“Mami!” panggil Audrey
Dia sedang mengikuti maminya yang sedang berjalan mondar-mandir di dapur.
“Ngapain sih ngikutin mami terus?” ujar mami
“Audrey mau minta persetujuan mami. Mami masih kesel sama Vano yah?” tanya Audrey
“Nggak usah bahas nama itu. Males mami dengernya.” Jawab mami
Bukannya meredakan suasana, Audrey malah tersenyum dengan lebar
“Mami cantik banget deh!” ucap Audrey yang kini sedang mencubit pipi maminya dengan gemas
Saat Audrey masih berusaha untuk meyakinkan mami, papinya datang dan menuju arah mereka.
“Hello darling!” sapa papi
“Hai papi!” balas Audrey
“Mami kenapa Aud?” tanya papi karena melihat istrinya yang sedang cemberut
“Nggak tahu pi. Mukanya datar banget dari tadi.” Balas Audrey
Dia tertawa lepas saat mami menatapnya sembari meletakkan tangannya di pinggang.
Malam ini, Audrey sekeluarg sudah siap untuk menyambut tamu papi.Padahal Audrey hanya akan berada di dapur. Jadi mungkin semua riasannya akan percuma saja.Audrey juga tidak ingin berdandan tadi. Tapi papi malah menyuruhnya untuk berpenampilan baik. Aneh sekali. Tidak biasanya papi seperti itu. Apalagi hanya karena tamu yang tidak lain, rekan kerja papi.Tok tok tokTerdengar suara ketukan dan bel di pintu rumah Audrey“Itu pasti tamunya papi!” ucap AudreyAudrey sengaja menyibukkan dirinya di dapur.“Bi!” panggil Audrey“Kalau papi atau mami perlu sesuatu, bibi tolong anterin kedepan yah.” Ucap Audrey“Kenapa gitu?” tanya bibi“Aku males aja kesana. Makanya aku disini aja siapin beberapa makanan.” Jelas AudreyWalau sebenarnya semua hidangan sudah siap sejak tadi.“Iya deh.” Balas bibiBibi tidak memanggil Audrey dengan
Keesokan harinya setelah acara kumpul keluarga itu, Audrey dan Vano akan berangkat ke Jakarta. Mereka sedang berpamitan saat ini.“Mami bakal nyusul seminggu lagi. Perlu banyak persiapan untuk acara pernikahan kalian nantinya.” Kata mamiAudrey mengangguk setuju.“Mami beneran mau nerima Vano kan?” tanya Audrey memastikan“Kalau mami nggak nerima, Vano pasti nggak ada di rumah ini sekarang.” Jawab mamiAudrey menatap kea rah Vano yang juga sedang menatapnya.“Makasih mami!” ucap Vano sembari tersenyumPria itu bahkan tidak melepaskan genggamannya dari tangan Audrey“Awas kamu nyakitin anak saya lagi!” ancam mami yang membuat Audrey tersenyum lebar“Saya janji mi. saya nggak akan pernah biarin Audrey pergi lagi!” balas Vano“Saya pegang janji kamu!” kata mamiVano dan Audrey bergegas pergi ke bandara setelahnya.Sesamp
Saat Audrey dan Vano baru sedang dalam perjalanan untuk pergi ke rumah Audrey, ponsel Audrey tiba-tiba saja berbunyi.“Wait..” ucap Audrey yang sedang mencari ponselnya di dalam tas yang sedang dia pangku itu.“Siapa beib?” tanya VanoAudrey mengangkat bahunya sebagai jawaban.Saat dia melihat si penelpon. Dia masih juga merasa bingung.“Aku nggak tahu. Ini nomor baru sih!” jawab AudreyAudrey mengangkat panggilan itu lebih dulu, sebelum Vano berkata sesuatu.“Halo!” sapa seseorang di seberang sana“Audrey!” lanjutnya lagiAudrey ingin bertanya tentang si penelpon. Tapi orang tersebut malah terus berbicara tanpa henti.“Audrey pliss. Jangan matiin panggilan gue!” ucap orang itu lagi“Ini siapa?” tanya Audrey“Ini gue. Dika! Masa sih lo nggak kenal suara gue.” Lanjut DikaAudrey berdecak kesal disana
Dua jam setelah Audrey sampai di rumahnya yang berada di Jakarta, dia langsung pergi ke rumah Dika. Untuk menemui Bunda Dika tentunya.Tak berapa lama, dia sudah sampai ditempat tujuan.“Audrey!” panggil bunda dengan semangat saat melihat Audrey berada di depan rumahnya.“Halo bunda.. Long time no see!” ucap AudreyMereka berdua berpelukan dengan erat untuk sesaat.“Gimana kabar kamu?” tanya Bunda“Baik kok bun. Bunda gimana kabarnya?” kali ini Audrey yang bertanya“Bunda juga baik. Kita mau langsung ke butik aja?” tanya BundaAudrey menganggukan kepalanya sebagai jawaban.“Ayo. Sambil cerita yah. Bunda mau cerita banyak hal sama kamu.” Kata bundaMereka menuju mobil Audrey dan seperti kata bunda. Mereka terus saja berbincang di sepanjang perjalanan.“Oh iya Bunda. Mamanya Lara gimana? Kita jemput dulu?” tanya Audrey saat me
Saat Audrey dan Vano baru sedang dalam perjalanan untuk pergi ke rumah Audrey, ponsel Audrey tiba-tiba saja berbunyi.“Wait..” ucap Audrey yang sedang mencari ponselnya di dalam tas yang sedang dia pegang.“Siapa?” tanya VanoAudrey mengangkat bahunya sebagai jawaban.“Aku nggak tahu. Ini nomor baru sih!” jawab AudreyAudrey mengangkat panggilan itu lebih dulu, sebelum Vano berkata sesuatu.“Halo!” sapa seseorang di seberang sana“Audrey!” lanjutnya lagi“Audrey pliss. Jangan matiin panggilan gue!” ucap Dika lagi“Ini siapa?” tanya Audrey“Ini gue. Dika! Masa sih lo nggak kenal suara gue.” Lanjut Dika“Yah secara lo nggak penting. Males gue inget suara lo!” balas AudreySebenarnya Audrey sudah mengenali suara Dika sejak awal saat dia mendengar suara itu.“Siapa?” tanya Vano l
Hari ini cuaca terlihat sangat cerah. Sepertinya hari ini akan terasa menyenangkan. Walau setiap hari rasanya menyenangkan bagi Audrey.“Mba audrey !” teriak seseorang dari depan rumah audreyMendengar itu, audrey bergegas turun karena dia juga akan berangkat ke kantor hari ini.“Iya mang!” jawab audrey saat mendapati mang ucup yang berada di depan rumah.“Selamat pagi neng,” ucap mang ucup dengan ramah“Pagi mang !” jawab audrey dengan senyum yang tak kalah ramahnya.Audrey selalu membeli onde-onde dari mang ucup dan memakan nya selama perjalanan. Walau dia juga sudah lebih dulu sarapan tadi. Maklumlah, rasanya kurang jika audrey belum ngemil di pagi hari.“Beli yang biasa mba ?” tanya mang ucup“Iya mang !” jawab audreyAh, audrey benci ketika tahu bulat di depannya juga seperti meminta untuk dibeli.“Sama tahunya mang, telur puyuhnya
~Dia tahu semuanya tidak akan pernah sama lagi. Namun dengan egoisnya,dia masih berharap semuanya akan baik-baik saja~Hari ini seperti biasa, audrey mengemudikan mobilnya menuju kantor. Dia selalu datang tepat waktu. Tidak terlalu cepat, dan tidak juga terlambat.Awalnya audrey tidak ingat dengan satpam di depan kantornya. Tapi kerumunan pagi ini membuat audrey kembali mengingat kejadian kemarin.Sepertinya pemandangan ini akan terjadi setiap hari. Semoga akhir pekan segera datang, walau hari ini barulah hari selasa.“Pagi mba audrey” sapa satpam yang sama seperti hari kemarin. Sebenarnya bukan saja hari kemarin, tapi setiap hari juga mereka selalu menyapa karyawan yang masuk.“Pagi juga pak..” jawab audrey“Masih sama kayak hari kemarin yah” kata audrey sambil melirik ke arah kerumunan itu.“Iya mba. Biasa, orang ganteng mah beda” jawab pak
“Dika” teriak audrey saat mendapati dika sedang berada di kantin perusahaan pagi ini“Kenapa audrey valerie yang suaranya cetar kayak toa. Pagi-pagi udah teriak aja” kata dikaSebetulnya dia sedang menjawab panggilan audrey atau sedang ceramah ?“Aishh. Btw, tumben itu di depan nggak ada kerumunan lagi. Udah lo apain ?” tanya audrey“Lo kira gue demen ama tu orang apa ? Gini-gini juga gue laki tauu” kata dika seperti sedang mencibir.“Tauu gue lo laki. Maksudnya tu satpam udah lo tegur, lo pindahin atau apa ? Masa ilang gitu aja ?” tanya audrey lagi“Bilang dong. Kan gue jadi nethink” kata dika“Nggak gue apa-apain sih. Bisa-bisa gue dipecat. Kan udah ada CEO baru sekarang” lanjut dikaAudrey hanya manggut-manggut merespon jawaban dika.“Kok feeling gue bilangnya itu satpam lagi nyamar deh” ucap audrey sembari membuat cappucci