan pelan dipundaknya membuat ia tersentak kaget, wajah sangarnya membuat Darga mengerutkan keningnya ketika ia merasa pernah melihat wajah ini. "anak SMA Pancasila ko berani beraninya masuk parkiran sini?" tanya Yasa dengan tajam. "sorry ya tapi ga ada poster atau semacamnya yang gue liat kalo anak sekolah lain ga boleh masuk ke sini," balas Darga sambil tersenyum. "emang ga ada tapi seengaknya lu punya malu kan?" sentak Yasa tajam. "punya ko, lagian gue udah ijin sama anak OSIS sini, " balas Darga.&nbs
satu kata untuk Hans dan Anggun saat ini, menyebalkan!bagaimana tidak, motor yang keduanya adalah milik Darga, dan sekarang motornya itu tidak bisa menyala karena kehabisan bensin. Bodohnya lagi Hans tidak mengecek terlebih dahulu motor milik sahabatnya itu. Anggun sudah uring uringan karena risih dilihat banyak orang apalagi berbagai siswa siswi dari berbagai sekolah dan tingkatan menatap aneh ke arahnya yang berdiri dipinggir jalan dengan Hans yang melihat g****e map mencari pom bensin terdekat. namun sayang, pom bensin terdekat jaraknya lebih dari satu kilo meter. Hans mencoba menghubungi beberapa temannya termasuk Darga. panggilan pertama, "Mi? bisa bantuin gue ga?" "bantuin apa?" tanya Romi dari sebrang sana. "beliin gue bensin, gue lagi mogok njir," balas Hans kesal. "lah? gue lagi rapat perlombaan disekolah lain, nunggu setengah jam lagi gapapa?" tanya Romi bimbang, tak mungkin ia meninggalkan rapat yang beberapa
waktu menunjukan pukul lima lebih seperempat, masih terlalu pagi namun suasana sudah gaduh dari kediaman Echa dan Bagas. teriakan sang keponakan membuat pemilik rumah mendengus kesal, jika saja bukan keponakannya sudah Echa usir saat ini juga.bagaimana tidak kesal, Darga sehabis shalat subuh biasanya tidur kembali dan akan bangun setengah jam kemudian, namun kali ini selepas shalat subuh Darga membuat keributan dengan mengacak ngacak dapur milik Echa. suara nyaring dari dapur amat memekakan telinga.suara pecahan saling bersahutan dengan suara cipratan minyak panas dari wajan yang berada diatas kompor, sedangkan Darga berada jauh dari kompor karena takut terciprat minyak panas.ketika minyak sudah tidak terlalu menyiprat Darga baru berani melangkah menghampiri kompor untuk melihat hasil masakannya, ketika dibalikan, telur Darga berwarna hitam, mungkin karena kecap, pikir Darga.Asap terlihat banyak dari wajan karena Darga tidak mengecilkan su