Share

BAB 2

Author: Zia
last update Last Updated: 2021-10-23 21:58:53

"Ayo turun."

"Eumm ... Kak."

Elang yang akan membuka pintu mobil kembali membalikkan badannya menghadap Glora.

Elang menaikkan sebelah alisnya dan bertanya, "Kenapa?" Glora menunduk dengan jari-jarinya yang saling bertautan, kebiasaannya ketika ia merasa takut atau gugup. "Takut," cicitnya dengan pelan.

"Kan kamu sendiri yang pengen sekolah, udah kakak bilang tetep di rumah tapi kamu yang bandel kan?"

"Iya sih, tapi kan ini salah kakak juga kenapa coba aku ga disekolahin dari dulu, kan Glo ga akan gugup gini," ucapnya dengan kesal.

Elang menghela napas panjang. "Terus kamu maunya gimana sayang, hm?" Glora menggelengkan kepalanya. "Ga tau, Glo pengen sekolah tapi Glo gugup banget."

Elang membuka pintu mobilnya lalu keluar begitu saja, Glora yang melihat itu seketika panik karena Elang yang akan meninggalkannya. Baru saja akan membuka pintu, pintu itu sudah lebih dulu terbuka. Glora bernapas lega ternyata Elang tidak meninggalkannya.

"Ayo keluar ga usah takut ada kakak," ucap Elang dengan senyum manis yang ia berikan pada Glora. Glora menerima uluran tangan dari Elang lalu keluar dari mobil.

Keluarnya seorang gadis dari dalam mobil Elang si bad boy yang tak pernah terlihat dengan gadis itu pun membuat para murid di sekitar memfokuskan pandangannya pada mereka berdua membuat Glora semakin merapatkan tubuhnya pada Elang. Elang yang tau Glora yang tidak nyaman pun merengkuh pinggang gadis itu dengan erat, membawanya keluar dari parkiran dengan matanya yang memandang tajam siswa-siswi yang terus memperhatikan mereka.

Elang dan Glora berjalan beriringan dengan tangan Elang yang tidak pernah lepas dari pinggang Glora, dan gadis itu yang terus menunduk karena pandangan murid-murid itu tidak lepas sedetik pun darinya seakan-akan mereka siap menelanjanginya hanya dengan tatapan.

Saat sampai di depan ruang kepala sekolah, Elang mengetuk pintu itu lalu masuk setelah mendapatkan jawaban dari dalam. Kepala sekolah itu tersenyum ramah lalu menyuruhnya dan Elang untuk duduk.

"Glora ya?"

Glora hanya menggunakan kepalanya menjawab pertanyaan dari kepala sekolah itu.

"Kelas kamu di 10 IPS 3, nanti Elang akan antara kamu ke kelas. Semoga betah sekolah di sini ya Glora."

"Makasih Pak, saya dan adik saya permisi kalo begitu." Setelah kepala sekolah itu mempersilakannya untuk keluar, Elang membawa Glora berjalan menuju kelas gadis itu dengan mengambil jalan belakang yang jarang sekali dilalui para murid.

Sembilan tahun bersama gadis itu, Elang tahu bahwa Glora tidak nyaman saat murid-murid itu menatapnya. Wajar sebenarnya jika Glora tidak nyaman dengan keramaian. Hidup sembilan tahun dengan Elang, laki-laki itu selalu bersikap berlebihan jika itu menyangkut dengan Glora. Selama sembilan tahun juga Glora tidak pernah keluar rumah tanpa Elang dan Elang juga jarang sekali membawanya ke tempat ramai.

Elang menghentikan langkahnya ketika akan sampai ke kelas gadis itu. "Glo dengerin kakak." Glora mengangguk ketika Elang memegang pipinya dengan lembut.

"Glo ga boleh punya temen cowok, ga boleh deket-deket cowok, ga boleh senyum sama cowok, ga boleh jawab kalo ada cowok nanya, bilang sama kakak kalo ada cowok yang deketin kamu, bilang sama kakak kalo ada yang gangguin kamu, ga boleh keluar kelas kalo belum ada kakak, ga boleh ke mana-mana tanpa seijin kakak, ga—"

"Kak!" ucap Glora dengan kesal. Gadis itu menggembungkan pipinya dengan lucu hingga membuat Elang tidak kuat menahan untuk tidak mencium pipi gadis itu.

Cuppp.

"You are mine."

___________

Glora masuk ke dalam kelas dengan kepala tertunduk mengikuti guru yang berjalan di depannya. Elang sudah kembali ke kelasnya setelah guru di kelas ini datang dan membawa Glora masuk.

"Anak-anak, hari ini kalian kedatangan murid baru. Ayo perkenalkan diri kamu."

Glora mengangkat kepalanya sedikit. "Halo semuanya, nama aku Glora." Setelah itu Glora kembali diam. "Itu saja?" Glora hanya menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan dari guru tersebut.

"Baiklah ada yang mau ditanyakan?"

"UDAH PUNYA PACAR BELUM CANTIK?" Teriakkan keras itu datang dari murid yang duduk di belakang dan mendapatkan sorakan dari banyak murid.

"Pindahan dari mana?" Kali ini siswi yang duduk di depan bertanya.

"Glo tadinya sekolah di rumah."

"Baiklah anak-anak cukup dulu perkenalannya nanti bisa dilanjut lagi saat istirahat. Glora kamu bisa duduk di samping Tasya."

Glora mengangguk lalu berjalan ke bangku kosong yang ditunjuk oleh guru tadi.

"Hai, gue Tasya lengkapnya sih Tasya Salsabila." Gadis bernama Tasya itu tersenyum lebar ke arah Glora dengan mengulurkan tangannya. Glora balas tersenyum lalu menyambut uluran tangan Tasya. "Hai Tasya, semoga kita bisa berteman baik ya."

"Lo tenang aja gue itu friendly ke semua orang."

Related chapters

  • Little girl   BAB 3

    Bel istirahat telah berbunyi beberapa detik yang lalu, Glora yang posisi duduknya di bangku belakang hanya diam memandang teman-teman barunya yang sibuk memasukkan alat-alat tulis mereka ke dalam tas. Ada juga yang berlalu keluar kelas tanpa peduli pada buku-bukunya yang berserakan di meja.Dua orang perempuan dari bangku depan berjalan menghampirinya. "Kenalin nama gue Icha," ucap gadis dengan rambut diikat dan bandana merah di kepalanya."Kalo gue Liana, panggil aja Lili." Gadis dengan rambut tergerai sebahu itu tersenyum manis yang dibalas senyuman tak kalah manis juga oleh Glora."Hai semuanya.""Yaudah yuk ke kantin." Tasya beranjak dari duduknya diikuti Icha dan Lili."Loh Glo, ayo kok malah diem?" tanya Icha."Eumm kalian duluan aja."Mereka bertiga kembali duduk. "Kenapa Glo, lo ada masalah?" tanya Tasya dengan heran."Glo nunggu kakak Glo dulu, Glo ga dibolehin keluar kalo nggak sama kakak.""Lo punya kaka

    Last Updated : 2021-10-23
  • Little girl   BAB 4

    Elang menyeka keringat yang bercucuran dari pelipis Glora, yang disebabkan oleh seblak yang sedang di makan gadis itu. "Hahhh pedes banget," ucapnya dengan tangannya yang mengipas-ngipasi mulutnya. Elang menyodorkan satu gelas es jeruk ke depan mulut gadis itu dan langsung disambut dengan cepat oleh Glora.BRAKKK."Uhukk ... uhukkk."Elang dengan cepat mengusap-usap tengkuk Glora ketika gadis itu tersedak karena gebrakan meja yang entah dari mana datang begitu tiba-tiba. Elang memandang tajam si pelaku penggebrak meja itu dengan tangannya yang terus mengusap-usap tengkuk Glora. Karena gebrakan yang cukup nyaring itu kini perhatian seluruh murid-murid yang ada di kantin terpusat pada meja mereka."Sayang, katanya tadi kamu berangkat bareng cewe? Itu pasti dia kan?" Gadis itu menunjuk ke arah Glora dengan tatapan sinis dari matanya."Lo siapa sih? Centil banget jadi cewek," lanjutnya."Tari lo jangan cari masalah de

    Last Updated : 2021-10-23
  • Little girl   BAB 5

    Glora keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit rambutnya, gadis itu duduk di depan meja riasnya mulai menyisir rambutnya yang setengah basah. Glora melemparkan handuk itu ke sembarangan tempat dan membaringkan tubuhnya di atas kasur."Capek banget, badan Glo sakit semua." Sedari kecil Glora selalu dimanjakan, entah itu dengan Elang atau pun Dimas. Gadis itu tidak pernah melakukan sesuatu yang membuat lelah.Ceklek.Glora menoleh ke arah pintu yang terbuka lalu muncullah sosok Elang dengan kaos hitam dan celana selututnya. Elang berjalan ke arah ranjang Glora, mengangkat kepala gadis itu dan memindahkan ke atas pahanya. "Kenapa?" tanya Elang ketika Glora beralih memeluk pinggangnya dan menenggelamkan wajahnya di sana."Capek," ucapnya yang sedikit kurang jelas karena teredam perut Elang, namun meski begitu Elang masih bisa mendengarnya."Siapa yang pengen sekolah?" ucap Elang dengan sedikit sinis."Ihh kak Elang." Glora duduk di dep

    Last Updated : 2021-10-23
  • Little girl   BAB 6

    Glora terkekeh geli mengingat masa-masa kecilnya dengan Elang. Ah lelaki itu memang sudah licik dari kecil. Gadis itu kini telentang di atas kasurnya menatap langit-langit kamar yang dipenuhi hiasan bintang yang akan menyala jika kamarnya gelap. Sementara Elang, laki-laki itu tidak pernah mengalihkan tatapannya dari wajah Glora yang semakin hari semakin membuatnya gila."Gimana tugasnya?" tanya Elang, membuat tatapan Glora terarah ke arahnya."Glo ga bisa ngerjain terus nyontek deh sama Tasya hehe," ucapanya dengan cengengesan. Elang mencubit pipi Glora gemas. "Kenapa ga minta bantuan sama kakak aja sih?""Emang kak Elang bisa?""Ck, ya bisa lah."Glora tersenyum lebar lalu memeluk tubuh Elang dengan sayang. "Nanti tugasnya Glo semuanya kak Elang aja ya yang ngerjain? Glo pusing." Elang hanya menganggukkan kepalanya dengan pelan.Tok ... tok ... tok."Elang, keluar kamu dari kamar Glora." Suara Dimas terdengar dari balik pintu. Elang

    Last Updated : 2021-10-23
  • Little girl   BAB 7

    "Glora."Panggilan itu menghentikan langkah Glora dan teman-temannya yang hendak kembali ke kelas. Dengan serempak mereka membalikkan badannya lalu melihat Tari berdiri dan membawa dua buah paper bag di tangannya."Ini buat lo," ucapnya dengan menyodorkan salah satu paper bag itu ke arah Glora."Buat Glo?" tanya Glora dengan menunjuk dirinya sendiri.Tari menganggukkan kepalanya dengan tersenyum ramah, membuat Icha, Lili dan Tasya saling senggol."Dan ini lo kasih buat Elang ya."Lili berbisik ke arah Tasya. "Ini ceritanya nyogok si Glora?”Tasya menyikut perut gadis itu membuatnya meringis pelan. Glora memandang Tari sebentar lalu turun ke arah dua paper bag di tangannya yang berisi parfum dengan varian berbeda di kedua paper bag itu. Glora memberikan kembali dua paper bag itu ke arah Tari lalu berucap, "Sorry Kak, kak Elang ga akan mau pake barang dari orang lain selain dari Glo."Setelah itu Glora berlalu begitu

    Last Updated : 2021-10-23
  • Little girl   Bab 8

    "HUWAAAAAAAAAAA"Seluruh orang yang berada di dalam angkot itu kaget mendengar jeritan anak laki-laki itu, ibunya yang sama kagetnya pun mencoba menenangkan anaknya yang ntah apa sebabnya menangis dengan kencang itu.Karena tangisan anaknya tak mau berhenti, si ibu yang tak ingin membuat orang-orang yang berada di dalam angkot pun memutuskan untuk turun, membuat Elang tersenyum miring."Kak, itu kenapa kok tiba-tiba nangis gitu, padahal tadi dia lagi senyum sama Glo." Ucap Glora sambil menatap Elang.Elang menatap gadis itu, lalu menggeleng dengan polos. "Ga tau""Rame ya kak,""Hmm""Ih rumah kita udah kelewat belum""Belum"Di sepanjang jalan Glora selalu saja mengoceh yang di tanggapi elang dengan acuh. Hingga akhirnya mereka turun di depan komplek, membuat Glora heran.&nb

    Last Updated : 2021-12-02
  • Little girl   PROLOG

    Anak laki-laki itu tersenyum ketika melihat ayahnya masuk ke dalam rumah dengan seorang bocah cantik yang berada di gendongannya."Hey boy, are you happy?"Anak laki-laki itu mengangguk dengan semangat, lalu meminta ayahnya untuk menurunkan anak perempuan yang sekarang menunduk malu di hadapan si bocah laki-laki itu."I'm very happy," jawab Elang, anak laki-laki yang baru saja menginjak usia delapan tahun."Glora, mulai saat ini kak Elang akan jadi kakak kamu, oke?" tanya Dimas—ayah Elang yang di mana menjadi ayah Glora juga. Glora mengangkat wajahnya memandang Dimas, lalu mengangguk. "Iya, Ayah," ucapnya dengan pelan."Oke kamu di sini ya sama kak Elang, ayah mau kerja lagi."Dimas kini berjongkok di depan Elang yang terus tersenyum sambil menatap ke arah Glora. "Hey boy, daddy mau ke kantor. Jaga adikmu baik-baik, oke?"Elang mengangkat tangan, hormat kepada Dimas dan berkata, "Siap, Dad!"Setelah mengelus puncak kepala

    Last Updated : 2021-10-23
  • Little girl   BAB 1

    "Kak, boleh ya?"Elang menghela napas lelah, sudah sejak ia pulang sekolah Glora terus merengek seperti ini. "No, sayang."Glora mendengus kesal membuang pandangannya lalu melipat tangannya di dada. "Ih Glo kesel sama kakak, kenapa kakak boleh pergi ke sekolah sementara Glo tetap di rumah?Elang menggeser duduknya lebih merapat ke arah Glora, mengelus lembut rambut gadis itu. "Sayang dengerin kakak, di sekolah tuh ga ada yang spesial, belajar di sekolah sama di rumah itu sama aja."Mulut gadis itu berkomat-kamit mengikuti ucapan Elang dengan sedikit berlebihan. Elang membawa Glora ke pangkuannya. Gadis itu pun menyenderkan kepala di dada bidang Elang. "Kenapa pengen belajar di sekolah hmm?" tanya laki-laki itu dengan lembut.Glora mengangkat wajahnya memandang wajah Elang dari bawah. "Glo kan juga pengen punya temen, Glo bosen sendirian terus." Glora memajukan bibir bawahnya cemberut."Kan ada kakak, sayang.""Ih kakak ga asik.

    Last Updated : 2021-10-23

Latest chapter

  • Little girl   Bab 8

    "HUWAAAAAAAAAAA"Seluruh orang yang berada di dalam angkot itu kaget mendengar jeritan anak laki-laki itu, ibunya yang sama kagetnya pun mencoba menenangkan anaknya yang ntah apa sebabnya menangis dengan kencang itu.Karena tangisan anaknya tak mau berhenti, si ibu yang tak ingin membuat orang-orang yang berada di dalam angkot pun memutuskan untuk turun, membuat Elang tersenyum miring."Kak, itu kenapa kok tiba-tiba nangis gitu, padahal tadi dia lagi senyum sama Glo." Ucap Glora sambil menatap Elang.Elang menatap gadis itu, lalu menggeleng dengan polos. "Ga tau""Rame ya kak,""Hmm""Ih rumah kita udah kelewat belum""Belum"Di sepanjang jalan Glora selalu saja mengoceh yang di tanggapi elang dengan acuh. Hingga akhirnya mereka turun di depan komplek, membuat Glora heran.&nb

  • Little girl   BAB 7

    "Glora."Panggilan itu menghentikan langkah Glora dan teman-temannya yang hendak kembali ke kelas. Dengan serempak mereka membalikkan badannya lalu melihat Tari berdiri dan membawa dua buah paper bag di tangannya."Ini buat lo," ucapnya dengan menyodorkan salah satu paper bag itu ke arah Glora."Buat Glo?" tanya Glora dengan menunjuk dirinya sendiri.Tari menganggukkan kepalanya dengan tersenyum ramah, membuat Icha, Lili dan Tasya saling senggol."Dan ini lo kasih buat Elang ya."Lili berbisik ke arah Tasya. "Ini ceritanya nyogok si Glora?”Tasya menyikut perut gadis itu membuatnya meringis pelan. Glora memandang Tari sebentar lalu turun ke arah dua paper bag di tangannya yang berisi parfum dengan varian berbeda di kedua paper bag itu. Glora memberikan kembali dua paper bag itu ke arah Tari lalu berucap, "Sorry Kak, kak Elang ga akan mau pake barang dari orang lain selain dari Glo."Setelah itu Glora berlalu begitu

  • Little girl   BAB 6

    Glora terkekeh geli mengingat masa-masa kecilnya dengan Elang. Ah lelaki itu memang sudah licik dari kecil. Gadis itu kini telentang di atas kasurnya menatap langit-langit kamar yang dipenuhi hiasan bintang yang akan menyala jika kamarnya gelap. Sementara Elang, laki-laki itu tidak pernah mengalihkan tatapannya dari wajah Glora yang semakin hari semakin membuatnya gila."Gimana tugasnya?" tanya Elang, membuat tatapan Glora terarah ke arahnya."Glo ga bisa ngerjain terus nyontek deh sama Tasya hehe," ucapanya dengan cengengesan. Elang mencubit pipi Glora gemas. "Kenapa ga minta bantuan sama kakak aja sih?""Emang kak Elang bisa?""Ck, ya bisa lah."Glora tersenyum lebar lalu memeluk tubuh Elang dengan sayang. "Nanti tugasnya Glo semuanya kak Elang aja ya yang ngerjain? Glo pusing." Elang hanya menganggukkan kepalanya dengan pelan.Tok ... tok ... tok."Elang, keluar kamu dari kamar Glora." Suara Dimas terdengar dari balik pintu. Elang

  • Little girl   BAB 5

    Glora keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit rambutnya, gadis itu duduk di depan meja riasnya mulai menyisir rambutnya yang setengah basah. Glora melemparkan handuk itu ke sembarangan tempat dan membaringkan tubuhnya di atas kasur."Capek banget, badan Glo sakit semua." Sedari kecil Glora selalu dimanjakan, entah itu dengan Elang atau pun Dimas. Gadis itu tidak pernah melakukan sesuatu yang membuat lelah.Ceklek.Glora menoleh ke arah pintu yang terbuka lalu muncullah sosok Elang dengan kaos hitam dan celana selututnya. Elang berjalan ke arah ranjang Glora, mengangkat kepala gadis itu dan memindahkan ke atas pahanya. "Kenapa?" tanya Elang ketika Glora beralih memeluk pinggangnya dan menenggelamkan wajahnya di sana."Capek," ucapnya yang sedikit kurang jelas karena teredam perut Elang, namun meski begitu Elang masih bisa mendengarnya."Siapa yang pengen sekolah?" ucap Elang dengan sedikit sinis."Ihh kak Elang." Glora duduk di dep

  • Little girl   BAB 4

    Elang menyeka keringat yang bercucuran dari pelipis Glora, yang disebabkan oleh seblak yang sedang di makan gadis itu. "Hahhh pedes banget," ucapnya dengan tangannya yang mengipas-ngipasi mulutnya. Elang menyodorkan satu gelas es jeruk ke depan mulut gadis itu dan langsung disambut dengan cepat oleh Glora.BRAKKK."Uhukk ... uhukkk."Elang dengan cepat mengusap-usap tengkuk Glora ketika gadis itu tersedak karena gebrakan meja yang entah dari mana datang begitu tiba-tiba. Elang memandang tajam si pelaku penggebrak meja itu dengan tangannya yang terus mengusap-usap tengkuk Glora. Karena gebrakan yang cukup nyaring itu kini perhatian seluruh murid-murid yang ada di kantin terpusat pada meja mereka."Sayang, katanya tadi kamu berangkat bareng cewe? Itu pasti dia kan?" Gadis itu menunjuk ke arah Glora dengan tatapan sinis dari matanya."Lo siapa sih? Centil banget jadi cewek," lanjutnya."Tari lo jangan cari masalah de

  • Little girl   BAB 3

    Bel istirahat telah berbunyi beberapa detik yang lalu, Glora yang posisi duduknya di bangku belakang hanya diam memandang teman-teman barunya yang sibuk memasukkan alat-alat tulis mereka ke dalam tas. Ada juga yang berlalu keluar kelas tanpa peduli pada buku-bukunya yang berserakan di meja.Dua orang perempuan dari bangku depan berjalan menghampirinya. "Kenalin nama gue Icha," ucap gadis dengan rambut diikat dan bandana merah di kepalanya."Kalo gue Liana, panggil aja Lili." Gadis dengan rambut tergerai sebahu itu tersenyum manis yang dibalas senyuman tak kalah manis juga oleh Glora."Hai semuanya.""Yaudah yuk ke kantin." Tasya beranjak dari duduknya diikuti Icha dan Lili."Loh Glo, ayo kok malah diem?" tanya Icha."Eumm kalian duluan aja."Mereka bertiga kembali duduk. "Kenapa Glo, lo ada masalah?" tanya Tasya dengan heran."Glo nunggu kakak Glo dulu, Glo ga dibolehin keluar kalo nggak sama kakak.""Lo punya kaka

  • Little girl   BAB 2

    "Ayo turun.""Eumm ... Kak."Elang yang akan membuka pintu mobil kembali membalikkan badannya menghadap Glora.Elang menaikkan sebelah alisnya dan bertanya, "Kenapa?" Glora menunduk dengan jari-jarinya yang saling bertautan, kebiasaannya ketika ia merasa takut atau gugup. "Takut," cicitnya dengan pelan."Kan kamu sendiri yang pengen sekolah, udah kakak bilang tetep di rumah tapi kamu yang bandel kan?""Iya sih, tapi kan ini salah kakak juga kenapa coba aku ga disekolahin dari dulu, kan Glo ga akan gugup gini," ucapnya dengan kesal.Elang menghela napas panjang. "Terus kamu maunya gimana sayang, hm?" Glora menggelengkan kepalanya. "Ga tau, Glo pengen sekolah tapi Glo gugup banget."Elang membuka pintu mobilnya lalu keluar begitu saja, Glora yang melihat itu seketika panik karena Elang yang akan meninggalkannya. Baru saja akan membuka pintu, pintu itu sudah lebih dulu terbuka. Glora bernapas lega ternyata Ela

  • Little girl   BAB 1

    "Kak, boleh ya?"Elang menghela napas lelah, sudah sejak ia pulang sekolah Glora terus merengek seperti ini. "No, sayang."Glora mendengus kesal membuang pandangannya lalu melipat tangannya di dada. "Ih Glo kesel sama kakak, kenapa kakak boleh pergi ke sekolah sementara Glo tetap di rumah?Elang menggeser duduknya lebih merapat ke arah Glora, mengelus lembut rambut gadis itu. "Sayang dengerin kakak, di sekolah tuh ga ada yang spesial, belajar di sekolah sama di rumah itu sama aja."Mulut gadis itu berkomat-kamit mengikuti ucapan Elang dengan sedikit berlebihan. Elang membawa Glora ke pangkuannya. Gadis itu pun menyenderkan kepala di dada bidang Elang. "Kenapa pengen belajar di sekolah hmm?" tanya laki-laki itu dengan lembut.Glora mengangkat wajahnya memandang wajah Elang dari bawah. "Glo kan juga pengen punya temen, Glo bosen sendirian terus." Glora memajukan bibir bawahnya cemberut."Kan ada kakak, sayang.""Ih kakak ga asik.

  • Little girl   PROLOG

    Anak laki-laki itu tersenyum ketika melihat ayahnya masuk ke dalam rumah dengan seorang bocah cantik yang berada di gendongannya."Hey boy, are you happy?"Anak laki-laki itu mengangguk dengan semangat, lalu meminta ayahnya untuk menurunkan anak perempuan yang sekarang menunduk malu di hadapan si bocah laki-laki itu."I'm very happy," jawab Elang, anak laki-laki yang baru saja menginjak usia delapan tahun."Glora, mulai saat ini kak Elang akan jadi kakak kamu, oke?" tanya Dimas—ayah Elang yang di mana menjadi ayah Glora juga. Glora mengangkat wajahnya memandang Dimas, lalu mengangguk. "Iya, Ayah," ucapnya dengan pelan."Oke kamu di sini ya sama kak Elang, ayah mau kerja lagi."Dimas kini berjongkok di depan Elang yang terus tersenyum sambil menatap ke arah Glora. "Hey boy, daddy mau ke kantor. Jaga adikmu baik-baik, oke?"Elang mengangkat tangan, hormat kepada Dimas dan berkata, "Siap, Dad!"Setelah mengelus puncak kepala

DMCA.com Protection Status