Hidup itu bagaikan Angan-angan.
Hidup itu juga bagaikan roda yang berputar.
Apa yang kita lakukan esok adalah harapan.
Harapan untuk hidup.
Harapan untuk bahagia.
Dan harapan ku adalah dikelilingi orang yang ku sayang.
Namun hidup pun terkadang tak sesuai Harapan.
Itu mengapa ku katakan Hidup bagai roda yang berputar.
~~~
Aku, Hanna parkinson gadis berumur 21 tahun. Anak semata wayang dari pasangan Alexander Parkinson dan istrinya Giselle. Hanna dibesarkan dengan tanpa kekurangan suatu apapun, Ia dikelilingi oleh orang-orang yang sangat amat menyayanginya dan mencintainya.
Papah ku, Alexander Parkinson adalah pengusahan mebel furniture terkemuka di negaranya, banyak pesaing bisnisnya yang iri padanya. Bagaimana tidak, dalam waktu singkat Alexander mampu berkerja sama dengan Brand-Brand terkemuka dari luar negaranya.
Dan Mamah ku, Giselle adalah pensiunan desainer perhiasan dari merk terkenal. Memang namanya tidak begitu terkenal, karna ia berkerja di balik layar. Namun, ia lebih dikenal dengan sebutan Nyonya Parkinson.
Hanna adalah gadis yang populer dikampusnya karna manis, cantik, dan ramah. Bagi mereka hidup Hanna itu sempurna karna ia mempunyai segalanya. Hidupnya normal seperti anak muda jaman sekarang, berkuliah, mempunyai banyak teman dan tentu saja mempunyai pacar. Yang pada saat itu pacarnya adalah anak populer juga di kampusnya.
Dengan semua yang Hanna miliki, itu tidak membuat ia tinggi hati. Ia selalu ingat di atas langit masih ada langit lainnya, itulah yang di ajarkan oleh kedua orang tuanya sedari ia kecil. Dan sampai sekarang pun masih ia pegang teguh apa yang di ajarkan oleh orang tuanya.
Hanna mempunyai sepupu perempuan yang sudah seperti sahabat, yang sangat amat menyayanginya, mempunyai keluarga yang selalu mencurahkan kasih sayang yang sangat berlimpah.
Namun sesuatu terjadi pada Hanna, dan mereka yang dulu mengaku adalah teman Hanna, tiba tiba menghilang hanya karna ia tak mampu berdiri dengan kedua kakinya. Dan ya, seperti kalian ketahui, kebanyakan orang berpikiran " cantik itu harus sempurna ". Lalu? aku? apa karna aku tak sempurna, lalu kalian meninggalkan ku begitu saja.
Ini bukan salahku, ini bukan mauku. Tolong jangan hakimi aku dengan sikap kalian yang awalnya baik padaku lalu berubah karna kejadian itu. Aku hanya manusia, yang tak bisa melawan takdir yang di berikan Tuhan.
Karna ku yakin, Tuhan itu adil. Tuhan tak akan memberikan ujian diluar batas kemampuan hambanya.
~~~
Matahari mulai keluar dari persembunyian gelapnya, menampakan diri untuk menyapa, membiaskan cahayanya dari balik jendela kamar milik Hanna, dan waktu pun menunjukan pukul 9 pagi.
Seperti biasanya, Hanna berangkat kuliah bersama sepupunya, Ellena. Sepupu rasa sahabat, ya memang mereka sudah berteman sedari kecil, karna Elle selalu di titipkan ke keluarga Parkinson, saat Orang Tua Elle pergi untuk mengurusi bisnis keluarga mereka di luar negri. oleh karna itu Alexander dan Giselle pun mulai mengganggap Elle seperti anak mereka sendiri.
Seperti rutinitas mereka dihari hari sebelumnya, mereka berdua berangkat kuliah dengan memesan taxi online.
"Sekarang giliran siapa yang mesen taxinya?" tanya Hanna.
"Iya bawel," jawab Elle merogoh saku celananya.
Tak berselang lama, taxi online yang dipesan pun datang, mereka pun masuk dan duduk manis di dalam taxi pesanan mereka.
Hanna melihat keluar jendela mobil, memandangi padat dan ramainya jalanan ibu kota oleh kendaraan pada saat itu.
Suara handphone berdering memecah keheningan disana, dan Hanna pun masih sibuk dengan lamunannya.
"Han," panggil Elle.
"Hmmm.. apa?"
"Itu hp mu bunyi, Han!" kata Elle kesal karna Hanna masih saja melanjutkan lamunannya.
"Iya iya"
Hanna mulai merogoh saku jaketnya untuk mengeluarkan handphone miliknya yang berbunyi.
"Pagi kesayangan," isi dari pesan tersebut.
"sayang bales dong."
"sayang masih marah ya?"
"Vikky? Tumben dia nge chat pagi pagi," gumam Hanna yang masih terdengar di telinga Elle.
"Dih, kamu gimana sih Han, pacar nge chat pagi pagi bukannya seneng malahan bilang begitu?' Harusnya mah seneng tau," jawab Elle yang mendengar keluhan Hanna.
"Seneng katamu, setelah dia ninggalin aku di resto sendirian?"
"Iyaaa.. udah sih maafin aja, lagian kan dia batalin janji karna ada urusan mendadak."
"Iya aja deh biar cepet, lagian aku juga udah 3 hari gak ketemu dia, maafin aja deh."
"Nah gitu dong, itu baru anak mamah Giselle," ledek Elle.
Tak berselang lama taxi online pu berhenti didepan sebuah Universitas ternama di Ibu kota.
"Permisi kak, udah sampe nih ketujuan kaka," kata Driver taxi online memotong pembicaraan mereka berdua.
"Oh iya Mas, sebentar ya!" kata Elle.
Elle mencari dompetnya di dalam tas, membokar kesana kemari tapi tidak menemukan dompetnya sama sekali. Elle mulai melihat Hanna dengan muka meng-ibanya.
"Han Han, cantik deh, dompetku ketinggalan di kamar, bisa bayarin dulu gak ntar aku ganti, please!" Elle menautkan ke dua tangannya seperti orang memohon.
"Ish.. kebiasaan banget, nanti kalo kepalamu bisa di copot mungkin bakalan ketinggalan juga kali ya," jawab Hanna sambil mencari dompetnya di dalam tas.
Hanna pun mengeluarkan uang lembaran lima puluh ribu sebanyak 3 lembar dari dalam dompetnya.
Lalu Hanna menyodorkan uang tersebut "Mas ini uangnya."
"Ka ini terlalu banyak," sang driver taxi online tersebut menyodorkan kembali uang yang diberikan Hanna.
"Udah gak apa apa, ambil aja Mas kembaliannya."
"Makasih, ya ka."
Hanna keluar terlebih dahulu sedangkan Elle masih sibuk membereskan tasnya yang tadi ia bongkar.
"Makasih ya pak," kata Elle membuka pintu mobil sembari tersenyum kepada Mas driver taxi online.
"Han, tunggu ih," teriak Elle sambil berlari kecil ke arah Hanna.
"Han, kok banyak banget sih kamu kasihnya? kan ongkosnya cuma 75rb?"
"Astaga, iya kah? Aduh gimana dong?" Hanna pura pura kaget.
"Kan bener kamu salah kasih ongkos, ayo balik lagi mumpung taxi onlinenya masih disitu," ajak Elle menarik tangan Hanna.
"Hahaha... dasar bodoh! aku sengaja memberinya lebih, barang kali dia butuh untuk keluarganya dirumah kan?" kata Hanna menarik kembali tangan Elle.
"Lagian drivernya masih muda, mana ganteng lagi, gak mungkin kan dia udah nikah," ucap Elle yang tak percaya.
Hanna pun menyentil kening Elle.
Pletak...
"Aduh sakit Han," ringis Elle memegangi keningnya.
"lagian kamu tuh, keluarga gak melulu tentang nikah Elle, kan ada kedua orang tua, mereka juga keluarga kan?" ucap Hanna memberi penjelasan kepada Elle tentang devinisi keluarga.
"Oh gitu ya, yaudah ayo ke kelas!, hari ini dosen killer yang ngajar."
"Iya iya ampun kalo kita telat semenit aja nanti kita bakalan di gantung di tiang bendera."
TBC
Cinta.Datang dan pergi sesukanya.Terkadang begitu menyakitkan.Terkadang pula begitu membahagiakan.Terkadang membuat kita lupa akan daratan.Terkadang juga membuat lupa akan sekitar.~~~Jam kuliah pun telah usai, Hanna dan Elle pun keluar dari ruang kelas. Mereka memang berkuliah mengambil jurusan yang sama, yaitu kedokteran."Untung Dosen killer itu gak dateng ya, Han," ucap Elle."Iya ya beruntung banget kita loh, mana tadi kita telat 5 menit, tapi kenapa itu dosen gak masuk ya? Kan biasanya dia rajin banget dateng," tanya Hanna."Katanya sih sakit, entah lah, tapi tau gak tadi Asdosnya ganteng banget loh, berwibawa gimana gitu, coba aku jadi pacarnya, aduh... gak bisa bayangin lagi deh," bayangan Elle."Bodo, gak liat tuh, kebablasan main hp tadi. Lagian kamu tuh ya kalo ada yang ganteng dikit aja ngomongnya begitu, tadi aja mas driver taxi online kamu bilang ganteng juga," tukas Hanna yang dibarengi
Apakah ini akhir ceritaku?Ku tahu Tuhan sayang semua hambanya.Tuhan pasti tak akan memberikan ujian melebihi batas kemampuan hambanya.~~~Sepasang mata perempuan itu melihat mereka dengan perasaan tidak senang. Oh, lebih tepatnya melihat Hanna tidak senang."Awas kamu Hanna, kamu udah ambil Vikky yang seharusnya jadi punya ku, aku gak terima, padahal cantikan aku kemana mana," gumam perempuan tersebut."Hei Vhi, kamu ngapain disini?" tegur seseorang laki laki, menepuk pundak perempuan yang bernama Vhias tersebut."Eh ka, kaget loh aku, enggak ka, lagi liat pemandangan taman aja," jawab Vhias dengan kecanggungannya."Loh kok kakak ada disini? kakak gak kerumah sakit?" sambung Vhias."Gak boleh emangnya? Sekarang kakak jadi asisten dosen disini gantiin Bu Mei yang cuti istirahat pasca operasi," jawab lekaki itu, dan Vhias hanya menganggukan kepalanya."Kamu udah selesai mata kuliahnya kan? Yuk kita pulang!" sambu
Hanna ku yang malang.Kami disini untuk mu.Apapun yang terjadi kami akan mendukung mu.Kami akan memberi mu semangat penuh.Kami akan menyangi mu apapun yang terjadi.Hanna anakku.~~~Di Rumah Sakit."Hanna, kamu harus bertahan, kamu kuat," ucap Vikky memegangi tangan Hanna, yang saat itu terkapar di atas bed rumah sakit yang sembari di dorong kedalam ruang ICU.Sesampainya di depan ruang ICU, Vikky mencoba ingin masuk ke dalam untuk menemani Hanna, tetapi dilarang oleh Perawat rumah sakit."Tuan mohon tunggu diluar!" perintah Perawat tersebut."Tapi saya mau menemani pacar saya di dalam," jawab Vikky yang pada saat itu baju yang ia kenakan dan tangannya sudah berlumuran darah."Sebaiknya Tuan membersihkan diri terlebih dahulu saja," jawab Perawat yang melihat Vikky dengan pakaiannya yang berlumuran darah.Vikky hanya menganggukan kepalanya saja meng-iyakan perkataan Perawat tadi, ada perasa
Aku, namaku Hanna di jauhkan oleh teman teman ku karna aku lumpuh.Hahaha... klise sekali.Aku hanya lumpuh bukannya menyusahkan mereka, lemah sekali pikiran mereka yang menjauhi ku.Aku lumpuh pun bukan kemauan ku.Takdir ini yang mempermainkan ku.Takdir yang membuatku seperti ini.Salahkan lah takdir ini, jangan salahkan diri ini.~~~Hanna pun bangun dari tidurnya. Sepertinya, efek obat itu sudah mulai menghilang."Mah, Pah, Hanna haus, Hanna mau minum," gumam Hanna.Hanna yang masih setengah sadar mulai mencoba menggerakan kakinya untuk turun dari tempat tidur."Loh, kaki ku kenapa?" gumamnya yang masih belum sadar kalau dia sebenarnya lumpuh.Ia pun menyentuh kakinya, "Kenapa mati rasa, kenapa gak bisa bergerak?""Mamah! Papah! Kaki Hanna kenapa gak bisa di gerakin mah?!" teriak Hanna histeris.Alexander dan Giselle yang baru saja tiba dari mengisi perutnya di kantin, kaget meliha
Aku, mau tidak mau, hanya bisa menerima keadaan.Mereka yang dahulu menyanjungku menghilang.Dan dia yang dahulu selalu bilang "aku menyayangi" mu pun menghilang.Bagai di telan bumi, mereka hilang tanpa kabar.Hanya karna aku lumpuh.Benar benar klise sekali pemikiran mereka.Inilah ujian yang sesungguhnya, ujian tentang siapa yang pergi meninggalkan ku.Dan siapa yang bertahan dikala aku terpuruk dalam luka ku.~~~Hanna dan Elle pun kembali ke kamar. Tawa mereka menggema disana, entah apa yang mereka perbincangkan sampai mereka tertawa begitu kerasnya.Saat kembali ke kamar Hanna tak mendapati keberadaan Papahnya disana, hanya Mamahnya saja lah yang pada saat itu sedang duduk di sofa dekat jendela."Mah, Papah kemana?" Tanya Hanna."Papah pulang, nanti jam 12 Papah ada meeting dengan klien," jawab Mamah Giselle berbohong. sebenarnya, Papah Alexander pergi mencari dokter syaraf terbaik di negerinya
Yap... Dia pun pergi.Hahahaa... Semudah itu ia pergi.Seperti membalikan telapak tangan ya.Kukira dia akan bertahan karna kekurangan ku.Tapi ternyata kekurangan ku lah yang menjadi alasan kepergiannya.Cinta mu tak begitu kuat sayang.Cinta mu hanya bualan belaka.~~~Pagi pun datang.Elle masih duduk memeluk kaki di atas tempat tidurnya, merenungi apa yang ia lihat kemarin sore."Aku gak habis pikir, kenapa Vikky jadi kaya gitu, jadi kepikiran terus deh kalo kaya gini.""Lebih baik aku ketempat Hanna, mungkin disana aku bisa cuci mata."Elle pun bergegas membersihkan dirinya dan pergi ke rumah sakit, memesan taxy online seperti biasanya.Saat Elle baru saja membuka pintu rumahnya untuk keluar, tiba-tiba Vikky sudah berdiri menunggu Elle di depan gerbang rumahnya."Mau apa dia kesini?" gumamnya.Elle menghela nafasnya dan mulai berjalan ke arah gerbang."Elle bisa kita
Hanna ku yang malang.Aku ingin menutup semua luka mu.Ingin kamu kembali seperti dahulu.Dengan semangat mu yang menggebu gebu.ku ingin dirimu seperti dahuluHanna sahabat ku.Malang nian nasib mu.Elle.~~~Usaha Papah Alexander mencari pengobatan terbaik untuk anaknya membuahkan hasil, ternyata keajaiban masih ada untuk anaknya.Hari ini adalah hari pertama ia therapy, dan kali ini Dokter yang menangani adalah Dokter Kevin.Dokter Kevin membantu Hanna dalam therapy, mulai dari berdiri hingga berpegangan pada tiang penyanggah.Hanna semua mengikuti instruksi yang dikatakan oleh Dokter Kevin, sampai di tengah tengah sesi therapy Hanna pun kehilangan keseimbangannya, namun ia bangkit kembali. Dan Elle yang menemani Hanna hanya bisa melihat saja dari kaca bagian luar.Elle melambaikan tangannya dan berkata " Semangat Hanna ".Hanna yang melihat Elle di balik kaca pun tersenyum. Betapa b
Cinta itu bukan dari mata turun ke hati.Melaikan dari hati yang merasakan suatu ketulusan yang pasti.Lalu memaksa membuka mata untuk melihat ketulusan tersebut.Dan mencintai itu adalah kata sifat, di cintai itu adalah kata kerja.Namun cinta itu bukanlah kata benda.Melainkan cinta itu adalah kata hati.Jadi cintailah sepenuh hati maka kamu akan merasakan ketulusan yang pasti.Hanna.~~~Pagi pun tiba, Hanna menjalankan jadwal teraphynya dengan lancar, tanpa hambatan sedikit pun.Sampai dimana saatnya Hanna selesai dengan jadwal teraphy, dan kini sedang konsultasi dengan Doker Ahli Tulang ternama di Negaranya.Dokter tersebut menyarankan Hanna agar meminum susu tulang dan makan makanan berkalsium agar dapat pulih dengan cepat.Elle dan kevin menunggu Hanna, duduk di luar ruangan dokter. Elle takut terjadi sesuatu terhadap Hanna. Khawatir dengan Hanna, Elle mulai bertanya tanya kepada Kevin.
Jika jalan ku ini adalah perjuanganMaka semoga perjuanganku tidaklah sia siaJika hati ku adalah miliknyaMaka persatukan lah kami berduaPersatukan kami dalam ikatan suci~~~Apa kamu percaya bahwa kehidupan seseorang dapat berubah secara dramatis karna satu moment di saat itu juga?Ya... aku percaya, namun aku tak mengerti aku dimana, aku hanya tau pandanganku kabur dan aku terjatuh saat aku ingin mencari kebenaran tentang tambatan hatiku.Dan semoga saja ini bukan pertanda buruk untukku.Sesampainya dirumah sakit Elle menelepon Mamah Giselle dan Papah Alexander agar mengetahui bahwa anak semata wayangnya sedang tidak sadarkan diri dirumah sakit.Setelah mengetahui berita tersebut, tanpa pikir panjang orang tua Hanna pun segera buru buru ke rumah sakit untuk mengetahui kebenaran yang dikatakan oleh Elle.Setelah beberapa menit Elle yang cemas dan sudah berada di depan ruang UGD pun melihat kedatangan ora
Ketika kamu jatuh cinta kepada seseorang.Kamu akan tiba tiba memliki "kekuatan" untuk bertahan.Namun kamu juga akan tiba tiba memiliki ke "kelemahan".Cinta adalah dimana saat kita bertemu untuk pertama kalinya.Dan kemudian merencanakan banyak pertemuan yang amat kebetulan.Cinta itu mengalir bagaikan air, namun juga menyesatkan bagaikan fatamorgana.Yakinlah pada Tuhan, karna setiap manusia di ciptakan saling berpasangan.~~~Pagi menjelang, seminggu pun berlalu, Elle yang diam diam mecari tahu tentang Dokter Kevin pun mendapatkan jawabannya, Kevin menderita Gagal Ginjal, yang mengharuskannya untuk cuci darah minimal 1 kali dalam seminggu, dan memang benar apa yang di katakan Vhias, keadaan dokter kevin pun semakin parah.Elle pun tak tinggal diam, seperti kebiasaannya, jika ia tak bisa menyampaikan apa yang akan ia sampaikan pasti ia akan menulis surat, dan menaruhnya di tempat yang sekiranya terlihat oleh Hanna, ta
jika memang ini adalah mimpitolong bangunkan akukarna mimpi ini begitu terasa nyatatapi amat menyakitkanbegitu indah tapi sulit di tela'ahbegitu manis tapi begitu sulit dimengerti~~~Hanna semakin bimbang dengan perasaannya ketika mengetahui bahwa orang yang ia sukai adalah kakak dari orang yang telah merenggut cinta terdahulunya.Berbeda dengan Elle, ia justru menghawatirkan keadaan Dokter Kevin sekarang ini."Han," panggil Elle."Dokter Kevin sakit apa ya?" sambungnya."Ntah lah, aku gak perduli juga.""Kenapa gitu Han? Bukannya kamu suka sama Dokter Kevin?""Tapi bisa saja kan mereka bersekongkol untuk membuat ku sakit hati, secara mereka kan adik kakak," Ucap Hanna yang merasa kecewa"Gak gitu juga Han, kamu gak boleh buruk sangka dulu, nanti aku cari tau dulu deh, semoga aja yang di bilang sama Vhias itu gak benar.""Iya semoga saja ya Elle, aku takut jika itu benar ke
Jika ku bisa memilihKu ingin kau menjadi sang pemilik hatiJika ku bisa memintaKu ingin kau menjadi sang penjaga ragaKenyataan tak seindah dunia beserta isinyaTapi jika kita mensyukurinyaKenyataan itu akan menjadi moment yang berharga~~~Seminggu lebih telah berlalu, keadaan Hanna pun semakin membaik, tapi gundah di hatinya semakin menjadi.Seminggu ini Hanna tak melihat keberadaan Dokter Kevin di kampusnya, bahkan ia tak lagi kelihatan mengajar sehabis jamuan makan malam itu."Kamu nyadar gak Elle, Dokter Kevin sekarang gak keliatan di kampus ya? udah seminggu lebih loh padahal," tanya Hanna."Apa? Kamu kangen?" ledek Elle."Dih... Mana ada ya! aku cuma gak enak aja, soalnya sehabis makan malam, besok paginya kan jadwal dia mengajar di kampus tapi dia gak dateng, aku takut kata-kata Papah bikin dia sakit hati aja," jawab Hanna."Gak mungkin lah Han, mungkin dia lagi gak enak badan
Tuhan.Engkau Maha baik.Engkau tau yang terbaik untuk hambaMu.Jika memang dia yang terbaik untuk ku.Tunjukkanlah jalan untuk kami bersama.Buka kan lah hati kami.Agar kami bisa bergandengan tangan.seperti yang Kau telah tuliskan di garis tangan ini.~~~Dentuman suara piring dan alat makan terdengar disana, menyelimuti keheningan yang mendera di ruang makan.Hanna memakan makanannya dengan hati-hati, oh mungkin lebih tepatnya agak sedikit risih karna Dokter Kevin diam diam mencuri pandangan ke arahnya, saat Hanna sedang menyantap makanan yang ada di piringnya.Elle dan Mamah Giselle sibuk dengan makanannya masing-masing.Sedangkan Papah Alexander melihat kecanggungan antara dua orang tersebut, ia pun tersenyum karna diam diam Dokter Kevin memerhatikan putri sematawayangnya itu."Apakah anda sudah mempunyai pacar Dok?" tanya Papah Alexander memecah keheningan di ruangan itu.Dokter Kevin tersadar
Tuhan,Jika rasa ini memang untuknyaKuatkanlah rasaku untuk bisa sampai kepadanyaJika rasa yang dia miliki bukan untukkuTolong hilangkanlah sebelum rasaku semakin besarKarna aku belum siap untuk sakit yang kedua kalinya~~~Jam makan malam pun tiba, semua sajian sudah disiapkan di atas meja makan.Tinggal menunggu para sang penyantap makanan untuk berkumpul di meja makan.Seperti biasa semua sajian ini Elle dan bi Jenab lah yang memasak dan menata makanan di meja makan."Sepertinya ada yang kurang?" tanya Elle.Hanna meningintip dari balik tembok memperhatikan Elle dan Bi jenab berdiskusi tentang makanan."Kenapa kalian tidak mengajak aku untuk memasak?" tanya Hanna."Tidak! Tetaplah disitu, dan jangan kemana-mana," tukas Elle.Terakhir kali Hanna mencoba untuk memasak sendiri, bukannya hidangan lezat yang mereka dapatkan, melainkan dapur yang hampir terbakar oleh ulahnya Hanna dan
Dear diary,Hari ini aku senang karna kaki ku sudah hampir sembuh, tapi ntah kenapa ada perasaan sakit yang teramat di hati ini.Seperti sedang di cubit cubit, kenapa ya? Apa karna aku gak bisa ketemu Dokter Kevin? Apa aku mulai ada rasa sama dia?.Jika benar aku ada rasa sama dia, Aku tidak berharap dia akan membalasnya, karna rasa sakit ini masih ada sampai saat ini.Tapi emang benar sih kata Elle, dia itu ganteng, pasti banyak juga kan ya yang mau sama dia, gak mungkin dia gak ada yang mau.Apa aku bisa berharap ya? Tapi aku takut jatuh untuk ke dua kalinya.Udahlah aku ingin menyerah, kalau bicara tentang perasaan, masih takut.Apa aku harus membuka hati ku kembali ya? Tapi bagaimana caranya? Apa yang harus Hanna lakukan Tuhan, sulit untuk Hanna membuka hati saat ini.Hanna bimbang, Hanna ingin membuka hati tapi sakit di hati Hanna belum hilang sepenuhnya.~~~"Han," panggil seseorang dari balik pintu kamar."Iya,
Dilema.Disaat engkau datang.Hati ini begitu tenang.Seperti bunga yang sudah hampir layu.Kemudian di sirami kembali.Bertemu dengan mu adalah anugrah.Perpisahan dengan mu adalah takdir.Ku harap kita tak akan terpisah.Sampai takdir tak mempermainkan kita.~~~Dokter Kevin menyarankan agar Hanna sesegera mungkin menggunakan 'kruk' agar syarafnya dapet merespon kembali.Senyum merekah di bibir Dokter Kevin mengetahui bahwa Hanna akan sembuh dan dapat berjalan kembali.Tetapi hatinya berkata lain, ia gundah bahwasannya ketika Hanna sembuh nanti ia akan jarang bertemu, atau bisa jadi malah tidak akan pernah bertemu kembali.Namun Dokter Kevin seketika merubah raut wajahnya, dari tersenyum menjadi agak sedikit murung.Mamah Giselle terheran melihat raut wajah dokter Kevin yang berbuah drastis, ia sadar betul apa yang sedang di rasakan Dokter Kevin saat ini.Mamah Giselle seperti
Sepertinya aku terkena panah cinta.Melihatnya tersenyum membuat ku bahagia.Senyumnya membuat ku menjadi gila.Senyum manis mu menusuk ke hatiku.Sampai Hati ku berdetak tak karuan.Aku harus apa?Panah ini telah menusuk hati ku.Dan hati ini semakin tak karuan.Seperti ingin melompat dari dalam sana.Panah cinta ini membuat ku gila.~~~Seperti biasanya, sesampainya di Rumah Sakit, Hanna pergi ke resepsionis untuk mendaftarkan dirinya."Nona Hanna, bisa langsung keruangan Dokter Kevin ya," kata sang resepsionis.Hanna menganggukan kepalanya, kemudian ia pun pergi menemui Dokter Kevin di ruangannya."Permisi Dok," ucap Mamah Giselle sembari mengetuk pintu dari luar."Silahkan masuk,""Hanna? kamu kenapa? apa kaki kamu sakit lagi?" tanya Dokter Kevin cemas.Hanna menggelengkan kepalanya, "Aku hanya ingin periksa saja Dok, tadi pagi aku mau mengambil Es batu di kulka