Hanna ku yang malang.
Aku ingin menutup semua luka mu.
Ingin kamu kembali seperti dahulu.
Dengan semangat mu yang menggebu gebu.
ku ingin dirimu seperti dahulu
Hanna sahabat ku.
Malang nian nasib mu.
Elle.
~~~
Usaha Papah Alexander mencari pengobatan terbaik untuk anaknya membuahkan hasil, ternyata keajaiban masih ada untuk anaknya.
Hari ini adalah hari pertama ia therapy, dan kali ini Dokter yang menangani adalah Dokter Kevin.
Dokter Kevin membantu Hanna dalam therapy, mulai dari berdiri hingga berpegangan pada tiang penyanggah.
Hanna semua mengikuti instruksi yang dikatakan oleh Dokter Kevin, sampai di tengah tengah sesi therapy Hanna pun kehilangan keseimbangannya, namun ia bangkit kembali. Dan Elle yang menemani Hanna hanya bisa melihat saja dari kaca bagian luar.
Elle melambaikan tangannya dan berkata " Semangat Hanna ".
Hanna yang melihat Elle di balik kaca pun tersenyum. Betapa beruntungnya Hanna, dikala semua teman dan pacarnya meninggalkanya, Elle lah yang bertahan selalu berada disampingnya.
Benar kata orang, dikala kita terjatuh, hanya orang yang benar benar tulus kepada kita lah yang akan bertahan, mendampingi kita sampai kita bangkit kembali.
Sesi teraphy pun selesai, sebenarnya Hanna sudah diperbolehkan pulang kemarin, tapi karna hari ini Hanna ada sesi therapy jadi ia menunda kepulangannya menjadi hari ini.
Elle mendorong kursi roda Hanna ke kamar perawatan yang di tempati Hanna. Membantunya mengemasi barang barang Hanna dan memasukannya ke dalam koper milik Hanna.
" Dan, selesai juga, sebenarnya kamu ini sakit atau pindahan sih? kenapa barang mu banyak sekali? " gerutu Elle.
" Jadi, ikhlas gak nih bantuinnya? katanya mau jadi pembantu? " tanya Hanna yang terkekeh mendengar Elle menggerutu.
" Ikhlas " jawab Elle dengan melebarkan senyuman yang dibuat buat.
" Yaudah aku bawa barangmu ke depan dulu ya, baru aku jemput kamu kesini lagi " sambung Elle.
" Gak usah, aku bisa sendiri, kamu bawa koper ku aja "
" Yakin? "
" Iya, Ellena "
" Oke " Elle pun melangkah keluar menarik koper Hanna.
Sedangkan Hanna, berusaha memutar kursi rodanya untuk bisa keluar dari ruangan itu.
Masih di depan pintu Hanna merasa semakin berat memutarnya.
" Ada apa? kenapa gak jalan sama sekali? " gumamnya, ternyata rodanya tersangkut di ambang pintu.
Dokter Kevin yang saat itu selesai bertugas, melintas disana, melihat Hanna yang sedang mencari cara agar kursi rodanya berputar kembali.
Dokter Kevin hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum melihat tingkahnya Hanna. Ia pun menghampiri Hanna.
" Butuh bantuan? " tanya Dokter Kevin.
Hanna menengok ke arah sumber suara, menganggukan kepala dengan tatapan meng-ibanya seperti layaknya anak kucing yang meminta makan, imutnya.
Dokter Kevin tersenyum melihat Hanna yang meng-iba dengan tatapan imutnya.
" Ya, baiklah, mau kemana? "
" Mau ke lobby Dok, mau pulang "
Dokter Kevin mendorong kursi roda Hanna.
" Baiklah, kalau begitu mau aku antar sekalian kerumah? kebetulan aku juga ingin pulang "
" Gak nolak, gak nolak " batin Hanna berteriak tapi berbeda dengan mulutnya.
" Gak usah Dok, takut ngerepotin "
" Gak kok, gak ngerepotin, panggil kevin aja, ini bukan jam kerja saya, lagian kamu kan masih sakit, mau pulang naik apa? "
Batin Hanna mulai bergejolak " Modus, modus "
" Mau naik taxi online Dok, eh, Kevin "
" Tuhkan salah " Batin Hanna.
" Udah naik mobil saya saja, besok teraphy kan? saya jemput ya? "
" Ngerepotin dok, jangan " tolak Hanna, tapi berbanding terbalik dengan batinnya yang meng-iyakan ajakan Kevin.
" Gak kok, itu tugas saya, Pak Alexander mempercayakan kamu ke saya, jadi saya gak akan mengecewakan Pak Alexander " ucap Kevin.
" Papah ih tau aja yang bening " batin Hanna.
" Yasudah kalo Kevin memaksa, aku gak bisa nolak "
Mereka berdua sampai di lobby, Elle tercengang melihat Hanna yang di dorong oleh Dokter Kevin.
" Nah kita sampe di lobby, tunggu sebentar ya saya ambil mobil dulu, kalian tunggu sini " pamit Kevin.
Hanna menganggukan kepalanya, Elle menatap Hanna dengan tatapan tajamnya meminta penjelasan.
" Bukan, bukan aku, Papah yang nyuruh " ucap Hanna.
" Alasan, dasar modus "
" Terserah "
Suara Klakson mobil pun menggema, ternyata Kevin. ia turun dari mobil, membantu Hanna untuk masuk ke dalam mobil miliknya, dan Elle memasukan koper Hanna di bagasi belakang.
Hanna duduk di kursi samping pengemudi, sedangkan Elle duduk di kursi belakang pengemudi.
" Sudah semua? tunjukan jalannya ya "
Kevin mulai mengemudikan mobilnya.
Keheningan melanda di dalam mobil, tak ada seorang pun yang berbicara. bahkan karna terlalu hening, suara mesin mobil sampai bisa terdengar.
kevin pun membuka suara " Hanna, saya mau tanya "
" Iya Dok, eh, maksudnya Kevin, maaf aku belum terbiasa "
" Yasudah terserah kamu saja mau panggil saya apa, yang penting kamu nyaman " ucap Kevin.
" Hmm.. Maaf sebelumnya, pacar mu, kok gak pernah keliatan saat kamu di Rumah Sakit "
Hanna menundukan kepalanya, Elle berdehem, kevin pun melihat ke arah Elle dari kaca yang mengarah kebelakang, Elle melambaikan tangannya seperti memberi kode kepada Kevin untuk tidak membahas tentang Pacarnya Hanna.
" Maaf Han, saya tidak bermaksud membuat kamu sedih " ucap Kevin.
Air mata Hanna yang sudah tak terbendung, mulai keluar dari asalnya.
" Eh udah Han, jangan nangis " Elle memberikan tissue kepada Hanna, namun Hanna masih menundukan kepalanya.
" Aku gak nangis, hanya bingung, kenapa dia gak pernah dateng buat jenguk aku walaupun 1x saja " ucap Hanna menyeka air matanya.
" Mungkin dia lagi sibuk revisi skripsi " ucap Elle.
" Maafkan aku Hanna, aku gak bisa cerita ke kamu sekarang " batin Elle yang tak tega dengan kebohongan yang ada.
Hanna menghela nafasnya.
Dan kecanggungan mulai merebak lagi disana.
" Nanti depan belok ke kanan ya, Dok " ucap Elle yang memberi petunjuk jalan kerumah Hanna.
" Oke "
" Oh iya, Han, besok kamu ke kampus kan? aku kesepian " tanya Elle.
" Ya, ya, ya? " sambung Elle.
Hanna masih sibuk dalam lamunan dan pikirannya tentang Vikky yang tidak menjenguk Hanna selama ia di Rumah Sakit. Sampai Elle pun menyentuh pundak Hanna untuk meminta jawaban.
" Ya, Han? aku gak ada temen tau "
" Apa? " tanya Hanna.
" Kan, melamun lagi, besok ke kampus ya? udah seminggu lebih kamu gak ke kampus " tukas Elle.
" Tapi kan besok aku teraphy pagi? "
" Tenang, besok kita siang kok, jadi pagi kamu masih bisa teraphy "
" Iya besok jadwal saya yang mengajar, besok pagi kamu teraphy bareng saya, nanti dari Rumah Sakit kalian berangkat bareng saya saja "
Hanna menganggukan kepala begitu juga Elle yang duduk dibelakang.
" Tapi gak apa apa kan Dok, maksud ku gak ada yang marah gitu, entah pacar Dokter atau gebetan? " tanya Elle.
" Iya, nanti tiba-tiba ada yang dateng ke kita terus kita di marah marahin lagi " sambung Hanna yang penasaran terhadap status Kevin.
Kevin tertawa " tenang saja, aman kalau itu mah "
TBC
Cinta itu bukan dari mata turun ke hati.Melaikan dari hati yang merasakan suatu ketulusan yang pasti.Lalu memaksa membuka mata untuk melihat ketulusan tersebut.Dan mencintai itu adalah kata sifat, di cintai itu adalah kata kerja.Namun cinta itu bukanlah kata benda.Melainkan cinta itu adalah kata hati.Jadi cintailah sepenuh hati maka kamu akan merasakan ketulusan yang pasti.Hanna.~~~Pagi pun tiba, Hanna menjalankan jadwal teraphynya dengan lancar, tanpa hambatan sedikit pun.Sampai dimana saatnya Hanna selesai dengan jadwal teraphy, dan kini sedang konsultasi dengan Doker Ahli Tulang ternama di Negaranya.Dokter tersebut menyarankan Hanna agar meminum susu tulang dan makan makanan berkalsium agar dapat pulih dengan cepat.Elle dan kevin menunggu Hanna, duduk di luar ruangan dokter. Elle takut terjadi sesuatu terhadap Hanna. Khawatir dengan Hanna, Elle mulai bertanya tanya kepada Kevin.
Kenapa?Kenapa hati ini begitu sakit saat iniKenapa begitu pahit kenyataan ini.Orang yang ku pikir akan selalu adaperpaling begitu sajaDan, kenapa harus di depan ku kalian bercumbuHancur kurasa kepercayaan ini.Pergilah, jika itu kemauan mu.Aku terima keputusan mu, walau sakit bagiku.~~~Setelah beberapa menit Kevin mengendarai mobilnya, mereka pun sampai di tujuan. Tapi bukannya turun, Hanna dan Kevin malah terdiam dalam kecanggungan mereka masing masing.Elle binggung sampai kapan mereka akan ada di dalam mobil dan tidak turun."Jadi kita gak turun nih?" tegur Elle.Hanna dan kevin pun salah tingkah mendengar teguran dari Elle.Elle turun terlebih dahulu untuk membantu Hanna membuka pintu, disusul oleh Kevin yang segera pergi ke bagasi untuk mengambil kursi roda Hanna. Dan Hanna menutup mukanya yang memerah karna malu dengan tingkahnya."Permisi nyonya," ujar Elle
Hancur lebur persaan iniIngin aku berlariBerlari sejauh mungkin dari persaan iniKuharap semua ini hanya mimpiDan kuharap mimpi itu pergi dan tak kembaliAku menyesal mengenal muJika kau datang untuk memberiku rasa sakitSebaiknya kau tak perlu singgah di hati ini~~~Hanna pergi dengan hatinya yang perih, bagaikan luka yang tersiram air garam, itulah yang ia rasakan saat ini.Setelah Hanna rasa sudah cukup jauh dan tidak begitu banyak orang yang berlalu lalang, Hanna pun mulai menangis sejadi jadinya, menutupi wajahnya dengan kedua tangannya."Sudah kuduga di akan meninggalkan ku El," ucapnya dalam tangis.Elle yang awalnya memegang gagang kursi roda Hanna, sekarang beralih memegang pundak Hanna, mencoba untuk menghibur sahabatnya."Han, gak usah nangisin orang kaya gitu, dia gak pantes kamu tangisin Han," ucap Elle sembari memberi pelukan untuk Hanna."Sudah Han, cukup menangisnya, masih banyak
Maafkan aku.Aku tak pantas untukmu.Aku terlalu menyakitimu.Aku memang mencintaimu.Tapi cintaku lah yang menyakitimu.Ku mohon maafkan aku.Aku terima jika kau ingin menghinaku.Tapi tolong jangan tangisi diri ku.~~~"Vikky!" teriak seorang wanita.Vikky tak menghiraukan panggilan tersebut."Vikky!" tukas wanita itu yang tak lain adalah Vhias."Vikky! Ingat perjanjian kita!" sambung Vhias, memperingatkan Vikky tentang perjanjian yang mereka sepakati.Vikky pun menghentikan langkah kakinya, dan kemudian menoleh ke arah Vhias"Apa? Mau mengancamku lagi? Aku udah gak perduli, terserah kamu sekarang, aku capek."Vikky melanjutkan langkahnya, Vhias yang kesal dengan sikap dan jawaban Vikky mulai berbicara dan membawa bawa nama Hanna."Oke kalau itu mau mu, aku bakalan kasih tau Hanna kalau kamu deketin dia karna ingin mengambil rahasia perusahaan Papanya saja, dan aku akan
Ketika mata telah memandang.Maka hati lah yang akan berbicara.Ketika pikiran telah menguasai diri.Maka prasangka lah yang akan hadir.Aku tau Tuhan itu baik pada umatnya.Selalu menunjukan kebenaran.Walau dalam keadaan yang kurang tepat.Dan terkadang kebenaran itu menyakitkan.~~~Malam pun tiba, dan jam pun menunjukan pukul 19.00 .Elle berpamitan pulang, meninggalkan ibu dan anak itu berdua di kamar, duduk di atas kasur yang ada dikamar tersebut."Han.""Iya? Kenapa Mah?""Jangan gitu lagi ya nak? Mamah takut kamu kenapa-kenapa," ucap Mamah Giselle mengusap pucuk kepala anak kesayangannya."Gak Mah, Hanna janji, Hanna gak akan ngelakuin hal kaya gitu lagi.""Janji ya nak, kamu kalau ada masalah cerita sama Mamah nak, jangan kamu pendam sendiri.""Iya Mah, nanti Hanna ceritain kalau hati Hanna udah siap Mah."Mamah Giselle memeluk anaknya, sebenarnya ia tau apa yang ada di pik
Hancur hati ini.Menerima kenyataan yang amat pahit.Orang yang ku cintai.Ternyata dalang di balik semua ini.Kenyataan ini begitu pahit.Hingga ku tak sanggup menerimanya.Tapi begitulah kenyataan hidup ku.Memang selalu tak menentu.~~~Bagai di sambar petir pada siang bolong, hati Hanna yang saat awalnya tak bisa menerima kenyataan, kini berangsur bisa menerima kenyataan pahit yang menerpanya itu.Ternyata orang yang ia cintai selama ini adalah dalang di balik semua kesedihan hidupnya sekarang.Tega nian, hanya karna ingin mendapatkan rahasia perusahaan papahnya, nyawanya Hanna hampir terancam.Berlinang sudah air mata Hanna, tak terbendung karna fakta yang telah di renggut oleh kenyataan pahit.Semuanya sia sia, jalinan yang ia bangun dan ia jaga selama ini di hancurkan karna faktanya harta yang dimiliki oleh papahnya lah yang menjadi incaran mereka.Selama ini ia hanya di permainkan, di jadikan
Sinar matahari itu menghangatkan.Tapi bagi sebagian orang kehangatan itu.Bisa berubah menjadi rasa terbakar.Sinar matahari selalu menyinari hari.Tapi bagi sebagian orang sinar itu.Bisa berubah menjadi terik yang amat menyengat diri.Begitu pula dengan cinta.Kadang mengahangatkan.Sampai kadang kehangatan itu berubah menjadi rasa terbakar.Kadang menyinari.Sampai sinar itu berubah menjadi terik yang menyengat hati.~~~Hanna pun keluar dari kamarnya, ia telah siap untuk berangkat ke kampusnya, perlahan tapi pasti ia memutar kursi rodanya itu.Elle melihat Hanna yang keluar dari kamar pun menggelengkan kepalanya, bagaimana bisa ia menyuruh Elle datang pagi-pagi sedangkan dirinya sendiri saja belum siap."Akhirnya Nyonya keluar kamar," ledek Elle.Hanna terdiam tak seperti biasanya, mukanya pun tampak serius dengan tatapan tajam layaknya pisau menusuk ke arah Elle."Ad
Sepertinya aku terkena panah cinta.Melihatnya tersenyum membuat ku bahagia.Senyumnya membuat ku menjadi gila.Senyum manis mu menusuk ke hatiku.Sampai Hati ku berdetak tak karuan.Aku harus apa?Panah ini telah menusuk hati ku.Dan hati ini semakin tak karuan.Seperti ingin melompat dari dalam sana.Panah cinta ini membuat ku gila.~~~Seperti biasanya, sesampainya di Rumah Sakit, Hanna pergi ke resepsionis untuk mendaftarkan dirinya."Nona Hanna, bisa langsung keruangan Dokter Kevin ya," kata sang resepsionis.Hanna menganggukan kepalanya, kemudian ia pun pergi menemui Dokter Kevin di ruangannya."Permisi Dok," ucap Mamah Giselle sembari mengetuk pintu dari luar."Silahkan masuk,""Hanna? kamu kenapa? apa kaki kamu sakit lagi?" tanya Dokter Kevin cemas.Hanna menggelengkan kepalanya, "Aku hanya ingin periksa saja Dok, tadi pagi aku mau mengambil Es batu di kulka
Jika jalan ku ini adalah perjuanganMaka semoga perjuanganku tidaklah sia siaJika hati ku adalah miliknyaMaka persatukan lah kami berduaPersatukan kami dalam ikatan suci~~~Apa kamu percaya bahwa kehidupan seseorang dapat berubah secara dramatis karna satu moment di saat itu juga?Ya... aku percaya, namun aku tak mengerti aku dimana, aku hanya tau pandanganku kabur dan aku terjatuh saat aku ingin mencari kebenaran tentang tambatan hatiku.Dan semoga saja ini bukan pertanda buruk untukku.Sesampainya dirumah sakit Elle menelepon Mamah Giselle dan Papah Alexander agar mengetahui bahwa anak semata wayangnya sedang tidak sadarkan diri dirumah sakit.Setelah mengetahui berita tersebut, tanpa pikir panjang orang tua Hanna pun segera buru buru ke rumah sakit untuk mengetahui kebenaran yang dikatakan oleh Elle.Setelah beberapa menit Elle yang cemas dan sudah berada di depan ruang UGD pun melihat kedatangan ora
Ketika kamu jatuh cinta kepada seseorang.Kamu akan tiba tiba memliki "kekuatan" untuk bertahan.Namun kamu juga akan tiba tiba memiliki ke "kelemahan".Cinta adalah dimana saat kita bertemu untuk pertama kalinya.Dan kemudian merencanakan banyak pertemuan yang amat kebetulan.Cinta itu mengalir bagaikan air, namun juga menyesatkan bagaikan fatamorgana.Yakinlah pada Tuhan, karna setiap manusia di ciptakan saling berpasangan.~~~Pagi menjelang, seminggu pun berlalu, Elle yang diam diam mecari tahu tentang Dokter Kevin pun mendapatkan jawabannya, Kevin menderita Gagal Ginjal, yang mengharuskannya untuk cuci darah minimal 1 kali dalam seminggu, dan memang benar apa yang di katakan Vhias, keadaan dokter kevin pun semakin parah.Elle pun tak tinggal diam, seperti kebiasaannya, jika ia tak bisa menyampaikan apa yang akan ia sampaikan pasti ia akan menulis surat, dan menaruhnya di tempat yang sekiranya terlihat oleh Hanna, ta
jika memang ini adalah mimpitolong bangunkan akukarna mimpi ini begitu terasa nyatatapi amat menyakitkanbegitu indah tapi sulit di tela'ahbegitu manis tapi begitu sulit dimengerti~~~Hanna semakin bimbang dengan perasaannya ketika mengetahui bahwa orang yang ia sukai adalah kakak dari orang yang telah merenggut cinta terdahulunya.Berbeda dengan Elle, ia justru menghawatirkan keadaan Dokter Kevin sekarang ini."Han," panggil Elle."Dokter Kevin sakit apa ya?" sambungnya."Ntah lah, aku gak perduli juga.""Kenapa gitu Han? Bukannya kamu suka sama Dokter Kevin?""Tapi bisa saja kan mereka bersekongkol untuk membuat ku sakit hati, secara mereka kan adik kakak," Ucap Hanna yang merasa kecewa"Gak gitu juga Han, kamu gak boleh buruk sangka dulu, nanti aku cari tau dulu deh, semoga aja yang di bilang sama Vhias itu gak benar.""Iya semoga saja ya Elle, aku takut jika itu benar ke
Jika ku bisa memilihKu ingin kau menjadi sang pemilik hatiJika ku bisa memintaKu ingin kau menjadi sang penjaga ragaKenyataan tak seindah dunia beserta isinyaTapi jika kita mensyukurinyaKenyataan itu akan menjadi moment yang berharga~~~Seminggu lebih telah berlalu, keadaan Hanna pun semakin membaik, tapi gundah di hatinya semakin menjadi.Seminggu ini Hanna tak melihat keberadaan Dokter Kevin di kampusnya, bahkan ia tak lagi kelihatan mengajar sehabis jamuan makan malam itu."Kamu nyadar gak Elle, Dokter Kevin sekarang gak keliatan di kampus ya? udah seminggu lebih loh padahal," tanya Hanna."Apa? Kamu kangen?" ledek Elle."Dih... Mana ada ya! aku cuma gak enak aja, soalnya sehabis makan malam, besok paginya kan jadwal dia mengajar di kampus tapi dia gak dateng, aku takut kata-kata Papah bikin dia sakit hati aja," jawab Hanna."Gak mungkin lah Han, mungkin dia lagi gak enak badan
Tuhan.Engkau Maha baik.Engkau tau yang terbaik untuk hambaMu.Jika memang dia yang terbaik untuk ku.Tunjukkanlah jalan untuk kami bersama.Buka kan lah hati kami.Agar kami bisa bergandengan tangan.seperti yang Kau telah tuliskan di garis tangan ini.~~~Dentuman suara piring dan alat makan terdengar disana, menyelimuti keheningan yang mendera di ruang makan.Hanna memakan makanannya dengan hati-hati, oh mungkin lebih tepatnya agak sedikit risih karna Dokter Kevin diam diam mencuri pandangan ke arahnya, saat Hanna sedang menyantap makanan yang ada di piringnya.Elle dan Mamah Giselle sibuk dengan makanannya masing-masing.Sedangkan Papah Alexander melihat kecanggungan antara dua orang tersebut, ia pun tersenyum karna diam diam Dokter Kevin memerhatikan putri sematawayangnya itu."Apakah anda sudah mempunyai pacar Dok?" tanya Papah Alexander memecah keheningan di ruangan itu.Dokter Kevin tersadar
Tuhan,Jika rasa ini memang untuknyaKuatkanlah rasaku untuk bisa sampai kepadanyaJika rasa yang dia miliki bukan untukkuTolong hilangkanlah sebelum rasaku semakin besarKarna aku belum siap untuk sakit yang kedua kalinya~~~Jam makan malam pun tiba, semua sajian sudah disiapkan di atas meja makan.Tinggal menunggu para sang penyantap makanan untuk berkumpul di meja makan.Seperti biasa semua sajian ini Elle dan bi Jenab lah yang memasak dan menata makanan di meja makan."Sepertinya ada yang kurang?" tanya Elle.Hanna meningintip dari balik tembok memperhatikan Elle dan Bi jenab berdiskusi tentang makanan."Kenapa kalian tidak mengajak aku untuk memasak?" tanya Hanna."Tidak! Tetaplah disitu, dan jangan kemana-mana," tukas Elle.Terakhir kali Hanna mencoba untuk memasak sendiri, bukannya hidangan lezat yang mereka dapatkan, melainkan dapur yang hampir terbakar oleh ulahnya Hanna dan
Dear diary,Hari ini aku senang karna kaki ku sudah hampir sembuh, tapi ntah kenapa ada perasaan sakit yang teramat di hati ini.Seperti sedang di cubit cubit, kenapa ya? Apa karna aku gak bisa ketemu Dokter Kevin? Apa aku mulai ada rasa sama dia?.Jika benar aku ada rasa sama dia, Aku tidak berharap dia akan membalasnya, karna rasa sakit ini masih ada sampai saat ini.Tapi emang benar sih kata Elle, dia itu ganteng, pasti banyak juga kan ya yang mau sama dia, gak mungkin dia gak ada yang mau.Apa aku bisa berharap ya? Tapi aku takut jatuh untuk ke dua kalinya.Udahlah aku ingin menyerah, kalau bicara tentang perasaan, masih takut.Apa aku harus membuka hati ku kembali ya? Tapi bagaimana caranya? Apa yang harus Hanna lakukan Tuhan, sulit untuk Hanna membuka hati saat ini.Hanna bimbang, Hanna ingin membuka hati tapi sakit di hati Hanna belum hilang sepenuhnya.~~~"Han," panggil seseorang dari balik pintu kamar."Iya,
Dilema.Disaat engkau datang.Hati ini begitu tenang.Seperti bunga yang sudah hampir layu.Kemudian di sirami kembali.Bertemu dengan mu adalah anugrah.Perpisahan dengan mu adalah takdir.Ku harap kita tak akan terpisah.Sampai takdir tak mempermainkan kita.~~~Dokter Kevin menyarankan agar Hanna sesegera mungkin menggunakan 'kruk' agar syarafnya dapet merespon kembali.Senyum merekah di bibir Dokter Kevin mengetahui bahwa Hanna akan sembuh dan dapat berjalan kembali.Tetapi hatinya berkata lain, ia gundah bahwasannya ketika Hanna sembuh nanti ia akan jarang bertemu, atau bisa jadi malah tidak akan pernah bertemu kembali.Namun Dokter Kevin seketika merubah raut wajahnya, dari tersenyum menjadi agak sedikit murung.Mamah Giselle terheran melihat raut wajah dokter Kevin yang berbuah drastis, ia sadar betul apa yang sedang di rasakan Dokter Kevin saat ini.Mamah Giselle seperti
Sepertinya aku terkena panah cinta.Melihatnya tersenyum membuat ku bahagia.Senyumnya membuat ku menjadi gila.Senyum manis mu menusuk ke hatiku.Sampai Hati ku berdetak tak karuan.Aku harus apa?Panah ini telah menusuk hati ku.Dan hati ini semakin tak karuan.Seperti ingin melompat dari dalam sana.Panah cinta ini membuat ku gila.~~~Seperti biasanya, sesampainya di Rumah Sakit, Hanna pergi ke resepsionis untuk mendaftarkan dirinya."Nona Hanna, bisa langsung keruangan Dokter Kevin ya," kata sang resepsionis.Hanna menganggukan kepalanya, kemudian ia pun pergi menemui Dokter Kevin di ruangannya."Permisi Dok," ucap Mamah Giselle sembari mengetuk pintu dari luar."Silahkan masuk,""Hanna? kamu kenapa? apa kaki kamu sakit lagi?" tanya Dokter Kevin cemas.Hanna menggelengkan kepalanya, "Aku hanya ingin periksa saja Dok, tadi pagi aku mau mengambil Es batu di kulka