Vano menggenggam erat tangan Audrey dan mereka keluar bersama.
“Tolong gerbangnya dibuka aja.” Ucap Audrey pada pak satpam
Vano memanggil semua bodyguard yang dia tugaskan untuk berjaga di depan rumah Audrey.
“Baiklah. Sekarang tugas kalian sudah selesai. Jadi kalian boleh pergi.” Jelas Vano
Mereka semua terlihat mengangguk.
“Makasihnya mana?” tanya Audrey pada Vano
Semua bodyguard Vano menunggu disana. Mereka sudah tahu bahwa boss mereka tidak akan mengucapkan hal itu.
“Terimakasih!” ucap Vano.
Para bodyguard itu terlihat tercengang.
“Tuh kan mereka kaget. Kamu sih datar banget mukanya.” Kata Audrey
“Baiklah. Terimakasih karena sudah menjaga calon istri saya.” Ucap Vano
Audrey bisa melihat Vano yang tersenyum disana.
“Gitu dong!” kata Audrey
“Kan sudah saya bilang, tidak perlu memberitahu bossmu.”
Hari ini, Vano pergi untuk menemui mamanya yang memang sedang berada di London. Tidak lupa, dia juga membawa Audrey ikut serta untuk berkunjung kerumah mamanya.“Mama dimana?” tanya Vano karena dia tidak mendapati mamanya saat datang kesana.“Nyonya sedang berada di dapur tuan.” Balas BibiVano mengangguk sebagai jawaban. Dia lalu berjalan menuju dapur. Untuk menemui mamanya.Percaya atau tidak. Mama Vano itu jika sudah berada di dapur, maka pasti akan sangat lama. Vano saja bingung apa yang mamanya sukai hingga berlama-lama berada dapur.Vano memerhatikan keadaan dapur. Dan menemukan mamanya berada disana.“Halo ma!” sapa VanoMama Vano yang sedang sibuk memeriksa kulkas, langsung berbalik menatap putranya.“Mimpi apa sampai kamu datang kesini?” ucap mamaHaduhh. Baru saja datang. Vano malah sudah disemprot mamanya.“Kamu baru datang?” tanya mama tanpa m
“Beib!” panggil Vano saat Audrey akan turun dari mobilnya.“Iyaa?” tanya Audrey“Kamu kapan balik ke Aussie?” tanya Vano“Rencananya sih lusa. Aku masih ada urusan lagi besok.” Jawab Audrey“Memangnya kenapa?” tanya Audrey“Aku mau nganterin kamu ke Aussie. Sekalian ketemu sama Mami kamu.” Kata Vano“Loh. Kamu nggak kerja?” ujar Audrey“Aku kira kamu balik ke Jakarta besok.” Lanjut Audrey lagi“Iyaa sih. Tapi aku nggak bisa ninggalin kamu sendirian disini.” Jelas VanoAudrey menatap pria itu sembari menghembuskan napas berat.“Aku nggak akan pergi lagi. Kalau itu yang kamu takutin.” Kata Audrey“Bukan gitu beib.” Bantah Vano cepat.“Terus apa? Kamu nggak percaya sama aku?” ucap AudreyVano menggeleng dengan sekuat tenaga.“Iya deh iya. Bes
Vano baru saja sampai di Jakarta. Dia dijemput supir pribadinya dan sengaja tidak meminta Dika untuk ikut menjemput.Vano mengutak-atik ponselnya, dan mencoba menelpon Audrey.Panggilan itu beedering hingga beberapa detik. Namun Audrey belum juga mengangkat panggilan dari Vano.Saat Vano ingin mematikan panggilan yang sudah dia coba untuk ketiga kalinya itu, Audrey malah mengangkatnya.“Halo beib!” sapa Audrey“Kok lama banget sih angkatnya? Kamu kemana tadi beib?” tanya Vano“Barusan dari lantai bawah tadi. Ponselnya aku tinggal di kamar.” Jawab Audrey“Baru juga panggilan pertama kan?” lanjut Audrey“Apa beib? Panggilan pertama?” balas Vano cepat“Ini udah panggilan ketiga tahu. Kamu itu suka banget bikin aku khawatir!” jelas VanoPria itu bisa mendengar tawa Audrey diseberang sana.“Iyaa maaf. Aku kan nggak ngecek dulu tadi.&rd
“Selamat siang pak!” ucap seorang pegawai yang berpapasan dengan Vano di kantor“Iyaa. Selamat siang.” Balas VanoPegawai itu merasa terkejut karena sapaannya dijawab oleh si boss besar.“Siang pak!”“Siang pak Vano!”Semua orang yang berpapasan dengan Vano selalu menyapa dirinya.“Iyaa. Siang semua..” jawab VanoVano berjalan dengan senyum lebar yang tidak pernah hilang sejak tadi.“Apa yang terjadi? Apa itu benar boss?” tanya Tiara“Gue juga nggak tahu. Tapi aneh banget kan.” Balas yang lain“Tumben banget. Biasanya kan nggak pernah seramah itu.” Lanjut DitaSemua pekerja terus saja membicarakan tentang sikap Vano siang ini. Walau begitu, mereka merasa senang karena boss sudah lebih ramah kali ini.Vano berjalan keruangan kerjanya dan berpapasan dengan Dika.“Selamat siang pak!” sapa D
Audrey sedang menonton drama di ponselnya saat ini. Namun tiba-tiba, sebuah panggilan masuk ke dalam ponselnya.“Halo tante..” sapa Audrey pada seseorang di seberang sanaTernyata itu adalah sebuah panggilan video.“Halo Audrey..” balas mamanya Lara“Gimana tan? Lancar kan rencananya?” tanya AudreyMamanya Lara mengangguk dengan semangat“Iya dong.” Jawab mama Lara“Oh iya bentar. Tante mau telepon bundanya Dika juga.” LanjutnyaAudrey memberi acungan jempol sebagai jawaban. Mereka menunggu sebentar, hingga panggilan itu dijawab oleh bundanya Dika.“Halo Audrey..” sapa bunda“Halo juga Bunda..” balas Audrey“Barusan Audrey nanya tentang rencana kita tadi. Beneran berhasil dong bunda.” Ucap Audrey“Iyaa. Pasti itu. Tahu sendiri kan kalau emak-emak udah maksa.” Jawab bunda“Kenapa ng
Audrey sudah sampai di Aussie saat ini. Dia akan langsung pergi ke rumah mami. Sudah lama Audrey pergi tanpa kabar, dan dia sangat yakin jika mami pasti khawatir tentang keberadaannya selama itu.Saat Audrey sedang berada di dalam taxi, dia sengaja menurunkan kaca mobil. Saat sedang dalam perjalanan, sebuah mobil tiba-tiba saja menghadang taxi yang ditumpangi Audrey.“Apa yang terjadi pak?” tanya Audrey pada pak sopir“Saya juga tidak tahu nona.” Jawab pak sopirSopir itu turun untuk memeriksa, dan Audrey juga ikut turun dari sana.“Apa ada masalah?” tanya AudreySaat pemilil mobil di depannya itu turun, Audrey langsung terkaget.“Dasar bandel!” ucap papi Audrey sembari mencubit telinga anak gadis satu-satunya itu.“Papi… Audrey kangen tahuu!” Teriak Audrey dengan senang“Cepat ambil barang-barangnya.” Ucap papi memberi perintahSopir p
Di lain tempat, Vano sedang berkunjung ke rumah Yaya dan Ryan.Dia tidak sendiri. Di sana juga ada Yudha.“Halo kak!” sapa Yaya saat melihat kedatangan Vano.“Halo..” balas Vano“Gue nggak disapa nih?” ucap Yudha“Halo..” sapa Yaya pada Yudha“Datar banget sapaannya.” Kata Yudha“Kenapa dek? Masih mau deketin istrinya kakak?” kata Ryan yang baru saja bergabung bersama mereka.“Hehe, enggak kok kak. Becanda aja tadi!” balas Yudha“Halo Melodi..” sapa Vano pada melodi. Anak Yaya dan RyanVano selalu tersenyum saat melihat Melodi. Begitupun sebaliknya. Melodi selalu tersenyum senang saat melihat Vano.“Sini digendong dulu!” ucap Ryan yang memberi Melodi pada Vano“Hai..” ucap VanoSatu alasan kenapa Vano sangat menyukai Melodi, adalah karena Melodi sangat mirip dengan Audrey.
“Mami!” panggil AudreyDia sedang mengikuti maminya yang sedang berjalan mondar-mandir di dapur.“Ngapain sih ngikutin mami terus?” ujar mami“Audrey mau minta persetujuan mami. Mami masih kesel sama Vano yah?” tanya Audrey“Nggak usah bahas nama itu. Males mami dengernya.” Jawab mamiBukannya meredakan suasana, Audrey malah tersenyum dengan lebar“Mami cantik banget deh!” ucap Audrey yang kini sedang mencubit pipi maminya dengan gemasSaat Audrey masih berusaha untuk meyakinkan mami, papinya datang dan menuju arah mereka.“Hello darling!” sapa papi“Hai papi!” balas Audrey“Mami kenapa Aud?” tanya papi karena melihat istrinya yang sedang cemberut“Nggak tahu pi. Mukanya datar banget dari tadi.” Balas AudreyDia tertawa lepas saat mami menatapnya sembari meletakkan tangannya di pinggang.