Share

BAB 6

Author: Zia
last update Last Updated: 2021-10-23 22:01:39

Glora terkekeh geli mengingat masa-masa kecilnya dengan Elang. Ah lelaki itu memang sudah licik dari kecil. Gadis itu kini telentang di atas kasurnya menatap langit-langit kamar yang dipenuhi hiasan bintang yang akan menyala jika kamarnya gelap. Sementara Elang, laki-laki itu tidak pernah mengalihkan tatapannya dari wajah Glora yang semakin hari semakin membuatnya gila.

"Gimana tugasnya?" tanya Elang, membuat tatapan Glora terarah ke arahnya.

"Glo ga bisa ngerjain terus nyontek deh sama Tasya hehe," ucapanya dengan cengengesan. Elang mencubit pipi Glora gemas. "Kenapa ga minta bantuan sama kakak aja sih?"

"Emang kak Elang bisa?"

"Ck, ya bisa lah."

Glora tersenyum lebar lalu memeluk tubuh Elang dengan sayang. "Nanti tugasnya Glo semuanya kak Elang aja ya yang ngerjain? Glo pusing." Elang hanya menganggukkan kepalanya dengan pelan.

Tok ... tok ... tok.

"Elang, keluar kamu dari kamar Glora." Suara Dimas terdengar dari balik pintu. Elang meletakkan jarinya di bibir menyuruh Glora untuk tetap diam, sementara gadis itu hanya menggelengkan kepalanya. Kejadian seperti ini memang sudah biasa baginya. Elang setiap selesai makan malam selalu kembali ke kamarnya, bukan ke kamar laki-laki itu. Lalu saat jam tidur tiba, Dimas akan datang ke kamarnya dan memastikan bahwa Elang tidak tidur di kamarnya. "Masih belum muhrim," katanya.

"Elang."

"Papi tau kamu di dalam."

"Cepat keluar dan kembali ke kamarmu, jangan ganggu Glo terus."

Elang berdecak kesal dan mengecup kening Glora sekilas lalu beranjak menuju pintu. Glora yang melihat itu hanya terkekeh geli.

__________

Hari kedua di sekolah, Glora mulai bergaul dengan anak-anak kelasnya yang lain. Saat ini Glora sedang menuju kantin bersama teman-temannya, tadi pagi Elang memberitahunya bahwa laki-laki itu tidak bisa ke kantin bersamanya karena ada urusan.

"Mau pesan apa?" tanya Icha ketika mereka sudah duduk nyaman di bangku kantin.

"Lo mau pesenin?" tanya lili

Icha menganggukkan kepalanya. "Sama lo tapi."

"Dih kok gue? Lo aja ah gue males."

"Ih Lili ayo dong." Icha menggoyang-goyangkan tangan Lili, membuat gadis itu berdecak lalu bangkit dari duduknya. "Yaudah kalian mau pesan apaan?"

"Gue bakso sama teh manis aja."

"Lo, Glo?" tanya Tasya pada Glora.

"Eum samain aja deh." Lili dan Icha pun pergi untuk memesan makanan.

"Lo ga sama kak Elang?" 

"Kak Elang ada urusan katanya."

Tasya mengangguk-anggukkan kepalanya. "Eum Glo, gue mau tanya." Glora memiringkan badannya menjadi menghadap ke arah Tasya yang duduk di sebelahnya. "Tanya apa?"

"Jujur gue kaget banget waktu tau kalo lo adiknya kak Elang."

"Emang kenapa?"

"Lo tau, kak Elang itu bagaikan pangeran yang dicintai oleh banyak rakyat. Hampir semua cewek yang ada di sekolah ini tuh suka sama dia. Cuman ga ada yang berani aja."

Glora mendengarkan cerita Tasya dengan serius. "Lo tau kak Tari kan?"

"Iya Glo tau."

"Nah cewek-cewek di sekolah ini tuh ga ada yang berani deketin kak Elang karena kak Tari, katanya mereka pacaran."

"Mereka ga pacaran," ucap Glora dengan santai.

"Serius Glo? Lo tau dari mana?"

"Kak Elang yang bilang sendiri."

Icha dan Lili datang membawa makanan mereka membuat percakapan antara Glora dan Tasya terhenti. "Lili, emang kalo makan baso pedes enak?" tanya Glora pada Lili saat melihat gadis itu memasukkan banyak sambal ke dalam mangkuk baksonya. "Makan bakso kalo ga pedes tuh ga enak Glo," ucapnya dengan mengacungkan jempol ke hadapan Glora.

"Jangan ngikutin si Lili Glo, kalo perut lo ga kuat nanti gimana," ucap Icha, sementara Tasya kini sudah fokus pada kuah bakso di depannya tanpa mempedulikan sekitar.

"Glo mau coba deh." Setelah itu Glora memasukkan banyak sambal ke dalam mangkuknya.

"Lo kalo sakit perut jangan salahin gue ya."

"Engga kok Li."

Suapan pertama Glora belum merasakan pedas, lalu suapan ke dua dan ketika kemudian pada suapan-suapan berikutnya gadis itu mulai mengeluarkan air mata karena pedas yang dirasakannya. Satu gelas es teh sudah habis tak tersisa padahal bakso di mangkuknya masih begitu banyak. "Lili, pedes banget," ucapnya pada Lili dengan tangan yang mengipas-ngipasi mulutnya.

"Nah kan apa gue bilang juga, jangan ngikutin si Lili, nih minum es punya gue. Belum gue minum kok." Glora dengan cepat meminum es jeruk yang disodorkan Icha padanya. "Makasih Icha."

"Cemen lo masa segitu aja udah pedes sih."

"Ck, lo kalau Glora sakit perut tanggung jawab loh." Lili cewek si pecinta pedas itu melototkan matanya tak terima.

"Bibir Glo panas banget."

"Gapapa Glo nanti juga nggak kok."

Related chapters

  • Little girl   BAB 7

    "Glora."Panggilan itu menghentikan langkah Glora dan teman-temannya yang hendak kembali ke kelas. Dengan serempak mereka membalikkan badannya lalu melihat Tari berdiri dan membawa dua buah paper bag di tangannya."Ini buat lo," ucapnya dengan menyodorkan salah satu paper bag itu ke arah Glora."Buat Glo?" tanya Glora dengan menunjuk dirinya sendiri.Tari menganggukkan kepalanya dengan tersenyum ramah, membuat Icha, Lili dan Tasya saling senggol."Dan ini lo kasih buat Elang ya."Lili berbisik ke arah Tasya. "Ini ceritanya nyogok si Glora?”Tasya menyikut perut gadis itu membuatnya meringis pelan. Glora memandang Tari sebentar lalu turun ke arah dua paper bag di tangannya yang berisi parfum dengan varian berbeda di kedua paper bag itu. Glora memberikan kembali dua paper bag itu ke arah Tari lalu berucap, "Sorry Kak, kak Elang ga akan mau pake barang dari orang lain selain dari Glo."Setelah itu Glora berlalu begitu

    Last Updated : 2021-10-23
  • Little girl   Bab 8

    "HUWAAAAAAAAAAA"Seluruh orang yang berada di dalam angkot itu kaget mendengar jeritan anak laki-laki itu, ibunya yang sama kagetnya pun mencoba menenangkan anaknya yang ntah apa sebabnya menangis dengan kencang itu.Karena tangisan anaknya tak mau berhenti, si ibu yang tak ingin membuat orang-orang yang berada di dalam angkot pun memutuskan untuk turun, membuat Elang tersenyum miring."Kak, itu kenapa kok tiba-tiba nangis gitu, padahal tadi dia lagi senyum sama Glo." Ucap Glora sambil menatap Elang.Elang menatap gadis itu, lalu menggeleng dengan polos. "Ga tau""Rame ya kak,""Hmm""Ih rumah kita udah kelewat belum""Belum"Di sepanjang jalan Glora selalu saja mengoceh yang di tanggapi elang dengan acuh. Hingga akhirnya mereka turun di depan komplek, membuat Glora heran.&nb

    Last Updated : 2021-12-02
  • Little girl   PROLOG

    Anak laki-laki itu tersenyum ketika melihat ayahnya masuk ke dalam rumah dengan seorang bocah cantik yang berada di gendongannya."Hey boy, are you happy?"Anak laki-laki itu mengangguk dengan semangat, lalu meminta ayahnya untuk menurunkan anak perempuan yang sekarang menunduk malu di hadapan si bocah laki-laki itu."I'm very happy," jawab Elang, anak laki-laki yang baru saja menginjak usia delapan tahun."Glora, mulai saat ini kak Elang akan jadi kakak kamu, oke?" tanya Dimas—ayah Elang yang di mana menjadi ayah Glora juga. Glora mengangkat wajahnya memandang Dimas, lalu mengangguk. "Iya, Ayah," ucapnya dengan pelan."Oke kamu di sini ya sama kak Elang, ayah mau kerja lagi."Dimas kini berjongkok di depan Elang yang terus tersenyum sambil menatap ke arah Glora. "Hey boy, daddy mau ke kantor. Jaga adikmu baik-baik, oke?"Elang mengangkat tangan, hormat kepada Dimas dan berkata, "Siap, Dad!"Setelah mengelus puncak kepala

    Last Updated : 2021-10-23
  • Little girl   BAB 1

    "Kak, boleh ya?"Elang menghela napas lelah, sudah sejak ia pulang sekolah Glora terus merengek seperti ini. "No, sayang."Glora mendengus kesal membuang pandangannya lalu melipat tangannya di dada. "Ih Glo kesel sama kakak, kenapa kakak boleh pergi ke sekolah sementara Glo tetap di rumah?Elang menggeser duduknya lebih merapat ke arah Glora, mengelus lembut rambut gadis itu. "Sayang dengerin kakak, di sekolah tuh ga ada yang spesial, belajar di sekolah sama di rumah itu sama aja."Mulut gadis itu berkomat-kamit mengikuti ucapan Elang dengan sedikit berlebihan. Elang membawa Glora ke pangkuannya. Gadis itu pun menyenderkan kepala di dada bidang Elang. "Kenapa pengen belajar di sekolah hmm?" tanya laki-laki itu dengan lembut.Glora mengangkat wajahnya memandang wajah Elang dari bawah. "Glo kan juga pengen punya temen, Glo bosen sendirian terus." Glora memajukan bibir bawahnya cemberut."Kan ada kakak, sayang.""Ih kakak ga asik.

    Last Updated : 2021-10-23
  • Little girl   BAB 2

    "Ayo turun.""Eumm ... Kak."Elang yang akan membuka pintu mobil kembali membalikkan badannya menghadap Glora.Elang menaikkan sebelah alisnya dan bertanya, "Kenapa?" Glora menunduk dengan jari-jarinya yang saling bertautan, kebiasaannya ketika ia merasa takut atau gugup. "Takut," cicitnya dengan pelan."Kan kamu sendiri yang pengen sekolah, udah kakak bilang tetep di rumah tapi kamu yang bandel kan?""Iya sih, tapi kan ini salah kakak juga kenapa coba aku ga disekolahin dari dulu, kan Glo ga akan gugup gini," ucapnya dengan kesal.Elang menghela napas panjang. "Terus kamu maunya gimana sayang, hm?" Glora menggelengkan kepalanya. "Ga tau, Glo pengen sekolah tapi Glo gugup banget."Elang membuka pintu mobilnya lalu keluar begitu saja, Glora yang melihat itu seketika panik karena Elang yang akan meninggalkannya. Baru saja akan membuka pintu, pintu itu sudah lebih dulu terbuka. Glora bernapas lega ternyata Ela

    Last Updated : 2021-10-23
  • Little girl   BAB 3

    Bel istirahat telah berbunyi beberapa detik yang lalu, Glora yang posisi duduknya di bangku belakang hanya diam memandang teman-teman barunya yang sibuk memasukkan alat-alat tulis mereka ke dalam tas. Ada juga yang berlalu keluar kelas tanpa peduli pada buku-bukunya yang berserakan di meja.Dua orang perempuan dari bangku depan berjalan menghampirinya. "Kenalin nama gue Icha," ucap gadis dengan rambut diikat dan bandana merah di kepalanya."Kalo gue Liana, panggil aja Lili." Gadis dengan rambut tergerai sebahu itu tersenyum manis yang dibalas senyuman tak kalah manis juga oleh Glora."Hai semuanya.""Yaudah yuk ke kantin." Tasya beranjak dari duduknya diikuti Icha dan Lili."Loh Glo, ayo kok malah diem?" tanya Icha."Eumm kalian duluan aja."Mereka bertiga kembali duduk. "Kenapa Glo, lo ada masalah?" tanya Tasya dengan heran."Glo nunggu kakak Glo dulu, Glo ga dibolehin keluar kalo nggak sama kakak.""Lo punya kaka

    Last Updated : 2021-10-23
  • Little girl   BAB 4

    Elang menyeka keringat yang bercucuran dari pelipis Glora, yang disebabkan oleh seblak yang sedang di makan gadis itu. "Hahhh pedes banget," ucapnya dengan tangannya yang mengipas-ngipasi mulutnya. Elang menyodorkan satu gelas es jeruk ke depan mulut gadis itu dan langsung disambut dengan cepat oleh Glora.BRAKKK."Uhukk ... uhukkk."Elang dengan cepat mengusap-usap tengkuk Glora ketika gadis itu tersedak karena gebrakan meja yang entah dari mana datang begitu tiba-tiba. Elang memandang tajam si pelaku penggebrak meja itu dengan tangannya yang terus mengusap-usap tengkuk Glora. Karena gebrakan yang cukup nyaring itu kini perhatian seluruh murid-murid yang ada di kantin terpusat pada meja mereka."Sayang, katanya tadi kamu berangkat bareng cewe? Itu pasti dia kan?" Gadis itu menunjuk ke arah Glora dengan tatapan sinis dari matanya."Lo siapa sih? Centil banget jadi cewek," lanjutnya."Tari lo jangan cari masalah de

    Last Updated : 2021-10-23
  • Little girl   BAB 5

    Glora keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit rambutnya, gadis itu duduk di depan meja riasnya mulai menyisir rambutnya yang setengah basah. Glora melemparkan handuk itu ke sembarangan tempat dan membaringkan tubuhnya di atas kasur."Capek banget, badan Glo sakit semua." Sedari kecil Glora selalu dimanjakan, entah itu dengan Elang atau pun Dimas. Gadis itu tidak pernah melakukan sesuatu yang membuat lelah.Ceklek.Glora menoleh ke arah pintu yang terbuka lalu muncullah sosok Elang dengan kaos hitam dan celana selututnya. Elang berjalan ke arah ranjang Glora, mengangkat kepala gadis itu dan memindahkan ke atas pahanya. "Kenapa?" tanya Elang ketika Glora beralih memeluk pinggangnya dan menenggelamkan wajahnya di sana."Capek," ucapnya yang sedikit kurang jelas karena teredam perut Elang, namun meski begitu Elang masih bisa mendengarnya."Siapa yang pengen sekolah?" ucap Elang dengan sedikit sinis."Ihh kak Elang." Glora duduk di dep

    Last Updated : 2021-10-23

Latest chapter

  • Little girl   Bab 8

    "HUWAAAAAAAAAAA"Seluruh orang yang berada di dalam angkot itu kaget mendengar jeritan anak laki-laki itu, ibunya yang sama kagetnya pun mencoba menenangkan anaknya yang ntah apa sebabnya menangis dengan kencang itu.Karena tangisan anaknya tak mau berhenti, si ibu yang tak ingin membuat orang-orang yang berada di dalam angkot pun memutuskan untuk turun, membuat Elang tersenyum miring."Kak, itu kenapa kok tiba-tiba nangis gitu, padahal tadi dia lagi senyum sama Glo." Ucap Glora sambil menatap Elang.Elang menatap gadis itu, lalu menggeleng dengan polos. "Ga tau""Rame ya kak,""Hmm""Ih rumah kita udah kelewat belum""Belum"Di sepanjang jalan Glora selalu saja mengoceh yang di tanggapi elang dengan acuh. Hingga akhirnya mereka turun di depan komplek, membuat Glora heran.&nb

  • Little girl   BAB 7

    "Glora."Panggilan itu menghentikan langkah Glora dan teman-temannya yang hendak kembali ke kelas. Dengan serempak mereka membalikkan badannya lalu melihat Tari berdiri dan membawa dua buah paper bag di tangannya."Ini buat lo," ucapnya dengan menyodorkan salah satu paper bag itu ke arah Glora."Buat Glo?" tanya Glora dengan menunjuk dirinya sendiri.Tari menganggukkan kepalanya dengan tersenyum ramah, membuat Icha, Lili dan Tasya saling senggol."Dan ini lo kasih buat Elang ya."Lili berbisik ke arah Tasya. "Ini ceritanya nyogok si Glora?”Tasya menyikut perut gadis itu membuatnya meringis pelan. Glora memandang Tari sebentar lalu turun ke arah dua paper bag di tangannya yang berisi parfum dengan varian berbeda di kedua paper bag itu. Glora memberikan kembali dua paper bag itu ke arah Tari lalu berucap, "Sorry Kak, kak Elang ga akan mau pake barang dari orang lain selain dari Glo."Setelah itu Glora berlalu begitu

  • Little girl   BAB 6

    Glora terkekeh geli mengingat masa-masa kecilnya dengan Elang. Ah lelaki itu memang sudah licik dari kecil. Gadis itu kini telentang di atas kasurnya menatap langit-langit kamar yang dipenuhi hiasan bintang yang akan menyala jika kamarnya gelap. Sementara Elang, laki-laki itu tidak pernah mengalihkan tatapannya dari wajah Glora yang semakin hari semakin membuatnya gila."Gimana tugasnya?" tanya Elang, membuat tatapan Glora terarah ke arahnya."Glo ga bisa ngerjain terus nyontek deh sama Tasya hehe," ucapanya dengan cengengesan. Elang mencubit pipi Glora gemas. "Kenapa ga minta bantuan sama kakak aja sih?""Emang kak Elang bisa?""Ck, ya bisa lah."Glora tersenyum lebar lalu memeluk tubuh Elang dengan sayang. "Nanti tugasnya Glo semuanya kak Elang aja ya yang ngerjain? Glo pusing." Elang hanya menganggukkan kepalanya dengan pelan.Tok ... tok ... tok."Elang, keluar kamu dari kamar Glora." Suara Dimas terdengar dari balik pintu. Elang

  • Little girl   BAB 5

    Glora keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit rambutnya, gadis itu duduk di depan meja riasnya mulai menyisir rambutnya yang setengah basah. Glora melemparkan handuk itu ke sembarangan tempat dan membaringkan tubuhnya di atas kasur."Capek banget, badan Glo sakit semua." Sedari kecil Glora selalu dimanjakan, entah itu dengan Elang atau pun Dimas. Gadis itu tidak pernah melakukan sesuatu yang membuat lelah.Ceklek.Glora menoleh ke arah pintu yang terbuka lalu muncullah sosok Elang dengan kaos hitam dan celana selututnya. Elang berjalan ke arah ranjang Glora, mengangkat kepala gadis itu dan memindahkan ke atas pahanya. "Kenapa?" tanya Elang ketika Glora beralih memeluk pinggangnya dan menenggelamkan wajahnya di sana."Capek," ucapnya yang sedikit kurang jelas karena teredam perut Elang, namun meski begitu Elang masih bisa mendengarnya."Siapa yang pengen sekolah?" ucap Elang dengan sedikit sinis."Ihh kak Elang." Glora duduk di dep

  • Little girl   BAB 4

    Elang menyeka keringat yang bercucuran dari pelipis Glora, yang disebabkan oleh seblak yang sedang di makan gadis itu. "Hahhh pedes banget," ucapnya dengan tangannya yang mengipas-ngipasi mulutnya. Elang menyodorkan satu gelas es jeruk ke depan mulut gadis itu dan langsung disambut dengan cepat oleh Glora.BRAKKK."Uhukk ... uhukkk."Elang dengan cepat mengusap-usap tengkuk Glora ketika gadis itu tersedak karena gebrakan meja yang entah dari mana datang begitu tiba-tiba. Elang memandang tajam si pelaku penggebrak meja itu dengan tangannya yang terus mengusap-usap tengkuk Glora. Karena gebrakan yang cukup nyaring itu kini perhatian seluruh murid-murid yang ada di kantin terpusat pada meja mereka."Sayang, katanya tadi kamu berangkat bareng cewe? Itu pasti dia kan?" Gadis itu menunjuk ke arah Glora dengan tatapan sinis dari matanya."Lo siapa sih? Centil banget jadi cewek," lanjutnya."Tari lo jangan cari masalah de

  • Little girl   BAB 3

    Bel istirahat telah berbunyi beberapa detik yang lalu, Glora yang posisi duduknya di bangku belakang hanya diam memandang teman-teman barunya yang sibuk memasukkan alat-alat tulis mereka ke dalam tas. Ada juga yang berlalu keluar kelas tanpa peduli pada buku-bukunya yang berserakan di meja.Dua orang perempuan dari bangku depan berjalan menghampirinya. "Kenalin nama gue Icha," ucap gadis dengan rambut diikat dan bandana merah di kepalanya."Kalo gue Liana, panggil aja Lili." Gadis dengan rambut tergerai sebahu itu tersenyum manis yang dibalas senyuman tak kalah manis juga oleh Glora."Hai semuanya.""Yaudah yuk ke kantin." Tasya beranjak dari duduknya diikuti Icha dan Lili."Loh Glo, ayo kok malah diem?" tanya Icha."Eumm kalian duluan aja."Mereka bertiga kembali duduk. "Kenapa Glo, lo ada masalah?" tanya Tasya dengan heran."Glo nunggu kakak Glo dulu, Glo ga dibolehin keluar kalo nggak sama kakak.""Lo punya kaka

  • Little girl   BAB 2

    "Ayo turun.""Eumm ... Kak."Elang yang akan membuka pintu mobil kembali membalikkan badannya menghadap Glora.Elang menaikkan sebelah alisnya dan bertanya, "Kenapa?" Glora menunduk dengan jari-jarinya yang saling bertautan, kebiasaannya ketika ia merasa takut atau gugup. "Takut," cicitnya dengan pelan."Kan kamu sendiri yang pengen sekolah, udah kakak bilang tetep di rumah tapi kamu yang bandel kan?""Iya sih, tapi kan ini salah kakak juga kenapa coba aku ga disekolahin dari dulu, kan Glo ga akan gugup gini," ucapnya dengan kesal.Elang menghela napas panjang. "Terus kamu maunya gimana sayang, hm?" Glora menggelengkan kepalanya. "Ga tau, Glo pengen sekolah tapi Glo gugup banget."Elang membuka pintu mobilnya lalu keluar begitu saja, Glora yang melihat itu seketika panik karena Elang yang akan meninggalkannya. Baru saja akan membuka pintu, pintu itu sudah lebih dulu terbuka. Glora bernapas lega ternyata Ela

  • Little girl   BAB 1

    "Kak, boleh ya?"Elang menghela napas lelah, sudah sejak ia pulang sekolah Glora terus merengek seperti ini. "No, sayang."Glora mendengus kesal membuang pandangannya lalu melipat tangannya di dada. "Ih Glo kesel sama kakak, kenapa kakak boleh pergi ke sekolah sementara Glo tetap di rumah?Elang menggeser duduknya lebih merapat ke arah Glora, mengelus lembut rambut gadis itu. "Sayang dengerin kakak, di sekolah tuh ga ada yang spesial, belajar di sekolah sama di rumah itu sama aja."Mulut gadis itu berkomat-kamit mengikuti ucapan Elang dengan sedikit berlebihan. Elang membawa Glora ke pangkuannya. Gadis itu pun menyenderkan kepala di dada bidang Elang. "Kenapa pengen belajar di sekolah hmm?" tanya laki-laki itu dengan lembut.Glora mengangkat wajahnya memandang wajah Elang dari bawah. "Glo kan juga pengen punya temen, Glo bosen sendirian terus." Glora memajukan bibir bawahnya cemberut."Kan ada kakak, sayang.""Ih kakak ga asik.

  • Little girl   PROLOG

    Anak laki-laki itu tersenyum ketika melihat ayahnya masuk ke dalam rumah dengan seorang bocah cantik yang berada di gendongannya."Hey boy, are you happy?"Anak laki-laki itu mengangguk dengan semangat, lalu meminta ayahnya untuk menurunkan anak perempuan yang sekarang menunduk malu di hadapan si bocah laki-laki itu."I'm very happy," jawab Elang, anak laki-laki yang baru saja menginjak usia delapan tahun."Glora, mulai saat ini kak Elang akan jadi kakak kamu, oke?" tanya Dimas—ayah Elang yang di mana menjadi ayah Glora juga. Glora mengangkat wajahnya memandang Dimas, lalu mengangguk. "Iya, Ayah," ucapnya dengan pelan."Oke kamu di sini ya sama kak Elang, ayah mau kerja lagi."Dimas kini berjongkok di depan Elang yang terus tersenyum sambil menatap ke arah Glora. "Hey boy, daddy mau ke kantor. Jaga adikmu baik-baik, oke?"Elang mengangkat tangan, hormat kepada Dimas dan berkata, "Siap, Dad!"Setelah mengelus puncak kepala

DMCA.com Protection Status