Share

BAB 26. CIUMAN RINGAN

Penulis: Zii_Alpheratz
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-13 18:43:26

Tiba di rumah, Bagas memindahkan barang-barang ke dalam. Di susul Gina yang membantu anak-anaknya keluar dari mobil.

"Vin, kamu istirahat ke kamar!" titah Gina.

Gavin mengangguk, masuk ke dalam kamar di ikuti oleh adik-adiknya. Gina sendiri mulai membereskan dan memisahkan pakaian kotor dan pakaian bersih, menaruhnya pada tempat masing-masing.

"Nanti baju kotornya di laundry aja, Gin," ujar Bagas saat melihat tumpukan baju kotor di keranjang.

"Enggak usah, biar aku cuci sendiri aja." Gina menolak saran Bagas.

"Tapi baju kotornya banyak banget. Atau, ayo beli mesin cuci?"

Gina menoleh pada Bagas, lagi-lagi menolak. "Jangan, ngabisin uang."

"Gin-"

"Mas, aku enggak perlu mesin cuci. Aku bisa cuci sendiri!" Kesal Gina.

Bagas mengalah, tidak lagi mengatakan apa pun. Pria itu hanya memperhatikan Gina yang terus-menerus menyibukkan dirinya dengan hal-hal kecil.

"Aku udah ngumpulin bukti penyerangan yang adik tiri kami lakuin terhadap Gavin," ujar Bagas tiba-tiba. "Semua buktinya udah lengkap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Letnan Jendral, Rebut Kembali Hati Mantan Istrimu   BAB 27. AYAH GINA, BASRI

    Mendengar apa yang putranya katakan, Bagas langsung bangkit berdiri, menyingkirkan pekerjaan yang tadi sedang dia periksa."Papah juga belum makan, ayo ke sana!" Pria itu sangat bersemangat hingga putranya menatap dengan heran.Ghazi mengangguk, pulang ke rumah bersama sang ayah. Ketika ke duanya tiba di rumah kontrakan Gina, Bagas dan Ghazi langsung di sambut oleh bau harum yang semerbak. Bau itu berasal dari makanan yang Gina masak."Mah! Ghazi lapar!" Ghazi langsung masuk ke dalam, soal makanan memang anak satu itu jagonya.Bagas juga masuk, tersenyum ketika melihat punggung Gina yang sedang sibuk di dapur. Dia berjalan ke arah kamar yang Gavin tempati, melihat putra sulungnya sudah tidur bersama Binar."Kenapa mereka tidur awal banget?" tanya Bagas saat keluar dari kamar.Gina yang sudah selesai memasak dan sedang membawa piring ke ruang tengah lalu menjawab tanpa menoleh, "Mungkin kecapekan."Bagas mengangguk, dia mengikuti Gina saat wanita itu kembali berjalan masuk ke arah dapu

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-14
  • Letnan Jendral, Rebut Kembali Hati Mantan Istrimu   BAB 28. DIPECAT

    Pria tua itu tampak berapi-api dan marah ketika dirinya menghadapi Gina, tetapi ketika Bagas muncul keberaniannya menciut, dia menatap Bagas dengan tatapan gugup. Meski gugup, di bawah desakan istrinya Basri terus mengatakan hal yang ingin dia katakan.Mata Bagas menyipit ketika mendengar apa yang Basri katakan. Tatapannya begitu tajam hingga membuat Basri tanpa sadar gemetar dan takut. "Gina mungkin anak Bapak, tapi saya bukan. Saya enggak akan mencabut laporan saya ke polisi, kalau Pak Basri keberatan dan khawatir Wanda kesepian, saya bisa membuat Bapak masuk ke jeruji besi dan menemani anak kesayangan Bapak."Basri langsung ketakutan karena kata-kata Bagas. Dia menatap Gina yang berdiri diam di belakang pria itu seolah meminta bantuan."Gina, kamu tahu, kan, betapa baiknya adik kamu. Dia mau merawat Ayah yang sakit-sakitan ini, anggap saja ini sebagai balas budi kamu sama Wanda!""Wanda ngerawat Ayah?" tanya Gina dengan sarkas. Dia keluar dari belakang Bagas, menatap ayahnya dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-15
  • Letnan Jendral, Rebut Kembali Hati Mantan Istrimu   BAB 29. JALAN-JALAN

    Gina dan Bagas tanpa diduga berpapasan di jalan. Ketika Bagas melihar wanita itu berjalan kaki dengan wajah tertunduk, Bagas langsung memberhentikan mobilnya.''Na, kenapa kamu pulang lagi?'' tanya Bagas dengan heran karena dia tahu bahwa hari ini Gina sudah mulai bekerja. Wanita itu sendiri yang mengatakannya.Gina cukup terkejut mendengar suara Bagas, dia terlalu fokus melamun sambil berjalan hingga tidak menyadari bahwa sebuah mobil berhenti di dekatnya.''Ah, aku, aku cuma pengen pulang aja,'' jawab Gina dengan sedikit tergagap. Kening Bagas berkerut melihat mata merah Gina, wanita itu jelas-jelas menangis tapi dia masih berusaha untuk tersenyum di depannya. Hati Bagas berdenyut perih melihatnya.''Ayo masuk, biar kita sekalian bareng!'' ajal Bagas.Tatapan Gina beralih pada mobil di belakang Bagas, dia ragu apakah harus ikut atau tidak. Jika Gina masuk dan tetangganya melihat mereka berada di satu mobil yang sama 'lagi', gosip pasti akan kembali tersebar. Bukannya Gina tidak su

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-16
  • Letnan Jendral, Rebut Kembali Hati Mantan Istrimu   BAB 30. PINGSAN

    Gina langsung bersembunyi, berusaha untuk tidak terlihat oleh dokter Serly walaupun dia tidak tahu mengapa."Kamu kenapa?"Suara Bagas terdengar tiba-tiba, Gina langsung duduk secara normal, melihat pria itu yang sudah ada di hadapannya dengan segelas air es dan makanan ringan. Gina seketika menoleh pada dokter Sery dan benar saja, karena suara Bagas cukup nyaring, wanita itu akhirnya melihat mereka."Mas Bagas!" panggil dokter Serly ketika melihat Bagas.Bagas menoleh, mengerutkan kening melihat Serly yang datang menghampiri dia dan Gina. "Minum dulu!" titah Bagas sambil menyerahkan es teh di tangannya pada Gina."Makasih," ucap Gina.Keduanya mengabaikan Serly yang sekarang sudah berada di antara mereka."Kamu di sini juga, Mas?" tanya Serly Bagas.Yang di tanya menganggukkan kepalanya.Serly tersenyum, melirik singkat ke arah Gina, namun dia tidak mengatakan apa pun. Sebaliknya, Serly terus mengajak Bagas mengobrol, "Kalau gitu gimana kalau kita bareng? Soalnya aku juga baru datang

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-17
  • Letnan Jendral, Rebut Kembali Hati Mantan Istrimu   BAB 31. BUKAN PRIA YANG BAIK

    "Dokter bilang kanu kecapekan, kekurangan darah," ujar Feri lagi.Gina mengangguk, menghela nafas panjang. "Makasih, Mas, udH nolong aku," ucap Gina.Feri mengangguk. "Sama-sama. Ngomong-ngomong dokter bilang kamu udah boleh keluar dari rumah sakit, mau aku antar pulang?""Enggak usah, Mas. Nanti merepotkan." Gina menggelengkan kepalanya. Fia bangkit berdiri dari tempat tidur. Tubuhnya tidak lagi terasa lemas, pusing di kepalanya juga sudah mereda."Enggak merepotkan, kok, Gin. Ayo, aku antar kamu. Sekalian aku pengen ketemu sama anak-anak, udah lama banget, kan, aku enggak ketemu sama mereka."Gina akhirnya setuju untuk pulang diantar oleh Feri. Pria itu menggunakan sebuah motor, Gina duduk di belakangnya, lengannya memegang erat pakaian di pinggang Feri. Motor Feri melaju membelah jalan raya yang ramai akan pengendara. Beberapa menit kemudian, Feri memberhentikan motornya di depan rumah Gina."Makasih, ya, Mas," ucap Gina sambil turun dari motor. "Mau mampir? Katanya pengen ketemu a

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-19
  • Letnan Jendral, Rebut Kembali Hati Mantan Istrimu   BAB 32. PEKERJAAN

    Mengapa orang-orang di desa sangat bodoh? Bukankah tempo hari Bagas sudah mengatakan bahwa dokter Serly dan dirinya tidak memiliki hubungan apa pun? Akan tetapi beberapa hari kemudian mereka dengan cepat lupa dan ketika Serly curhat bahwa Bagas, sebagai calon suaminya, lebih perhatian pada Gina, mereka percaya."Bu dokter jangan diem aja, nanti keenakan si Gina di deketin terus sama pak Bagas, nanti dia ngiranya pak Bagas pengen balikan lagi."Gosip di desa berkembang dengan sangat cepat, ibu-ibu berbicara dari mulut ke mulut betapa menyedihkannya dokter Serly dan betapa kejam dan genitnya Gina karena menggoda mantan suaminya yang sudah memiliki istri.Keesokan harinya Gina pergi untuk membeli sayuran di tempat biasa. Di sana sudah banyak ibu-ibu berkumpul sambil memilah-milah sayuran."Pagi, Bu!" sapa Gina ketika tiba di sana.Wanita-wanita setengah baya itu tampak canggung karena kedatangan Gina. Mereka menatap Gina dengan serba salah dan membalas sapaannya, "Pagi, Bu Gina."Gina ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-20
  • Letnan Jendral, Rebut Kembali Hati Mantan Istrimu   BAB 33. MARAH

    Gina termenung, bingung apakah dia harus menerimanya atau tidak."Kalau kamu mau, aku bisa kabarin temenku biar kamu masuk ke sana. Gajinya lumayan, loh, Gin, kerjanya juga cuka nganter minuman doang." Sari terus membujuk Gina."Aku pikirin dulu, deh, Sar. Soalnya aku takut kalau kerja kaya gitu. Besok aku kasih tau, yah," ujar Gina sambil tersenyum."Oh, ya udah, deh. Tapi besok langsung jawab, yah, takutnya nanti keburu ada yang gantikan."Gina menganggukkan kepalanya pelan. Keduanya kembali mengobrol seputar hal-hal biasa. Ketika sore hari tiba, Sari pamit pulang karena dia belum membuat makanan untuk suaminya yang akan pulang dari pekerjaan.Gina juga masuk ke dalam rumah, anak-anaknya sedang bermain di luar, Gavin yang sudah melepaskan jahitan di kepalanya juga ikut bermain.***"Dua hari lagi kita akan melakukan penangkapan. Tempatnya sudah di konfirmasi, di sebuah club malam, hanya 2 kilometer dari kampung yang bapak tempati sekarang." Itu adalah suara seorang pria yang duduk di

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Letnan Jendral, Rebut Kembali Hati Mantan Istrimu   BAB 34. MELAMAR PEKERJAAN

    ''Aku enggak ngerti apa maksud kamu, Aku enggak pernah pergi-'' Tiba-tiba Bagas teringat bahwa tadi pagi dia pergi bersama Serly dan anak-anaknya mengatakan bahwa mereka melihat. Apa Gina juga melihatnya?''Lepasin!'' titah Gina dengan kesal.''Aku pergi sama dokter Serly karena ada urusan pekerjaan, bukan apa yang kamu pikirkan.'' Bagas menjelaskan.''Itu bukan urusan aku, kita bukan siapa-siapa,'' balas Gina.Bagas terdiam, seolah menyadari bahwa keduanya memang tidak memiliki hubungan apa pun. ''Kalau gitu kenapa kamu marah?'' tanya Bagas lagi.''Mas, bisa tolong lepas?'' kali ini Gina bertanya dengan suara dingin.Pengangan tangan Bagas seketika terlepas dari pintu Gina. Gina memalinhkan wajah, masuk ke dalam rumah dan menutup pintu. Bagas menatap dengan hampa Gina yang menghilang di balik pintu tertutup, rasa sesak menyebar dengan cepat di hatinya mendengar nada dingin Gina saat bicara padanya.***Gina duduk di sudut tepi tepat tidur, memegang sebuah kartu ATM yang Bagas berikan

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-22

Bab terbaru

  • Letnan Jendral, Rebut Kembali Hati Mantan Istrimu   BAB. KEHAMILAN [END]

    "Na, kenapa muka kamu pucat banget, kamu masih sakit?" tanya Dimas ketika dia melihat wajah Aina yang tampak tidak sehat.Aina menoleh ketika mendengar suara bertanya Dimas, dia menggelengkan kepalanya dan menjawab, "Saya enggak pa-pa, kok, Pak!" Bibir pucat Aina terangkat, dia mencoba untuk baik-baik saja.Kening Dimas bertaut, masih merasa khawatir bahkan jika Aina berkata bahwa dia baik-baik saja. "Kamu sudah periksa ke rumah sakit?" tanya Dimas lagi."Saya cuma masuk angin, enggak perlu ke rumah sakit.""Kamu terlalu keras kepala, Na. Jangan sepelekan penyakit bahkan kalau pun itu hanya masuk angin. Saya antar kamu ke rumah sakit sekarang!" ujar Dimas dengan nada sedikit memaksa.Aina enggan, mereka masih berada di tempat kerja dan beberapa karyawan memperhatikannya. Dia takut jika Dimas mengantarnya ke rumah sakit di tengah jam kerja, pria itu akan terseret gosip karenanya. Karena Aina tahu betul jika beberapa karyawan sering memperhatikan dia dan bergosip secara diam-diam."Engg

  • Letnan Jendral, Rebut Kembali Hati Mantan Istrimu   BAB. APA HUBUNGANNYA?

    Aina sedang duduk di atas tempat tidur saat bel pintu apartemen berdering. Aina yang sedang cemas menunggu kepulangan Gavin langsung berdiri, bergegas keluar dari kamar untuk membuka pintu.Ketika pintu apartemen dibuka, Aina melihat Gavin yang sedang di papah oleh seorang wanita yang Aina tahu dia berjama Celine."Gavin kenapa?" tanya Aina, sedikit panik melihat Gavin yang tampak tidak sadarkan diri."Gavin Mabuk, tolong minggir dulu, biar gue yang antar dia ke kamarnya!" Celine mendorong Aina ke samping, lalu dia bergegas masuk dengan susah payah. "Di mana kamar Gavin?" tanya Celine."Dudukkan di sofa aja," ujar Aina.Celine mendudukkan Gavin yang mabuk di atas sofa, wanita itu membuka jaket yang Gavin kenalan dan menyuruh Aina yang sedari tadi hanya berdiri dan menatap dari samping, "Buatin air hangat pake madu dan jeruk!"Meski hatinya merasa tidak nyaman melihat Celine yang begitu merawat Gavin, tapi dia tetap sigap melakukan hal yang Celine minta. Dia bergegas pergi ke dapur, me

  • Letnan Jendral, Rebut Kembali Hati Mantan Istrimu   BAB 89. KURANG AJAR

    Aina pulang ke apartemen. Saat dia membuka pintu dan masuk, Aina meletakan barang-barang yang dia beli, dia bahkan tidak sempat membereskan semua itu karena Aina langsung pergi ke dalam kamar mandi dan muntah lagi.Hoek, hoek, hoek.Terengah-engah, Aina menopang tubuhnya pada pinggiran wastafel. Dia berkumur, mencuci mulut dan wajahnya agar terlihat segar. Aina lalu mendongak, menatap wajah pucat nya di cermin. Pantulan dirinya di cermin terlihat sangat kuyu dengan wajah yang basah oleh air dan rambut acak-acakan.Menghela nafas, Aina keluar dari kamar mandi, dia mengganti pakaiannya dengan kaus dan celana pendek sebelum akhirnya berbaring di tempat tidur untuk menenangkan rasa mual di perutnya. Aina berharap bahwa setelah dia bangun nanti, rasa mual itu akan menghilang.***Gavin kembali ke apartemennya setelah menginap di rumah usai ulang tahun bunga, adiknya yang terakhir. Dia menekan serangkaian kata sandi, dan ketika pintu dibuka, Gavin masuk ke dalam apartemen.Suasana hening mem

  • Letnan Jendral, Rebut Kembali Hati Mantan Istrimu   BAB 88. MUAL

    Aina berdiri di trotoar, menunggu kendaraan umum yang lewat. Wanita itu celingak-celinguk, menunggu dengan cemas. Hari sudah menunjukan pukul tujuh malam, namun dia belum juga mendapati kendaraan yang lewat karena memang hujan deras baru yang diiringi oleh suara petir saja mereda. "Na, kamu mau bareng aja sama saya?" Dimas yang menghampiri Aina bertanya pada wanita itu."Enggak usah, pak. Saya bisa nunggu sebentar lagi, kok." Aina menggeleng, menolak sambil tersenyum."Kalau begitu saya temenin kamu nunggu, ini udah malem, enggak baik perempuan di pinggir jalan kaya gini." Dimas menawarkan diri."Tapi-" Aina ingin menolak, dia merasa tidak enak pada Dimas. Bagaimanapun pria itu juga pasti punya kesibukan setelah ini."Jangan nolak. Saya enggak terima penolakan." Dimas bersikukuh untuk menemani Aina.Pada akhirnya Aina dengan pasrah membiarkan Dimas menemaninya. Wanita itu sedari tadi mengguncang ponsel yang ada dalam genggamannya, menghubungi Gavin berulang kali untuk meminta jemput.

  • Letnan Jendral, Rebut Kembali Hati Mantan Istrimu   BAB 87. KENAPA BUKAN AKU?

    "Kamu pulang?" sapa Aina ketika dia melihat Gavin yang masuk ke dalam apartemen.Gavin mengangguk, dia membuka jaket yang dia kenakan, melemparnya ke atas sofa dengan sembarangan. "Gue lapar, ada makanan?" tanya Gavin.Aina bangkit berdiri dari sofa, dia berjalan ke arah dapur sambil menjawab, "Ada, makan sekarang apa mandi dulu?" tanya Aina."Makan sekarang," jawab Gavin.Mengangguk, Aina mengambil piring dan menyiapkan makanan untuk Gavin. Pria itu duduk di atas meja makan sambil menunggu Aina selesai menyiapkan makanan. Setelah makanan tersaji di hadapannya, Gavin mulai melahap makanannya."Perempuan yang sama kamu tadi siapa?" tanya Aina, dia bertanya dengan hati-hati agar Gavin tidak marah."Temen, kenapa?" Gavin balik bertanya tanpa menatap Aina."Enggak, keliatannya akrab banget sama kamu. Tadi kamu nelepon aku pake nomor dia?"Mengangguk, Gavin mendongak menatap wanita itu. "Kenapa, sih?" tanya Gavin.Kepala Aina menggeleng, dia menuangkan air putih ke dalam gelas dan menaruhn

  • Letnan Jendral, Rebut Kembali Hati Mantan Istrimu   BAB 86. WANITA ITU SIAPA?

    "Vin...ugh." Aina melenguh saat Gavin mengecupi di sepanjang lehernya hingga akhirnya pria itu berhenti pada dadanya yang ranum.Rasa geli menyebar ke seluruh tubuh Aina, apalagi saat bibir Gavin dengan rakus mengisap pucuk dadanya bergantian. Aina mengelus rambut kepala Gavin, membuat pria wajah pria itu terbenam di sana.Tubuh keduanya sama-sama bugil, saling mengerat satu sama lain. Keringat mereka membanjiri tubuh, ac yang tergantung di dinding sama sekali tidak mempengaruhi suhu panas di antara keduanya."Baring!" titah Gavin pada Aina.Mengangguk, Aina berbaring di atas tempat tidur sambil membuka ke dua kakinya. Nafas Gavin memberat melihat wanita itu menatapnya dari bawah dengan ekspresi yang begitu provokatif."Emh..." Aina tersentak, Gavin memasuki dirinya secara tiba-tiba.Kegiatan yang biasa mereka lakukan setiap malam jika Gavin memintanya, Aina hanya menurut, bagaimana pun menurutnya Gavin adalah pria yang baik yang banyak membantunya di saat dia kesulitan. Aina sama sek

  • Letnan Jendral, Rebut Kembali Hati Mantan Istrimu   BAB 85. 4 TAHUN KEMUDIAN

    Di sebuah kamar yang remang, seorang wanita menggeliat di atas tempat tidur. Kelopak mata wanita itu terbuka, dia menguap, mencoba bangkit dari tempat tidur ketika tubuhnya tiba-tiba di peluk dengan erat pada pelukan seorang pria yang tertidur di sebelahnya."Vin, lepasin dulu!" titah Wanita yang tidak lain adalah Aina, dia mencoba menyingkirkan tangan Gavin yang melingkari pinggangnya."Sebentar aja," gumam Gavin dengan mata tertutup.Aina menghela nafas. "Ini udah siang, Vin. Katanya kamu ada kuliah jam segini?" tanya Aina dengan nada tidak berdaya.Gavin melepaskan pelukannya, dengan malas bangkit dari tempat tidur. "Sebenernya sesekali bolos juga gak pa-pa," ujar Pria itu."Kalau papah kamu tau, kamu pasti di marahin!" Aina turun dari tempat tidur, memunguti pakaiannya yang tergeletak di lantai. "Cepetan bangun!" titah Aina lagi pada Gavin sebelum dia masuk ke dalam kamar mandi.Selesai mandi dan berpakaian, Aina keluar dari sana, dia melihat Gavin yang hanya memakai boxernya seda

  • Letnan Jendral, Rebut Kembali Hati Mantan Istrimu   BAB 85. APA YANG KAMU HARAPKAN?

    "Makasih, ya, Vin. Lo udah mau nganter gue," ucap Jullia pada Gavin yang berjalan di sampingnya.Gavin mengangguk, tatapannya mengedar menatap toko-toko dan orang yang berlalu-lalang. Dia melihat sebuah gaun cantik di salah satu etalase toko, berpikir jika Aina mengenakan gaun itu pasti akan terlihat cocok dan sangat cantik. Gavin tanpa sadar tersenyum."Vin!" Julia menegur pria yang ternyata tidak memperhatikan dan mendengarkannya."Hah? Kenapa?" Gavin menoleh pada Julia dengan wajah bingung."Lo mikirin apa, sih? Gue ngomong dari tadi ternyata enggak lo dengerin!" Julia cemberut kesal.Tangan Gavin terulur, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Sorry," ucap Gavin dengan rasa bersalah.Keduanya mengobrol di sepanjang perjalanan. Gavin terus mengikuti Julia meski dia tidak tahu ke mana tujuan wanita itu karena sedari tadi mereka hanya berkeliling mall.Tanpa mereka sadar, seseorang menatap keduanya di kejauhan. Gadis itu bersembunyi di salah satu tiang tinggi, melihat Julia yang tam

  • Letnan Jendral, Rebut Kembali Hati Mantan Istrimu   BAB 84. LELAH

    Seperti yang Gavin katakan, dia tidak ikut mengantar Aina hingga rumahnya, namun hanya di depan gang. Gavin ikut turun ketika Aina turun dari mobil, ia melihat ke gang yang cukup gelap di belakang karena matahari sudah terbenam."Gue anter, ya. Itu gangnya gelap banget, gimana kalau ada apa-apa?" tanya Gavin dengan khawatir.Aina menggelengkan kepalanya, dia menolak, "Enggak usah, Vin. Enggak bakalan ada apa-apa, kok. Aku udah biasa jalan sendiri.""Kalau gitu-""Wih, wih, wih!" Supri tiba-tiba datang dari arah gang, menghampiri Aina dan Gavin di sana.Gavin menatap Aina sejenak, lalu tatapannya beralih pada Supri yang datang. Dia tahu bahwa pria itu adalah ayah dari Aina, Gavin hendak menyapa dengan sopan saat Supri tiba-tiba membuka suara."Katanya cuma temen! Huh! Kalau kaya gitu ngapain kamu nangis-nangis sepatunya Bapak jual? Kan bisa beli lagi," ujar Supri sambil menoyor kepala Aina.Gavin terkejut, dia tidak menyangka jika Supri akan mengatakan itu. "Sepatunya di jual?" tanya G

DMCA.com Protection Status