Home / Romansa / Love secret / Benih cinta

Share

Benih cinta

Author: Nurkomalasari
last update Last Updated: 2021-06-16 05:39:54

Rasanya sangat melelahkan, berada di dalam pesta orang kaya, menurutnya sangat membosankan, karna yang di bahas di sana tidak jauh seputar bisnis, dan bisnis. Walaupun pesta masih berlangsung dengan meriah, Helena meminta Bastian untuk pulang ke aprtemen, beruntunglah ia setuju, karna ia juga merasakan hal yang sama dengannya.

"Mau ke mana?" tanya Bu Rossa saat Bastian dan Helena hendak pergi.

"Pulang Mah," saut Bastian.

Mendengar kata pulang, Bu Rossa pun ikut berdiri, "Pulang ke rumah mamah ya!" pintanya.

"Nggak," Bastian langsung menolaknya, "Aku mau pulang ke apartemen. Aku mau istirahat."

"Di rumah mamah juga kan bisa istirahat. lagian mamah pengen deket sama menantu mamah, kita kan baru ngobrol beberapa kali aja, iya kan? Mamah janji deh gak akan ganggu privasi kalian."

Bastian diam tak menjawab, namun Bu Rossa terus memaksa, hingga akhirnya ia mengiyakan keinginan mamanya. Karna melarangnyapun tidak ada gunanya.

Dua puluh menit menempuh perjalanan, akhirnya mobil yang mereka tumpangi tiba di depan pintu gerbang utaman. Gerbang setinggi tiga meter itu otomatis terbuka saat mobilnya berada di jarak satu meter lebih jauh.

"Woow.." Helena berdecak kaguk hanya dengan melihat pintu gerbangnya saja.

"Gimana isi rumahnya? gerbangnya aja semegah ini?" gumamnya.

Mereka turun dari mobil setelah di bukakan pintu oleh pak Bagas. Helena menoleh ke samping, ia melihat taman dengan hamparan bunga berwarna ungu begitu indah dan sangat menakjubkan, bunga itu mengeluarkan aroma wangi. Helena mengambil nafas dalam-dalam hanya untuk menghirup aroma wangi yang di hasilkan.

"Itu bunga apa tante? baru kali ini aku melihat bunga seindah itu, wangi lagi."

"Itu bunga Shibazakura. Bunga itu memiliki arti khusus di rumah ini, Andai saja waktu bisa di ulang," Bu Rossa manatap hamparam bunga itu dengan tatapan yang sulit untuk di artikan.

"Oh iya... ada satu tempat yang tidak boleh kamu datangi."

"Ruangan khusus?" tanya Helena yang tidak tau apa-apa.

"Taman itu. Jangan pernah berada di taman itu, kecuali atas izin suami mu," Bu Rossa coba memberitahu. Karna tak sembarangan orang boleh masuk ke sana, sekalipun itu ibunya sendiri.

"Memangnya kenapa tante?"

Belum sempat menjawab, sebuah mobil sport berwarna hitam masuk dan langsung membunyikan klason sangat panjang, "TIIINN....."

Helena dan Bu Rossa mengerjap terkejut, lalu menoleh ke arah sumber suara sambil menyipitkan mata, karna silau dengan sorot lampu mobil yang mengarah ke arah mereka.

"Bastian, lampunya," Teriak Bu Rossa dari kejauhan.

Bastian turun dari mobil tanpa mematikan mesinnya, lalu meminta Pak Bagas untuk memarkirkan mobil di tempat biasa. Dia bahkan berlalu masuk ke dalam rumah tanpa menyapa Bu Rossa maupun Helena. Mungkin karna kesal.

"Kamu lihat? dia pasti mengikuti kita, dia gak bisa jauh-jauh dari kamu, Helena."

"Tante bisa aja,"

"Loh..ko manggilnya masih tante sih? panggil mamah dong!"

"Mamah? gak enak ah tante."

"Ko gak enak, sekarang tante ini ya mamah kamu."

"Memangnya boleh?"

"Boleh dong, harus malah!"

"Ya udah, iya Mah."

Sejauh ini, keluarga besar Kenan tidak menunjukan gelagat kejahatan, semua bersikap biasa saja. Seorang Bastian yang katanya adalah pria kejam dan angkuh itu, tidak sedikitpun bersikap kasar padanya, hanya kata-katanya saja yang sedikit menyayat hati. Tapi, sejauh ini semua berjalan normal.

Kenan Abraham. Seorang mertua yang katanya banyak melakukan kejahatan, bahkan di katakan seorang penipu itu malah bersikap sangat baik, gadis miskin dan yatim piatu seperti Helena, justru mendapat perhatian lebih dari sang mertua. Ia bahkan di hadiahi satu set perhiasan bertabur berlian sebagai hadiah pernikahannya.

Rasanya sangat tidak mungkin kalau keluarga besar Kenan telah memfitnah om Helena dan memasukan omnya ke dalam penjara tanpa alasan.

"Tapi aku gak boleh lengah, aku harus terus mencari bukti kejahatan Tuan Kenan," ujarnya.

Begitu masuk ke dalam kamar, ia melihat Bastian sedang melepaskan jas lalu menggantungnya di sudut dekat jendela. Helena yang masuk tanpa permisi, sampai si pemilik kamar tidak tau kalau dirinya kini sudah berada di dalam, bahkan ia sudah cukup lama menatap punggung Bastian yang hampir saja terbuka.

"Gila ototnya."

Merasa seperti sedang di awasi, Bastian memutar tubuhnya ke belakang, memergoki Helena sedang menatap ke arahnya.

"Ngapain di situ? ngintip?" Bastian berjalan sambil melepaskan kemejanya, kini bukan lagi punggung yang terlihat, dada bidang Bastian bisa ia lihat dengan sangat jelas di depan mata. Helena buru-buru menyadarkan diri, dan langsung mengelak.

"Enak aja, kurang kerjaan apa ku mesti ngintip-ngintip. Permisi ya Tuan, malam ini saya tidak memiliki tenaga untuk berdebat dengan anda. Boleh saya langsung mandi saja?"

Tidak sampai menunggu jawaban dari suaminya, Helena berlalu masuk ke dalam kamar mandi tanpa membawa handuk, bahkan ia masuk ke dalam tanpa melepaskan gaunnya.

"Cewek aneh, bawa gaun pesta ke kamar mandi."

Bastian menutup pintu kamar, lalu menguncinya tanpa ada maksud apapun. Ia menyimpan kunci itu di dalam laci, lalu membuka semua bajunya, dan saat ini ia hanya mengenakan handuk putih yang melilit di pinggang dengan bertelanjang dada.

Siapapun yang melihat tubuh atletis itu, pasti akan langsung jatuh hati.

Sambil menunggu Helena selesai mandi, Bastian membuka laptoopnya dan melakukan Vidio call dengan temannya yang berada di Bangkok.

"Lama banget, Bas... gue tungguin dari tadi," kata seseorang di sebrang sana.

"Sorry... hari ini gue sibuk banget," jawab Bastian dengan santai. Ia duduk bersandar sambil memangku Laptoopnya.

"Percaya gue... pengantin baru," ujarnya meledek. Bastian meresponnya dengan senyum.

Asik berbincang dengan teman yang jauh di sana, tiba-tiba terdengar suara Helena berteriak memanggilnya.

"Tuaaaan...." suara Helena bahkan terdengar oleh teman Bastian.

"Siapa?"

"Istri gue," jawab nya santai.

"Tuaaann.. tolong saya...!" Helena terus berteriak.

"Gue tinggal dulu ya."

Bastian meletakan Laptoopnya di atas meja, lalu berjalan menuju pintu kamar mandi. Entah pikirannya sedang traveling ke mana, tanpa permisi Bastianpun langsung mendobrak pintu itu

"Aaaa..." Helena menjerit saat Bastian masuk ke dalam. Tangan yang tadinya berusaha menutup keran air yang bocor, secepat kilat berpindah menutupi bagian intim dari tubuhnya.

"Tutup mata anda, Tuan." serunya dengan berteriak, dan teriakannya semakin menjadi saat Bastian melangkah lebih dekat ke arahnya.

Sungguh. Teriakannya tidak kunjung berhenti, permintaannya untuk tenang, samasekali tidak di dengar. Tidak ada cara lagi selain menyumpal bibir Helena dengan mulutnya, dan itu benar ia lakukan.

Bastian melakukannya sangat singkat, namun cukup membuat Helena diam tak lagi bersuara, apa lagi berteriak.

"Tenang Helena. Aku tidak akan menodai mu." ucap Bastian dengan suara beratnya.

"Tapi anda melihat tubuh ku," hikss...hikss...

"Aku akan menutup tubuh mu dengan handuk, tapi jangan berdiri di sini ya! di sini basah, kamu liat kan, handuk ku juga basah?"

Sangat cepat ia mengangguk, Lalu Bastian menuntunnya keluar dari kamar mandi dan mendudukannya di atas sofa.

"Aku ambilkan handuk, Tunggu!"

Helena mencoba tenang, dengan tangan terus menutupi bagian intim dari tubuhnya.

"Ini memalukan. Aku sudah tidak punya muka lagi di depan Bastian,"

Bersambung...

jangan lupa untuk menyalakan bintangnya ya...

Related chapters

  • Love secret   Satu rahasia

    Siapa lah Bstian? dia hanya manusia biasa, dia sama dengan pria lain, pria normal yang pasti akan ter***sang saat melihat tubuh mulus tanpa busana di depan mata. "Dan itu milik ku, dia istri ku, seharusnya semalam aku menikmati tubuhnya, tapi apa? kenapa aku harus susah payah mencari kenikmatan di luar sana? Sial, dia membuat ku gila." Ia terus menenggelamkan diri lebih lama di dalam Bathtub, berharap isi kepalanya yang terus mengingat tubuh Helena cepat menghilang. Padahal, setelah kejadian semalam, Bastian pergi ke sebuah Club malam menemui seorang wanita hanya untuk menyalurkan hasratnya saja. Tapi rasanya itu tidak cukup. Dia tetap menginginkan tubuh Helena. tubuh yang ia lihat mulus tanpa noda itu benar-benar sangat mengganggu pikirannya. Saat ini jarum jam berada tepat di angka tujuh. Kini matahari mulai menampakan cahayanya, menyeruak masuk ke dalam melalui celah-celah jendela kamar yang tidak tertutup rapat. Helena menggeliat, mengerja

    Last Updated : 2021-06-17
  • Love secret   Batu nisan

    "Berani kamu mengancam saya?"Tangannya mencengkram kuat rahang Helena, dia salah menduga, ternyata apa yang dikatakan kakaknya adalah benar, dia kejam."Lepaskan saya Tuan!"Kedua tangan Helena berusaha melepaskan tangan Bastian yang malah semakin mengeratkan cengkramannya."Melepaskan mu? jangan harap saya akan melepaskan mu, gadis culun.""Saya ada janji dengan keponakan anda," kata Helena dengan susah payah."Saya tidak perduli. Itu janji kamu dengan Stela.""Lepaskan saya, saya mohon! sakit," wajahnya benar-benar terlihat kesakitan.Bastian memang melepaskannya, tapi sangat kasar ia menghempaskan tubuh Helena ke atas ranjang. Ia memegangi rahangnya yang terasa sakit."Jangan coba-coba bermain dengan ku! apa lagi mengancam ku," setalahnya ia pun keluar dari kamar, meninggalkan Helena dalam kesakitan."Dasar gila," sungutnya memaki, melempar pintu dengan bantal."Pria berwajah dua. Bersikap manis seperti

    Last Updated : 2021-06-19
  • Love secret   Panik

    Terlalu asik memilah-milah jenis mainan yang akan di beli, Mark sampai tidak menyadari kalau sudah hampir lima belas menit Helena tidak ada di sana. Ia disibukan oleh Stela yang keinginannya terus berubah saat melihat jenis mainan yang berbeda. Karna lelah, ia pun memilih duduk dan membiarkan Stela megaduk-aduk semua mainan yang sudah diturunkan si abang penjual itu. Merasa haus, saat akan meminta izin pada Helena untuk membeli minum, ia baru menyadari kalau Helena tidak ada di sana. "Kemana dia?" Mark mengeluarkan benda pipih berwarna hitam dari saku jasnya, lalu menghubungi Helena dalam sambungan telepon. "Tuut. "Tuut. Beberapa kali mencoba, akhirnya Helena merespon panggilan dari Mark. "Nyonya, anda di mana?" tanya Mark sambil memperhatiakan Stela masih asik memilah-milah mainan. "Kak.." suara Helena terdengar seperti merintih kesakitan. "Ada apa dengan anda, Nyonya?" Wajah Mark berubah panik. "Aku di

    Last Updated : 2021-06-21
  • Love secret   Kita berteman

    Helena terkejut dengan kedatangan Bastian yang tiba-tiba. Alasan yang sudah tersusun rapih di dalam otak, hilang menguap begitu saja bersamaan dengan munculnya sosok pria yang menurutnya memiliki kepribadian ganda."Tuan, bisa gak sih ketuk pintu dulu sebelum masuk?""Siapa pria yang kamu bilang memiliki kepribadian ganda itu?" membalas pertanyaan Helena dengan pertanyaan lagi. Ia masuk menghampiri sang istri yang tengah duduk di depan cermin rias, lalu meletakan kedua tangannya di atas meja, seolah sedang memeluknya dari belakang.Tak ingin luka di dahinya terekspos, Helena memalingkan wajahya menatap ke arah lain. Tapi sayang, mata elang pria arogan itu keburu menangkap sesuatu yang berusaha ia tutupi."Ada apa dengan wajah mu?" tanya Bastian saat luka di keningnya terlihat jelas di depan mata."Tidak ada," jawabnya singkat."Hei..." sedikit kasar Bastian menarik dagu Helena, memintanya untuk menatap lurus ke depan, lalu ia menyibakan poni

    Last Updated : 2021-06-23
  • Love secret   Tidurlah dengan ku

    Hidup satu atap dengan seorang Haidar Bastian buka lah perkara yang mudah. Lihat saja, walaupun sudah memutuskan untuk berteman sejak tadi sore, Bastian tetap tidak mengizinkan Helena tidur di atas ranjang bersama dengan dirinya. Padahal kasur itu memiliki ukuran yang sangat luas. Jangankan dua orang, tiga sampai empat sekalipun masih cukup. Helena yang terus mendapat penolakan, akhirnya pasrah dengan kenyataan kalau malam ini dan seterusnya, tidak akan pernah bisa tidur di tas ranjang. Buka karna mau dekat dengan suaminya. tapi sungguh, semahal apapun sofa, tetap lebih nyaman tidur di atas kasur. Apa lagi kasur itu bernilai fantastis. 200juta? wow. sungguh penasaran dengan kenyamananya. pasti sangat nyaman. "Fix. Dia itu sangat pelit," berucap sambil membetulkan bantal di atas sofa. Hanya bantal, tidak ada selimut. Padahal AC di kamar itu terasa sangat dingin. Bagaimana tidak, ruangan itu bersuhu 16°c? Dia benar-benar gila. "Kita berteman satu kamar, t

    Last Updated : 2021-06-26
  • Love secret   Tanggung jawab

    Sinar matahari yang masuk melalui kaca jendela kamar, mulai menerpa wajah cantik Helena yang sedang tertidur pulas di samping suaminya, Bastain. Ia mengerjap terbangun, mengucak matanya untuk memastikan sosok yang ada di sebelahnya sedang melingkarkan tangan ke atas perutnya. Begitu sadar kalau pria yang ada di sebelahnya adalah Bastian, Helena langsung beranjak dari tempat tidur sambil tertatih-tatih menjauh menahan rasa sakit di sana. "Apa ini? kenapa sangat perih?" Ia terus merangkak menuju kamar mandi, karna tak ada pilihan lagi selain pergi mengumpat di dalam sana. Gemericik air juga suara tangis Helena membangunkan Bastian yang baru saja tidur sejak dua jam yang lalu. Ia beranjak dari tempat tidur, lalu mengetuk pintu kamar mandi, memastikan kalau Helena baik-baik saja dia dalam. Namun yang di panggil tak menyahut hanya raungan tangisan yang semakin kencang, membuat Bastian semakin khawatir. "Helena. Kamu gak apa-apa kan?"

    Last Updated : 2021-07-03
  • Love secret   Something

    Sejurus kemudian, Helena mendorong Bastian sampai jatuh ke lantai. "Apa-apaan ini?" ucapnya tanpa merubah posisi, mengangkat kedua kakinya ke atas. "Turunkan kaki anda, Tuan! Anda seperti mau melahirkan," Ha.. ha.. ha.. dia tertawa lepas sambil menutup mulutnya dengan tangan, melihat posisi jatuh suaminya yang lucu, membuat Helena sulit berhenti tertawa. "Berhenti tertawa, atau saya akan menerkam kamu lebih ganas dari semalam." Uuh.. itu sangat mengerikan. Luka bekas semalam saja belum sembuh, bagaimana rasanya senjata Bastian yang berukuran 14,5cm itu kembali masuk ke dalam lubang sempit miliknya? Helena langsung merapatkan kakinya naik ke atas, juga kedua tangan yang ia letakan di atas pangkuan. "Awas saja kalau anda berani!" kata Helena memperingatkan. "Gak jamin ya. Saya kan bisa lakuin kapan aja. Bahkan tanpa sepengetahuan kamu," senyumnya menyeringai. Helena melempari Bastian dengan bantal yang sedang ia pegang. "Pergi! S

    Last Updated : 2021-07-04
  • Love secret   Pernikahan

    Pernikahan. Adalah sesuatu hal yang sangat sakral dan sangat di harapkan oleh dua insan yang saling mencinta. Suatu pembuktian atas nama cinta yang disatukan oleh sebuah ikatan yang bernama PERNIKAHAN. Haidar Bastian dan Helena Quirin baru saja melangsungkan pernikahan super megah di salah satu Hotel ternama kota Jakarta. "Culun, bagaimanapun dia tetap culun dan jelek," gumam pengantin pria. Tak sedikitpun dia memuji kecantikan Helena yang berdiri tegap di sampingnya. Kecantikan yang terpancar sangat natural. Ia terlihat sangat anggun dengan mengenakan gaun berwarna putih yang menjuntai panjang, dengan seikat bunga mawar putih di genggaman, menambah kadar kecantikan Helena mendekati kata sempurna. "Kamu beruntung mendapatkan gadis secantik dia, Bastian," kata salah satu tamu undangan yang terkagum-kagum. "Sangat beruntung," Bastian merangkul Helena sangat kasar, hingga ia meringis kesakitan namun ia tahan karna tak ingin pernikahan paksanya diketahui banyak orang. "Kalau aku bero

    Last Updated : 2021-06-10

Latest chapter

  • Love secret   Something

    Sejurus kemudian, Helena mendorong Bastian sampai jatuh ke lantai. "Apa-apaan ini?" ucapnya tanpa merubah posisi, mengangkat kedua kakinya ke atas. "Turunkan kaki anda, Tuan! Anda seperti mau melahirkan," Ha.. ha.. ha.. dia tertawa lepas sambil menutup mulutnya dengan tangan, melihat posisi jatuh suaminya yang lucu, membuat Helena sulit berhenti tertawa. "Berhenti tertawa, atau saya akan menerkam kamu lebih ganas dari semalam." Uuh.. itu sangat mengerikan. Luka bekas semalam saja belum sembuh, bagaimana rasanya senjata Bastian yang berukuran 14,5cm itu kembali masuk ke dalam lubang sempit miliknya? Helena langsung merapatkan kakinya naik ke atas, juga kedua tangan yang ia letakan di atas pangkuan. "Awas saja kalau anda berani!" kata Helena memperingatkan. "Gak jamin ya. Saya kan bisa lakuin kapan aja. Bahkan tanpa sepengetahuan kamu," senyumnya menyeringai. Helena melempari Bastian dengan bantal yang sedang ia pegang. "Pergi! S

  • Love secret   Tanggung jawab

    Sinar matahari yang masuk melalui kaca jendela kamar, mulai menerpa wajah cantik Helena yang sedang tertidur pulas di samping suaminya, Bastain. Ia mengerjap terbangun, mengucak matanya untuk memastikan sosok yang ada di sebelahnya sedang melingkarkan tangan ke atas perutnya. Begitu sadar kalau pria yang ada di sebelahnya adalah Bastian, Helena langsung beranjak dari tempat tidur sambil tertatih-tatih menjauh menahan rasa sakit di sana. "Apa ini? kenapa sangat perih?" Ia terus merangkak menuju kamar mandi, karna tak ada pilihan lagi selain pergi mengumpat di dalam sana. Gemericik air juga suara tangis Helena membangunkan Bastian yang baru saja tidur sejak dua jam yang lalu. Ia beranjak dari tempat tidur, lalu mengetuk pintu kamar mandi, memastikan kalau Helena baik-baik saja dia dalam. Namun yang di panggil tak menyahut hanya raungan tangisan yang semakin kencang, membuat Bastian semakin khawatir. "Helena. Kamu gak apa-apa kan?"

  • Love secret   Tidurlah dengan ku

    Hidup satu atap dengan seorang Haidar Bastian buka lah perkara yang mudah. Lihat saja, walaupun sudah memutuskan untuk berteman sejak tadi sore, Bastian tetap tidak mengizinkan Helena tidur di atas ranjang bersama dengan dirinya. Padahal kasur itu memiliki ukuran yang sangat luas. Jangankan dua orang, tiga sampai empat sekalipun masih cukup. Helena yang terus mendapat penolakan, akhirnya pasrah dengan kenyataan kalau malam ini dan seterusnya, tidak akan pernah bisa tidur di tas ranjang. Buka karna mau dekat dengan suaminya. tapi sungguh, semahal apapun sofa, tetap lebih nyaman tidur di atas kasur. Apa lagi kasur itu bernilai fantastis. 200juta? wow. sungguh penasaran dengan kenyamananya. pasti sangat nyaman. "Fix. Dia itu sangat pelit," berucap sambil membetulkan bantal di atas sofa. Hanya bantal, tidak ada selimut. Padahal AC di kamar itu terasa sangat dingin. Bagaimana tidak, ruangan itu bersuhu 16°c? Dia benar-benar gila. "Kita berteman satu kamar, t

  • Love secret   Kita berteman

    Helena terkejut dengan kedatangan Bastian yang tiba-tiba. Alasan yang sudah tersusun rapih di dalam otak, hilang menguap begitu saja bersamaan dengan munculnya sosok pria yang menurutnya memiliki kepribadian ganda."Tuan, bisa gak sih ketuk pintu dulu sebelum masuk?""Siapa pria yang kamu bilang memiliki kepribadian ganda itu?" membalas pertanyaan Helena dengan pertanyaan lagi. Ia masuk menghampiri sang istri yang tengah duduk di depan cermin rias, lalu meletakan kedua tangannya di atas meja, seolah sedang memeluknya dari belakang.Tak ingin luka di dahinya terekspos, Helena memalingkan wajahya menatap ke arah lain. Tapi sayang, mata elang pria arogan itu keburu menangkap sesuatu yang berusaha ia tutupi."Ada apa dengan wajah mu?" tanya Bastian saat luka di keningnya terlihat jelas di depan mata."Tidak ada," jawabnya singkat."Hei..." sedikit kasar Bastian menarik dagu Helena, memintanya untuk menatap lurus ke depan, lalu ia menyibakan poni

  • Love secret   Panik

    Terlalu asik memilah-milah jenis mainan yang akan di beli, Mark sampai tidak menyadari kalau sudah hampir lima belas menit Helena tidak ada di sana. Ia disibukan oleh Stela yang keinginannya terus berubah saat melihat jenis mainan yang berbeda. Karna lelah, ia pun memilih duduk dan membiarkan Stela megaduk-aduk semua mainan yang sudah diturunkan si abang penjual itu. Merasa haus, saat akan meminta izin pada Helena untuk membeli minum, ia baru menyadari kalau Helena tidak ada di sana. "Kemana dia?" Mark mengeluarkan benda pipih berwarna hitam dari saku jasnya, lalu menghubungi Helena dalam sambungan telepon. "Tuut. "Tuut. Beberapa kali mencoba, akhirnya Helena merespon panggilan dari Mark. "Nyonya, anda di mana?" tanya Mark sambil memperhatiakan Stela masih asik memilah-milah mainan. "Kak.." suara Helena terdengar seperti merintih kesakitan. "Ada apa dengan anda, Nyonya?" Wajah Mark berubah panik. "Aku di

  • Love secret   Batu nisan

    "Berani kamu mengancam saya?"Tangannya mencengkram kuat rahang Helena, dia salah menduga, ternyata apa yang dikatakan kakaknya adalah benar, dia kejam."Lepaskan saya Tuan!"Kedua tangan Helena berusaha melepaskan tangan Bastian yang malah semakin mengeratkan cengkramannya."Melepaskan mu? jangan harap saya akan melepaskan mu, gadis culun.""Saya ada janji dengan keponakan anda," kata Helena dengan susah payah."Saya tidak perduli. Itu janji kamu dengan Stela.""Lepaskan saya, saya mohon! sakit," wajahnya benar-benar terlihat kesakitan.Bastian memang melepaskannya, tapi sangat kasar ia menghempaskan tubuh Helena ke atas ranjang. Ia memegangi rahangnya yang terasa sakit."Jangan coba-coba bermain dengan ku! apa lagi mengancam ku," setalahnya ia pun keluar dari kamar, meninggalkan Helena dalam kesakitan."Dasar gila," sungutnya memaki, melempar pintu dengan bantal."Pria berwajah dua. Bersikap manis seperti

  • Love secret   Satu rahasia

    Siapa lah Bstian? dia hanya manusia biasa, dia sama dengan pria lain, pria normal yang pasti akan ter***sang saat melihat tubuh mulus tanpa busana di depan mata. "Dan itu milik ku, dia istri ku, seharusnya semalam aku menikmati tubuhnya, tapi apa? kenapa aku harus susah payah mencari kenikmatan di luar sana? Sial, dia membuat ku gila." Ia terus menenggelamkan diri lebih lama di dalam Bathtub, berharap isi kepalanya yang terus mengingat tubuh Helena cepat menghilang. Padahal, setelah kejadian semalam, Bastian pergi ke sebuah Club malam menemui seorang wanita hanya untuk menyalurkan hasratnya saja. Tapi rasanya itu tidak cukup. Dia tetap menginginkan tubuh Helena. tubuh yang ia lihat mulus tanpa noda itu benar-benar sangat mengganggu pikirannya. Saat ini jarum jam berada tepat di angka tujuh. Kini matahari mulai menampakan cahayanya, menyeruak masuk ke dalam melalui celah-celah jendela kamar yang tidak tertutup rapat. Helena menggeliat, mengerja

  • Love secret   Benih cinta

    Rasanya sangat melelahkan, berada di dalam pesta orang kaya, menurutnya sangat membosankan, karna yang di bahas di sana tidak jauh seputar bisnis, dan bisnis. Walaupun pesta masih berlangsung dengan meriah, Helena meminta Bastian untuk pulang ke aprtemen, beruntunglah ia setuju, karna ia juga merasakan hal yang sama dengannya."Mau ke mana?" tanya Bu Rossa saat Bastian dan Helena hendak pergi."Pulang Mah," saut Bastian.Mendengar kata pulang, Bu Rossa pun ikut berdiri, "Pulang ke rumah mamah ya!" pintanya."Nggak," Bastian langsung menolaknya, "Aku mau pulang ke apartemen. Aku mau istirahat.""Di rumah mamah juga kan bisa istirahat. lagian mamah pengen deket sama menantu mamah, kita kan baru ngobrol beberapa kali aja, iya kan? Mamah janji deh gak akan ganggu privasi kalian."Bastian diam tak menjawab, namun Bu Rossa terus memaksa, hingga akhirnya ia mengiyakan keinginan mamanya. Karna melarangnyapun tidak ada gunanya.Dua puluh menit

  • Love secret   Manis

    Tepat pukul duabelas siang, Bastian dan Helena kembali ke Hotel tempat mereka menginap. Bisa di hitung berapa lama mereka menghabiskan waktu berdua hari ini? masih dalam hitungan jari. Rasanya sangat mustahil kalau dengan waktu sesingkat itu akan tumbuh benih-benih cinta di hati mereka. Jangankan cinta, rasa kasihan pun sepertinya tidak ada. Bastian bahkan tidak perduli saat Helena kesulitan membawa banyaknya kantung belanjaan."Menyebalkan," Ia bejalan di belakang Bastin sambil menghentakan kakinya karna kesal.Namun, ada sedikit kejadian yang cukup menggelitik, saat Bastian bertemu temanya di dalam lift tadi, membuat bibir Helena kembali melengkung membentuk simpul, saat Kantung belanjaan yang dibawanya, langsung diambil alih oleh Bastain."Aku kan udah bilang, biar aku yang bawa, sayang..." ucap Bastian penuh kepalsuan.Awalnya Helena cukup terkejut dengan perubahan sikap suaminya yang tiba-tiba, namun dalam hitungan persekiandetik, Helena langsung tau

DMCA.com Protection Status