Share

God's punishment?

Semilir angin dingin kota Bandung tidak mematahkan tekad Edward untuk menemukan Rosie. Sepuluh menit lalu Rosie menelpon dan memberitahu lokasinya. Dia menunggu di halte bus depan sebuah toserba. Kini toserba yang dimaksud telah tutup, hanya beberapa lampu jalan temaram menerangi sisi jalan kosong. Sudah pasti, sekarang pukul sepuluh lewat sepuluh, hampir semua toko di pinggir jalan sudah tutup, mobil pun sangat jarang berlalu lalang.

Hati Edward mencelos. Tidak tahu karena lega atau miris. Pemandangan Rosie duduk di aspal keras di dalam halte bus sembari memeluk lututnya memicu amarah sekaligus kesedihan di benak Edward.

Tubuh kurus itu hanya berbalut gaun tipis putih selutut, terlihat jelas menggigil karena sengatan udara dingin. Wajah Rosie menunduk, kening bersandar pada lutut. Rambut hitamnya sudah acak-acakan tak karuan. Adik tirinya nampak menyedihkan dan dia membenci Damian Marley karena menjadi penyebabnya.

Cih. Edward lebi

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status